Insinyur Rolls-Royce Bersekongkol Kirim Teknologi Jet Tempur Siluman ke Tiongkok

Seorang mantan insinyur Rollin Royce multinasional Inggris ditangkap pada 12 Juni setelah diduga menyebarkan rahasia dagang militer ke Tiongkok.

Bryn Jones, seorang mantan kepala ahli teknologi pembakaran yang dipekerjakan oleh Rolls-Royce dari 1968 hingga 1996, ditangkap di rumahnya di Inggris, surat kabar Inggris The Sun pertama kali melaporkan.

Dia dicurigai telah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan dengan benar secara teknis yang terkait dengan jet tempur siluman Royal Air Force F-35 yang baru dibeli seharga 100 juta poundsterling ($132,7 juta).

Insinyur berusia 73 tahun tersebut ditangkap setelah badan intelijen Inggris MI5 menerima informasi berklasifikasi rahasia telah mengirim ke Beijing. Dia telah dibebaskan menunggu penyelidikan.

Jones saat ini adalah seorang profesor bidang pembakaran turbin gas di Universitas Aeronautikal di Xi’an, Kota Xi’an, Provinsi Shaanxi, menurut The Sun.

Teknologi Rolls-Royce yang telah dikembangkan berada di balik sistem daya angkat jet tempur siluman F-35 tersebut yang memungkinkannya melayang dan mendarat secara vertikal di kapal induk.

Polisi Inggris mengkonfirmasi pada 14 Juni bahwa seorang pria telah ditangkap sehubungan dengan penyelidikan di bawah Undang-undang Rahasia Resmi, sebuah undang-undang Inggris yang menentang spionase. Mereka telah menyita komputer dan drive USB dari rumah Jones.

Polisi juga mencari tahu apakah informasi lain mengenai kontrak-kontrak pertahanan Rolls-Royce terancam, menurut The Sun.

Perusahaan Inggris tersebut adalah salah satu kontraktor pertahanan terbesar di dunia dan produsen mesin-mesin pesawat terbang teratas.

Dikembangkan oleh pabrikan pertahanan AS, Lockheed Martin, jet tempur siluman F-35 adalah salah satu program senjata paling mahal dalam sejarah, hampir $400 miliar, menurut Departemen Pertahanan AS.

Menurut Lockheed Martin, sekitar 15 persen dari nilai setiap jet tempur siluman F-35, yang direncanakan perusahaan akan diperluas sampai lebih dari 3.000 armada secara global, diproduksi di Inggris.

Jet tempur F-35 supersonik menggunakan teknologi siluman untuk menghindari terdeteksi oleh radar dan memungkinkan pilot untuk melakukan serangan secara elektronik.

Inggris berencana membeli 138 jet tempur siluman F-35, menurut surat kabar Inggris, The Telegraph.

Rejim Tiongkok memiliki sejarah mencuri teknologi militer. Jet tempur J-20 milik angkatan udara Tiongkok secara luas diyakini sebagai tiruan F-35. Pada tahun 2014, Su Bin, seorang warga negara Tiongkok, mengaku bersalah karena bersekongkol dengan perwira militer Tiongkok untuk mencuri informasi desain dan teknologi manufaktur untuk F-35 dan jet tempur Amerika lainnya.

Su telah membantu peretas militer untuk mengakses jaringan komputer kontraktor pertahanan utama AS, seperti produsen pesawat Boeing. Pada 2016, dia dijatuhi hukuman 46 bulan di penjara federal.

Pada tahun 2008, rezim Tiongkok mengakuisisi perusahaan teknologi Inggris, Dynex Semiconductor, melalui perusahaan milik negara. Dynex memproduksi chip canggih yang memungkinkan peluncuran pesawat dari dek penerbangan operator menggunakan teknologi elektromagnetik. Angkatan laut Tiongkok sekarang menggunakan teknologi yang sama. (ran)

ErabaruNews