Otoritas Tiongkok Memulai Tugas Rumit untuk Menutup Perusahaan ‘Zombie’

Tiongkok telah memulai proses pembongkaran perusahaan milik negara yang dililit hutang “zombie”.

Pada 1 Februari, Economic Information Daily, surat kabar ekonomi yang dioperasikan oleh media pemerintah Xinhua, melaporkan bahwa Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi; Komisi Pengawasan Aset dan Administrasi Negara (State-owned Assets Supervision and Administration Commission – SASAC), otoritas pusat yang mengawasi perusahaan milik negara; dan beberapa pemerintah provinsi, termasuk Shaanxi, Henan, Hebei, dan Heilongjiang, telah membuat rencana untuk melikuidasi beberapa perusahaan zombie besar setelah pemerintah pusat membuat pengumuman pada 4 Desember 2018, memerintahkan semua perusahaan seperti itu untuk dilenyapkan pada tahun 2020.

Badan usaha milik negara yang bangkrut dan gagal menghasilkan laba disebut sebagai perusahaan zombie, karena pemerintah pusat terus-menerus memberikan dukungan keuangan untuk menjaga mereka tetap bertahan.

SASAC tidak memberikan informasi terperinci tentang status perusahaan zombie saat ini atau apa yang menyebabkan rencana likuidasi tersebut, hanya mengatakan bahwa ia akan merumuskan serangkaian kebijakan untuk mempercepat proses pemecahannya.

Menurut data resmi SASAC, ada 2.041 perusahaan zombie pada November 2016, dengan total aset 3 triliun yuan (US$445 miliar). Kebanyakan adalah bisnis batubara dan baja yang memiliki kelebihan kapasitas produksi. Meskipun mereka mengalami kerugian, perusahaan-perusahaan tersebut mengajukan pinjaman dari bank-bank Tiongkok untuk mempertahankan operasi harian mereka.

Rezim Tiongkok telah berupaya melakukan reformasi struktural sisi penawaran sejak 2015, dengan tujuan utama membubarkan perusahaan-perusahaan zombie ini.

Miao Yu, Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi, mengatakan dalam konferensi pers pada 29 Januari bahwa Tiongkok telah mengurangi produksi baja sebesar 30 juta metrik ton dan produksi batubara sebesar 150 juta metrik ton, pada tahun 2018. Pada akhir tahun 2018, tingkat pemanfaatan industri Tiongkok menyeluruh, artinya proporsi barang industri yang telah terjual, mencapai 76,5 persen.

Koran corong Partai Komunis Tiongkok, Harian Rakyat (People’s Daily), memuat artikel pada 17 Desember yang mengindikasikan bahwa akan sulit untuk menutup perusahaan zombie karena mereka mempekerjakan sejumlah besar pekerja, memiliki utang dalam jumlah besar, dan memiliki hubungan dekat dengan pemerintah daerah yang tidak ingin melihatnya tutup.

Sebuah perusahaan tambang batu bara milik negara, misalnya, mempekerjakan sekitar 2.000 hingga 8.000 pekerja. Karena banyak pekerja tambang berasal dari keluarga yang telah berkecimpung dalam bisnis tersebut selama beberapa generasi, menutup sebuah perusahaan pertambangan bisa berarti seluruh keluarga kehilangan pekerjaan pada saat yang sama.

Sementara itu, bank-bank yang telah memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan zombie ini tidak ingin mereka bangkrut karena kredit macet yang telah menumpuk dalam jumlah besar akan berarti kerugian besar dan bahkan kebangkrutan untuk bank-bank tersebut, menurut artikel People’s Daily.

Sementara itu, pemerintah daerah tidak ingin melihat perusahaan zombie tutup, karena pendapatan pajak yang tinggi dikumpulkan dari mereka setiap tahun, menurut People’s Daily.

Lebih jauh, artikel tersebut menyatakan, tim manajemen perusahaan zombie memiliki hubungan dekat dengan pemerintah daerah, “dengan hubungan rumit yang tidak ingin perusahaan tutup.”

Kemungkinan kekhawatiran terbesar bagi pemerintah daerah adalah tingkat pengangguran yang akan terjadi jika perusahaan zombie ditutup, menurut Tang Jingyuan, seorang komentator yang berbasis di AS.

“Jika ada ribuan orang yang kehilangan pekerjaan dalam semalam, mereka mungkin mengorganisir aksi protes besar, yang dianggap sebagai ancaman terhadap keputusan Partai Komunis. Walikota [dari sebuah kota] bahkan mungkin kehilangan posisinya jika dia tidak dapat memadamkan aksi-aksi protes publik tersebut,” kata Tang kepada The Epoch Times dalam sebuah wawancara 3 Februari.

Tian Beiming, seorang ekonom Tiongkok, berkomentar di Twitter tentang berita terbaru tentang rencana pemerintah untuk menutup perusahaan-perusahaan zombie: “Biasanya, perusahaan zombie juga melibatkan banyak korupsi.” (ran)

Video pilihan:

Perang Dagang Membuat 2,8 Juta Pekerja Tiongkok “Nganggur”

https://www.youtube.com/watch?v=bFXyl2pNQXg