Tiongkok Mencoba Rekrut Anggota Parlemen Jerman Sebagai Mata-Mata

BERLIN — Individu-individu Tionghoa menghubungi seorang anggota parlemen konservatif di parlemen Jerman beberapa kali pada musim panas 2016, menawarkan uang kepadanya sebagai imbalan atas kepiawaian dan informasi khusus sebagai orang dalam, surat kabar Sueddeutsche Zeitung melaporkan pada tanggal 6 Juli.

Surat kabar tersebut mengatakan badan intelijen domestik Jerman, Bfv, telah memperingatkan anggota parlemen tersebut sesaat sebelum ia melakukan perjalanan ke Tiongkok yang diyakini bahwa agen-agen intelijen Tiongkok berada di balik hubungan-hubungan itu. Anggota parlemen tersebut tidak diidentifikasi.

alam kasus kedua, seorang anggota staf dari anggota parlemen dibayar 10.000 euro (sekitar $11.700) untuk mendapatkan informasi. Staf tersebut juga melakukan perjalanan ke Tiongkok, di mana dia di bawah tekanan, lapor surat kabar.

Laporan tersebut muncul ketika Tiongkok mendesak Uni Eropa untuk mengeluarkan pernyataan kuat secara bersama terhadap kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump pada KTT akhir bulan ini, dan untuk membentuk aliansi antara Uni Eropa dan Tiongkok.

Beijing juga menawarkan untuk membuka lebih banyak pasar Tiongkok untuk berdagang dengan UE dalam upaya untuk merayu orang-orang Eropa, yang mencerminkan kedalaman keprihatinannya tentang perang dagang dengan Amerika Serikat.

Pada tanggal 6 Juli, Amerika Serikat dan Tiongkok mengenakan pajak saling balas senilai $34 miliar dari impor satu sama lain.

Eropa, yang prihatin dengan menjaga hubungan historisnya yang erat dengan Amerika Serikat, telah menolak usulan-usulan Tiongkok tersebut.

Uni Eropa juga berusaha meloloskan undang-undang untuk memungkinkan pengawasan yang lebih besar dari pengambilalihan Tiongkok terhadap perusahaan-perusahaan Eropa.

Berbicara di Beijing pada 6 Juli di sebuah pengarahan berita harian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lu Kang mengatakan dia belum mendengar tentang masalah itu dan tidak memiliki informasi mengenai hal itu.

Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengunjungi Jerman minggu depan untuk pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel.

Pada bulan April, Hans-Georg Maassen, kepala Bfv, mendorong untuk mewaspadai terhadap langkah-langkah perusahaan-perusahaan Tiongkok dalam berinvestasi atau membeli perusahaan teknologi tinggi Jerman, memperingatkan bahwa hilangnya teknologi kunci dapat membahayakan ekonomi Jerman.

Badan tersebut tahun lalu mengatakan dinas intelijen Tiongkok telah menggunakan profil palsu di situs jejaring sosial seperti LinkedIn untuk mengumpulkan informasi pribadi tentang para pejabat dan politisi Jerman.(ran)

ErabaruNews