Polisi Taiwan Berantas Jaringan Kriminal Penjual Ponsel Apple & Samsung Palsu Terkait Tiongkok

TAIPEI, Taiwan — Polisi Taiwan telah memberantas operasi kriminal yang diduga terhubung dengan Tiongkok yang menjual ponsel-ponsel iPhone dan Samsung palsu.

Hampir 3.900 barang, termasuk telepon pintar dan aksesoris seperti headphone dan charger, telah disita oleh polisi di sebuah toko di kota Taoyuan, Taiwan utara baru-baru ini, menurut sebuah artikel pada 30 Januari oleh surat kabar harian Taiwan, Liberty Times. Laporan tidak menentukan tanggal pastinya.

Barang-barang tersebut, jika asli, akan memiliki nilai pasar lebih dari 10 juta Dolar NT (sekitar US$324.900), menurut polisi.

Polisi bertindak atas sebuah informasi bahwa toko tersebut menjual ponsel bekas dan unit-unit demo yang membawa merek Apple dan Samsung, dengan harga 2.000 hingga 5.000 Dolar NT (US$65-162). Unit demo adalah ponsel yang digunakan untuk tampilan di sebuah toko dan akhirnya dijual dengan harga lebih murah.

Polisi menemukan bahwa ponsel-ponsel tersebut dengan mudah tidak berfungsi pada saat pembelian.

Ponsel-ponsel palsu dan aksesorinya juga dijual di Ruten dan Shopee, keduanya merupakan platform e-commerce yang populer di Taiwan.

Setelah menganalisis sebanyak 135 iPhone dan 44 Samsung palsu, polisi telah menetapkan bahwa banyak dari tiruan ini dibuat dengan komponen yang sepenuhnya palsu, kecuali chip yang mendukung ponsel tersebut. Misalnya, iPhone 6 palsu memiliki chip A6 asli yang akan digunakan untuk memberi daya pada iPhone 5 asli. Ponsel-ponsel tersebut dirakit di Tiongkok.

Polisi telah menangkap empat orang: seorang lelaki berusia 22 tahun dari Tiongkok yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarga Li, dan tiga karyawan yang disewa untuk bekerja di toko Taiwan.

Li mengatakan kepada polisi bahwa ia disewa oleh sebuah jaringan yang terletak di provinsi Hubei, Tiongkok tengah, dengan gaji bulanan 12.000 Dolar NT (sekitar US$390) untuk bepergian ke Taiwan dan mengelola operasi di sana. Dia menambahkan bahwa dia juga memperbaiki ponsel-ponsel dan turut ambil bagian dalam penjualan online.

Li juga mengatakan bahwa dia datang ke Taiwan dengan kedok untuk menjalani operasi estetika, dan dijadwalkan untuk terbang kembali ke Tiongkok, jika dia tidak ditangkap.

Taiwan menawarkan visa wisata medis 15 hari; banyak orang Tiongkok daratan diketahui telah datang untuk mendapatkan layanan medis, termasuk mendapatkan vaksinasi, karena skandal berulang yang melibatkan vaksin di bawah standar di Tiongkok.

Sebuah buku rekening yang disita dari toko menunjukkan bahwa penjualan ponsel palsu tersebut telah menghasilkan pendapatan bulanan sekitar 2 juta Dolar NT (US$64.986) sejak Mei 2018, menurut polisi.

Menurut Liberty Times, keempat orang yang ditangkap tersebut telah didakwa dengan tuduhan pelanggaran hukum merek dagang Taiwan.

Tiongkok dikenal sebagai produsen produk palsu terbesar di dunia, mulai dari sepatu, pakaian, hingga gadget elektronik.

Pejabat bea cukai AS telah menyita beberapa pengiriman massal sebelum mereka sampai ke pasar AS.

Pada 10 Oktober tahun lalu, media digital berbasis di San Francisco, The Information melaporkan skema penipuan yang melibatkan iPhone di Tiongkok. Skema ini melibatkan pembelian atau pencurian iPhone, pelepasan komponen, penggantian komponen, dan mengembalikan ponsel yang telah dimanipulasi ke toko-toko ritel Apple, dengan mengklaim bahwa ponsel-ponsel tidak berfungsi “dalam kondisi normal.” Dengan begitu, para penjahat tersebut dapat meminta telepon pengganti yang baru. (ran)

Video pilihan:

Waspada! Aplikasi Smartphone Buatan Tiongkok Mencuri Data Penggunanya

https://www.youtube.com/watch?v=Z2XD_O0MbKU