Perusahaan Asing Pertama yang Dirugikan Tiongkok di Tengah Ketegangan Hubungan dengan Australia

SYDNEY – Pengiriman-pengiriman anggur (wine) dari bisnis Australia, Pernod Ricard, telah ditahan di pelabuhan-pelabuhan Tiongkok, dua sumber mengatakan kepada Reuters, perusahaan asing pertama yang dirugikan oleh memburuknya hubungan antara Australia dengan Tiongkok.

Enam perusahaan anggur Australia telah menghadapi penundaan-penundaan bea cukai Tiongkok sejak Perdana Menteri Turnbull mengeluhkan gangguan politik Tiongkok akhir tahun lalu, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan bulan ini. Komentar-komentar Turnbull diikuti berbulan-bulan oleh laporan-laporan media yang mengekspos upaya-upaya Tiongkok dalam mempengaruhi pemilu-pemilu setempat dengan memberikan sumbangan-sumbangan kepada para politisi.

Perusahaan Prancis yang terdaftar secara publik dimiliki Pernod Ricard tersebut memiliki merek anggur terbesar Australia, Jacob’s Creek. Tampaknya telah menghadapi pembalasan Tiongkok sebagai akibat penolakan Australia yang terang-terangan terhadap pengaruh Tiongkok.

“Pernod Ricard melalui kepemilikannya terhadap Jacob’s Creek telah terkena dampak oleh pembatasan Tiongkok,” kata seorang sumber pemerintah yang menjelaskan masalah ini, yang menolak untuk diidentifikasi karena ia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.

Kantor pusat Pernod Ricard di Prancis menolak berkomentar, sementara juru bicara Pernod Ricard menolak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik, mengarahkan Reuters pada organisasi industri Wine Australia. Ia menolak berkomentar.

Dalam beberapa bulan terakhir, Treasury Wine Estates dan McWilliams Wines, keduanya merek Australia, mengungkapkan bahwa mereka mengalami masalah dengan bea cukai Tiongkok.

Mereka dan Pernod Ricard bergabung dengan beberapa perusahaan lain untuk pertemuan darurat dengan pejabat pemerintah pekan lalu, kata sumber pemerintah, untuk mendesak pemerintah menghentikan kebuntuan tersebut dengan Tiongkok.

Bea Cukai Tiongkok belum menanggapi faksimile yang meminta komentar tentang keluhan-keluhan Australia tentang penundaan-penundaan tersebut.

Pernod Ricard, yang memproduksi dan menjual berbagai minuman beralkohol termasuk Absolut Vodka dan Martell cognac, tidak mempublikasikan catatan-catatan tentang penjualan anggur Jacob’s Creek ke Tiongkok.

Tetapi bulan ini, dikatakan bahwa Tiongkok telah menyumbang sekitar 9 persen dari penjualan globalnya sebesar 9 miliar euro ($10,57 miliar).

Penundaan-penundaan Tiongkok tersebut telah memberi bayangan di atas sebuah periode emas pada ekspor anggur Australia, yang diperkirakan bernilai lebih dari AU$1 miliar (sekitar US$759 juta) pada tahun 2018, angka pemerintah menunjukkan, dibandingkan dengan AU$848 juta (sekitar US$641 juta) tahun lalu.

Australia menuduh Tiongkok ikut campur di dalam urusan-urusan domestiknya dan memasukkan undang-undang interferensi asing yang telah membuat tegang hubungan antara kedua mitra dagang tersebut. (ran)

ErabaruNews