Bab I – Strategi Iblis untuk Menghancurkan Kemanusiaan (Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita)

oleh Tim Editorial “Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis”

3 Juni 2018 Diperbarui: 15 Maret 2019

The Epoch Times menerbitkan serial khusus terjemahan dari buku baru Berbahasa Tionghoa berjudul “Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita” oleh tim editorial Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis.

Skema roh jahat untuk menghancurkan umat manusia telah digunakan selama berabad-abad. Pengaturannya terwujud dalam labirin urusan sosial, dari gerakan massa hingga elite yang berkuasa, di seluruh dunia dan sepanjang sejarah, bekerja tanpa henti untuk menjerat dan melenyapkan manusia.

Merusak Pemikiran Manusia

Iblis telah membalikkan kriteria untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Iblis membuat kebenaran sebagai suatu kejahatan dan kejahatan sebagai kasih sayang. Iblis menyamarkan konsepnya yang seram dengan “sains” dan menutupi logika gangsternya dengan menggunakan “keadilan sosial.” Iblis menggunakan “kebenaran politik” untuk memaksakan kendali pemikiran dan menyebarkan “nilai netralitas” untuk membuat orang tidak peka terhadap kekejaman yang brutal.

a. Penipuan Ateisme

Manusia diciptakan oleh Ilahi, dan manusia yang setia pada Ilahi akan menerima perlindungan Ilahi. Oleh karena itu, langkah pertama untuk menghancurkan umat manusia adalah memutuskan hubungan antara manusia dengan para dewa-dewi. Iblis mengirim agennya di dunia manusia untuk menyebarkan ateisme dan terus-menerus mengubah pemikiran manusia.

Pada tahun 1850-an, filsuf materialis Jerman Ludwig Feuerbach mengatakan bahwa Tuhan hanyalah proyeksi sifat batin manusia. Lagu sosialis, “The Internationale,” mengklaim bahwa tidak pernah ada Pencipta. Buktinya, standar moral, budaya, struktur sosial, dan pemikiran rasional manusia semuanya berasal dari Ilahi. Dalam arus sejarah yang penuh gejolak, iman kepada para dewa-dewi seperti tali jangkar yang kuat, menjaga agar umat manusia tidak tersesat ke dalam ombak komunisme.

Merefleksikan pertumpahan darah Revolusi Perancis, yang menjungkirbalikkan monarki dan rohaniawan, filsuf Inggris Edmund Burke mengatakan, “Ketika manusia mempermainkan Tuhan, saat ini manusia berperilaku seperti setan.” Ateisme memikat manusia yang arogan untuk mempermainkan Tuhan dan berusaha mengendalikan nasib manusia lain dan masyarakat. Penganut komunisme yang paling fanatik tidak akan mendewakan dirinya. Menyebarkan ateisme adalah langkah pertama dalam semua skema iblis untuk menghancurkan umat manusia.

b. Kekeliruan Materialisme

Pikiran dan materi ada secara bersamaan. Prinsip inti dari Marxisme adalah materialisme dialektika, yang menyangkal keberadaan jiwa. Materialisme berakar selama Revolusi Industri, ketika kemajuan pesat dalam bidang sains, teknologi, dan produksi memicu sekte empirisme dan ateisme. Orang-orang menjadi kehilangan iman pada mukjizat Ilahi dan menolak perintah Tuhan.

Diciptakan oleh iblis, materialisme bukanlah konsep filosofis, tetapi merupakan senjata iblis untuk menggulingkan keyakinan spiritual manusia. Materialisme, produk dari ateisme, pada gilirannya menjadi dasar bagi segenap nafsu intelektual.

c. Penghujatan Evolusi

Dengan sendirinya, teori evolusi Darwin adalah hipotesis cacat yang telah lama didiskreditkan. Tetapi iblis telah mengubah argumennya yang kasar menjadi alat untuk memutuskan hubungan antara Tuhan dengan manusia. Iblis dengan kejam menyamakan manusia dengan hewan, sekaligus merendahkan harga diri manusia dan penghormatan manusia terhadap ciptaan Tuhan. Abad ke-20 melihat teori evolusi mengambil alih bidang penelitian dan pendidikan, dan teori kreasionisme (penciptaan khusus) dilarang dibahas di ruang kelas.

Dari teori Darwin yang asli muncul konsep Darwinisme Sosial yang merusak. “Seleksi alam” dan “survival of the fittest” (“yang kuat yang menang’) mengurangi komunitas internasional menjadi hutan perjuangan biadab antara bangsa-bangsa.

d. Kultus Ilmu

Dipersenjatai dengan empirisme dan saintisme, iblis telah mempromosikan kultus sains untuk menggantikan akal manusia dengan “rasionalitas ilmiah.” Manusia diarahkan untuk hanya percaya pada apa yang dapat dilihat dan dirasakan secara nyata, yang memperkuat pandangan dunia ateis.

Komunitas ilmiah kontemporer menolak semua fenomena yang tidak dapat dijelaskan atau diverifikasi dengan metodenya sebagai suatu takhayul dan pseudosain, jika tidak mengabaikannya sama sekali. Sains telah menjadi jenis agama sekuler yang digunakan untuk menekan iman dan moralitas dengan mendominasi pendidikan dan pemikiran akademis.

e. Filsafat Perjuangan

Teori dialektika yang diartikulasikan oleh filsuf Jerman Georg Hegel adalah seperangkat prinsip umum untuk pemikiran logis. Para pemikir di zaman Tiongkok kuno telah menyusun prinsip-prinsip ini selama era sebelum Dinasti Qin (221 SM – 206 SM).

Marxisme menyerap aspek-aspek tertentu dari karya Georg Hegel sambil membesar-besarkan sifat konflik dialektik. Dalam kata-kata pemimpin Republik Tiongkok Chiang Kai-shek, tujuan komunisme bukanlah untuk menyelesaikan masalah, tetapi “untuk memperluas kontradiksi global seluas mungkin dan menyebabkan manusia harus terus berjuang untuk selamanya.”

Seperti yang terlihat berkali-kali dalam praktik, Roh Jahat jahat komunisme menghasut kebencian di antara manusia, menciptakan dan meningkatkan konflik, dan akhirnya merebut kekuasaan melalui revolusi kekerasan atau akal-akalan.

f. Intelektual yang Berlebihan

Atheisme dan materialisme melahirkan banyak kecenderungan filosofis dan ideologis, seperti Marxisme, Machiavellianisme, sosialisme, nihilisme, anarkisme, estetika, Freudisme, modernisme, eksistensialisme, pascamodernisme, dan dekonstruktivisme. Pendukung dan pengikutnya terombang-ambing melalui wacana yang tidak bermakna dan bicara bertele-tele mengenai masalah yang sebenarnya.

Kelas intelektual pernah terdiri dari elit masyarakat yang paling bijaksana dan paling berpengetahuan, namun di abad yang lalu, para intelektual menjadi alat roh jahat untuk mempromosikan ideologinya dan salah menafsirkan dunia dengan penyimpangannya.

g. Bahasa yang Dipalsukan

Seperti bahasa “Newspeak” yang dibuat oleh adi-daya dunia Oceania dalam novel George Orwell, berjudul Nineteen Eighty-Four, agen-agen iblis membentuk kembali bahasa agar sesuai dengan minat setan. Dalam kamus iblis, “kebebasan” berarti keadaan ekstrem yang tidak terkendali oleh moralitas, hukum, atau tradisi. Ungkapan-ungkapan seperti “semua manusia adalah anak-anak Tuhan,” “semua manusia adalah sama di hadapan hukum,” dan “kesempatan yang sama” telah terdistorsi menjadi egalitarianisme absolut. “Orang yang baik hati mencintai orang lain” dan “mencintai sesamamu seperti dirimu sendiri” telah menjadi tipuan yang tidak berprinsip yang disebut “toleransi.” Pemikiran rasional telah dijadikan alat ilmu empiris yang berpikiran sempit. Dalam mengejar kesetaraan hasil, keadilan menjadi “keadilan sosial.”

Bahasa adalah instrumen pemikiran. Dengan mengambil kendali atas definisi dan nuansa bahasa, iblis membatasi pikiran manusia sehingga iblis mencapai tujuannya.

2. Menumbangkan Budaya Tradisional

Budaya ortodoks umat manusia diberikan oleh dewata. Sambil mempertahankan operasi normal masyarakat manusia, peran terpenting dari budaya yang diilhami secara Ilahi adalah untuk menyediakan sarana bagi umat manusia untuk memahami Hukum Ilahi yang diajarkan di akhir zaman dan untuk diselamatkan dari kiamat.

Budaya yang diilhami secara Ilahi memperingatkan manusia untuk waspada terhadap persekongkolan iblis, sehingga iblis menggunakan cara terselubung untuk memutuskan manusia dari tradisinya dan menghancurkan budayanya. Untuk menghapuskan pandangan tradisional terhadap kehidupan dan nilai-nilai moral, iblis menciptakan banyak tujuan mulia, membimbing manusia untuk menghabiskan hidup mereka dalam perjuangan dan mengorbankan diri untuk cita-cita baru yang dibelokkan ini.

a. Pendidikan Terdegradasi

Selama ribuan tahun, pendidikan tradisional dilestarikan dan diwariskan dalam budaya umat manusia yang indah, yang berperan menuntun manusia untuk berbelas kasih, menjaga kebajikan moralnya, menguasai keterampilan profesional, dan menjadi orang baik dan warganegara yang baik. Dimulai pada abad ke-19, negara-negara Eropa dan Amerika membentuk sistem pendidikan umum secara gratis.

Namun, pada awal abad ke-20, sekolah umum mulai mengindoktrinasi siswa terhadap tradisi dan moralitas. Teori evolusi menjadi pembelajaran wajib. Buku-buku teks secara perlahan-lahan dipenuhi dengan ateisme, materialisme, dan perjuangan di kelas ketika iblis memperluas kendali atas isinya. Budaya tradisional, dicontohkan oleh sastra klasik yang hebat, bertentangan dengan arus ideologis setan dan semakin terpinggirkan.

Para siswa yang cerdas dan bijaksana terpikat untuk mengikuti ideologi iblis, yang melemparkan kecemerlangan mereka ke dalam pengejaran terhadap non-isu, membuat mereka tidak memahami hal-hal penting dalam kehidupan dan masyarakat. Jam pelajaran yang berkepanjangan memisahkan anak-anak dari pengasuhan orangtuanya dan lingkungan keluarganya, memaksa mereka menelan ideologi iblis sejak usia dini.

Di bawah slogan “berpikir mandiri,” siswa didorong untuk memutuskan tradisi dan membenci orangtua dan gurunya, sehingga siswa menjadikan anti-tradisi dan anti-otoritas. Standar akademik secara bertahap diturunkan, berdampak pada kemampuan matematika dan sastra para siswa. Mereka diberi narasi “benar secara politis” mengenai sejarah dan studi sosial dan tenggelam dalam hiburan yang vulgar.

Di negara-negara yang dikuasai roh jahat, para siswa dicuci otak dengan ideologi iblisnya di lingkungan yang terpencil, dari taman kanak-kanak hingga pendidikan tinggi. Ketika mereka lulus dan memasuk ke dalam masyarakat, pikiran mereka penuh dengan logika yang bengkok.

b. Seni yang Merosot

Seni tradisional yang lurus berasal dari para dewa-dewi, pertama kali muncul di kuil, gereja, dan tempat ibadah lainnya. Seni sejati menghadirkan kesejatian, kebaikan, keindahan, dan ketulusan, membantu mempertahankan budaya moral yang ortodoks.

Iblis menggunakan seni yang merosot untuk menghancurkan budaya tradisional. Dengan alasan “menghadirkan realitas,” iblis memperkenalkan impresionisme pada seni visual dan realisme, dan naturalisme pada sastra. Dengan kedok “inovasi” dan “kritik realitas,” iblis memperkenalkan ekspresionisme, seni abstrak, modernisme, pascamodernisme, dan sebagainya. Yang luhur, mulia, dan murni diejek, sementara yang vulgar dan tak tahu malu malah dipuji.

Sampah telah menempati ruang seni. Irama yang bising dan sampah telah mencemari seni. Irama yang hiruk-pikuk dan cabul kini disebut “musik.” Lukisan yang gelap dan menyeramkan menggambarkan hal-hal dari dunia bawah. Batas-batas moral dirusak dengan kedok seni pertunjukan. Banyak anak muda penggemar berat selebriti yang moralnya merosot.

c. Kendali Media

Iblis menipu manusia dengan menggunakan segala cara untuk mengendalikan sumber informasi mereka, terutama media massa. Di negara tempat iblis memiliki kekuatan politik, media adalah mesin propaganda yang dijalankan oleh Partai Komunis. Di tempat lain, iblis menggunakan kebebasan berekspresi untuk mengubur pelaporan dan diskusi serius yang dikemas dalam berita palsu, konten vulgar, dan sensasionalisme sepele.

Insentif keuangan digunakan untuk mengendalikan media, sehingga memungkinkan iblis untuk membajak opini publik. Kebanyakan orang, sibuk dengan bisnis pribadi dan kepentingan mereka sendiri, tidak dapat membedakan isu dan fakta yang relevan dari banjir informasi. Suara-suara segelintir orang yang memiliki kebijaksanaan dan keberanian untuk mengidentifikasi konspirasi iblis ditenggelamkan dan dipinggirkan oleh keributan, yang memungkinkan mereka untuk tidak memiliki dampak pada gambaran keseluruhan.

d. Mempromosikan Pornografi, Perjudian, dan Narkoba

Iblis mempromosikan gaya hidup yang merosot, kebebasan seksual, dan homoseksualitas. Iblis mendorong perjudian dan narkoba, menciptakan populasi pecandu. Pemuda terpaku pada perangkat elektronik dan video game yang penuh dengan kekerasan, pornografi, dan kekejian.

e. Merusak Semua Lapisan Kehidupan

Dewata mengatur profesi tradisional dalam masyarakat manusia, memungkinkan manusia untuk mempertahankan ingatan para dewata dan mempertahankan hubungan mereka dengan Ilahi melalui pekerjaan mereka. Iblis tidak dapat mentolerir hal ini.

Iblis mengirim iblis yang tak terhitung jumlahnya untuk menginfestasi dan merusak jalan kehidupan tradisional. Atas nama inovasi, iblis mencari ketenaran dan mendapatkan semua jenis “kreasi” yang menyimpang yang memenuhi dunia dengan tren eksentrik dan merosot.

Ketika manusia menyimpang dari kehendak para dewa-dewi, manusia kehilangan minat pada tujuan sebenarnya sebagai manusia. Akhirnya, manusia akan jatuh ke dalam pelukan iblis dan dihancurkan.

3. Menghancurkan Masyarakat

Komunisme memperoleh organisasi dan ideologinya dari geng dan sekte. Di Timur, komunisme diwakili oleh para pemimpin Partai seperti Vladimir Lenin, Josef Stalin, Mao Zedong, Jiang Zemin, dan pengikut mereka. Situasi di Barat lebih kompleks, karena iblis memilih elit yang kuat di pemerintahan, bisnis, akademisi, agama, dan bidang lain untuk melaksanakan rencananya untuk merusak masyarakat.

a. Mengikis Gereja

Agama-agama yang pernah berdiri tegak telah diresapi dengan agama sosialisme sekuler. Perwakilan iblis di dalam gereja mengubah ajaran tradisional dan bahkan mengubah tulisan suci. Iblis menciptakan “teologi pembebasan” untuk menanamkan iman yang lurus dengan ideologi Marxis dan perjuangan kelas, dan menyebarkan penyimpangan moral di antara para rohaniawan. Karena hal ini, banyak orang percaya telah kehilangan harapan di gereja dan telah meninggalkan iman kepada keselamatan Tuhan.

b. Menghancurkan Keluarga

Dewa-dewi menciptakan keluarga, negara, dan gereja untuk menjadi landasan peradaban manusia. Keluarga adalah benteng moralitas dan tradisi yang penting dan berfungsi sebagai saluran bagi budaya untuk diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Roh Jahat menyerang keluarga tradisional dan peran gender dengan menggunakan feminisme, anti-patriarki, kebebasan seksual, dan legalisasi homoseksualitas, mendorong hidup bersama, perzinahan, perceraian, dan aborsi. Menghancurkan keluarga adalah bagian penting dari rencana iblis untuk memberantas umat manusia.

c. Totalitarianisme di Timur

Merebut peluang Rusia yang melemah setelah Perang Dunia I, iblis menghasut revolusi untuk memaksa tsar turun tahta, kemudian meluncurkan Revolusi Oktober untuk merebut kekuasaan. Kemudian dibentuk Uni Soviet, rezim sosialis pertama di dunia. Penganut Komunisme Internasional juga diciptakan untuk mengekspor revolusi di seluruh dunia.

Pada tahun 1919 dan 1921, partai-partai komunis didirikan di Amerika Serikat dan Tiongkok, yang menerima perintah dari Soviet Rusia. Didukung oleh Uni Soviet dan mengambil keuntungan dari kerusakan akibat Perang Dunia II, Partai Komunis Tiongkok mengambil alih Tiongkok melalui kekerasan dan pengkhianatan.

Setelah merebut kekuasaan, baik partai komunis di Soviet maupun di Tiongkok dengan kejam membantai puluhan juta rakyat mereka sendiri di masa damai. Partai Komunis Tiongkok melanjutkan revolusi di bawah “kediktatoran kelas sosial yang rendah” dan meluncurkan Revolusi Kebudayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyatakan perang terhadap pencapaian peradaban manusia dan melancarkan serangan kejam terhadap budaya tradisional Tiongkok yang berusia 5.000 tahun.

Sejak 1980-an, Partai Komunis Tiongkok telah memperkenalkan reformasi ekonomi untuk mencegah keruntuhan, tetapi ruang politik tetap berada di bawah kendali totaliter yang ketat. Hingga hari ini, Partai Komunis Tiongkok mempertahankan cengkeramannya yang kuat terhadap kekuasaan melalui kampanye penindasan, seperti penumpasan terhadap gerakan demokrasi dan penganiayaan terhadap Falun Gong.

d. Menyusup ke Barat

Pengadilan kekaisaran Tiongkok, hak Ilahi raja-raja Barat, dan sistem check and balance Amerika adalah bentuk pemerintahan yang dibuat oleh dewa untuk manusia sesuai dengan budaya dan lingkungan manusia yang unik. Karena tidak dapat mengambil kekuasaan melalui revolusi di Barat, iblis menggunakan subversi ideologis untuk membangun dan menggunakan kendali. Terlepas dari revolusi kekerasan, negara-negara Barat telah secara luas mengadopsi berbagai karakteristik sistem komunis.

e. Penyimpangan Hukum

Hukum berasal dari perintah Ilahi dan didasarkan pada moralitas. Dengan mendefinisikan ulang konsep moralitas dan kebebasan, iblis telah memengaruhi perumusan dan interpretasi hukum. Di negara-negara komunis di Timur, iblis menafsirkan hukum sesuka hati.

Di Barat, iblis mendistorsi hukum melalui subversi dan memodifikasi hukum untuk mendefinisikan ulang tindakan manusia dan mencabut konsep moral yang baik dan jahat. Iblis melindungi kejahatan seperti pembunuhan, perzinahan, dan homoseksualitas, sambil menghukum warganegara yang terhormat.

f. Manipulasi Keuangan

Menggantikan standar emas dengan mata uang kertas yang berfluktuasi telah menyebabkan krisis ekonomi abadi. Kearifan tradisional yang mengatur keuangan berkelanjutan telah kehilangan relevansi, menjebak pemerintah dan individu dalam budaya konsumsi berlebihan dan pengeluaran yang berlebihan. Kedaulatan nasional telah dilemahkan oleh utang pemerintah, dan orang-orang didorong untuk meminjam uang dalam jumlah tak terbatas dari bank dan negara.

g. Pemerintah yang hiper

Roh jahat telah memanipulasi globalisasi untuk membantunya mendirikan pemerintahan dunia yang melanggar hak kedaulatan masing-masing negara. Di satu sisi, iblis mempromosikan prospek utopis organisasi dan slogannya seperti Liga Bangsa-Bangsa, PBB, “integrasi regional,” dan “pemerintah dunia.”

Di sisi lain, roh jahat mengancam para pemimpin dan negara untuk mengikuti arahannya. Roh jahat merampas kedamaian dan keamanan orang-orang dengan mengarang perang dan pergolakan sosial. Tujuannya adalah untuk membawa seluruh dunia di bawah satu pemerintahan yang totaliter dan memaksakan kendali administratif, ideologis, dan populasi yang ketat.

4. Rekayasa Pergolakan Sosial dan Kerusuhan yang Dibuat-Buat

Untuk menggulingkan masyarakat manusia tradisional, iblis telah mendorong imigrasi massal, gerakan sosial, dan pergolakan masyarakat dalam skala besar. Proses yang menakjubkan ini telah berlangsung setidaknya selama beberapa abad.

a. Perang

Perang adalah salah satu alat setan yang paling efektif, karena dapat menghancurkan tatanan internasional yang lama, menghancurkan benteng tradisi, dan mempercepat pengembangan ideologinya. Banyak perang dilakukan di bawah pengaruh iblis. Iblis mengambil keuntungan dari Perang Dunia I untuk menggulingkan beberapa kerajaan Eropa, terutama Tsar Rusia, yang membuka jalan bagi Revolusi Bolshevik.

Perang Dunia II memberikan syarat bagi Partai Komunis Tiongkok untuk merebut kekuasaan dan memberikan syarat bagi Partai Komunis Uni Soviet untuk menginvasi Eropa Timur, sehingga mendirikan kamp sosialis pascaperang.

Perang Dunia II juga menciptakan kekacauan dekolonisasi, yang dimanfaatkan oleh rezim komunis Soviet dan Tiongkok untuk mendukung gerakan komunis sedunia. “Gerakan pembebasan nasional” terdapat di banyak negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dalam kubu sosialis.

b. Revolusi

Merebut kekuatan politik adalah cara tercepat bagi iblis untuk menghancurkan umat manusia sehingga sedapat mungkin merupakan pilihan pertama. Merangkum pelajaran yang didapat dari Komune Paris (pemerintahan kota Paris selama Revolusi Perancis), Karl Marx menulis bahwa kelas pekerja harus menggulingkan aparatur pemerintah yang murni dan mendirikan negara yang diinginkannya. Kekuasaan selalu menjadi isu inti dari teori politik Marxis.

Dorongan revolusi dapat dibagi ke dalam langkah-langkah berikut:

1. Mendorong kebencian dan perselisihan di antara rakyat.
2. Menipu publik dengan kebohongan dan membangun “front persatuan revolusioner.”
3. Kalahkan kekuatan perlawanan satu per satu.
4. Gunakan kekerasan untuk menciptakan suasana teror dan kekacauan.
5. Luncurkan kudeta untuk merebut kekuasaan.
6. Menekan “kaum reaksioner.”
7. Bangun dan pertahankan tatanan baru dengan menggunakan teror revolusi.

Negara-negara komunis berusaha meluncurkan revolusi dunia melalui Komunis Internasional, dengan cara mengekspor aktivisme revolusioner dan menciptakan keresahan di negara-negara non-komunis dengan mendukung kaum kiri negara non-komunis.

c. Krisis ekonomi

Krisis ekonomi dapat diciptakan dan digunakan sebagai cara mendorong revolusi atau mengusir gerakan sosialis sebagai penyelamat. Ketika para politisi di negara-negara demokratis mendapati diri mereka sangat membutuhkan solusi, mereka melakukan Faustian bargain (mengikat kesepakatan dengan setan untuk memperoleh kekuasaan duniawi), secara bertahap mengarahkan negara mereka menuju pemerintahan besar dan sosialisme dengan pajak tinggi. Seperti yang ditulis Saul Alinsky dalam “Aturan untuk Radikal,” “Tindakan nyata adalah dalam reaksi musuh.”

Depresi Hebat tahun 1930-an adalah titik penting di mana Eropa dan Amerika Serikat mulai menuju pemerintahan besar dan intervensi luas. Krisis keuangan tahun 2008 terus memberikan skala yang mendukung perluasan kebijakan kiri.

d. Mengasingkan Manusia Dari Tanah dan Akarnya

Sejak jaman dahulu, orang telah berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Namun, pergerakan populasi domestik dan internasional secara besar-besaran yang tampak di zaman modern adalah hasil manipulasi kehendak hantu jahat. Imigrasi massal membubarkan identitas nasional, perbatasan, kedaulatan, tradisi budaya, dan kohesi sosial.

Ketika banyak orang dikeluarkan dari identitas tradisional mereka, mereka lebih mudah terserap ke dalam arus modernitas. Sulit bagi imigran yang tinggal di lingkungan yang tidak dikenal untuk mengamankan mata pencaharian mereka, apalagi berpartisipasi secara mendalam dalam proses politik atau tradisi budaya negara tuan rumah mereka.

Imigran yang baru tiba dengan mudah direkrut sebagai suara bebas untuk partai-partai kiri. Sementara itu, imigrasi menciptakan kondisi matang untuk membangkitkan permusuhan ras atau agama.

e. Membajak Gerakan Sosial

Roh jahat komunis memanfaatkan tren sosial untuk mengobarkan dan mencemaskan orang, meningkatkan konflik, dan memobilisasi gerakan kolosal untuk menggoyahkan masyarakat, memukul lawan-lawan politiknya, mendominasi wacana, dan merebut landasan moral yang tinggi. Contohnya termasuk gerakan anti-perang, lingkungan hidup, dan gerakan lain dalam masyarakat Barat.

f. Terorisme

Revolusi komunis berhasil melalui aksi teror, dan rezim komunis menerapkan kebijakan terorisme negara. Penganut komunis di Soviet dan Tiongkok mendukung kelompok teroris sebagai semacam gugus tugas melawan dunia bebas. Sebagian besar gerakan teroris mengambil inspirasi dari model organisasi Leninis. Iblis mengeksploitasi perpecahan antara rakyat dan menyalurkan kemarahan individu ke dalam kebencian kolektif.

Ketidakrasionalan yang mendorong para teroris untuk membantai orang-orang tak berdosa menciptakan suasana ketidakberdayaan yang tidak masuk akal. Terpapar banyak insiden kekerasan sewenang-wenang, membuat orang menjadi lebih anti-sosial, depresi, paranoid, dan sinis. Semua ini merusak ketertiban umum dan memecah belah masyarakat, membuat iblis lebih mudah membangun kekuatannya.

5. Memecah Belah dan Menaklukkan

Iblis menangani manusia sesuai dengan karakteristik dan motivasinya yang berbeda. Iblis mungkin membunuh atau menyuap, atau mengindoktrinasi mereka untuk dijadikan sebagai pion revolusi dan pemberontakan.

a. Membasmi Perbedaan Pendapat

Beberapa orang adalah lebih bijaksana dan lebih tanggap daripada orang yang lain. Beberapa orang lebih dekat dengan Ilahi, memiliki kualitas pencerahan yang baik, dan tidak rentan terhadap tipu daya iblis. Terutama di negara-negara seperti Tiongkok, yang memiliki sejarah panjang dan kaya, sulit untuk membuat orang setuju dengan tipuan.

Partai Komunis Tiongkok harus meluncurkan serangkaian kampanye politik yang membantai puluhan juta orang dan menghancurkan tatanan budaya dengan membunuh para elit yang berperan sebagai penjaga budaya tradisional Tiongkok.

Di Tiongkok ataupun di Barat, iblis tidak ragu untuk secara fisik memusnahkan anggota masyarakat yang cerdas yang melihat konspirasi iblis dan cukup berani untuk menonjol dengan melakukan perlawanan. Untuk melakukan ini, iblis mengatur kampanye politik, penganiayaan agama, menunjukkan pengadilan, dan pembunuhan.

b. Mengikat Para Elit

Iblis mendaftar elit di semua negara dan industri. Untuk melakukan ini, iblis berperan untuk kepentingan mereka dan memberi mereka kekuatan sesuai dengan seberapa dekat mereka mengikuti agenda si iblis. Bagi mereka yang mencari ketenaran dan pengaruh, iblis memberi mereka reputasi dan otoritas. Bagi mereka yang serakah, iblis mengatur keuntungan. Iblis menggembungkan ego para arogan dan mempertahankan kebahagiaan orang bodoh. Bagi mereka yang berbakat tergoda dengan sains, materialisme, dan kebebasan berekspresi yang tidak terbatas.

Individu yang berambisi tinggi dan berniat baik memiliki cita-cita yang berubah menjadi pemuliaan diri, membuat mereka merasakan kenyamanan menjadi presiden, perdana menteri, cendekiawan lembaga pemikir, pembuat kebijakan, administrator, bankir, profesor, pakar, pakar peraih Nobel, dan sejenisnya, dengan status sosial, pengaruh politik, dan kekayaan besar yang luar biasa. Setelah terbentuk, kepribadian hebat ini dipilih, masing-masing sesuai dengan keadaannya. Dalam kalkulus iblis, mereka semua adalah agen bodoh dan idiot yang berguna.

c. Membius Massa

Iblis memanipulasi pengetahuan publik dengan menggunakan narasi palsu, menipu rakyat dengan sistem pendidikannya yang keliru, dan mengendalikan media massa. Iblis dengan cekatan menggunakan rasa aman dan hiburan yang dangkal bagi rakyat sehingga rakyat hanya peduli dengan minat yang didambakannya, hiburan yang vulgar, olahraga yang kompetitif, gosip sosial, dan mengumbar hasrat erotis dan duniawi. Pada saat yang sama, iblis melayani rakyat untuk menghilangkan kewaspadaan dan penilaian sebagai pemberi suara dalam pemilihan umum (pemilu), dan untuk menangkap pemberi suara.

Di negara-negara komunis totaliter, rakyat tidak pernah diizinkan untuk terlibat dalam politik. Di negara-negara demokratis, mereka yang peduli dengan kepentingan publik mengalihkan perhatian mereka ke masalah sepele (seperti hak transeksual), menggemakan strategi “maju melalui jalur tersembunyi sambil memperbaiki jalan di tempat terbuka” yang terkenal dari sejarah militer Tiongkok kuno. Berita viral, sensasi sosial, dan bahkan serangan dan perang teroris diatur sebagai kedok niat sejati iblis.

Masyarakat ditanamkan dengan kesadaran modern dan digerakkan untuk menelan minoritas orang-orang yang keras kepala tetap berpegang teguh pada tradisi. Para intelektual memunculkan kritik pedas terhadap budaya rakyat di seluruh dunia, menumbuhkan prasangka picik di antara para pendengarnya yang tidak berpendidikan. Konsep pemikiran kritis dan kreatif disalahgunakan untuk mengadu generasi muda melawan otoritas, mencegah mereka menyerap pengetahuan dan kebijaksanaan dari budaya tradisional.

d. Membohongi Massa

Di negara komunis, setelah membantai para pembawa budaya tradisional, iblis mengindoktrinasi sebagian besar penduduk untuk berpartisipasi dalam revolusi. Setelah Partai Komunis Tiongkok mengambil alih kekuasaan di Tiongkok, dibutuhkan satu generasi untuk memelihara generasi “anak serigala,” di mana mereka didesak untuk melawan, menghancurkan, merampok, dan membakar tanpa pandang bulu.

Selama Revolusi Kebudayaan, gadis-gadis remaja siap memukuli gurunya sampai mati. Pasukan 50 sen, yang secara aktif bekerja di berbagai media sosial di Tiongkok, terus-menerus menulis mengenai pemukulan dan pembunuhan, dengan tulisan khas yang berbunyi, “Pulihkan Kepulauan Diaoyu bahkan jika Tiongkok dianggap mandul” dan “Kami lebih suka Tiongkok dipenuhi dengan kuburan daripada gagal memusnahkan Jepang.” Sentimen untuk pembunuhan secara aktif dikembangkan oleh Partai Komunis Tiongkok.

Di Barat, Partai Komunis bangga dengan pengalaman Revolusi Perancis dan Komune Paris. Setiap revolusi dan pemberontakan diperkenalkan oleh sekelompok massa yang tidak memiliki keragu-raguan, tanpa rasa malu, dan tanpa belas kasihan.

e. Mempercepat Penggantian Generasi

Iblis telah mengatur agar generasi yang lebih tua dipinggirkan dan disingkirkan dari masyarakat dengan langkah yang dipercepat. Ketika orang-orang muda diberkahi dengan semakin banyak hak, kekuasaan politik, dan hak istimewa, para lansia kehilangan posisi otoritas dan wibawanya, sehingga mempercepat pemisahan umat manusia dengan tradisi.

Sastra kontemporer, seni, dan budaya populer semuanya disesuaikan dengan selera dan nilai-nilai kaum muda, yang berada di bawah tekanan untuk mengejar tren terbaru dalam mode supaya jangan sampai mereka dikucilkan oleh rekan-rekan mereka. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat membuat para lansia tidak mampu mengimbangi dan beradaptasi dengan perubahan sosial besar-besaran yang terjadi sebagai akibatnya.

Transformasi wilayah perkotaan dan pedesaan dikombinasikan dengan pekerjaan imigrasi massal bersama-sama untuk mengasingkan dan menjauhkan para lansia dari masa kini. Siksaan dan ketidakberdayaan dalam kesunyian para lansia diperparah oleh realitas kehidupan modern, di mana kaum muda berada dalam kondisi persaingan yang konstan dan hanya menyisihkan sedikit waktu untuk orangtuanya dan para lansia yang lain.

f. Masyarakat yang terpecah-pecah

Dalam masyarakat manusia tradisional, manusia saling membantu. Ketika ada konflik, manusia tradisional memiliki agama, moralitas, hukum, dan adat istiadat rakyat untuk memfasilitasi penyelesaian dan kerja sama.

Tidak mungkin bagi iblis membawa kehancuran masyarakat organik semacam itu dalam waktu singkat. Pertama-tama iblis harus menghancurkan masyarakat menjadi unit-unit kecil, menghancurkan ketergantungan tradisional antara individu dan mengasingkan mereka satu sama lain, sehingga iblis dengan nyaman mengambil manusia sepotong demi sepotong.

Iblis menggunakan setiap standar yang mungkin untuk membagi masyarakat menjadi kelompok-kelompok yang berlawanan dan memicu kebencian dan perjuangan di antara mereka. Kelas, jenis kelamin, ras, etnis, dan denominasi agama semua dapat berfungsi sebagai dasar untuk memecah belah.

Iblisi memperbesar permusuhan antara kaum borjuis dan kaum proletar (kelas sosial rendah), para penguasa dan yang diperintah, kaum progresif dan “kaum regresif,” kaum liberal dan kaum konservatif — semuanya ini, sementara pemerintahan totaliter terus memperluas kekuasaannya. Seorang individu yang dikucilkan tidak memiliki harapan untuk menentang pemerintahan totaliter yang memiliki akses ke semua sumber daya masyarakat.

6. Penipuan dan Pertahanan

Sama seperti penjahat yang mencoba untuk menghancurkan bukti kesalahannya, iblis melakukan segala yang dapat dilakukannya untuk menyembunyikan diri. Skala penipuannya sulit dipahami.

a. Konspirasi Terbuka

Iblis melakukan skema yang paling jahat di siang hari bolong sambil menghadirkannya sebagai hal yang masuk akal, masuk akal, dan legal. Orang normal tidak dapat memahami atau membayangkan keberadaan konspirasi besar dan jahat seperti itu. Bahkan ketika seseorang mencoba untuk mengekspos plot iblis, orang lain tidak dapat dengan mudah melihatnya apa adanya. Selain itu, iblis menggunakan berbagai cara untuk dengan sengaja mengungkapkan bagian dari agendanya, menebarkan kecurigaan, ketakutan, dan kebingungan.

b. Aksi Tersamar
Selama Perang Dingin, dunia terbagi antara dua kubu militer dan politik. Namun, sementara sistem sosial mereka seakan-akan tampaknya bertentangan, padahal proses iblis yang sama terjadi di kedua kubu dalam bentuk yang berbeda.

Banyak kaum komunis gaya Barat yang direvisi, sosialis, Fabianis, liberal, dan progresif secara terbuka menolak model Soviet dan Tiongkok, tetapi mereka berupaya mengarahkan masyarakat pada jalur menuju struktur sosial yang tidak berbeda dengan Uni Soviet dan Tiongkok. Secara sederhana, iblis menggunakan Timur totaliter sebagai pengalih perhatian untuk infiltrasi aktif Barat.

c. Mengutuk Oposisi

Mereka yang berani mengekspos setan diberi label “teori konspirasi,” “ekstremis,” “sayap kanan,” “sayap kanan alternatif,” “seksis,” “rasis,” “penghasut perang,” “fanatik,” “fanatik,” “Nazi,” “Fasis,” dan istilah pelecehan lainnya yang dimaksudkan untuk mengisolasi dan meminggirkan mereka dari akademisi dan masyarakat yang lebih luas. Dibuat menjadi objek yang dikucilkan, ejekan, dan ditakuti, ide-ide mereka tidak mendapat pendengar, dan kehadiran mereka tidak mendapat pengaruh.

d. Membelokkan Pengawasan

Iblis mengarahkan orang-orang untuk membenci dan mencurigai etnis, kelompok, dan individu tertentu, yang menarik perhatian dari skema jahatnya sendiri

e. Menangkap Mayoritas

Tidak semua orang dapat tertipu oleh tipu muslihat iblis. Akan selalu ada orang yang cerdas atau cukup tanggap untuk menemukan rencana si iblis. Tetapi iblis telah berhasil membawa mayoritas orang di bawah pengaruhnya dan menggunakannya sebagai penutup kedoknya.

Beberapa orang yang melihat iblis diibaratkan seperti orang-orang yang terdampar di padang belantara yang terpencil. Tangisan mereka tidak dijawab saat menunggu ajal mereka.

Cara yang digunakan setan untuk menghancurkan manusia tidak ada habisnya dan selalu berubah. Strategi umum yang tercantum di atas dibahas secara lebih rinci dalam bab-bab berikut. (vv/asr)

Lanjut Baca Bab Dua…

BACA Sebelumnya :

Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita – Kata Pengantar

Bagaimana Roh Jahat Komunisme Menguasai Dunia Kita (Pendahuluan)