Akademisi Australia Diselidiki Terlibat Penelitian Pengambilan Organ Paksa di Tiongkok

Seorang akademisi Australia dengan sejarah membuat komentar-komentar yang memfitnah tentang kelompok spiritual Falun Gong sedang diselidiki oleh universitasnya atas tuduhan kesalahan akademik.

Campbell Fraser, seorang dosen senior di departemen bisnis internasional dan studi Asia Universitas Griffith, yang telah melakukan penelitian tentang penyalahgunaan transplantasi organ dalam beberapa tahun terakhir, sering disebut di media pemerintah Tiongkok untuk memperkuat pernyataan Beijing bahwa pengambilan organ dari para tahanan hati nurani tidak tidak ada.

Menurut laporan baru-baru ini oleh The Australian, seorang anggota Himpunan Falun Dafa Australia secara resmi mengeluh tentang pernyataan-pernyataan akademis Fraser selama kesaksian yang diberikan pada sidang Parlemen Australia tentang masalah perdagangan organ dan wisata transplantasi organ pada bulan Juni.

Sekarang, dia sedang diselidiki oleh universitas untuk ketiga kalinya, menurut The Australian. Surat kabar tersebut melaporkan bahwa universitas sedang melihat insiden 2016 di mana Fraser mewawancarai 11 praktisi Falun Gong di Sydney untuk proyek akademik, tetapi menolak kesaksian mereka sebagai tidak kredibel.

Selain itu, selama segmen yang disiarkan bulan Februari 2017 oleh CCTV, media televisi corong Partai Komunis, Fraser berusaha untuk mendiskreditkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli dalam Koalisi Internasional untuk Mengakhir Pelanggaran Transplantasi di Tiongkok (International Coalition to End Transplant Abuse in China). “Jelas, mereka menggunakan apa yang disebut pengambilan organ untuk mendapatkan tujuan politik tertentu,” katanya.

Fraser, yang mengatakan dia masih terus meragukan bahwa pengambilan organ paksa dilakukan dalam skala besar di Tiongkok, saat ini telah dilarang oleh universitas untuk bepergian ke luar negeri atau berbicara dengan media, menurut The Australian. Dia mengatakan kepada The Australian bahwa penyelidikan saat ini terhadap pelanggaran adalah yang ketiga kalinya, dan bahwa dia telah dibebaskan dua kali sejak yang pertama.

Ketika dihubungi oleh The Australian, Fraser mengatakan bahwa Tiongkok telah mengundangnya untuk berbicara di konferensi internasional tentang perdagangan organ dan bahwa rezim membayar untuk perjalanan dan akomodasinya. Namun, dia menyangkal bahwa dia berada “di bawah kendali langsung Tiongkok” terutama karena alasan keuangan.

Sementara itu, universitas telah memberi tahu The Australian bahwa mereka tidak berkomentar secara terbuka tentang investigasi yang sedang berlangsung, tetapi menambahkan bahwa: “Kami mendukung hak akademisi kami untuk berbicara secara terbuka tentang bidang keahlian mereka. Falun Gong berada di luar bidang keahlian akademik Dr. Fraser… universitas tidak akan mendukung komentar apa pun dari akademisi yang tidak terbukti atau berpotensi mencemarkan nama baik organisasi atau individu lain.”

Sebagai contoh, dalam artikel bulan Agustus 2017 di China Daily, surat kabar berbahasa Inggris yang dikelola negara, Fraser disebut sebagai seorang ahli yang percaya bahwa penelitian sebelumnya tentang pengambilan organ telah diputarbalikkan dan bahwa para praktisi Falun Gong telah menciptakan klaim-klain tersebut. “Kita tidak bisa membiarkan kultus-kultus menghalangi jalan kita,” katanya, mengulang kata-kata kunci propaganda rezim Tiongkok.

Ini adalah penghinaan untuk berbagai studi independen yang dilakukan oleh para ahli hak asasi manusia dan profesional medis yang menemukan banyak bukti bahwa para tahanan hati nurani terus-menerus menjadi stok organ untuk dipanen. Sebuah laporan Juli oleh Pusat Penelitian Panen Organ Tiongkok (China Organ Harvest Research Center), misalnya, menyebut sebagai bukti faktanya bahwa jumlah transplantasi terus-menerus melebihi jumlah sumbangan-sumbangan organ legal, organ-organ tetap tersedia “sesuai permintaan” untuk wisatawan medis asing, dan masih ada kekurangan tidak adanya pengawasan atas sistem transplantasi tersebut.

Falun Gong juga disebut Falun Dafa adalah latihan meditasi berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, belas kasih, dan toleransi [sejati-baik-sabar]. Ia dilarang oleh rezim Tiongkok pada Juli 1999 setelah pemimpin Partai Komunis Jiang Zemin meyakini popularitas kelompok meditasi tersebut akan mengancam otoritas partai, dimana menurut perkiraan negara praktisinya telah mencapai 100 juta. Dengan bekal kekhawatirannya Jiang meluncurkan kampanye nasional untuk membasmi latihan tersebut.

Ribuan praktisi Falun Gong di Tiongkok telah ditangkap dan ditahan, dengan konfirmasi 4.251 kematian sebagai akibat dari penganiayaan, menurut Minghui.org, sebuah situs web berbasis di AS yang didedikasikan untuk mendokumentasikan penganiayaan Falun Gong di Tiongkok. Jumlah sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih besar dikarenakan kesulitan memperoleh informasi sensitif dari Tiongkok.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa peneliti independen telah melakukan penelitian yang menunjukkan adanya pengambilan organ secara luas, pemindahan paksa organ dari para pendonor yang tidak rela bersedia, dari para praktisi Falun Gong dan tahanan hati nurani lainnya di Tiongkok. (ran)

https://www.youtube.com/watch?v=0x2fRjqhmTA&t=27s

ErabaruNews