Unipec Tiongkok Hentikan Impor Minyak Amerika Atas Meningkatnya Pertikaian Perdagangan

SINGAPURA / BEIJING – Unipec Tiongkok, senjata perdagangan dari perusahaan minyak negara yang dikelola Sinopec, telah menghentikan impor minyak mentah dari Amerika Serikat karena pertikaian perdagangan yang makin berkembang antara Washington dan Beijing, tiga orang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan pada 3 Agustus.

Orang-orang tersebut menolak untuk diidentifikasi karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Meskipun tidak jelas berapa lama penghentian sementara itu akan berlangsung, salah satu orang tersebut mengatakan Unipec tidak memiliki pemesanan baru minyak mentah AS hingga setidaknya Oktober.

Unipec dan Sinopec, pengolah terbesar dan pembeli terbesar minyak AS di Asia, tidak menanggapi permintaan untuk komentar.

Para pembeli Tiongkok telah memperlambat pembelian minyak AS untuk menghindari kemungkinan tarif-taris impor yang terancam oleh Beijing, di tengah perselisihan perdagangan yang meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Beijing telah menempatkan produk-produk energi AS, termasuk minyak mentah dan produk olahan, pada daftar barang-barang yang akan dipukul dengan pajak impor 25 persen, sebagai pembalasan atas tindakan serupa oleh Washington. Pemerintah belum mengatakan kapan akan memberlakukan tarif-tarifnya.

Unipec mengatakan awal tahun ini mereka mengharapkan untuk memperdagangkan lebih tinggi hingga 300.000 barel per hari (bpd) minyak mentah AS pada akhir tahun, sekitar tiga kali lipat volume perdagangan minyak AS tahun lalu.

Impor minyak mentah Tiongkok dari Amerika Serikat mencapai rata-rata 334.880 bpd dalam delapan bulan pertama tahun ini, menurut data arus perdagangan pada Thomson Reuters Eikon.

Jumlah minyak mentah AS yang akan tiba pada bulan September diperkirakan akan turun menjadi 197.515 bpd, karena hanya tiga supertanker dalam perjalanan ke Tiongkok, data menunjukkan.

Mangkirnya Tiongkok tersebut, pembeli terbesar minyak mentah AS setelah Kanada, sebagian telah membebani harga spot minyak mentah AS, membuatnya lebih terjangkau bagi pembeli-pembeli lain di Asia.

Unipec akan melanjutkan perdagangan minyak mentah AS, menjual minyak tersebut ke Eropa, salah satu dari orang-orang mengatakan. Namun, tidak mungkin untuk mengirim minyak itu ke timur karena tidak lagi memiliki cadangan untuk minyak jika tidak dapat menemukan pembeli pada harga yang tepat selama pelayaran, kata tiga pedagang yang berpartisipasi di pasar.

Tarif impor Tiongkok yang mahal, yang mencapai sekitar $18 per barel ketika harga minyak mentahnya mencapai $70, juga telah menghalangi para pembeli Tiongkok lainnya, seperti perusahaan milik negara Petrochina, serta Zhenhua Oil yang dikontrol negara dan pengolah-pengolah minyak independen, dalam mengimpor minyak mentah AS, mereka berkata.

Sementara itu, selisih harga yang lebih sempit antara standar harga minyak mentah Brent dengan Dubai telah membuat pengadaan minyak dari Eropa dan Afrika, yang serupa kualitasnya dengan minyak mentah AS, lebih terjangkau untuk Tiongkok.

Impor minyak Tiongkok dari Afrika Barat akan mengalami lonjakan pada Agustus menjadi 1,6 juta bpd, tertinggi sejak Mei, menurut data pada Eikon.

Unipec juga telah membeli minyak dari Laut Utara Forties, di lepas pantai Kerajaan Inggris, dan Urals Rusia bulan lalu untuk pengiriman September ketika arbitrase dibuka, kata sumber-sumber perdagangan. (ran)

ErabaruNews