Duta Besar Tiongkok Peringatkan ‘Akibatnya’ Jika Kanada Melarang Masuk Jaringan 5G Milik Huawei

OTTAWA — Duta Besar Tiongkok Lu Shaye mengatakan penangkapan Kanada terhadap eksekutif Huawei Technologies adalah tindakan “pengkhianatan” oleh seorang teman.

Dan Lu memperingatkan “akibat-akibatnya” jika Kanada melarang perusahaan tersebut dalam mengembangkan jaringan 5G-nya yang baru karena alasan keamanan, seperti halnya tiga sekutunya yang berbagi intelijen.

Dalam wawancara yang jarang terjadi dengan wartawan Kanada, Lu juga mengatakan kepada Perdana Menteri Justin Trudeau untuk mengurungkan niatnya mengumpulkan dukungan internasional dalam pertikaian Kanada dengan Tiongkok. Dia mengatakan hal itu akan menjadi ide buruk bagi Menteri Luar Negeri Chrystia Freeland yang akan menggunakan KTT Forum Ekonomi Dunia mendatang di Davos untuk menekan kasus tersebut.

Lu mengatakan hubungan ekonomi antara kedua negara dapat diperbaiki dan kebuntuan saat ini dapat diselesaikan melalui negosiasi, tetapi dia membenarkan upaya penangkapan dua orang Kanada di Tiongkok dan mengkritik penangkapan Kanada terhadap eksekutif telekomunikasi, dengan mengatakan Meng Wanzhou tidak melanggar hukum-hukum Kanada.

Kanada telah menahan Meng Wanzhou di Vancouver 1 Desember lalu, atas permintaan pihak berwenang Amerika yang ingin dia menghadapi tuduhan penipuan karena berurusan dengan bank-bank Amerika. Dia telah keluar dengan jaminan dan menghadapi proses-proses ekstradisi.

Tiongkok telah menahan Michael Kovrig, seorang diplomat Kanada yang sedang berlibur, dan Michael Spavor, seorang wirausahawan, setelah penangkapan Meng dengan tuduhan-tuduhan yang tidak jelas tentang “keterlibatan dalam kegiatan yang membahayakan keamanan nasional.” Para analis Barat percaya bahwa penangkapan mereka adalah upaya menekan Kanada untuk membebaskan Meng sepenuhnya.

Tiongkok juga memvonis warga Kanada lain, Robert Lloyd Schellenberg, dengan hukuman mati pada 14 Januari dalam sidang ulang mendadak kasus penyelundupan narkoba. Dia semula dijatuhi hukuman 15 tahun pada tahun 2016, namun pengadilan menjatuhkan hukuman baru setelah mempertimbangkan kembali kasusnya.

Seorang mantan menteri kehakiman Liberal menuduh Tiongkok menggunakan “diplomasi sandera” terhadap ketiga warga Kanada tersebut.

Irwin Cotler, pendiri Raoul Wallenberg Centre for Human Rights, telah mengecam kelakuan Tiongkok menggambarkan karakter penangkapan warga Kanada karena Meng tersebut sebagai “keji, tidak berbudi dan jahat.”

“Kata-kata ini menegaskan dan menggambarkan diplomasi sandera Tiongkok sejak saat itu, termasuk penahanannya terhadap warga Kanada Michael Kovrig dan Michael Spavor dan hukuman mati yang kejam terhadap Robert Schellenberg,” kata Cotler dalam email kepada The Canadian Press.

“Tetapi tidak ada yang menyingkap dan membuka kedok penghinaan yang dilakukan Tiongkok terhadap aturan hukum, di Tiongkok dan juga di Kanada, dan tabiatnya yang ‘keji, tidak berbudi dan jahat’ selain perlakuan kejamnya dan tidak manusiawi terhadap Ti-Anna Wang dan putrinya yang masih bayi,” Kata Cotler.

Pekan lalu, Wang tiba di Tiongkok selatan di mana ayahnya, Wang Bingzhang, dianggap sebagai bapak gerakan pro-demokrasi internasional Tiongkok yang bernasib buruk, telah dipenjara sejak agen-agen Tiongkok menangkapnya di Vietnam pada tahun 2002 dan membawanya kembali ke RRT.

Tiongkok secara konsisten telah menolak memberi izin upaya-upaya Wang untuk mengunjungi ayahnya selama hampir satu dekade, karena kesehatannya telah menurun.

Pada bulan Agustus, Wang diberi visa Tiongkok baru, tetapi ketika dia tiba di Tiongkok selatan minggu lalu dengan suaminya dan putrinya yang berumur 11 bulan, dia ditolak setelah siksaan berat di bandara selama enam jam. Dia dikirim kembali ke Korea Selatan, di mana dia mengunjungi keluarga suaminya.

Pada 16 Januari, ketika dia dan keluarganya berganti penerbangan di Beijing dalam perjalanan mereka kembali ke Kanada, Wang mengatakan enam agen Tiongkok telah mengikutinya selama dalam penerbangan, membawa dia dan putrinya ke tahanan, dan memisahkannya dari suaminya.

Dua jam kemudian mereka dipaksa ke penerbangan yang berbeda dan dikirim kembali ke Korea Selatan. Keluarga Wang harus memesan kembali perjalanan mereka ke Montreal dengan penerbangan baru dari Korea Selatan yang membawa mereka melewati Amerika Serikat.

“Tidak seperti yang terakhir kali, tidak ada pertanyaan yang diajukan. Saya tidak diizinkan menggunakan ponsel atau komputer saya, atau menghubungi Kedutaan Besar Kanada. Saya tidak bisa berkonsultasi dengan suami saya, yang tidak saya lihat lagi sampai kami diantar ke gerbang, atau menghubungi Air Canada untuk memesan lagi penerbangan saya,” kata Wang dalam email dari Korea Selatan.

“Itu adalah cobaan yang mengejutkan, menakutkan dan tidak masuk akal tanpa tujuan selain untuk menggertak, menghukum dan mengintimidasi saya dan keluarga saya,” tulisnya.

Kementerian luar negeri Kanada tidak mengomentari tentang perlakuan-perlakuan yang dialami Wang oleh otoritas-otoritas Tiongkok. (ran)

Video pilihan:

Huawei dan Ancaman Mata-mata Tiongkok

https://www.youtube.com/watch?v=8upq6ZW3sYQ