Melanie Sun
Erabaru.net. Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengakui badan intelijen negara itu telah menerima peringatan tentang kemungkinan pemboman bunuh diri di “gereja-gereja terkemuka” 10 hari sebelum serangan pada 21 April lalu.
Wickremesinghe mengatakan kepada wartawan pada 21 April bahwa peringatan kepada polisi Sri Lanka belum ditindaklanjuti dan bahwa informasi tersebut belum diteruskan kepadanya. Dia mengatakan sedang memperlajari mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak segera dilakukan.
Informasi intelijen telah dikirim ke perwira tinggi negara itu oleh Kepala Polisi Pujuth Jayasundara, menurut dokumen yang dikutip oleh AFP.
Peringatan itu menyebutkan, sebuah agen intelijen asing telah melaporkan bahwa NTJ atau National Thowheeth Jama’at berencana untuk melakukan serangan bunuh diri yang menargetkan gereja-gereja terkemuka serta komisi tinggi India di Kolombo. NTJ adalah kelompok radikal di Sri Lanka.
Hingga kini tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Menteri pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardene, mengidentifikasi pelaku sebagai ekstremis agama.
Dia mengatakan bahwa meskipun mereka telah diidentifikasi, nama mereka tidak akan dirilis ke publik untuk alasan keamanan.
Minister @RWijewardene addressing the press just now says action will be taken to stop activity of all extremist groups in the country. Social media temporary banned. 12 hour curfew from 6pm. The Dehiwela n Dematagoda blasts seem to be by those in the ring running from the law.
— Harsha de Silva (@HarshadeSilvaMP) 21 April 2019
Wijewardene mengkonfirmasi bahwa pelaku bom bunuh diri diketahui bertanggung jawab atas sebagian besar pengeboman pada 21 April lalu. Satu kelompok diyakini bertanggung jawab atas ledakan terkoordinasi yang semuanya meledak sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.
Sejauh ini, 24 orang telah ditangkap sehubungan dengan serangan itu.
Wijewardene mengatakan bahwa sementara mereka yang ditangkap adalah nama-nama lokal, para penyelidik akan memeriksa apakah para ekstrimis telah didukung pihak luar negeri.
Dia menambahkan bahwa para pemimpin dunia telah menawarkan bantuan mereka untuk penyelidikan atas kasus ini.
Lebih dari 200 orang tewas dan sedikitnya 450 lainnya cedera dalam beberapa ledakan bom yang menyerang gereja dan hotel-hotel mewah di Sri Lanka pada Minggu Paskah.
Serangan Ini adalah serangan besar pertama di negara itu sejak berakhirnya perang saudara Sri Lanka antara organisasi Macan Tamil dan pemerintah pada 2009 silam. (asr)
Some intelligence officers were aware of this incidence. Therefore there was a delay in action. What my father heard was also from an intelligence officer. Serious action need to be taken as to why this warning was ignored. I was in Badulla last night pic.twitter.com/ssJyItJF1x
— Harin Fernando (@fernandoharin) 21 April 2019