Ligitasi WTO Terwujud Sebagai Mata Kail Dalam Perang Dagang Amerika dengan Tiongkok

GENEVA – Amerika Serikat dan Tiongkok bentrok pada 21 Oktober pada pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di mana seorang utusan AS yang menuduh Beijing menggunakan WTO untuk mengejar kebijakan “non-pasar”.

Presiden AS Donald Trump telah mendirikan dinding tarif terhadap impor baja dan aluminium dari luar negeri, meskipun Uni Eropa, Kanada, Australia, dan beberapa negara lainnya memiliki pengecualian permanen atau tarif yang ditangguhkan karena negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.

Amerika Serikat juga telah memukul miliaran dolar barang-barang Tiongkok dengan tarif-tarif besar atas tuduhan mencuri kekayaan intelektual AS.

Trump sebelumnya telah menyatakan keraguannya tentang kemampuan WTO dalam memastikan praktik-praktik perdagangan yang adil dan telah mengancam untuk menarik Amerika Serikat keluar dari organisasi tersebut jika tidak “berubah memenuhi standar.”

Pada pertemuan hari Rabu, WTO setuju untuk meluncurkan penyelidikan sengketa atas dugaan AS tentang pencurian kekayaan intelektual oleh Tiongkok, menurut Bloomberg. Organisasi tersebut akan menugaskan satu panel terdiri dari tiga ahli untuk menentukan apakah kebijakan-kebijakan Tiongkok melanggar ketentuan WTO. Sebuah keputusan bisa dibuat segera setelah tahun depan.

Sementara itu, Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, Meksiko, Norwegia, dan Rusia sepakat untuk meningkatkan pengaduan mereka terhadap tarif baja dan aluminium Amerika Serikat, secara resmi memasuki fase ajudikasi (salah satu cara penyelesaian konflik melalui pihak ketiga ditunjuk oleh pihak yang bersengketa untuk menetapkan suatu keputusan yang bersifat mengikat).

Duta Besar AS Dennis Shea mengatakan Tiongkok menggunakan WTO untuk mempromosikan kebijakan “non-pasar”, yang telah melencengkan pasar dunia dan menyebabkan kelebihan kapasitas besar, terutama dalam baja dan aluminium.

Baik Tiongkok dan Amerika Serikat saling menuduh satu sama lain dengan penuh keyakinan.

Shea mengatakan WTO harus menolak pengaduan yang dibawa oleh Tiongkok dan yang lainnya karena aturan WTO memungkinkan pengecualian untuk tindakan yang diambil tentang masalah keamanan nasional.

“Beberapa anggota (WTO) telah menyatakan kekhawatiran bahwa menerapkan pengecualian keamanan nasional dalam situasi ini akan merusak sistem perdagangan internasional. Ini keliru, dan benar-benar terbalik,” kata Shea, menurut salinan pernyataannya yang diberikan pada Reuters.

“Sebaliknya, apa yang mengancam sistem perdagangan internasional adalah bahwa Tiongkok berusaha menggunakan sistem penyelesaian perselisihan WTO untuk mencegah tindakan apa pun oleh negara anggota mana pun untuk mengatasi kebijakan-kebijakannya yang tidak adil, yang mendistorsi perdagangan.”

Amerika Serikat juga telah menggerakkan litigasi (proses pengadilan)-nya sendiri untuk menentang tindakan-tindakan pembalasan oleh Kanada, Meksiko, Tiongkok, dan Uni Eropa.

Menjelang pertemuan WTO, Komisaris Perdagangan Eropa Cecilia Malmstrom mengatakan pada sebuah konferensi di Paris bahwa Tiongkok harus membuat konsesi-konsesi dalam menegosiasikan reformasi untuk WTO atau mengambil risiko melihat Amerika Serikat mundur dari sistem saat ini.

“Tiongkok telah memenangkan banyak dari sistem WTO, dan kami menyerukan kepada Tiongkok untuk menunjukkan kepemimpinan dan untuk terlibat dengan kami untuk mereformasi dan memperbarui sistem, untuk menciptakan medan bermain yang seimbang. Karena jika tidak, AS akan menciptakan lapangan bermain yang seimbang di luar sistem,” kata Malmstrom pada 16 November. (ran)

Rekomendasi video:

Trump Kembali Mengeluarkan Peringatan Kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)

https://www.youtube.com/watch?v=X9J-MX8QL1Y&t=124s