Amerika Harus Ciptakan Dana untuk Menghalangi One Belt One Road Tiongkok

Amerika Serikat harus menciptakan dana untuk melawan kesepakatan-kesepakatan pembiayaan infrastruktur Tiongkok di negara-negara berkembang yang mengekspor “pemerintahan model otoriter,” sebuah komisi bipartisan mengatakan kepada Kongres AS dalam sebuah laporan 14 November.

Komisi Kajian Ekonomi dan Keamanan AS-Tiongkok, yang ditugaskan untuk memantau implikasi keamanan nasional hubungan perdagangan AS-Tiongkok, telah memenuhi laporan hampir setiap tahun sejak 2002.

Tahun ini dijelaskan upaya-upaya Tiongkok, sebagai bagian dari inisiatif One Belt, One Road (OBOR, juga dikenal sebagai Belt and Road), untuk mendanai jembatan dan bahkan jaringan digital di Asia, Afrika, Timur Tengah dan Eropa telah memberikan sebuah alasan bagi pemerintahannya untuk mempertahankan kehadiran militer di sana.

Laporan tersebut merekomendasikan agar Kongres menciptakan dana untuk membantu negara-negara di belahan dunia di mana Tiongkok sedang memperluas pengaruhnya.

Ia juga memperingatkan tentang ancaman dorongan antusias Tiongkok dalam teknologi nirkabel 5G generasi mendatang yang menjadi ancaman bagi kepentingan keamanan dan bisnis AS.

Banyak perusahaan dan bank-banknya terlibat dalam pembangunan dan pembiayaan pelabuhan utama, kereta api, jalan raya dan jembatan di negara-negara mulai dari Kenya hingga Malaysia dan Rusia.

Komisi AS, bagaimanapun, mengatakan Tiongkok menggunakan inisiatif OBOR, yang diluncurkan pada tahun 2013, tidak hanya untuk “mendorong dan memvalidasi aktor-aktor otoriter di luar negeri,” tetapi juga untuk mengekspor standar-standar untuk aplikasi-aplikasi teknologi yang dapat mengancam bisnis-bisnis AS dan akses pasar di seluruh dunia.

Komisi yang dibentuk oleh Kongres pada 2000 tersebut, mengatakan Beijing menggunakan inisiatif OBOR untuk membenarkan kehadiran militer di beberapa negara.

Ia merekomendasikan agar Kongres menciptakan dana untuk membantu negara-negara, terutama di kawasan Indo-Pasifik, pada persoalan-persoalan konektivitas digital, infrastruktur dan akses energi.

DOMINASI TEKNOLOGI

Washington telah menyuarakan keprihatinan atas pengaruh Tiongkok yang semakin meningkat. Bulan lalu, Senat AS meloloskan sebuah langkah untuk merombak bagaimana pemerintah federal meminjamkan uang untuk pembangunan luar negeri, dalam gerakan yang oleh sebagian analis dianggap sebagai tanggapan terhadap inisiatif OBOR.

Laporan komisi tersebut juga memperingatkan tentang meningkatnya dominasi Tiongkok dalam teknologi nirkabel 5G dan penyebaran perangkat yang terhubung ke internet yang dapat digunakan untuk meluncurkan serangan cyber.

“Ketergantungan penyedia telekomunikasi AS pada impor dari Tiongkok menimbulkan kekhawatiran rantai pasokan yang serius tentang pergerakan kekuatan di dalam wilayah operasional yang longgar untuk infrastruktur telekomunikasi generasi mendatang AS,” kata panel tersebut.

Kekhawatiran tentang serangan cyber Tiongkok dan spionase dunia maya telah memaksa para pembuat peralatan telekomunikasi Tiongkok Huawei Technologies Corp dan ZTE Corp untuk mengurangi sebagian dari bisnis mereka di Amerika Serikat.

Tahun ini Presiden Donald Trump memblokir pembuat microchip Broadcom Ltd dalam mengambil alih Qualcomm Inc di tengah kekhawatiran akan memberi Tiongkok keunggulan dalam komunikasi seluler 5G. (ran)

Rekomendasi video:

Nasib Kelam Maladewa, Dibawah Ancaman Pengaruh Komunis Tiongkok

https://www.youtube.com/watch?v=_xrx20G294M