Dunia Yang Tengah Dikalahkan Akan Lawan Balik Komunisme

Tang Ming – Epochtimes.com

Setelah pemimpin kubu komunis dunia yakni Uni Soviet runtuh (1991), diam-diam PKT (Partai Komnis Tiongkok) mulai berkembang,dan menjadi pemimpin komunis yang baru dengan mengenakan jubah kapitalisme, pada permukaan tidak ada lagi konflik terbuka secara politik dan militer.

Meski masyarakat internasional tidak menerima konsep eksistensi PKT tersebut, namun tidak menolak badan perpolitikan ini menyusup masuk ke tengah masyarakat internasional. Amerika Serikat dan dan WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) pun berniat mengubah PKT, hendak membuatnya menjadi bagian dari tatanan ekonomi pasar bebas internasional serta mengarahkannya ke dunia yang beradab, dengan demikian mengubah total sistem politik PKT.

Namun puluhan tahun telah berlalu, PKT tidak hanya tidak kunjung diubah oleh peradaban dan nilai universal dunia, justru sebaliknya, ideologi komunisnya PKT malah berambisi mengubah dunia. Untuk mencapai tujuan mendominasi dunianya itu, dengan politik, ekonomi dan militer ia menyusup ke berbagai aspek di seluruh dunia, bersaing strategi yang sengit dengan AS dan masyarakat internasional, momentum dan tingkat bahaya serta dampak bencana yang ditimbulkannya jauh melampaui masa Perang Dingin.

Dunia Yang Nyaris Dikalahkan Oleh Paham Komunis

Komunisme tengah menggerogoti dunia dengan berbagai cara, yang terutama terbagi menjadi dua wujud utama yakni secara terbuka dan secara diam-diam. Secara terbuka, Negara dengan badan politik yang mengibarkan panji komunisme pada dasarnya sudah tidak banyak, namun perwujudan dengan cara ini sangat brutal dan kejam.

PKT melakukan yang disebut reformasi keterbukaan, tidak ada lagi sensitif politik, saling berseberangan dan berkonfrontasi seperti pada masa Perang Dingin dulu, namun ada keleluasaan ruang gerak penyusupan ideologi dengan memanfaatkan celah teknologi dan cara premanisme untuk masuk ke berbagai lini berupaya mengubah dunia.

Tidak hanya memiliki senjata nuklir, bahkan negara sekecil Korut pun mati-matian mengembangkan senjata nuklir, dan berani menantang AS sehingga menjadi ancaman besar bagi dunia. Dalam hal ekonomi adalah dengan kebijakan One Belt One Road (OBOR) dan berbagai cara hubungan ekonomi lainnya menyusupkan revolusi kekerasan dan korupsi, menyusupkan konsep moral yang merosot dan nilai kejahatan sesat, tidak menaati standar industri internasional, melanggar peraturan internasional semaunya sendiri, mencuri kekayaan intelektual, melakukan serangan hacker, dan semau gue mengibarkan bendera komunisnya di jalanan negara-negara lain.

PKT merusak agama dan kebudayaan secara menyeluruh, antek partai dan preman menguasai tempat-tempat suci keagamaan, para Lama (sebutan untuk bhiksu Tibet) yang cinta damai dipaksa memakai seragam kamuflase militer dan menyanyikan lagu komunis, rezim atheis ini bahkan berdiri di atas altar dan berniat mengubah agama dan memimpin agama.

Selain hendak mengubah “kitab suci”, juga memperpanjang tangan hitamnya itu ke luar negeri, memengaruhi, menyuap atau mengancam kelompok agama di luar negeri dan juga orang-orang tertentu agar tunduk pada PKT dan melakukan aktivitas keagamaan sesuai kemauan PKT. Terhadap praktisi Falun Gong yang menganut “Sejati-Baik-Sabar”, PKT tidak mampu mengendalikan dan menguasainya maka ia pun melakukan penganiayaan dan pembunuhan yang paling kejam.

Pemikiran kaum sayap kiri negara Barat pada dasarnya juga sejalan dengan konsep komunisme, dan terlihat seperti wujud komunisme di sisi yang tidak kasat mata, mendendangkan nyanyian yang disebut pembenaran politik (Political Correctness), mengejar yang disebut perfeksionisme dan masyarakat idealis, mengutamakan kesetaraan, harus menyamakan kaya miskin, menentang paham kapitalis, menerapkan kesejahteraan tinggi, menolak ekonomi pasar, memperluas fungsi negara, pemerintah mengerahkan masyarakat, prinsip dasarnya masih dalam kerangka “utopia”, seperti inilah komunisme yang mengalami perubahan wujud (metamorfosa).

Banyak negara di dunia menentang komunis, namun tanpa sadar terjebak dalam perangkap komunis metamorphosis tadi. Konsep ini di Amerika juga telah menarik banyak pengikut dari berbagai kalangan dan juga kaum intelektual, kekuatan sayap kiri telah berkembang pesat, dan hampir seluruh media massa arus utama AS juga telah dikendalikannya, tak heran jika mereka selalu menentang dan mencibir nilai universal Presiden Trump.

Di dalam film dokumenter “Grinding America Down” di mana komunisme beranggapan jika berhasil menguasai Amerika maka akan bisa menguasai dunia, dikatakan paham komunis telah mengakibatkan kematian 500 juta orang di seluruh dunia pada abad ke-20 dan komunisme terus mengincar AS; kaum komunis di AS masih eksis, dan juga sedang merencanakan dengan cermat untuk menghancurkan AS dan seluruh dunia, jalan yang mereka tempuh ini sudah cukup jauh, namun orang Amerika tidak menyadari ancaman bahaya yang sudah mendekat ini.

Uni Soviet telah runtuh, cara-cara militer yang ingin ditempuh paham komunis telah gagal, mereka pun menjalankan rencana kedua, yakni: dengan cara menggerogoti dan menggulingkan dari dalam, menghancurkan Amerika bahkan seluruh dunia.

Paham Komunis Gerogoti PBB

Pasca PD-II di bawah kepemimpinan AS dibentuklah PBB dengan tujuan memimpin dan melindungi kedamaian, keadilan dan kebenaran serta melindungi HAM di dunia. Sebuah badan internasional yang bertujuan mulia itu kini juga telah digerogoti oleh komunisme, organisasi HAM PBB telah dikuasai oleh PKT dan antek-anteknya, yang mengakibatkannya terpuruk dan rusak.

Sebagai contoh terhadap masalah Pembantaian di Lapangan Tiananmen 4 Juni 1989, waktu itu PBB telah menerapkan banyak sanksi terhadap PKT, namun seiring dengan penyusupan oleh PKT terhadap masyarakat internasional secara intens, serangkaian sanksi yang diberlakukan pada dasarnya telah dicabut atau dilonggarkan.

Terhadap penindasan terhadap pengikut “Sejati-Baik-Sabar”, pengacara HAM dan perampasan organ hidup-hidup serta berbagai masalah HAM serius lainnya, walaupun telah terdengar banyak suara kecaman dari seluruh dunia atas pelanggaran HAM dari RRT.  Namun pada akhirnya berkat gangguan dan halangan oleh PKT, tidak ada yang mampu memberi sanksi apalagi tekanan apa pun terhadap RRT yang malah duduk tinggi di posisi Dewan HAM PBB sebagai juri, sejumlah instansi internasional juga tidak mampu memaksa PKT menghentikan penggunaan apparatur negara yang kejam tak berperikemanusiaan!

Catatan pelanggaran HAM PKT yang kian lama kian memburuk ternyata mampu sekali demi sekali menutupi kejahatannya dan luput dari sanksi, ini membuat penindasan HAM oleh PKT semakin menjadi-jadi dan merajalela, bahkan semakin merambah jauh hingga ke luar negeri.

Miss World Kanada Anastasia Lin pernah mempertanyakan pada PBB, apakah menutup sebelah mata terhadap kejahatan pelanggaran HAM oleh PKT, dan di depan Dewan HAM PBB dia mengatakan kalimat klasik itu: “Hai PKT, ketika kalian (melalui transplantasi organ terorganisir) membunuh rakyat sendiri untuk mendapatkan uang, masih layakkah kalian duduk di kursi Dewan HAM PBB?”

Selain itu, tokoh demokrasi Tiongkok bernama Profesor Yang Jianli yang diasingkan di AS pada Rapat ke-37 Dewan HAM PBB, mengatakan dirinya meragukan PKT yang menindas HAM dalam jangka waktu sangat lama itu apakah masih layak mewakili Tiongkok, dalam pernyataan singkatnya yang hanya berdurasi 90 detik itu sempat 3 kali diputus oleh perwakilan PKT, pimpinan rapat kemudian membatalkan pidato dari Yang Jianli.

Siapa Yang Akan Menghalangi Kejahatan Merajalela di Dunia

PBB telah menjadi seperti ini, tidak heran tahun lalu AS kembali menyuarakan akan keluar dari PBB, Trump pernah mengatakan, PBB bukan hanya tidak mampu menyelesaikan masalah, tapi justru membuat masalah. Jika tidak mampu berfungsi sebagaimana mestinya, berarti PBB hanya buang-buang waktu dan uang. Dalam cuitan di akun Twitter-nya ia mengatakan “PBB tidak lebih dari sebuah klub tempat dimana sekumpulan orang berbincang dan bersantai.”

PKT tidak hanya telah mencuri kursi untuk Taiwan (yang mewakili Republik Tiongkok bentukan Sun Yat Sen) di PBB, waktu itu PBB mengatakan PKT kembali dipulihkan untuk masuk ke PBB.  Sebenarnya kata “dipulihkan” itu sendiri sudah bermasalah, memberikan legalitas bagi kembalinya PKT ke dalam PBB lalu memberi tanda tanya, sebelumnya tidak pernah ada sejarahnya PKT keluar masuk PBB dari mana ada istilah “dipulihkan”?

Sedangkan Taiwan adalah bagian dari bangsa Tionghoa, apalagi Chiang Kai-shek (Presiden Republik Tiongkok semasa PD-II) adalah salah seorang pencetus didirikannya PBB (1945), jadi istilah “dipulihkan” lebih pantas diberikan pada Taiwan, seharusnya Taiwan lebih pantas disebut perwakilan PBB, sedangkan PKT bukan lembaga politik yang dipilih oleh rakyat, maka tidak layak mewakili bangsa Tionghoa.

Merajalelanya Fasisme telah mengobarkan PD-II, mengakibatkan pertumpahan darah dan kematian, untuk menjaga perdamaian, masyarakat internasional membentuk PBB dan aliansi anti-fasisme, yang secara efektif menghentikan peperangan dan mengatasi tawanan perang.

Sedangkan, PKT justru mengakibatkan kematian 80 juta jiwa penduduknya sendiri, jauh melampaui jumlah korban pada dua kali perang dunia, di saat yang sama juga menimbulkan bencana moralitas bagi dunia, dibandingkan dua kali perang dunia bukankah sudah waktunya membentuk organisasi internasional “Aliansi Anti-Komunis Internasional” untuk mengatasi paham komunis itu? Untuk menyelamatkan masyarakat yang telah diperbudak oleh komunisme, juga menghentikan meluasnya pemikiran sayap kiri dan melindungi ketertiban internasional.

Nah, saat ini negara yang paling mampu menghadapi komunisme adalah Amerika Serikat, setelah Presiden Reagan, kebijakan AS terhadap RRT telah berubah haluan dari bidang politik ke arah ekonomi, selama 25 tahun terakhir, Clinton menyebut RRT sebagai rekan strategisnya, Bush Junior menyebut RRT sebagai pesaingnya, namun tidak ada tindakan nyata, Obama kembali menyebut RRT sebagai rekan strategis, yang akhirnya berdampak menenangkan PKT, akhirnya Trump mengubahnya menjadi lawan strategis, dan ia tidak berhenti di slogan itu saja, tapi mulai beraksi terhadapnya.

Trump mulai memberikan tekanan ekonomi keras terhadap paham komunis yang bercokol di Asia ini, beberapa putaran kemudian Kim Jong-Un tak mampu bertahan lagi, sepertinya telah mulai menyerah.

Jika Kim Jong-Un benar-benar takluk dan melakukan denuklirisasi, Trump akan mengarahkan Korut berkembang menjadi negara ekonomi kuat.

Jika benar-benar menjalankan ekonomi sesuai kriteria internasional dan sejalan dengan dunia, maka Korut harus memenuhi syarat sebagai negara ekonomi bebas, yang juga berarti harus menyinggung dan menggoyang ideologi komunisme, ini adalah tahap yang harus dihadapi Kim Jong-Un, jika tidak AS tidak akan bisa bersabar lagi menghadapi Korut yang tidak patuh pada peraturan ekonomi pasar.

Dan untuk PKT, Trump telah mengeluarkan kartu ZTE yang tidak besar juga tidak kecil, PKT pun sudah kelimpungan namun PKT yang angkuh mati-matian berusaha melawan, semakin mencoba melawan semakin terlihat wujud aslinya, dan Trump masih memiliki kartu lain yakni Huawei dan 19 perusahaan RRT lainnya termasuk China Academy of Science masuk dalam daftar investigasi Amerika. Begitu Trump mengeluarkan satu persatu kartunya itu, pasti akan membuat gonjang ganjing PKT.

Selama ribuan tahun ini moralitas manusia terus berkembang dalam keyakinan beragama yang benar dan kebudayaan terkaitnya.

Mengapa moralitas manusia merosot dari hari ke hari? Penyebabnya tak lain adalah komunisme yang tidak ber-Tuhan yang tengah mengincar untuk menguasai dunia.

Apakah kita akan terus terjerumus ke dalamnya atau menentang komunisme? Dunia akan menghadapi pilihan, segeralah sadar dan selamatkan dunia! (SUD/WHS/asr)