Enam Senator Amerika Bangkitkan Kepedulian Tentang Campur Tangan Beijing di Pemilu Taiwan

TAIPEI, Taiwan – Enam senator AS telah menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan pejabat-pejabat keamanan nasional lainnya di pemerintahan Trump untuk menyatakan keprihatinan tentang campur tangan Beijing dalam pemilu baru-baru ini di Taiwan.

Senator-senator Cory Gardner (R-Colo.), Catherine Cortez Masto (D-Nev.), Marco Rubio (R-Fla.), Chris Coons (D-Del.), Michael Bennet (D-Colo.), Dan Ted Cruz (R-Texas), telah menandatangani surat tertanggal 13 Desember, menurut siaran pers dari kantor Gardner.

“PKT [Partai Komunis Tiongkok] mencoba mengikis proses-proses dan norma-norma demokratis di seluruh dunia telah mengancam kemitraan-kemitraan dan kemakmuran AS,” tulis para senator.

Surat tersebut juga ditujukan kepada Sekretaris Departemen Keuangan, Steven Mnuchin, Direktur Intelijen Nasional, Dan Coats, dan Direktur FBI, Christopher Wray.

“Tuduhan-tuduhan seperti yang terjadi di sekitar pemilu Taiwan baru-baru ini seharusnya, untuk alasan itu, dicapai dengan keseriusan dan kebutuhan yang mendesak … Kami mendorong departemen Anda untuk melakukan semua yang Anda bisa untuk mendukung Taiwan dalam menyelidiki dugaan-dugaan ini dan mengambil tindakan yang diperlukan sebagai tanggapan,” mereka melanjutkan.

Pemilu 24 November Taiwan menyaksikan sejumlah persaingan lokal, termasuk kontes untuk walikota, hakim daerah, dan anggota parlemen.

Kuomintang (KMT), partai oposisi saat ini yang dikenal dengan platformnya yang ramah-Beijing, menang telak. Partai tersebut telah mengambil banyak kursi dari Partai Progresif Demokratik (DPP), yang secara historis menganjurkan kemerdekaan resmi dari Tiongkok daratan. Namun, beberapa politisi DPP, termasuk presiden saat ini Tsai Ing-wen, memegang posisi yang lebih moderat dan lebih memilih status quo dalam hubungan dengan Beijing.

Sementara Taiwan adalah negara de facto dengan konstitusi, pemerintah, mata uang, dan militer yang dipilih sendiri secara demokratis, Beijing memandang pulau tersebut sebagai provinsi yang memberontak yang harus disatukan dengan daratan, dengan paksa jika perlu.

Beijing telah mencoba memanipulasi opini publik di antara rakyat Taiwan untuk mendukung gagasan penyatuan dengan Tiongkok daratan. Ia bertujuan untuk mencapai hal ini dengan melakukan transaksi-transaksi bisnis yang menguntungkan dengan kota-kota dan kabupaten-kabupaten di bawah yurisdiksi KMT, ketika mendukung kandidat-kandidat pro-Beijing untuk menang dalam setiap pemilu.

Dukungan publik yang kuat untuk penyatuan, menurut Beijing, bisa menjadi dasar pengambilalihan Taiwan yang “sah”, baik dengan cara non-kekerasan ataupun militer.

“PKT [Partai Komunis Tiongkok] telah menggunakan dana ilegal dan disinformasi untuk mempengaruhi hasil-hasil pemilu yang mendukung kepentingan strategis PKT,” tulis para senator, mengutip tuduhan dari pemerintah Taiwan dan para pengamat independen.

Surat tersebut menyebutkan penyelidikan-penyelidikan yang sedang dilakukan oleh pemerintah Taiwan terkait dengan campur tangan Beijing dalam pemilu terakhir, termasuk 33 kasus sumbangan kampanye ilegal dari entitas-entitas Tiongkok, pelanggaran terhadap Undang-Undang Sumbangan Politik Taiwan dan Undang-Undang yang Mengatur Hubungan Antara Rakyat Wilayah Taiwan dengan Wilayah Daratan, dan individu-individu yang terkait PKT yang diduga telah menyuap atau menggerakan para pemilih untuk memberikan suara.

Dalam hal disinformasi, surat tersebut menunjukkan tuduhan-tuduhan oleh pihak-pihak berwenang Taiwan bahwa Beijing menyebarkan “informasi palsu melalui media-media sosial dan platform-platform pengiriman pesan, termasuk Facebook, Line, dan papan buletin online, PTT.”

“Beberapa kandidat [Taiwan] bahkan mengklaim memiliki bukti yang menunjukkan bahwa kampanye-kampanye disinformasi ini berasal dari alamat IP Tiongkok daratan,” menurut surat tersebut.

The Epoch Times sebelumnya telah mendokumentasikan upaya-upaya campur tangan tersebut dalam pemilihan baru-baru ini, menunjukkan bagaimana Beijing menggunakan media sosial untuk menyebarkan berita-berita negatif palsu tentang kandidat-kandidat politik tertentu.

Para senator tersebut menyimpulkan, “Jika [dugaan-dugaan kecurangan pemilu] benar, campur tangan PKT dalam pemilu Taiwan akan sangat memprihatinkan tidak hanya untuk masa depan Taiwan, tetapi juga untuk sesama negara demokrasi di seluruh dunia di mana PKT dapat memilih untuk ikut campur.”

Joseph Wu, Menteri Luar Negeri Taiwan, ketika ditanya oleh wartawan tentang surat para senator AS tersebut sebelum menghadiri pertemuan di parlemen Taiwan, menyatakan terima kasih kepada para senator atas dukungan mereka untuk Taiwan, menurut Kantor Berita Pusat yang dikelola pemerintah Taiwan. Wu menambahkan bahwa dukungan AS terhadap Taiwan telah “menerangi kebebasan dan demokrasi di Asia.”

Wu juga mengatakan Taiwan akan terus meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat, dan menyatakan harapan bahwa pulau tersebut bisa menjadi “kekuatan positif di kawasan Indo-Pasifik yang damai dan terbuka.”

Keprihatinan-keprihatinan yang sama tentang campur tangan Beijing dalam pemilu Taiwan tersebut telah dimunculkan oleh senator Ted S. Yoho (R-Fla.) Pada bulan November, ketika dia memposting pernyataan di situs resminya.

“Demokrasi Taiwan yang dinamis dan semangat perilaku internasional yang tinggi adalah kualitas yang seharusnya diinginkan oleh Partai Komunis, bukannya melemahkan,” tulisnya. (ran)

Rekomendasi video:

Amerika Serikat Tekan Keras Konspirasi Tiongkok Korut

https://www.youtube.com/watch?v=p0z-dob1HZ8