Biksu Terkenal di Taiwan Diusir dari Kuil Tungshan, Sebuah ‘Tanah Suci’ Buddhis, karena Penyalahgunaan Narkoba dan Homoseksual

Biksu Shi Kai-hung, mantan sekretaris umum Asosiasi Pemuda Buddhis Tionghoa Taiwan (Taiwan Chinese Buddhist Youth Association), telah diusir dari posisinya di Kuil Tungshan setelah terungkap bahwa dia telah menyalahgunakan obat-obatan terlarang dan melakukan hubungan homoseksual dengan para penganut agama pria dan biksu lainnya, telah melanggar perintah-perintah ajaran agama Buddha.

Majalah Taiwan, Mirror Media, menerbitkan satu set artikel yang mengekspos Shi Kai-hung, yang tinggal di Kuil Tungshan di Kabupaten Miaoli. Pada 30 September, setelah skandal tersebut, ia pindah ke Kuil Chungfo di dekatnya.

Shi Kai-hung, 29 tahun, adalah sekretaris umum kedelapan Asosiasi Pemuda Buddhis Tionghoa Taiwan dan direktur yang kesembilan. Dia adalah murid senior Shi Ching-yau, Ketua Asosiasi Buddhis Tionghoa Taiwan saat ini.

Oleh tradisi Buddhis Tionghoa, semua biksu menggunakan nama Buddha yang mengandung nama “Shi,” karakter awal dalam terjemahan Mandarin untuk nama Buddha, Shakyamuni.

Pada bulan September, seorang biksu berusia 21 tahun bernama Shi Shan-chih mengatakan bahwa dia telah menjadi pacar Kai-hung selama lebih dari setahun, ketika keduanya tinggal di kuil Tungshan. Namun awal tahun ini Kai-hung telah berteman dengan seseorang penganut agama pria bermarga Cheng. Pada awalnya, Cheng dan Shan-chih tidak akrab, tetapi ini telah berubah setelah kecelakaan mobil yang terjadi musim panas ini, Mirror Media melaporkan.

Kecelakaan tersebut tidak serius, tetapi Kai-hung melimpahkan semua tanggung jawab kepada Shan-Chih, yang bahkan tidak memiliki surat izin mengemudi, karena telah dilaporkan yang mengemudikan kendaraan tersebut bersama dengan Kai-hung di kursi penumpang. Cheng berpikir Shan-Chih telah diperlakukan tidak adil dan telah menawarkan bantuan padanya. Keduanya telah mengunduh ratusan video dari penyimpanan cloud Kai-Hung yang menunjukkan aktivitas-aktivitas seksualnya yang dipacu oleh narkoba. Video tersebut berjumlah lebih dari 200 gigabyte data.

Setelah mereka memberikan tiga video kepada tim manajemen Tungshan, Cheng dipukuli oleh enam orang tidak dikenal dan dipaksa untuk menulis sebuah penjelasan yang mengatakan bahwa: “Apa yang telah saya lakukan terhadap Kai-hung telah merusak reputasinya dan menyebabkan kesalahpahaman tentang dia di Kuil Tungshan. Saya sangat menyesal atas apa yang saya lakukan, dan saya mohon maaf !!”

Namun, karena sosok pria telanjang yang ditampilkan dalam video tersebut tak dapat disangkal, adalah Kai-hung, kuil tersebut telah mengusirnya pada 20 September. Guru pribadi Kai-hung Ching-yau mencoba melindunginya, tetapi manajemen kuil Tungshan menguatkan keputusannya dan mengatakan Kai-hung telah gagal untuk melakukan dirinya sendiri sebagai seorang biksu, dan bahwa dia telah melanggar ajaran-ajaran Buddha.

Agama Buddha adalah salah satu agama utama di Tiongkok. Sejak agama Buddha diperkenalkan ke Tiongkok sekitar tahun 200 SM, para umat Buddha telah tinggal di wihara-wihara dan mengikuti perintah-perintahnya, yang mencakup larangan-larangan berperilaku tidak bermoral seperti membunuh, mencuri, minum, atau hubungan seksual.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak skandal telah mengguncang penegakan agama Buddha di Tiongkok.

Shi Xuecheng, mantan presiden Asosiasi Buddhis Tiongkok dan kepala wihara Longquan Beijing, terlibat dalam skandal Agustus ini ketika dua murid wanitanya, biksuni senior Shi Xianjia dan Shi Xianqi, memposting artikel setebal 95 halaman yang mengatakan bahwa Xuecheng telah bertindak di bawah kedok ajaran Buddha untuk pelecehan seksual terhadap banyak murid wanita dan menggelapkan ratusan juta yuan selama bertahun-tahun.

Sementara laporan-laporan dan materi online lainnya tentang skandal Xuecheng segera dihapus oleh sensor, pihak-pihak otoritas komunis Tiongkok dipaksa untuk bertindak atas tuduhan-tuduhan para biksuni tersebut. Setelah penyelidikan, Shi Xuecheng mengundurkan diri dari semua jabatannya pada 15 Agustus.

Shi Yongxin, kepala wihara dari Wihara Shaolin dan wakil ketua Asosiasi Buddhis Tiongkok yang dikontrol Partai Komunis, terungkap telah menjadi ayah dari dua anak tidak sah dengan wanita yang berbeda. Dia juga melakukan hubungan gelap dengan beberapa biksuni dan penganut agama, menggelapkan uang, dan melakukan pelanggaran-pelanggaran lainnya.

Setelah skandal tersebut, pihak-pihak otoritas provinsi di Henan, tempat di mana Shaolin berada, Asosiasi Buddhis Tiongkok telah bekerja sangat keras untuk melindunginya, maka dia telah dapat mempertahankan posisinya.

Selain para pemimpin Asosiasi Buddhis Tiongkok, banyak biksu biasa telah melanggar perintah-perintahNya karena agama Buddha menjadi semakin diritualkan secara formalitas dan dikomersialkan. Banyak foto yang beredar di situs web Tiongkok menunjukkan para biksu berjalan di jalanan, bergandengan tangan dengan wanita-wanita cantik.

Banyak pengumunan perekrutan Buddhis yang mencari pria untuk menjadi biksu, dan mengiklankan gaji hingga 80.000 yuan ($11.500) per bulan. Pemberitahuan tersebut mengatakan bahwa pria yang menjadi biksu tidak diperbolehkan merokok, minum, atau melakukan hubungan seksual saat bekerja di wihara atau kantor, tetapi bebas melakukan apa yang mereka inginkan setelah jam kerja berakhir. (ran)

Rekomendasi video:

Kacau Balaunya Bhikhu Model Komunis Tiongkok