Taiwan dan Pakistan Mengangkat Masalah Mengenai Keamanan Perlengkapan Wi-Fi Huawei

EpochTimesId – Kartu Wi-Fi yang dibuat oleh Huawei, raksasa teknologi Tiongkok telah diteliti di Taiwan dan Pakistan setelah para ahli mencatat potensi kerentanan keamanan.

Zhinan Bus Co., operator bus di New Taipei City dan Taipei City, baru-baru ini mengungkapkan bahwa 20 kendaraannya dilengkapi dengan kartu Wi-Fi 4G yang dibuat oleh Huawei. Bersama dengan router yang dibuat oleh MikroTik, penyedia peralatan internet Latvia, Zhinan Bus Co. menyediakan layanan internet nirkabel gratis untuk penumpang bus, menurut media Taiwan. Operator bus mulai menawarkan koneksi internet gratis pada bulan September 2017.

Wi-Fi di Bus Taiwan

Pengakuan publik dibuat oleh General Manager perusahaan Zhinan Bus Co., Lee Chien-wen, setelah media lokal mulai melaporkan mengenai dugaan penggunaan produk Huawei oleh perusahaan tersebut. Lee Chien-wen menjelaskan bahwa perusahaan mulai menggunakan kartu Wi-Fi Huawei sekitar enam bulan yang lalu, dan pembelian dilakukan sesuai dengan hukum Taiwan.

Komisi Komunikasi Nasional, regulator telekomunikasi dan penyiaran Taiwan, mulai melarang stasiun pangkalan Huawei pada tahun 2013, menurut media Taiwan. Sejak itu, pemerintah pusat Taiwan, termasuk kantor kepresidenan, legislatif, kementerian pertahanan, dan kepala badan intelijen, telah memberlakukan larangan terhadap peralatan telekomunikasi buatan Tiongkok. Namun, pemerintah daerah belum memiliki batasan.

Pemerintah Taiwan berbagi kekhawatiran keamanan yang sama dengan banyak negara lain di seluruh dunia, termasuk Australia dan Amerika Serikat, yang telah membatasi akses pasar mereka ke Huawei, karena hubungan Huawei yang dekat dengan Beijing.

Di bawah Undang-Undang Intelijen Nasional Tiongkok, yang diberlakukan pada tahun 2017, semua perusahaan Tiongkok diharuskan untuk memberikan informasi intelijen ke Beijing, jika diminta.

Lin Ying-dar, seorang profesor yang mengkhususkan diri dalam komunikasi nirkabel dan keamanan jaringan di Universitas Nasional Chiao Tung Taiwan, memperingatkan bahwa peralatan dan gadget Huawei, termasuk telepon pintar, kartu Wi-Fi, stasiun pangkalan internet, dan jaringan inti, semuanya kemungkinan akan menempatkan si pengguna pada risiko dimata-matai atau komunikasi mereka disadap, kata Lin Ying-dar dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Taiwan Liberty Times, mengenai kartu Wi-Fi yang digunakan oleh Zhinan Bus Co.

Sementara itu, Shen Pao-yang, asisten profesor di Sekolah Pascasarjana Kriminologi Universitas Nasional Taipei, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NTD cabang New York yang berbasis di Asia-Pasifik bahwa layanan transportasi umum harus proaktif dalam mengungkapkan peralatan apa pun yang mereka gunakan yang dibuat oleh perusahaan Tiongkok.

Shen Pao-yang meminta pemerintah Taiwan untuk mengeluarkan undang-undang yang akan mencegah penggunaan peralatan apa pun yang dibuat oleh negara-negara yang dianggap bermusuhan dengan Taiwan, jika peralatan tersebut dapat digunakan secara ilegal untuk mengumpulkan informasi di Taiwan.

Pertahanan nasional Taiwan dibangun dengan menangkis serangan militer dari Tiongkok, karena rezim Beijing menganggap pulau tersebut sebagai bagian dari wilayahnya dan mengancam akan menyatukannya dengan daratan Tiongkok, dengan kekuatan militer jika perlu.

Segalanya dapat segera berubah, karena perintah eksekutif mengenai produk teknologi informasi buatan daratan Tiongkok yang digunakan oleh lembaga pemerintah dijadwalkan akan dikeluarkan akhir pekan ini, menurut laporan tanggal 10 April 2019 oleh harian berbahasa Inggris setempat, Taipei Times.

Perintah eksekutif ini diharapkan untuk memperluas larangan telekomunikasi ke lembaga pemerintah setempat, karena meluasnya produk buatan Tiongkok ke perangkat seluler, kamera keamanan dan komponen server yang dibuat oleh Huawei, raksasa teknologi Tiongkok ZTE, dan pembuat peralatan pengawasan video Tiongkok Hangzhou Hikvision Digital Technology, menurut Taipei Times. Daftar lengkap barang yang dilarang diharapkan akan selesai saat pesanan eksekutif dikeluarkan.

Seperti Huawei, ZTE memiliki ikatan dengan militer Tiongkok. Hikvision adalah pemasok utama teknologi untuk jaringan pengawasan besar-besaran oleh Beijing untuk memantau warga dan melacak para pembangkang, termasuk di wilayah Xinjiang, tempat kaum Muslim Uyghur dianiaya dengan berat.

Kekhawatiran Wi-Fi serupa muncul pada bulan Maret, setelah pengungkapan rahasia di sidang legislatif bahwa kontraktor Taiwan yang menyediakan 4G Wi-Fi gratis untuk beberapa metro, kereta api, dan kereta api berkecepatan tinggi di Taiwan, sebenarnya dapat dikendalikan oleh sebuah perusahaan telekomunikasi Tiongkok.
Kamera Keamanan Pakistan

Huawei telah memasarkan paket solusi teknologi informasinya, sistem pengawasan, dan jaringan internet, di bawah konsep “kota pintar,” di seluruh dunia. Menurut situs web Huawei, kota Gelsenkirchen di Jerman dan kota Ekurhuleni di Afrika Selatan telah menggunakan teknologi “kota pintar” Huawei.
Di kota Lahore, Pakistan, Otoritas Keamanan Kota Punjab, sebuah badan pemerintah otonom yang berfokus pada keselamatan publik, menandatangani kesepakatan dengan Huawei untuk menggunakan sistem kamera pengintai “kota pintar” pada 2016.

Namun baru-baru ini, Otoritas Keamanan Kota Punjab, mengatakan kepada BBC bahwa mereka menemukan kartu transmisi Wi-Fi dalam infrastruktur sistem pengawasan buatan Huawei yang seharusnya tidak ada di sana. Setelah ditemukan pada tahun 2017, Otoritas Keamanan Kota Punjab telah meminta Huawei untuk mengeluarkan kartu transmisi Wi-Fi tersebut karena “potensi penyalahgunaan”; Huawei mematuhi.

Menurut BBC, seorang perwakilan Huawei mengatakan kepada Otoritas Keamanan Kota Punjab pada saat itu bahwa kartu transmisi Wi-Fi tersebut ditempatkan di 1.800 “kabinet CCTV” di sekitar Lahore, sehingga para insinyur Huawei dapat dengan mudah mengaksesnya dari jarak jauh untuk pemecahan masalah.

Namun, dua orang yang tidak disebutkan namanya yang terlibat dengan proyek kota pintar Lahore mengatakan kepada BBC bahwa akses jarak jauh ke kabinet CCTV sudah dimungkinkan melalui jaringan utama, tanpa kartu transmisi Wi-Fi.

“Jika anda memasukkan kartu transmisi Wi-Fi, maka anda berpotensi memberi seseorang beberapa bentuk akses jarak jauh ke sana. Anda mungkin mengatakan hal tersebut dilakukan untuk satu tujuan, tetapi begitu anda melakukannya, maka berpotensi disalahgunakan,” kata pakar keamanan dunia maya Alan Woodward kepada BBC.

Salah satu sumber mengatakan kepada BBC bahwa kartu transmisi Wi-Fi tersebut dilepas sebelum ada kesempatan untuk menguji apakah kartu transmisi Wi-Fi tersebut dapat disalahgunakan.

Menurut artikel Mei 2016 oleh koran Pakistan berbahasa Inggris, The Express Tribune, kontrak Otoritas Keamanan Kota Punjab dengan Huawei adalah untuk pemasangan sekitar 10.000 kamera pengintai di Lahore, termasuk di situs infrastruktur utama, lembaga publik, dan pasar. Huawei dianugerahi proyek tersebut setelah penawaran sukses 12 miliar rupee Pakistan (sekitar 84,7 miliar dolar Amerika Serikat).

Otoritas Keamanan Kota Punjab menulis di situs webnya bahwa banyak dari kamera pengintai ini dilengkapi dengan perangkat lunak pengenal wajah.

Bahaya Huawei yang mengekspor teknologi kota pintar di luar negeri dijelaskan oleh wadah pemikir Amerika Serikat, Jamestown Foundation, dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Juni 2018.

“Sementara kota-kota pintar di masa depan dapat menjadi kota yang lebih baik, lebih efisien, mereka juga dapat memberi rezim otoriter alat-alat pengawasan dan kontrol yang sebelumnya tidak dibayangkan,” Jamestown Foundation memperingatkan. Selain itu, ketika digunakan di negara-negara demokratis, peralatan Huawei dapat “bertindak sebagai saluran untuk pengumpulan intelijen [untuk Beijing].” (Frank Fang/Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=8upq6ZW3sYQ