Kanselir Jerman Bertemu Pemimpin Tiongkok, Tegaskan Hak Warga Hong Kong Harus Dilindungi

Associated Press/The Epochtimes

Erabaru.net. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan pada 6 September lalu, bahwa hak dan kebebasan penduduk Hong Kong harus dilindungi. Ia  menambahkan, solusi untuk krisis politik Hong Kong, hanya dapat dicapai melalui dialog. Markel menegaskan bahwa tindakan kekerasan harus dihindari.

Melansir dari Associated Press, saat kunjungannya ke Tiongkok, Merkel bertemu dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang di Beijing.  

Merkel menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan masalah hak asasi manusia dan diskusi ekonomi, dengan salah satu mitra dagang terbesar Jerman itu. Pada tahun lalu nilai perdagangan Jerman dengan Tiongkok mencapai 199 miliar euro atau 218 miliar dolar AS. 

Merkel dalam jumpa pers bersama dengan Li mengatakan, dirinya menunjukkan selama pembicaraan, bahwa hak-hak dan kebebasan yang disepakati dalam Undang-Undang Dasar Hong Kong harus dijaga. 

Undang-Undang Dasar itu adalah konstitusi de facto Hong Kong. Aturan itu, menjanjikan Hong Kong akan hak-hak demokrasi tertentu yang mana tidak diberikan kepada daratan Tiongkok. Merkel menambahkan bahwa dialog politik – bukan kekerasan – adalah jalan menuju resolusi. 

Hubungan perdagangan kedua pihak, dinilai penting bagi ekonomi terbesar Eropa itu, terutama karena Jerman dianggap akan memasuki resesi teknis pada kuartal saat ini. Jerman telah lama memiliki hubungan damai dengan Beijing, karena para eksportirnya surplus memasok pabrik-pabrik Tiongkok dengan peralatan dan komponen. 

Namun ikatan itu semakin tegang, karena protes Jerman tentang akses pasar dan kebijakan teknologi Komunis Tiongkok. Li Keqiang mengatakan kepada wartawan selama briefing bersama, bahwa perusahaan-perusahaan Jerman disambut di Tiongkok.  Li Keqiang dan Merkel membahas kolaborasi tentang kecerdasan buatan dan kendaraan self-driving, serta hak kekayaan intelektual dan mengurangi kontrol ekspor. 

Beijing sebelumnya telah berusaha tanpa hasil, merekrut Jerman sebagai sekutu dalam perang tarifnya dengan Amerika Serikat. Pemerintah Merkel telah menyuarakan keluhan negeri paman SAM atas praktik perdagangan tidak adil Tiongkok.

Merkel berada di Beijing dengan delegasi bisnis Jerman yang mencakup eksekutif di industri otomotif, jasa keuangan, dan transportasi. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan Jerman tidak senang dilarang mendapatkan sebagian besar aset Tiongkok, pada saat perusahaan-perusahaan Tiongkok melakukan pembelian global. Di antara perjanjian yang ditandatangani adalah satu antara StreetScooter Jerman dan Tiongkok Chery Holding, dua perusahaan kendaraan listrik. 

StreetScooter, yang dimiliki oleh raksasa logistik Deutsche Post DHL, telah menyusul perusahaan mobil Jerman yang sudah mapan dalam menjual van utilitas listrik.  Kemitraan baru itu dapat memberikan akses ke pasar Tiongkok yang besar. Selain itu, meningkatkan kapasitas produksinya yang terbatas.

Ikatan ekonomi mempersulit Merkel untuk menyampaikan saran dari diplomat dan aktivis AS soal isu-isu hak asasi manusia seperti perlakuan terhadap etnis minoritas di Tibet dan Xinjiang, serta tiga bulan aksi demonstrasi pro-demokrasi di Hongkong.

Richard Grenell, duta besar Amerika Serikat untuk Jerman, mengatakan pada hari Kamis lalu, bahwa Tiongkok “dengan sengaja mengabaikan komitmennya” terhadap Hong Kong dan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Langkah itu menunjukkan bahwa Komunis Tiongkok yang berkuasa “menentang nilai-nilai yang dihargai Jerman.”

Richard Grenell,  berharap Kanselir Merkel akan mengambil sikap tegas untuk nilai-nilai yang menyatukan Jerman setelah jatuhnya Komunisme yakni hak asasi manusia, demokrasi dan supremasi hukum.

Aktivis Hong Kong juga memperingatkan Merkel tentang berurusan dengan “rezim otoriter dan tidak adil.” Seruan itu disampaikan dalam surat terbuka yang diterbitkan pada minggu ini di surat kabar jerman, Bild. 

Soal pertanyaan tentang apa yang mungkin dikatakan Merkel tentang Hong Kong, seorang pejabat senior Jerman mengatakan, pembicaraan dengan Xi dan Li akan dilakukan “secara komprehensif dalam skala luas secara tematik, dan terbuka dan ramah dalam hal nada – dengan kesiapan untuk mengekspresikan kritik yang mana segala sesuatu pantas dikritik.” Pejabat Jerman itu memberikan pengarahan singkat kepada wartawan, dengan syarat anonimitas sesuai dengan aturan departemen itu.

Komunis Tiongkok secara terus menerus gusar, dengan apa yang disebutnya sebagai campur tangan asing dari negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris. Hal itu terkait kekisruhan politik di Hong Kong.   Warga Hong Kong telah menggelar protes besar selama tiga bulan. warga Hong Kong terus menyerukan reformasi secara demokratis dan penyelidikan independen terhadap tindakan brutal aparat kepolisian.

Selain ke Beijing, Merkel melakukan perjalanan pada Sabtu 7 September ke Wuhan, ibukota Provinsi Hubei. Merkel selanjutnya meresmikan ekspansi pabrik  pemasok mobil Jerman Webasto dan berpidato di Universitas Wuhan. (asr)