Tiongkok Luncurkan Aplikasi Memberitahu Ada Orang yang Berutang Berada di Sekitar Pengguna

Tiongkok telah meluncurkan aplikasi yang memberi tahu para penggunanya jika ada seseorang yang berutang berada dalam jarak 500 yard (457 meter) dari lokasi mereka. Aplikasi ini juga mendorong warga untuk melaporkan orang yang berutang tersebut jika mereka terlihat tidak mampu membayar.

Sebuah pengadilan di provinsi Hebei Tiongkok memperkenalkan “program mini” WeChat, yang secara harfiah dinamai “peta penunggak utang,” menurut media China Daily yang dikelola pemerintah. Pengadilan mengklaim bahwa aplikasi tersebut menyediakan sarana tambahan untuk “menegakkan keputusan kami dan menciptakan lingkungan yang dapat dipercaya secara sosial.”

WeChat adalah platform pengiriman pesan instan paling populer di Tiongkok.

https://twitter.com/evazhengll/status/1087997461258555399

Aplikasi ini menyediakan peta bagi para pengguna dan pelacakan radar di layar “penunggak utang”, yang lokasi-lokasi tepatnya ditandai dengan jarum-jarum penanda. Mengetuk masing-masing penanda tersebut akan mengungkapkan informasi pribadi orang yang berutang.

Ia juga memperingatkan penggunanya dengan flash peringatan ketika pengutang ada di sekitar mereka.

Tidak jelas berapa banyak utang seseorang harus termasuk di dalamnya untuk menarik minat melakukan pelanggaran privasi ini, perilaku apa yang menandakan ketidakmampuan untuk membayar utang, atau bagaimana pengguna aplikasi dapat melaporkan seorang pengutang yang mereka duga boros secara finansial.

Operasi aplikasi saat ini terbatas untuk provinsi Hebei.

SISTEM KREDIT SOSIAL TIONGKOK

Mengingatkan pada fiksi dystopia, rezim komunis Tiongkok telah meluncurkan aplikasi tersebut di tengah penumpasan pinjaman secara nasional, sebagai tambahan baru pada sistem “kredit sosial” yang sangat kontroversial.

Dystopia adalah suatu keadaan atau kelompok masyarakat yang memiliki kualitas hidup yang sangat buruk dikarenakan tekanan dari pemerintah atau pemimpin, wabah penyakit, maupun teror yang berlangsung terus menerus.

Sistem kredit sosial adalah sistem pemberian peringkat dalam lingkup yang sangat luas yang memantau perilaku penduduknya dan memberi mereka skor abstrak yang sulit dipahami sesuai dengan “kredit sosial” mereka.

Sistem ini akan dibuat peraturan pada tahun 2020. Sistem ini akan mengukur tingkat seseorang dapat dipercaya melalui penilaian perilaku mereka di transportasi umum, pembelanjaan, posting media sosial, kemampuan untuk melunasi pinjaman, dll. Metodologi yang tepat belum diungkapkan.

Saat ini, sistem ini terpecah-pecah, beberapa dijalankan oleh perusahaan teknologi swasta seperti Alibaba, sementara yang lain dijalankan oleh dewan kota. Namun, mereka telah menghukum lebih dari 6.000 orang karena gagal membayar pajak tepat waktu atau bertingkah buruk dalam transportasi umum, sedang melarang mereka bepergian melintasi perbatasan negara dengan pesawat atau kereta api antara bulan Juni dan Januari, menurut Business Insider.

Hukuman lain termasuk larangan dari mendapatkan pekerjaan tertentu, kecepatan internet melambat, dan penyitaan hewan peliharaan. Anak-anak dari orang tua dengan nilai kredit buruk dapat ditolak masuk ke universitas yang diinginkan.

Oktober lalu, seorang jurnalis asing telah merekam pengumuman yang dibuat dalam bahasa Inggris memperingatkan orang-orang untuk tidak berperilaku tidak pantas di kereta peluru (kecepatan tinggi) dari Beijing ke Shanghai, menimbulkan pertanyaan apakah para wisatawan dan pengunjung lain ke negara tersebut akan dikenakan sistem ini di masa mendatang. (ran)

Video pilihan:

19 Ton Apel dari Tiongkok Terkontaminasi, Tak Layak Diekspor

https://www.youtube.com/watch?v=R282T08Z1Rc