Hancurkan Hong Kong, Partai Komunis Tiongkok yang Kini Sudah Terpojok di Jalan Buntu

Oleh : Frank Tian Xie, Ph.D

Undang-Undang Keamanan Nasional versi Hong Kong resmi diloloskan. Kini langsung diberlakukan. Hal ini telah menggemparkan dunia. 

Komunis Tiongkok sudah merobek penutup aib yang terakhir, menunjukkan bahwa mereka telah berada dalam proses menuju jalan buntu.  Sama sekali tidak lagi mempedulikan semangat moralitas, kepercayaan dan hukum, serta kewajiban mendasar sebagai warga dunia. 

Komunis Tiongkok hanya dengan angkuh ingin memperpanjang konsep kezalimannya yang telah usang itu ke Hong Kong, lahan kebebasan terakhir di Tiongkok.

Sementara itu, Manusia yang berhati mulia tengah terperangah, merasa berang pada komunis Tiongkok. Mereka juga merasa bersedih bagi warga Hong Kong dan menyesalinya, ingin berbuat sesuatu apa daya tangan tak sampai. 

Tapi sebenarnya, dari sudut pandang lain, masyarakat dunia tidak perlu bersedih. Juga tidak perlu pesimis. Dikarenakan setelah tangan hitam mereka menjangkau Hong Kong dan hukum jahat meliputi Hong Kong, menandakan sang Mutiara dari Timur itu akan segera redup. 

Menjelang kehancurannya, juga merupakan keterpojokan dan ketidakberdayaan komunis Tiongkok. Dikarenakan seluruh amunisi telah dihabiskan, segala kartu sudah dikeluarkan, hanya tinggal menghadapi hukuman terakhir dari masyarakat internasional dan kehendak Langit.

Undang-undang jahat Partai Komunis Tiongkok ini telah mencakup masyarakat seluruh dunia ke dalamnya, menjadikan setiap insan anti-komunis di dunia menjadi “penjahat” di mata Partai Komunis Tiongkok. 

Undang-undang yang tidak berani diterbitkan dalam versi Bahasa Inggris dan hanya ada versi Bahasa Mandarinnya ini, seperti yang dijelaskan oleh Molly Choy Wing-Mui, adalah “undang-undang abad pertengahan”. 

Hal ini tidak mengherankan, sikap dan perilaku Komunis Tiongkok memang aneh, mutan, dan jauh melampaui kegelapan di masa Abad Pertengahan. 

Partai Komunis Tiongkok menggunakan UU Keamanan Nasional untuk menakuti warga Hong Kong. Dan, warga Hong Kong tidak takut, pada 1 Juli lalu ratusan ribu warga Hong Kong tetap turun ke jalanan, membuat strategi terror itu tidak berfungsi.

Beberapa tahun terakhir ini, Komunis Tiongkok sering menyinggung “perubahan besar yang tidak pernah terjadi selama ratusan tahun.”  Dikarenakan Komunis Tiongkok merasa perubahan yang dihadapi saat ini, “cepatnya perubahan situasi lingkungan, beratnya stabilitas kekuasaan, banyaknya tantangan konflik, dan besarnya ujian. Hal demikian belum pernah terjadi sebelumnya. 

Karena itulah Komunis Tiongkok tak lagi menggembar-gemborkan pujian diri yang mereka suka lontarkan sejak beberapa tahun lalu, seperti: “Masa perkembangan terbaik di zaman modern”, “perubahan besar yang tidak pernah terjadi selama ratusan tahun” dan “banyak syarat menguntungkan internasional”. 

Dikarenakan Komunis Tiongkok telah mendapati dengan risau, masa perkembangannya ternyata telah berlalu. Perubahan ratusan tahun dan usia Komunis Tiongkok telah hampir berakhir. Semuanya telah bersilang sengkarut. Setelah mempertaruhkan Hong Kong, Komunis Tiongkok menyadari seluruh dunia adalah musuhnya: AS dan Jepang tidak perlu disebutkan lagi.  Eropa pun mulai sadar, India tengah unjuk taring, Rusia juga kembali mengambil kesempatan di tengah kesempitan, pasca serangan virus Komunis Tiongkok dan pandemi itu seluruh dunia berang. Dan, tengah memikirkan bagaimana membuat perhitungan dengan Komunis tiongkok, sementara itu mereka justru tiba-tiba melayangkan jurus kotor untuk menghancurkan Hong Kong.

Kedubes dan Konjen AS di Tiongkok mengunggah cuitan Menlu AS Pompeo yang sangat mengena, “UU Keamanan Nasional Partai Komunis Tiongkok yang sangat kejam itu telah mengakhiri kebebasan Hong Kong, dan memperlihatkan ketakutan terbesar partai itu yakni: Tekad kebebasan dan pemikiran kebebasan rakyatnya sendiri.” 

Karena itulah, peristiwa Hong Kong dan dihancurkannya Hong Kong, walaupun menjadi tragedi warga Hong Kong dan dunia bebas, juga menonjolkan kepanikan dari kedalaman hati Komunis Tiongkok, bahkan menjadikan mereka tidak berdaya di atas pentas.

Kejahatan Komunis Tiongkok, walaupun tidak dihitung sejak mulai didirikannya, dengan melihat penampilannya selama tiga puluh tahun terakhir saja, sudah cukup untuk menilainya sebagai monster terbesar yang paling serakah dalam sejarah manusia.

 Sejak 4 Juni 1989, sampai penindasan dan perampasan organ tubuh Falun Gong 1999, sampai mengulur-ulur waktu dalam perundingan dagang AS-Tiongkok baru-baru ini, sampai membohongi dan juga menutupi fakta pandemi Wuhan, mencoba meraup keuntungan dengan menimbun barang  selama pandemi.  Sampai yang terakhir ini menghancurkan Hong Kong. Rezim Komunis Tiongkok telah berulang kali memperlihatkan pada dunia.  Sejatinya Komunis Tiongkok tidak bisa dipercaya sama sekali, juga tertutup kemungkinannya untuk bertobat.

Putus asanya Komunis Tiongkok, bisa dilihat dari konflik perbatasan yang telah menelan korban tewas puluhan jiwa dengan India saat ini. India sudah menggosok gemas tinju ingin menjajal lawan, karena mendapat dukungan penuh dari Amerika dan Rusia. 

Amerika memberikan artileri dan amunisi terbaru yang paling akurat, juga menyediakan satelit dan bantuan intelijen. Setiap gerak gerik Komunis Tiongkok berada di bawah pengamatan AS, juga diawasi terus oleh India. 

Rusia di luar dugaan juga tidak mendukung Komunis Tiongkok, sepertinya jurus Komunis Tiongkok membeli gas alam dan minyak bumi dengan harga selangit sudah tidak mempan lagi. Sebaliknya Rusia justru memberikan rudal anti udara dan jet tempur tercanggih bagi India. Sepenuhnya ingin meminjam tangan India untuk menghantam Komunis Tiongkok. AS dan Rusia bersama-sama menghadapi Komunis Tiongkok, ini adalah kejadian pertama kali dalam sejarah.

Apa yang dilakukan Komunis Tiongkok? Pemimpin Partai Komunis Tiongkok berteriak dalam rapat Politbiro, menuntut harus setia, dan harus siap berperang. 

Ancaman militer AS telah menciutkan nyali Komunis Tiongkok. Ada jenderal Partai Komunis Tiongkok yang pernah berujar, bilamana pasukan AS menginjakkan kaki di pulau Taiwan, itulah saatnya tentara komunis “menyatukan Taiwan dengan kekuatan militer”. 

Sekarang pasukan AS telah secara demonstratif memamerkan masuknya mereka ke Taiwan, dan membantu Taiwan melakukan berbagai latihan perang khusus, juga menunjukkan tekad kuat AS mengintervensi konflik kedua daratan itu.

Belum lama ini,  Komunis Tiongkok masih mengajukan perundingan dengan AS, yang dilakukan oleh seorang anggota politbiro Partai Komunis Tiongkok, dengan menteri luar negeri AS.  Dengan harapan pada masalah Hong Kong, pihak AS melunak dan tidak memberikan sanksi kepada pejabat tinggi Partai Komunis Tiongkok. Mereka telah menutup rapat jendela terakhir Tiongkok. Sudah ditutup hingga buntu, satu-satunya kartu as di tangan pun sudah dikeluarkannya.

Hong Kong yang indah, telah memasuki masa-masa terakhir.  Terjerumus ke dalam kehancuran total, walaupun warga Hong Kong masih memperjuangkannya untuk terakhir kali. 

Berbagai negara di dunia memberikan suaka bagi warga Hong Kong. Menerima jutaan pengungsi Hong Kong, orang kaya Hong Kong, dan kaum intelek serta pengelola keuangan. 

Tapi, walaupun ada tiga juta warga meninggalkan Hong Kong, masih tersisa empat juta orang yang tidak bisa pergi kemana-mana. Mereka masih membutuhkan bantuan masyarakat bebas.

Kekuatan perlawanan AS diyakini akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang.  Akan dilakukan setahap demi setahap, sesuai dengan rencana yang telah dibuat dengan seksama oleh pemerintah AS.  Setahap demi setahap akan terus meningkat, dalam bidang ekonomi, politik, perdagangan, diplomatik dan militer. Karena Amerika sudah tidak ada pilihan lain. Dunia juga tidak ada pilihan lain.  Jika tidak ingin pada gilirannya akan ditelan bulat-bulat oleh Partai Komunis Tiongkok.

Komunis Tiongkok sudah tidak memiliki amunisi lagi. Juga sudah kehilangan seluruh kartu as. Yang mereka hadapi adalah warga Hong Kong yang marah. Modal yang mengalir keluar, status sebagai pusat finansial internasional telah lenyap. Status kebebasan Hong Kong telah hilang, yang tersisa hanyalah sampah. Opsi yang bisa diberikan oleh Amerika dan dunia bebas, mulai dari yang ringan sampai yang keras, dari yang hangat sampai yang sengit, bisa dijalankan bertahap.

Amerika telah memulainya dari para pejabat Partai Komunis Tiongkok dan Hong Kong. Sanksi bagi pejabat yang telah merusak kebebasan Hong Kong berikut keluarga mereka. Membekukan rencana keluarga Merah meninggalkan kapal karam. 

Langkah berikutnya adalah perang dagang dan perang ekonomi, mendesak dana valuta asing, modal perbankan, dan lembaga keuangan agar meninggalkan kendali Partai Komunis Tiongkok. Melarang bank Komunis Tiongkok menggunakan sistem kliring dolar AS.

Langkah berikutnya, mencegah aksi Komunis Tiongkok di Laut Taiwan, Laut China Selatan, dan Laut Timur.  

Langkah berikutnya, mungkin dimulai dari ruang angkasa di luar bumi, ruang internet, mendobrak firewall Komunis Tiongkok, menggoyahkan kekuasaan Partai Komunis Tiongkok. 

Langkah terakhir, tidak tertutup kemungkinan tindakan eksekusi langsung di sarang penyamun. Agar dalam operasinya tidak melukai rakyat yang tak berdosa.

Hong Kong adalah jendela bagi Tiongkok untuk mencapai dunia. 

Kini, jendela dunia itu telah ditutup. Akan tapi hari-hari paling gelap yang paling membuat orang merasa putus asa, justru ada harapan membentang di depan. Dikarenakan ini adalah masa di mana kejahatan itu paling takut dan paling lemah, serta sudah tidak bisa lagi mengancam warga Hong Kong dan mengancam dunia. (sud)

Frank Tian Xie, Ph.D., seorang profesor bidang bisnis dan profesor pemasaran John M. Olin Palmetto di University of South Carolina Aiken, di Aiken, South Carolina, Amerika Serikat. 

Keterangan gambar : Penghancuran Hong Kong adalah kesedihan bagi orang-orang Hong Kong dan dunia, tetapi juga menyoroti bahwa Partai Komunis TIongkok sebenarnya tidak mempekerjakannya, dan harus melakukan apa saja untuk menangani penghancuran terakhirnya. Gambar menunjukkan jalan-jalan Hong Kong pada 1 Juli tahun ini. (Gambar Anthony Kwan / Getty Images)

Video Rekomendasi :