Beijing Mengamati dengan Ketat Suara AS dalam Pemilu Paruh Waktu

Menjelang pemilu paruh waktu AS pada tahun 2018, rezim komunis Tiongkok telah secara intensif mengumpulkan informasi tentang proses politik tersebut, lapor sebuah kantor berita Taiwan.

Merasakan tekanan dari perang dagang Sino-AS, Partai Komunis Tiongkok (PKT) tidak pernah begitu memperhatikan pemilihan paruh waktu Amerika seperti sekarang, sumber yang dekat dengan lembaga think tank diplomatik Tiongkok mengatakan kepada kantor berita Taiwan, Central News Agency (CNA) pada 4 November.

Sumber tersebut mengatakan bahwa Kedutaan Besar Tiongkok di Amerika Serikat, serta lima konsulat Beijing di New York, Chicago, San Francisco, Los Angeles, dan Houston, membagi seluruh negara tersebut menjadi enam wilayah untuk masing-masing mengumpulkan dan memproses informasi tentang pemilu setiap hari dan melaporkan temuan mereka kepada otoritas yang lebih tinggi.

Konsulat-konsulat tersebut mengumpulkan informasi melalui kehidupan orang-orang Tionghoa pro-Beijing di Amerika Serikat, asosiasi-asosiasi lokal, lembaga-lembaga akademis, asosiasi Tionghoa di luar negeri, serta media. Selain liputan media publik dan data pemungutan suara, mereka juga mengumpulkan berita yang dijual secara sembunyi-sembunyi melalui jejaring sosial, kata laporan CNA.

CNA mengatakan meskipun fakta bahwa partai-partai Demokrat dan Republik secara bertahap menemukan landasan bersama pada kebutuhan untuk mengekang ekspansi PKT, Beijing mendukung kemenangan Demokrat di Senat dan Dewan Perwakilan, karena ini akan menghalangi pemerintahan Trump.

Partai Republik saat ini menikmati mayoritas kecil di Senat dan Dewan Perwakilan, namun banyak posisi legislatif siap untuk bersaing, serta para gubernur di sejumlah negara bagian AS.

Rejim Tiongkok telah melakukan lebih dari sekadar mengamati politik AS. Berjuang di bawah tarif pemerintahan Trump yang dikenakan pada ratusan miliar dolar barang-barang Tiongkok awal tahun ini, PKT telah mengerahkan kekuatan propagandanya berbahasa Mandarin, China Daily, untuk mempublikasikan empat halaman sisipan di Des Moines Register, sebuah koran besar di Iowa.

Sisipan tanggal 23 September menampilkan artikel-artikel yang mencoreng kebijakan-kebijakan perdagangan Trump tentang dampak dari tarif-tarif pembalasan Tiongkok, terutama pada industri pertanian AS. Iowa adalah negara pedesaan yang memilih Trump pada tahun 2016,

“Tiongkok sebenarnya menempatkan iklan propaganda di Des Moines Register dan surat-surat kabar lainnya, dibuat agar terlihat seperti berita. Itu karena kita sedang memukul mereka dengan perdagangan, membuka pasar, dan para petani akan menghasilkan banyak uang ketika ini selesai!” Presiden Donald Trump telah menulis dalam twitter-nya sebagai tanggapan atas berita tersebut.

Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada 26 September, Trump secara langsung telah menuduh Beijing berusaha ikut campur dalam pemilu paruh waktu. “Sayangnya, kita menemukan bahwa Tiongkok telah mencoba untuk ikut campur dalam pemilu 2018 kita yang akan datang, pada bulan November, melawan pemerintahan saya,” Des Moines Register melaporkan pada 26 September, tiga hari setelah itu mempublikasikan empat halaman sisipan tersebut.

Menurut analisis 1 Oktober yang ditulis oleh komentator politik Epoch Times, Xia Xiaoqiang, Trump menang dalam pemilihan presiden 2016 terutama karena dukungan area pertanian seperti Iowa. Karena alasan ini, Tiongkok menempatkan tarif pada impornya yang berlebihan untuk barang-barang pertanian AS, khususnya kedelai, dalam upaya untuk mempengaruhi negara-negara bagian tersebut menentang Trump.

Xia percaya bahwa upaya-upaya ini kemungkinan akan dianggap sebagai subversi politik Tiongkok, dan kemungkinan menjadi bumerang pada Beijing karena menyebabkan rakyat Amerika berdemonstrasi melawan campur tangannya. (ran)

Rekomendasi video:

Mampukah Tiongkok Bertahan 10 Tahun Perang Dagang Lawan Amerika?