Bangunan Tiongkok Kuno, Peninggalan Kejayaan Kuno dan Kini

Rong Naijia – Epochtimes.com

Di antara bangunan Tiongkok kuno, bangunan paviliun mengandung teknik bangunan tradisional yang unik dan seni yang indah nan mewah, mengumpulkan konsepsi artistik yang mendalam dari kebudayaan tradisional.

Paviliun juga merupakan suatu konsep untuk menyatukan bangunan, pemandangan, sejarah dan suasana hati.

Sejumlah paviliun zaman dulu yang terkenal, telah menyaksikan bergulirnya sejarah yang panjang, mencatat naik turunnya perubahan zaman, membiarkan pergolakan pada suatu generasi meninggalkan jejaknya, juga telah menyimpan kejayaan kebudayaan.

Jenis Bangunan Paviliun Klasik

Bicara soal paviliun, tidak hanya sekedar suatu tempat untuk bersantai dan menikmati pemandangan, jenis dan kegunaan bangunan paviliun Tiongok kuno, juga budaya yang kaya di baliknya, jauh melampaui yang dipahami oleh masyarakat modern.

Secara umum, ada paviliun untuk menikmati pemandangan, ada paviliun pendidikan untuk menginspirasi hidup, ada paviliun pustaka tempat menyimpan warisan budaya, ada pula paviliun kaisar yang megah dan gemerlap indah, ada pula menara benteng yang kokoh tak tergoyahkan dan lain sebagainya.

Selain itu, ada pula menara/kuil lonceng dan paviliun kuil tempat berkultivasi Buddha atau Tao yang tenang namun mencerahkan dan menjernihkan hati.

Paviliun Untuk Menikmati Pemandangan

Bangunan paviliun yang dibangun di tempat yang indah, adalah jenis paviliun yang paling banyak dikenal orang, paviliun pemandangan seperti ini mengutamakan keunggulan dan pesona pemandangan dengan suasana hati.

Paviliun yang terkenal tidak hanya memperlihatkan keunikan dan kemegahan bangunannya sendiri, melainkan juga harus memadukan gaya bentuk bangunannya dengan pemandangan di sekitarnya, saling memperkuat menjadi kontras. Ini juga merupakan manifestasi budaya arsitektur Tiongkok klasik yang kaya dan mendalam.

Seperti kesan yang tampak pada Paviliun Yueyanglou di tepi Danau Dongting seolah luasnya seperti Danau Dongting itu sendiri; Paviliun Yellow Crane di tepi Sungai Yangtze yang megah sebanding dengan Sungai Yangtze yang bergolak perkasa. Paviliun pemandangan juga meninggalkan suatu kesan unik bagi masyarakat adalah berpadunya gaya arsitektur dengan budaya. Karya sastra “Yue Yang Lou Ji” dari Fan Zhongyan diawali dengan suatu tekad “memikirkan masa depan negara di atas diri sendiri, mensejahterakan negara sebelum diri sendiri sejahtera”; sebuah puisi di Menara Yellow Crane berjudul “Huang He Lou”, menginspirasi manusia agar tidak melupakan jalan kembali semula asal: “Matahari senja meredup dimanakah letak kampung halaman? Memandang permukaan sungai yang diselimuti kabut dan asap membuatku semakin merindukan kampung halaman.”

Paviliun pemandangan yang terkenal antara lain adalah Paviliun Prince Teng, Paviliun Penglai, Stork Tower, Yue Jiang Tower dan lain sebagainya. Banyak tokoh cendekia dan terpelajar menuliskan puisi dan bait pantun mereka yang abadi di paviliun tersebut, karya terkenal itu memiliki karisma klasik yang tinggi, menggugah jiwa generasi penerusnya, juga meninggalkan jiwa yang abadi di paviliun itu.

Paviliun Pendidikan: Inspirasi Hidup Manusia

Paviliun pendidikan adalah bangunan yang menginspirasi kehidupan dan membina hati manusia. Kisah kehidupan para tokoh sejarah, karya mereka berupa puisi, pantun dan anekdot budaya, tak terucap indahnya menyiratkan kemegahannya disini, setelah begitu lama waktu berlalu, tetap begitu cemerlang, menyemangati tekad generasi sesudahnya, membuat orang terus mengucapkannya, dan menerangi jiwa.

Paviliun Yanyitai di zaman Raja Wen Wang, paviilun Taibai, paviliun Zuiweng, paviliun Shaoxing Orchid, paviliun Bayong di Jinhua, paviliun Pipa di Jiujiang, paviliun Wangjiang di Chengdu dan lain-lain, semuanya memiliki reputasi seperti itu.

Paviliun Pustaka Tempat Menyimpan Warisan Budaya

Kebudayaan Tionghoa yang begitu lama, di dalam paviliun pustaka milik pribadi maupun istana kerajaan, tersimpan endapan peradaban selama lima ribu tahun. Masyarakat modern dapat mempelajari kearifan para leluhur, pelajaran dari sejarah, inilah fungsi dan makna luar biasa dari paviliun pustaka ini.

Institusi pada paviliun pustaka zaman dulu bertanggung jawab menyimpan, merapikan, menjaga mewariskan pustaka dan budaya, memiliki konten yang sangat kaya, tampak luar bangunan sarat akan keindahan klasik.

Baik pemerintah maupun rakyat di zaman dulu memiliki gedung pustaka, yang terjaga hingga kini sangat jarang, Paviliun Wenjinge (direnovasi ulang) dari zaman Dinasti Qing yang menyimpan kitab “Si-ku Quan-shu” adalah pustaka kerajaan zaman dulu yang menjadi representatif. Selain itu Paviliun Tianyi di Ningbo, provinsi Zhejiang, adalah pustaka milik pribadi paling tua yang masih ada di Tiongkok hingga sekarang, Pustaka Kuiwen pada Paviliun Qufu di Shandong menyimpan berbagai kitab dan karya tulis pemberian raja dan kaisar beberapa generasi dalam sejarah, juga merupakan bangunan perpustakaan dari kayu yang sangat terkenal.

Teknik Konstruksi Megah, Paviliun Istana Imperium

Paviliun istana imperium yang mewah, agung dan megah, mengandung teknik dan kejayaan peradaban arsitektur tradisional Tiongkok. Pembangunan Istana Imperial Kota Terlarang (Forbidden City) yang dibangun sejak zaman Dinasti Ming hingga melalui Dinasti Qing adalah salah satu representasi yang agung itu, skala yang masif, sosoknya yang perkasa, hiasannya yang mewah gemerlap, teknik tinggi para tukangnya, memperlihatkan kearifan langit dan manusia yang menyatu, setiap sudut di dalamnya meleburkan pandangan takdir dan hidup kemanusiaan dalam kebudayaan Tionghoa.

Kokoh Tak Tergoyahkan, Menara Benteng Perbatasan

Menara benteng yang kokoh di perbatasan adalah benteng pertahanan penting untuk melindungi rakyat dan negara di dalamnya. Menara benteng pada Tembok Raksasa Tiongkok yang telah melalui beberapa dinasti meninggalkan begitu banyak kisah yang tertuang dalam karya sastra yang menyayat hati, keperkasaannya yang “satu benteng lintasan menghadang jangan harap puluhan ribu mampu menembusnya”, memandang angkuh antara langit dan bumi. Shanhai Pass, Juyong Pass, Yumen Pass, Dasan Pass, Jiagu Pass dan lain-lain, adalah bangunan kokoh nan megah yang tersohor sepanjang sejarah, tersemat dengan kegagahan dan air mata sejarah di masa lampau.

Paviliun Suci Buddha dan Tao

Ajaran Tao dan Buddha sepanjang sejarah telah membangun tempat beribadah yang tak terhitung banyaknya, yang disebut juga kuil Tao dan Samgharama, atau vihara Buddha, di antaranya sejumlah pavilion kuil dengan arsitektur unik yang sangat terkenal, seperti Paviliun Xuguang di Biara Pule, Paviliun Dachen di Biara Puning, Paviliun Guanyin di Biara Dule, Biara Fuzhen di Gunung Wudang (Butong) dan Tower of Buddhist Incense di Summer Palace dan lain-lain, telah memuat sejarah kultivasi dan niat tulus masyarakat kuno berkultivasi Buddha dan Tao dalam kebudayaan Tionghoa.

Menara Lonceng Yang Wartakan Waktu dan Sebarkan Peringatan

Suara bedug dan lonceng membangunkan tekad, menara lonceng juga merupakan salah satu warisan arsitektur penting dalam sejarah dan kebudayaan Tiongkok. Seperti menara lonceng di kota tua Xi-an, menara lonceng di berbabai biara kuno, tampak gagah berwibawa, penuh dengan gaya klasik, menampilkan keunikan spiritual dalam peradaban Tiongkok.

Menara bedug di Dongzhai, Guizhou, memiliki gaya arsitektur unik, penuh dengan daya tarik seni, tak terpisahkan dari kehidupan rakyat sehari-hari, dan menjadi lenmark budaya lokal.

Tinggalkan Jejak Hubungkan Dulu dan Sekarang

Menilik pada bangunan paviliun pada arsitektur Tiongkok, yang klasik, mewah dan megah tak terhitung banyaknya. Kejayaan beberapa dinasti, semangat spiritual berbagai peradaban, terefleksi dari dalam. Bordes dan ujung jurai melengkung ala paviliun Tiongkok kuno telah meninggalkan kejayaannya; melihat kembali jendela paviliun pustaka seakan menghubungkan kembali sekarang dengan masa lalu! (SUD/whs)