Home Blog Page 1325

Komunis Tiongkok Memperkuat Pengawasan Terhadap Jaringan Internet

0

oleh Zhuang Zhengming

Beberapa tahun terakhir, seiring pemerintah Tiongkok terus memperkuat pengawasan terhadap jaringan internet, permintaan akan petugas pengawas bahkan ikut meningkat.

Media AS baru-baru ini mengungkapkan rincian pelatihan dan pekerjaan praktis dari penguji sebuah perusahaan layanan teknologi di Beijing.

Menurut laporan situs web ‘New York Times’ berbahasa Mandarin pada 2 Januari, bahwa karena pihak berwenang Tiongkok mengharuskan perusahaan untuk melakukan sendiri sensor berita internet, kebutuhan terhadap tenaga pengawas untuk meninjau konten berita jadi meningkat tajam. Akibatnya, bidang tersebut, yakni mengawasi pabrik telah menjadi lahan industri baru yang tumbuh cepat dan menguntungkan.

Beyondsoft adalah perusahaan manajemen layanan IT di Beijing yang mempekerjakan lebih dari 4.000 orang karyawan untuk menelusuri dan meninjau konten web secara siang dan malam. Pada tahun 2016, perusahaan ini hanya memiliki sekitar 200 orang anggota pesensor internet.

Li Chengzhi, salah satu karyawan berusia 24 tahun dari perusahaan tersebut yang ditugasi untuk mengawasi berita internet perusahaan lain.

Beyondsoft memiliki satu tim yang terdiri dari 160 orang yang ditempatkan di kota Chengdu, Sichuan. Dan Li Chengzhi adalah anggota tim tersebut. Anggota tim dibagi dan bekerja dalam 4 shift sehari untuk mengawasi konten yang berpotensi sensitif secara politis dalam aplikasi agregasi berita.

Menurut laporan, anggota pengawas hampir semuanya adalah para lulusan perguruan tinggi berusia 20-an tahun. Tetapi mereka biasanya tidak memahami politik atau tidak peduli pada politik, karena banyak orang tua dan guru di daratan Tiongkok akan memberitahu anak-anak muda bahwa peduli terhadap politik hanya akan menimbulkan masalah buat diri sendiri.

Oleh karena itu, karyawan baru harus terlebih dahulu mengikut pelatihan teori selama satu minggu, dan staf senior akan mengajari mereka informasi sensitif yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Dikatakan bahwa ‘suara yang mengejutkan’ sering dapat terdengar dalam ruang pelatihan.

Seorang eksekutif bisnis dari perusahaan tersebut mengatakan bahwa anak-anak muda sekarang bahkan tidak mengetahui tentang kejadian 4 Juni. Peristiwa yang mengacu pada penindasan terhadap mahasswa di Tiananmen tahun 1989.

Demi mencapai tujuan ini, perusahaan telah mengembangkan database informasi yang sangat besar.

Mereka juga menggunakan perangkat lunak anti-peninjauan untuk secara teratur mengunjungi situs web yang disebut kontra-revolusioner yang diblokir oleh pihak berwenang untuk mengumpulkan informasi dan kemudian memperbarui basis data.

Karyawan baru dapat belajar melalui database ini. Setelah dua minggu, mereka juga harus mengikuti ujian dan bisa lulus.

Setelah selesai mengikuti pelatihan, Li Chengzhi tahu apa yang harus dicari dan apa yang harus diblokir. Dia menghabiskan banyak waktu untuk menjelajahi Internet, membantu perusahaan media daratan menemukan konten apa saja yang mungkin membuat marah otoritas PKT, atau lelucon online yang tidak ingin dilihat oleh orang-orang PKT.

Pada awal setiap shift, pemeriksa akan mendengarkan instruksi ulasan terbaru yang diberikan oleh klien, yang diterima oleh klien korporat dari agen pengawas pemerintah. Anggota staf kemudian harus menjawab sekitar 10 pertanyaan tentang memori tes dan hasilnya akan mempengaruhi pembayaran kinerja mereka.

Mereka perlu membaca sekitar 1.000 hingga 2.000 artikel setiap kali pergantian shift dan perlu memastikan dalam satu jam setelah artikel baru diunggah, berita mana yang dapat disetujui  atau harus ditolak untuk publikasi.

Menurut laporan, banyak perusahaan media online daratan Tiongkok memiliki tim pengawas konten internal mereka sendiri, ada pula yang coba mengeksplorasi kemampuan kecerdasan buatan untuk menggantikan pekerjaan manusia tersebut. Namun, Li Chengzhi mengatakan bahwa pemikiran para robot tidak sefleksibel manusia, sehingga banyak yang lolos dari sensor.

Li Chengzhi kerap menemui informasi sensitif saat bertugas. Ketika ditanya apakah mereka telah berbagi informasi sensitif seperti peristiwa 4 Juni 1989 dengan keluarga atau kerabat ? Li Chengzhi mengatakan bahwa dia tidak melakukan hal itu, lalu menambahkan : “Takut penyebarannya meluas jika lebih banyak orang yang tahu”.

Tiongkok komunis telah membangun sistem sensor jaringan internet yang paling luas dan kompleks di dunia, dan kontrolnya menjadi lebih ketat dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhir Desember tahun lalu, Media Inggris ‘Guardian’ merilis artikel yang menggambarkan bahwa tahun 2018 adalah tahun pengawasan bagi Tiongkok. Mengatakan bahwa Tiongkok komunis tahun lalu telah memperkuat tindakannya untuk mengendalikan informasi apa yang dapat dan tidak dapat dilihat oleh rakyat.

Menurut artikel tersebut, pihak berwenang Tiongkok memaksa aktivis demokrasi dan profesor universitas untuk menutup akun mereka di media sosial. Pada saat yang sama, konten tulisan non-politis mereka juga menjadi subjek untuk diteliti secara ketat oleh pihak berwenang.

Pada bulan Oktober tahun lalu, hampir 10.000 situs web yang berkaitan dengan penerbitan, hiburan, dan berita selebriti ditutup.

WeChat, sebuah platform sosial Tiongkok pada bulan Nopember tahun lalu juga mengeluarkan pernyataan yang isinya mengingatkan semua pihak untuk memperkuat pengawasan terhadap informasi yang berbahaya secara politis. Selama periode yang sama, lebih dari 9.800 akun self-media ditutup.

Menyangkut penguatan kontrol atas opini publik yang dilakukan pemerintah Tiongkok, komentator politik Tang Jingyuan kepada NTDTV mengatakan : “Sampai saat ini, PKT masih berusaha untuk melempar tanggung jawab krisis ekonomi dan keuangan yang dihadapinya kepada rakyat Tiongkok. Jika rakyat menguasai fakta kebenaran, pertolongan terhadap diri sendiri secara besar-besaran atau panik mungkin dapat menghancurkan keadaan kendali mereka terhadap masyarakat. Pemikiran PKT adalah berharap agar rakyat berada dalam kondisi terbius, tidak sadar jika dijadikan sapi perah.”

Ada juga pemilik self-media di daratan Tiongkok yang percaya bahwa tindakan PKT tersebut justru akan mendorong netizen untuk menemukan kebenaran dengan menggunakan alat anti-sensor/VPN. (Sin/asr)

Kekhawatiran Taiwan tentang Wabah Flu Babi Afrika di Tiongkok

0

BEIJING / TAIPEI — Seekor babi mati ditemukan di pantai Taiwan yang membuat Taipei mengklaim Beijing tidak membagikan informasi akurat tentang flu babi Afrika. Beberapa hari setelah insiden tersebut, Beijing memperingatkan industri daging babi di negaranya bahwa menutupi kasus-kasus penyakit itu adalah kejahatan.

Biro urusan peternakan dan penyakit hewan Tiongkok sedang meningkatkan investigasi dan hukuman atas aktivitas ilegal di industri babi, kata pernyataan yang dipublikasikan di situs web Kementerian Pertanian dan Pedesaan pada 4 Januari.

Gagal melaporkan kematian dan secara pribadi menyembelih dan menjual babi yang sakit atau mati akan dilakukan berdasarkan hukum pidana, katanya, dan kompensasi 1.200 yuan ($175) untuk setiap babi yang dimusnahkan adalah insentif yang cukup bagi petani untuk melaporkan penyakit tersebut.

Dalam epidemi penyakit terburuk yang pernah ditemui, Tiongkok telah mengkonfirmasi sekitar 100 kasus flu babi Afrika di 23 provinsi sejak Agustus tahun lalu. Penyakit ini, yang tidak ada obatnya maupun vaksinnya, mematikan bagi babi tetapi tidak membahayakan manusia.

Namun banyak ahli percaya itu bahkan lebih buruk daripada yang telah dilaporkan, dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mendesak Beijing bulan lalu untuk “tidak menyembunyikan” informasi tentang penyakit tersebut.

Tsai mengangkat masalah ini lagi dalam pidato Tahun Baru setelah seekor babi mati ditemukan di sebuah pantai di pulau Kinmen Taiwan, setengah jam naik feri dari pantai timur Tiongkok. Babi tersebut sejak saat itu telah dipastikan mengidap virus flu babi Afrika, sementara babi mati lainnya ditemukan di pulau terdekat pada hari Jumat, kantor berita resmi Taiwan melaporkan.

“Selama upaya-upaya yang kita lakukan baru-baru ini untuk mencegah epidemi flu babi Afrika, pemerintah Tiongkok tidak pernah mengikuti perjanjian yang relevan dan tidak memberi Taiwan laporan akurat dan real-time tentang situasi epidemi tersebut,” katanya.

Kementerian Pertanian dan Pedesaan tidak segera menanggapi faks yang meminta komentar pada hari Jumat.

Hewan-hewan mati yang ditemukan di pulau-pulau Taiwan tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa babi Taiwan akan segera terinfeksi penyakit tersebut.

Kawanan ternak yang terdiri atas 5,39 juta babi di Taiwan sangat kecil dibandingkan dengan 700 juta babi di Tiongkok, namun daging babi adalah daging yang paling populer di kedua tempat tersebut dan produksi dalam negeri di Taiwan mengurangi kebutuhannya untuk impor daging pokok. (ran)

Tonton yang berikut:

Flu Babi Afrika Mewabah di Tiongkok, Peternak Merana

https://www.youtube.com/watch?v=7wqLq_pJ51k

Hubungan AS-Tiongkok, Rival Atau Musuh?

0

Dr. Xie Tian

Awal Desember 2018 ini penulis kembali berkunjung ke Taipei menghadiri seminar di National Taiwan University, topik yang dibahas adalah “Perang Dagang AS-Tiongkok: Akhir Yang Menimpa Komunis Tiongkok Akan Sangat Tragis”, tema dari seminar tersebut adalah “AS-Tiongkok Perang Sengit, Bagaimana Taipei menyikapi?” Beberapa hari berdiam di Taipei, setelah itu pergi ke Vietnam, ini adalah pertama kalinya penulis menginjakkan kaki di negara Asia Tenggara ini.

Berbincang dengan para akademisi dan pejabat Vietnam, penulis mendapati mereka sangat antipati terhadap PKT (partai Komunis Tiongkok) juga tidak menyukai orang-orang dari daratan Tiongkok, sama sekali tidak ada kesan baik terhadap mereka! Setelah ditanya apakah karena Perang RRT-Vietnam tahun 1979 silam, mereka menjawab tidak sepenuhnya karena itu, masih ada faktor penyebab lain yang lebih mendalam.

PKT telah bertahun-tahun membina kawasan Asia Tenggara, sepertinya semua upaya itu gagal total. Bagi orang Vietnam, mereka telah dijajah dan diperbudak oleh Tiongkok zaman kuno selama 800 tahun dan meninggalkan banyak kesan dan ingatan buruk.

Leluhur orang Vietnam banyak yang berbicara dengan Bahasa Prancis, generasi orang tua mereka ada yang masih bisa berbahasa Mandarin, tapi mulai dari usia paruh baya ke bawah semuanya hanya belajar Bahasa Inggris.

Di taman dan bangunan di sekitar kawasan pusat kota Hanoi terdapat tulisan Tionghoa, namun hampir tidak ada lagi yang mengenal tulisan tersebut dan hanya dianggap sebagai simbol semata.

Orang Vietnam pernah berperang dengan Tiongkok, juga pernah berperang dengan Prancis dan Amerika, tapi orang Vietnam sekarang lebih menyukai Prancis, terlebih lagi sangat menyukai Amerika, hanya RRT yang tidak disukai mereka. Hal ini sungguh mengherankan, tapi juga tidak sulit dimengerti.

Sebelum terbang ke Hanoi, penulis sama sekali tidak mengetahui tingkat keterbukaan atau pun ketertutupan di Vietnam. Yang diluar perkiraan adalah, di Vietnam terdapat kebebasan dalam taraf tertentu.

Internet di Vietnam tidak banyak diblokir, mulai dari internet di hotel atau pun via ponsel, Google, Facebook, Twitter, semuanya lancar tanpa hambatan.

Awalnya penulis mendengar saat menginap di Hanoi paspor harus ditahan oleh pihak hotel, saat tiba di hotel di Hanoi, penulis sudah menyiapkan paspor untuk diserahkan ke pihak hotel, tapi ternyata tidak diminta.

Dengan kata lain, rekan kecil paham komunis PKT ini, setidaknya pada tingkat lapisan masyarakat dan pemerintahan negara semakin menjauh dari model PKT dan tidak lagi sepaham, sangat berbeda bahkan berselisih paham dengan PKT, dan telah menggaris batasan yang jelas.

Kini PKT sendirian hanya didampingi bayangannya saja, seorang diri bermusuhan dengan dunia, bermusuhan dengan peradaban, bermusuhan dengan sejarah, situasi ini sudah sangat jelas.

Di tengah klimaks dan sengitnya perang dagang AS-RRT, editor Yahoo Finansial Andy Serwer mengusulkan, hubungan antara AS-RRT saat ini disebut sebagai “saingan (rival)”.

Serwer mengatakan baru-baru ini ia makan malam dengan seorang tokoh dari Wall Street, di Beijing ia “memperingatkan dengan keras” para pejabat senior RRT, mengatakan kalian telah membohongi kami, dan kalian sekarang adalah “orang Rusia” bagi kami.

Tapi Serwer berpendapat, ini berarti orang RRT sekarang adalah musuh bebuyutan bagi Amerika Serikat. Menurut Serwer istilah yang lebih tepat untuk bisa mendeskripsikan hubungan AS dengan RRT adalah “rival” dan bukan “musuh”. Benarkah demikian?

Hubungan AS-RRT apakah seharusnya dianggap sebagai “rival” atau sebagai “musuh”? Rival (敵手:Di Shou) dan musuh (敵人:Di Ren), bila dalam huruf Mandarin hanya berbeda satu huruf saja, namun penulisan dalam Bahasa Inggris memiliki pemahaman yang sama sekali berbeda.

Antar “Rival”, adalah hubungan kompetisi secara adil yang setara, semua pihak mematuhi peraturan kompetisi bersama, inilah yang disebut saingan. Di dalam peradaban Barat, Anda boleh tidak menyukai saingan Anda, tapi harus ada respek, menghormati saingan juga berarti menghormati diri sendiri, karena semua pihak mematuhi kriteria yang sama.

Setelah berakhirnya pemilu di masyarakat demokrasi, pemenang menghormati kerja keras dan hak pihak yang kalah, yang kalah akan memberi selamat bagi kemenangan dan keberhasilan si pemenang; pihak yang bersaing mengatakan setelah perlombaan berakhir, pemenang bersiap memerintah, yang kalah bersiap untuk bangkit lagi.

PKT selain tidak bersaing secara adil, juga tidak mengakui aturan perlombaan, terlebih lagi tidak mau bersaing adil dengan AS, tapi bersaing secara tidak adil dengn mencuri, merampas, dan mengambil secara licik.

PKT juga berkali-kali mengatakan tidak mengakui peraturan Barat, dan hanya mau membentuk lagi dunia sesuai dengan aturannya sendiri. Perang dengan PKT, tidak ada lain kali bagi dunia. Jika PKT menang, maka dunia akan hancur; hanya jika PKT kalah, umat manusia barulah akan hidup tenang.

Musuh berbeda dengan rival, musuh berseteru karena konflik kepentingan, konflik gagasan ataupun konflik ideologi, yang membawa niat bermusuhan. Jelas bahwa dalam hal konsep dan ideologi, PKT selalu bermusuhan dengan AS dan dunia, dan sekarang juga berseteru dalam hal kepentingan ekonomi.

Jadi, sejak awal hingga akhir PKT adalah musuh Amerika. Namun ini masih belum cukup, karena Rusia dan Iran juga merupakan musuh Amerika.

Beda halnya dengan PKT yang dipelihara sampai gemuk oleh Amerika, pasar AS dipakai untuk berkembang, teknologi AS dipakai untuk menjadi besar, tapi lupa akan jasa AS bahkan balik menggigit AS, ibarat ular berbisa dalam cerita kuno “Petani dan Ular Berbisa”, PKT tak hanya sekedar musuh, bahkan musuh yang berbahaya karena beracun!

Meng Wanzhou dari Huawei dibebaskan dengan jaminan, dikabarkan setelah pulang ke rumah dia langsung mencuit di Twitter, mengatakan bangga pada Huawei, bangga pada negara.

Walaupun madam Meng menyatakan sikap mengambil hati PKT, tapi dia mungkin akan segera menyesali kata-katanya itu, karena kata-katanya itu akan dapat digunakan sebagai bukti untuk mendeportasinya. Dia dibebaskan dengan jaminan, mengapa “bangga pada negaranya”? Hakim percaya padanya, adalah berkat toleransi hukum di Kanada membuatnya diadili setelah dijamin, ini bukan jasa negaranya.

Dia ingin berterima kasih pada negara, justru menguatkan posisi kepemilikan saham PKT atas Huawei. Dia bangga pada Huawei justru malah semakin menyulitkannya, karena AS memang menyasar Huawei, dia merasa bangga justru membuktikan penangkapan atas dirinya adalah benar, karena dia memang berniat mengabdi sedemikian rupa pada Huawei.

Langkah berikutnya mendeportasi dirinya, akan lebih dramatis. Kasus yang terungkap oleh tuan putri Huawei ini, nyata-nyata adalah hubungan bermusuhan antara PKT dengan Amerika Serikat.

Saat AS bersatu dengan RRT melawan Uni Soviet di PBB, Tiongkok pernah dianggap sebagai teman sekutu, kemudian saat membuka pasarnya bagi RRT dan membantu perekonomian RRT, AS menjadikan Beijing sebagai rekan bisnisnya; jika RRT bersaing secara adil dan berhubungan secara normal dengan AS, maka tidak akan hilang kemungkinan menjadi saingan AS.

Tapi sifat dasar PKT membuatnya dengan sendirinya menjadi musuh bagi peradaban manusia dan dunia bebas, juga sama sekali tidak mungkin menjadi teman sekutu sejati bagi AS, dan sekarang tak hanya tidak bisa menjadi saingan AS, malah hanya bisa menjadi musuh bagi AS.

Yang dimaksud dengan “rival” atau “musuh”, harus dilihat kepada siapa ditujukan. Bagi rakyat Tiongkok, Amerika bukan saingan, bukan pula musuh, dalam perseteruan antara RRT dan AS, rakyat Tiongkok hanya bisa menjadi penonton yang tak berdaya, dan mendapat manfaat yang terpendam.

Bagi Amerika, RRT dari awalnya sebagai sekutu, merosot menjadi rekan, merosot lagi menjadi musuh; bagi PKT, AS bukan rival, bukan pula musuh sembarangan, melainkan musuh bebuyutan yang tidak bisa ditolerir! Dikatakan seperti ini, baru tepat. (SUD/WHS/asr)

Huawei Tiongkok Menghukum Pegawai karena Kesalahan Tweet iPhone

0

HONG KONG — Huawei Technologies Tiongkok telah menghukum dua karyawan karena mengirim ucapan Tahun Baru memakai akun Twitter resmi produsen ponsel pintar tersebut dengan menggunakan iPhone, sebuah memo internal menunjukkan.

Huawei, yang handset seri-P-nya bersaing dengan iPhone Apple, pada ucapan harapan di Hari Tahun Baru untuk para follower sebuah tweet “Happy # 2019” tertandai telah dikirim “melalui Twitter iPhone.”

Tweet tersebut dengan cepat dihapus tetapi screenshot dari kesalahan besar tersebut menyebar di media sosial.

“Pengkhianat telah mengungkapkan dirinya sendiri,” sindiran dari seorang pengguna di microblog Weibo, dalam komentar yang ‘disukai’ lebih dari 600 kali.

Dalam memo internal Huawei tertanggal 3 Januari yang dilihat oleh Reuters, wakil presiden senior perusahaan dan direktur dewan Chen Lifang mengatakan, “insiden itu telah menyebabkan kerusakan pada nama merek Huawei.”

Kesalahan terjadi ketika pihak yang menangani media sosial yang dipasok dari luar, Sapient, mengalami “masalah VPN” dengan komputer desktop sehingga menggunakan iPhone dengan SIM card roaming untuk mengirim pesan tepat waktu pada tengah malam, kata Huawei dalam memo tersebut.

Twitter, serupa dengan beberapa layanan asing lainnya seperti Facebook Inc dan Alphabet Inc, diblokir di Tiongkok, di mana Internet sangat disensor. Untuk mendapatkan akses, para pengguna memerlukan koneksi jaringan pribadi virtual (VPN).

Huawei, yang menyusul Apple sebagai vendor ponsel pintar terbesar kedua di dunia berdasarkan volume pada Januari-September, menolak mengomentari masalah internal tersebut ketika dihubungi oleh Reuters.

Sapient tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dikirim melalui formulir kontak di situs webnya. Panggilan telepon ke kantornya di Beijing tidak dijawab.

Huawei dalam memo tersebut mengatakan kesalahan itu menunjukkan ketidakpatuhan prosedural dan pengawasan manajemen. Dikabarkan telah menurunkan posisi satu peringkat pada dua karyawan yang bertanggung jawab tersebut dan mengurangi gaji bulanan mereka sebesar 5.000 yuan (US$728,27).

Peringkat gaji salah satu karyawan tersebut, direktur pemasaran digital Huawei, juga akan dibekukan selama 12 bulan, katanya.

Ini bukan pertama kalinya bahwa penggunaan produk Apple telah menyebabkan malu.

Hu Xijin, pemimpin redaksi tabloid Global Times, media nasionalis, diolok-olok secara online tahun lalu setelah ia menggunakan iPhone ketika menyatakan dukungan untuk Huawei dan rekan domestik ZTE Corp. Ia kemudian mengatakan tindakannya tidak munafik karena merek asing seharusnya tidak dilawan dengan cara didiskriminasikan.

Sejumlah perusahaan Tiongkok telah mengumumkan kebijakan perusahaan untuk mendukung produk raksasa teknologi Tiongkok, Huawei, sementara menjauhkan iPhone Apple sejak pejabat kepala keuangan Huawei ditangkap di Kanada awal bulan ini atas dugaan penipuan.

Chief financial officer Huawei, Meng Wanzhou, telah ditangkap di Vancouver pada 1 Desember atas permintaan penegak hukum AS. Meng dituduh melakukan penipuan karena diduga berbohong pada bank-bank AS tentang hubungan Huawei dengan Skycom, sebuah perusahaan yang berbasis di Hong Kong yang dilaporkan melakukan bisnis dengan Iran. Dia dibebaskan dengan jaminan di Vancouver pada 11 Desember dan menghadapi ekstradisi ke Amerika Serikat. (ran)

Tonton yang berikut:

Huawei dan ZTE, Pemain Utama One Belt, One Road Komunis Tiongkok

https://www.youtube.com/watch?v=WqMdrdWjDCE

Rezim Tiongkok Bentuk Lembaga MA untuk Menyelesaikan Sengketa Kekayaan Intelektual

0

Mahkamah Agung Rakyat Tiongkok mulai mengoperasikan divisi kekayaan intelektual (IP) pada 1 Januari, pertama kali sebuah badan hukum dibentuk secara tegas untuk menangani perselisihan IP.

Langkah ini telah dipahami secara luas sebagai isyarat oleh Beijing dalam menandakan kesediaannya bekerja sama dengan tuntutan AS untuk mengakhiri pelanggaran besar-besaran Tiongkok terhadap pencurian IP. Namun, para ahli dan pengamat meragukan pengadilan banding baru tersebut akan dapat menjalankan fungsinya di bawah rezim komunis yang diliputi korupsi.

Kantor berita resmi yudisial Tiongkok melaporkan hari pembukaan pengadilan IP bahwa itu adalah “keputusan dan pengaturan utama” oleh otoritas Partai Komunis Tiongkok (PKT). Luo Dongchuan, wakil presiden mahkamah agung, diangkat sebagai hakim kepala divisi tersebut.

Pengadilan tertinggi menggambarkan divisi IP sebagai pengadilan banding. Tanggung jawab utamanya adalah menangani tujuh jenis tuntutan hukum, yang menyangkut penemuan, desain, dan paten pabrik; desain tata letak sirkuit terintegrasi; rahasia teknis; perangkat lunak komputer; dan kasus-kasus yang terkait dengan monopoli.

Divisi kekayaan intelektual Mahkamah Agung tersebut adalah yang pertama dibentuk secara khusus untuk menangani banding. Hal itu dimulai oleh pengadilan IP yang ada di Beijing, Shanghai, dan Guangzhou, yang bertanggung jawab atas pengadilan tingkat pertama dan banding.

Pemerintahan Trump telah menjadikan pencurian IP sebagai isu sentral dalam pertikaian dagang yang sedang berlangsung dengan komunis Tiongkok, yang terlihat tarif tinggi telah dikenakan pada ekspor Tiongkok senilai ratusan miliar dolar ke Amerika Serikat.

Menurut pemerintah AS, pelanggaran IP, yang sebagian besar sebagai akibat tindakan Tiongkok, menelan biaya perusahaan-perusahaan Amerika antara US$225 miliar dan $600 miliar per tahun, sementara berperan sebagai ancaman keamanan nasional.

Voice of America (VOA), media penyiaran yang dikelola pemerintah AS, melaporkan 1 Januari bahwa “langkah oleh otoritas Tiongkok ini jelas berhubungan dengan perang dagang Tiongkok– AS.”

Pada 1 Desember 2018, pemimpin Tiongkok Xi Jinping telah bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Argentina selama KTT G-20, di mana kedua negarawan tersebut sepakat untuk melakukan “perdamaian” perang dagang selama 90 hari dengan syarat bahwa Tiongkok berupaya untuk memenuhi tuntutan-tuntutan Amerika.

Namun ketika pembentukan divisi IP mahkamah agung dipandang sebagai komponen potensial dari upaya Xi untuk melakukan apa yang dijanjikan dalam perjanjian, banyak yang skeptis terhadap kemampuan pengadilan tersebut untuk menegakkan peraturan: Partai Komunis, yang bertentangan dengan negara Tiongkok, menggunakan kekuatan aktual, dan sudah biasa memamerkan undang-undang yang ditetapkan secara tertulis.

KEBUNTUAN KELEMBAGAAN

Paul Schmidt, seorang konsultan profesional fakultas hukum di Chinese University of Hong Kong, mengatakan kepada BBC bahasa Mandarin pada 1 Januari bahwa ketika pengadilan IP dapat meningkatkan perlindungan, ia tidak akan dapat dengan cepat menyelesaikan masalah mendasar.

Schmidt mencatat bahwa pada tahun 2017, 80 persen dari produk-produk palsu yang ditemukan oleh otoritas Uni Eropa berasal dari Tiongkok, dan itu akan memakan waktu lama sebelum perusahaan-perusahaan Tiongkok membuat kemajuan untuk menghormati hak-hak IP. Selain mendirikan pengadilan banding, Tiongkok juga harus meningkatkan sistem peraturannya, meningkatkan hukuman untuk pelanggaran-pelanggaran IP sambil secara substansial mengurangi korupsi, katanya.

Haochen Sun, seorang profesor di Fakultas Hukum di Universitas Hong Kong, mengatakan kepada BBC bahwa kelemahan penegakan hukum adalah alasan utama pelanggaran-pelanggaran IP yang merupakan masalah utama di Tiongkok.

Sun mengatakan bahwa kasus-kasus hak cipta dan merek dagang ditangani oleh administrasi-admisnistrasi negara yang bersangkutan yang melayani pemerintah-pemerintah lokal Tiongkok, yang terjerat dalam kepentingan-kepentingan bisnis ilegal yang mendorong mereka untuk mengabaikan peraturan-peraturan hukum. Sebenarnya, kasus-kasus seperti itu harus ditangani oleh pengadilan, kata Sun.

Tang Jingyuan, seorang komentator urusan Tiongkok yang berbasis di AS untuk The Epoch Times edisi bahasa Tiongkok, percaya bahwa pengadilan tersebut tidak akan efektif selama Partai Komunis mempertahankan dominasinya di lembaga-lembaga negara. Pada 3 Desember 2018, ia mengatakan pada The Epoch Times, “Di Tiongkok, PKT yang berkuasa, dan semua pengadilan dipimpin olehnya. Dengan kata lain, pengadilan memutuskan kasus berdasarkan kebutuhan dan kebijaksanaan Partai.”

“Setelah masalah menyentuh kepentingan sensitif Partai, seperti upaya ‘Made in China 2025’ atau perusahaan seperti Huawei, pengadilan akan terhambat untuk sampai pada vonis. Partai tidak akan mengizinkan pengadilan membiarkan perusahaan Tiongkok kalah dalam perkara hukum,” kata Tang.

Micron Technology, pembuat chip memori terbesar di Amerika, adalah korbandari satu kasus seperti itu.

Pada Desember 2017, Micron menggugat Fujian Jinhua, produsen Tiongkok, mengatakan bahwa Jinhua telah melanggar patennya untuk memori akses acak dinamis. Sebulan kemudian, Jinhua menggugat Micron, mengatakan Micron telah melanggar patennya pada DRAM dan teknologi solid-state drive (SSD).

Pada bulan Juli 2018, Pengadilan Menengah Fuzhou memutuskan untuk memenangkan Jinhua, dan melarang produk-produk Micron beredar di pasar Tiongkok. Bahkan, Jinhua, sebuah perusahaan yang baru didirikan, telah mempekerjakan banyak staf yang telah lama bekerja di Micron sebagai insinyur-insinyur di bidang pengembangan.

Pada 18 Desember 2018, Xi Jinping, yang juga sekretaris jenderal PKT, menyampaikan pidato yang dituntut secara ideologis pada upacara yang menandai peringatan 40 tahun reformasi ekonomi Tiongkok, di mana ia dengan kuat menyiratkan bahwa rezim tidak akan menerapkan perubahan sistemik mendasar apa pun.

Ekonomi Tiongkok telah berjuang keras sebagai akibat dari perlambatan domestik dan perang dagang Tiongkok-AS yang memangkas laba yang sangat dibutuhkan. Pada akhir Desember, Trump mengatakan bahwa ia telah menarik kesimpulan dari percakapan telepon dengan Xi dan bahwa banyak kemajuan sedang dibuat menuju kesepakatan antara Washington dan Beijing. (ran)

Tonton yang berikut:

Hadapi Perang Dagang, Mampukah Tiongkok Bertahan

https://www.youtube.com/watch?v=SlItbbEmYUY

Aplikasi Cuaca Asal Tiongkok Ini Disebut-sebut Mengumpulkan Data Pengguna

oleh Wu Ying

Epochtimes.id- Sebuah perusahaan keamanan di London, Inggris mengatakan bahwa aplikasi ramalan cuaca (APP) yang dibuat oleh sebuah perusahaan teknologi Tiongkok telah mengumpulkan sejumlah besar data pengguna ponsel pintar di seluruh dunia. Selain itu juga digunakan untuk memesan beberapa layanan berbayar tanpa izin pengguna.

Aplikasi ramalan cuaca Weather Forecast—World Weather Accurate Radar yang dibuat oleh TCL Communication Technology Holdings Ltd. di Shenzhen, Tiongkok adalah salah satu aplikasi unduh gratis paling populer di Google Play store. TCL memproduksi smartphone Alcatel,  Blackberry, televisi dan produk lainnya.

Hingga bulan lalu, aplikasi TCL juga dikenal sebagai prakiraan cuaca sederhana (Weather-Simple weather forecast).

Wall Street Journal melaporkan bahwa sebuah survei perusahaan perdagangan dan keamanan seluler London, Upstream Systems menemukan, server TCL Tiongkok mengumpulkan sejumlah besar data pengguna ponsel pintar melalui aplikasi cuacanya, termasuk lokasi pengguna smartphone, email. Alamat dan 15 digit International Mobile Equipment Identity (IMEI) untuk setiap handset.

Ketika dikonfirmasi oleh Wall Street Journal , Juru bicara TCL tidak menanggapi pertanyaan tentang hasil survei.

Menurut data Upstream Systems, aplikasi prakiraan cuaca TCL telah digunakan oleh smartphone Alcatel yang murah untuk secara diam-diam memesan layanan realitas virtual (virtual-reality services), sekitar 100.000 orang pengguna Alcatel di negara-negara seperti Brasil, Malaysia dan Nigeria terganggu. Upstream Systems menyatakan bahwa jika tindakan berlangganan ini tidak berhasil diblokir, dana pengguna ini akan dikuras total lebih dari USD. 1,5 juta.

Upstream Systems juga menunjukkan bahwa TCL telah memperbarui aplikasinya di Google Play Store setelah masalahnya terungkap pada bulan Nopember tahun lalu. TCL kemudian menghentikan pemesanan layanan berbayar melalui ponsel pengguna. Namun, tindakan mengumpulkan data pengguna belum dihentikan.

Banyak aplikasi smartphone populer dapat dipakai untuk mengumpulkan berbagai data, dan aplikasi cuaca seringkali mengharuskan pengguna untuk memberikan data lokasinya agar dapat menerima informasi cuaca.

Namun, Michael Covington, wakil presiden strategi produk di Wandera, sebuah perusahaan keamanan seluler San Francisco kepada Wall Street Journal mengatakan bahwa aplikasi cuaca TCL mengharuskan pengguna untuk memberikan data yang tidak biasa, seperti kode IMEI dan alamat email.

“Saya tidak akan menginstal aplikasi itu,” kata Covington. “Ketika aplikasi yang ramah pengguna ini mengumpulkan informasi pengenal khusus, itu patut diragukan (tujuannya),” tambahnya.

Dimitris Maniatis, kepala keamanan di Upstream Systems mengatakan, semua kegiatan dilakukan di belakang layar sehingga pengguna tidak memiliki kesempatan untuk melihat pesan peringatan.

Wandera juga menemukan bahwa aplikasi TCL menyesatkan pengguna untuk berpikir bahwa dengan menekan tombol dalam aplikasi dapat menghapus data yang dikumpulkan dan menekan tombol lain untuk mencegah pengumpulan data di masa mendatang. Namun demikian, aplikasi tersebut sebenarnya tidak memiliki fitur ini sama sekali.

Menurut analisis App Annie, perusahaan aplikasi seluler, bahwa TCL telah memperoleh lebih dari 10 juta unduhan sejak aplikasinya diluncurkan pada bulan Desember 2016, dan  menjadikannya salah satu dari lima aplikasi cuaca yang berada diperingkat atas di sekitar 30 negara.

App Annie mengatakan bahwa pada tahun 2018, aplikasi cuaca TCL adalah program keenam paling populer di Inggris dan Kanada, kemudian pada tahun 2017 aplikasi tersebut merupakan  salah satu dari 20 aplikasi paling populer di AS. Ia juga cukup populer di negara-negara seperti Brasil, Meksiko dan Filipina.

Aplikasi cuaca TCL dirancang untuk ponsel cerdas di sistem operasi Google Android, dan tidak ada versi untuk iPhone iOS Apple.

Juru bicara Google mengatakan bahwa perusahaan tersebut tidak mengomentari aplikasi pribadi.

Toko aplikasi Google pada bulan Desember tahun lalu telah menangguhkan dua aplikasi dari perusahaan Tiongkok karena tuduhan bahwa mereka mungkin digunakan untuk penipuan iklan.

Analis mengatakan pengguna di pasar negara berkembang sangat rentan terhadap pengumpulan data karena mereka umumnya baru pertama kali menggunakan smartphone, dan sebagian besar negara berkembang belum memiliki peraturan privasi yang baik. (sin/asr)

Korban Tanah Longsor dan Banjir Akibat Badai di Filipina Terus Bertambah

Epochtimes.id- Korban tewas akibat tanah longsor dan banjir dahsyat melanda di Filipina yang dipicu oleh badai tropis terus bertambah menjadi 85 jiwa.

Laporan ini disampaikan oleh pejabat setempat pada 2 Januari 2018.

Tambahan laporan menyebutkan sebanyak 20 orang lainnya hilang ketika para penyelamat perlahan-lahan mencapai lokasi yang sebelumnya tak terjangkau.

Direktur eksekutif badan bencana nasional, Ricardo Jalad mengatakan korban termasuk anak-anak kecil, sebagian besar tewas ketika rumah mereka ambruk akibat tanah longsor setelah berhari-hari hujan lebat di beberapa provinsi di Filipina tengah.

“Jika kami tidak menemukan yang hilang atau yang meninggal dunia, maka angka kematian 105 jiwa. Kami harapkan tidak terjadi,” kata Jalad.

Badai tropis mulai melemah menjadi sistem tekanan rendah sebelum meninggalkan Filipina pada 30 Desember 2018.

Badai ini menyebabkan hujan lebat yang memicu tanah longsor dan banjir di wilayah Bicol dan Visayas timur.

Para pejabat menempatkan tiga provinsi di bawah “keadaan bencana” untuk memberi mereka akses ke dana darurat.

Bicol, dengan populasi 5,8 juta, adalah yang paling parah dengan 68 tewas dalam hujan lebat dan tanah longsor.

Kerusakan lahan pertanian di Bicol, yang menghasilkan beras dan jagung, diperkirakan mencapai 342 juta peso ($ 6,5 juta).

Tim penyelamat, termasuk polisi dan militer, menggunakan peralatan berat untuk membersihkan jalan ke lokasi tanah longsor. Tim bahkan menggunakan perahu karet untuk menjangkau warga terdampak.

“Matahari sudah terbit, dengan hujan ringan sesekali. Kami berharap banjir akan surut, ”kata Ronna Monzon, anggota personel operasi di lembaga bencana di Bicol, kepada Reuters.

Melansir dari DW World, Direktur Kantor Pertahanan Sipil Bico, Claudio Yucot mengatakan korban dikhawatirkan akan terus meningkat, karena banyak area yang belum tersisir.

Laporan menyebutkan masyarakat tidak melakukan tindakan preventif karena Badai Usman tidak tergolong sebagai badai topan berbahaya dalam sistem peringatan badai yang dibuat oleh pemerintah.

‘‘Tidak ada peringatan dini terhadap siklon tropis ini dan antisipasi pun tidak dilakukan masyarakat yang sedang berlibur Natal,‘‘ jelas Yucot, seperti dilansir oleh AFP yang dikutiip oleh Dw World.

Sebanyak 20 badai tropis menghantam Filipina setiap tahun hingga menyebabkan tanaman dan infrastruktur hancur yang memakan korban jiwa manusia.

Insiden ini membebani salah satu ekonomi dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia. (asr)

Sumber : Neil Jerome Morales dan Karen Lema/Reuters/The Epochtimes/DW World

Apple, Ford Terpukul di Tiongkok, Intip Lewat 8 Data Ekonomi Tiongkok

0

oleh Wu Ying

Hari Rabu (2/1/2019) perusahaan Apple merevisi anggaran belanja. Penjualan Ford Motor Company di Tiongkok turun tajam, seakan menjadi peringatan awal dari memburuknya perekonomian Tiongkok. 8 data ekonomi terbaru Tiongkok membuat orang terkejut, perlu diamati karena mengungkap kesulitan operasi bisnis asing di daratan Tiongkok.

Sebagaimana dilaporkan oleh Wall Street Journal dan CNBC Financial Report bahwa perlambatan ekonomi Tiongkok saat ini berbeda dengan resesi ekonomi sebelumnya. Kali ini, tidak hanya perusahaan menghadapi ‘musim dingin’, tetapi konsumen Tiongkok juga ikut terpukul.

Tiongkok saat ini selain prospek ekonominya memburuk, ia juga menghadapi perang dagang. Tingginya biaya hidup, perlambatan pertumbuhan upah, penjualan yang mandek, naiknya biaya produksi dan lainnya sedang menghantam perusahaan dan konsumen Tiongkok.

Apple merevisi anggaran belanja perusahaan

Karena perlambatan ekonomi Tiongkok, Tim Cook, CEO Apple pada 2 Januari mengadakan revisi anggaran belanja perusahaan.

Apple dalam sebuah surat terbuka mengatakan bahwa revisi itu terutama disebabkan oleh perlambatan ekonomi pasar berkembang, terutama di Greater China, di mana tingkat perlambatan lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Apple memangkas perkiraan pendapatan kuartal pertama menjadi USD. 84 miliar, turun dari perkiraan sebelumnya yang sekitar USD. 89 – 93 miliar.

Perusahaan Ford menghadapi ‘musim dingin’ di pasar Tiongkok

Selain perusahaan Apple, perusahaan mobil AS Ford juga menghadapi tekanan perlambatan ekonomi Tiongkok.

Penjualan mobil Ford di Tiongkok tahun lalu turun tajam, dengan penurunan yang lebih dari 30% dalam sebelas bulan pertama dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada bulan November tahun lalu saja, volume penjualan turun lebih dari 50% YoY.

Menurut data Price Waterhouse Coopers (PwC), kapasitas produksi tahunan mobil saat ini dapat mencapai 43 juta unit, tetapi produksi tahun ini kurang dari 29 juta unit dengan tingkat pemanfaatannya yang kurang dari 70%.

Sekarang, industri mobil asing di daratan Tiongkok menghadapi pilihan yang sulit : Apakah akan meninggalkan investasi besar di masa lalu untuk meninggalkan Tiongkok, atau menginvestasikan lebih banyak dana guna bertahan, menunggu keadaan pasar berbalik ? Suzuki Motor Corp benar-benar menarik diri dari pasar Tiongkok pada tahun 2018 untuk menghindari kehilangan lebih banyak uang.

Ike Boruchow, seorang analis di Wells Fargo pada hari Rabu kepada investor mengatakan bahwa perang dagang AS – Tiongkok tahun ini masih sangat tidak pasti, konflik bahkan  cenderung meningkat.

Bagi dunia luar, penyesuaian operasi perusahaan asing di Tiongkok seakan menjadi tanda peringatan dini bahwa ekonomi Tiongkok akan terus memburuk. Dari data ekonomi Tiongkok terbaru yang diperoleh di bawah ini, memang membuat orang terkejut.

8 data ekonomi terbaru Tiongkok cukup mengejutkan

Penjualan ritel : Pada bulan November tahun lalu tingkat penjualan ritel tahunan turun menjadi 8,1%, yang merupakan tingkat terendah dalam 15 tahun terakhir.

Area penjualan properti : Dari bulan Januari hingga November tahun lalu, area penjualan properti tahunan meningkat 1,4%, dan tingkat pertumbuhan turun 0,8 % dari bulan Januari hingga Oktober.

Penjualan mobil : Penurunan terbesar dalam tujuh tahun terakhirterjadi pada bulan November tahun lalu, turun 13,86% YoY, dan itu adalah penurunan 5 bulan berturut-turut.

Menurut data terbaru yang dirilis oleh ZoZoGo, perusahaan konsultan industri mobil Tiongkok pada hari Kamis bahwa, volume penjualan tahunan mobil pada tahun 2018 adalah 3% lebih rendah dari tahun 2017. Ini adalah pertama kalinya pasar mobil Tiongkok mengalami pertumbuhan penjualan tahunan yang negatif sejak tahun 1990.

Pajak konsumsi : Pendapatan pajak konsumsi pada bulan Oktober dan November tahun lalu turun tajam, turun masing-masing 61,6% dan 71,2% YoY. Pajak konsumsi Tiongkok dikenakan atas barang-barang mewah seperti kosmetik dan perhiasan kelas atas, serta mobil dan BBM.

Laba industri : Laba industri mengalami penurunan 1,8 % dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi selama 8 bulan berturut-turut, dan merupakan pertumbuhan negatif pertama dalam 3 tahun terakhir.

Pertumbuhan ekspor : Di hitung dalam mata uang dolar AS, pertumbuhan ekspor pada bulan November tahun lalu turun tajam dari 15,5% pada Oktober menjadi 5,4%.

PMI : PMI bulan Desember tahun lalu menurun di bawah angka 50, mngakhiri ekspansi sekitar 2 tahun dan memasuki masa resesi. Ekonomi Tiongkok diperkirakan akan terus melambat tahun ini (2019).

Pertumbuhan PDB : Pertumbuhan PDB pada kuartal ketiga tahun lalu mencapai tingkat terendah dalam hampir satu dekade, hanya mencapai 6,5%. Para pengamat ekonomi memperkirakan bahwa tingkat pertumbuhan tahunan (PDB) pada kuartal keempat tahun lalu akan turun menjadi 6,4%. Dan pertumbuhan tahun 2019 akan semakin melamban. Ramalan Akademi Ilmu Sosial Tiongkok menunjukkan bahwa PDB akan turun menjadi 6,3% tahun ini.  (Sin/asr)

ZTE dan Huawei Memainkan Peranan dalam Proyek OBOR Tiongkok Hingga Ekspor Taktik Pengawasan

0

Emel Akan & Frank Fang

Partai Komunis Tiongkok telah membangun sistem teknologi tinggi yang luas untuk mengawasi orang-orang Tiongkok, dan mengekspor sistem ini sebagai bagian dari inisiatif One Belt, One Road.

Dua pemain utama dalam dorongan ini adalah perusahaan ZTE dan Huawei.

Baru-baru ini, Senator AS Marco Rubio (R-Fla.) dan Chris Van Hollen (D-Md.) memperingatkan administrasi Presiden Trump bahwa ZTE membantu Tiongkok mengekspor taktik pengawasan ke rezim Maduro Nicolás.

Raksasa telekomunikasi Tiongkok tersebut, yang telah dihukum karena melanggar sanksi perdagangan terhadap Iran dan Korea Utara, dapat memperoleh tambahan sanksi Amerika Serikat karena bisnis perusahaan tersebut dengan pemerintah Venezuela menghadapi pengawasan baru.

Rubio dan Van Hollen mengirim surat kepada sekretaris negara, perbendaharaan, dan perdagangan Amerika Serikat, mendesak penyelidikan atas kegiatan perusahaan tersebut.

“Huawei dan ZTE adalah dua sisi dari mata uang yang sama,” kata Van Hollen dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa perusahaan telekomunikasi Tiongkok tersebut mewakili “risiko mendasar” bagi keamanan nasional Amerika Serikat.

Dalam surat tersebut, para senator merujuk pada laporan Reuters baru-baru ini yang menyatakan bahwa perusahaan telekomunikasi Tiongkok tersebut membantu pemerintah Venezuela dalam membangun kendali atas warganegaranya.

Menurut laporan Reuters, ZTE membantu rezim Maduro membangun basis data yang memungkinkan pemantauan dan pelacakan warganegara Venezuela dan, sejak 2016, memusatkan pengawasan video.

“Kami khawatir bahwa ZTE, dengan membangun basis data ini untuk pemerintah Venezuela, mungkin telah melanggar kendali ekspor dan undang-undang sanksi Amerika Serikat, serta ketentuan Departemen Perdagangan Juni 2018 yang menggantikan perjanjian penyelesaian dengan ZTE,” kata para senator dalam surat tersebut.

ZTE memiliki sejarah pelanggaran sanksi pemerintah Amerika Serikat.

Pada bulan April, Departemen Perdagangan menemukan ZTE telah melanggar penyelesaian yang dicapai pada tahun 2017, dan memblokir perusahaan tersebut dari pembelian komponen dan perangkat lunak penting dari perusahaan teknologi Amerika Serikat. (VIVI/asr)

Artikel Ini Terbit di Special Edition Epochtimes Edisi Desember 2018

Video Rekomendasi : 

https://www.youtube.com/watch?v=54nyZ2UVJ4M

Tahun Baru, Suasana Baru dan Aturan Baru di Amerika Serikat

0

oleh Wu Ying

Epochtimes.id- Di awal tahun baru, sejumlah peraturan baru mulai diberlakukan di AS, selain 19 negara bagian dan 21 kota menaikkan upah minimum, tetapi ada negara bagian yang melarang kebijakan suaka, pemburu dapat memilih untuk mengenakan baju atasan merah muda,  menaikkan usia maksimum bagi seorang perokok, dan lainnya.

Menaikkan upah minimum

Menurut National Employment Law Project, 19 negara bagian dan 21 kota di seluruh Amerika Serikat dari Negara Bagian California di Pantai Barat hingga Negara Bagian New York di Pantai Timur akan menaikkan upah minimum bagi pekerja. Dengan demikian, sekitar 17 juta orang tenaga kerja akan mendapatkan manfaat.

Illinois : Pemburu memiliki lebih banyak pilihan

Penggemar berburu di Illinois akan memiliki lebih banyak pilihan untuk pemburu. Selain warna oranye yang cerah, pemburu dapat memakai pink cerah di musim berburu pada tahun 2019 untuk memenuhi peraturan keselamatan.

Peraturan baru dengan suara bulat disahkan oleh Majelis Negara Bagian Illinois. Peraturan berburu merah muda yang baru akan memberi kemudahan bagi pemburu untuk melihat satu sama lain dan mencegah kecelakaan.

Di masa lalu, para pemburu hanya diminta untuk memakai topi berwarna oranye, dan setidaknya menggunakan baju bagian atas yang memiliki kotak oranye dengan lebar 400 inci persegi.

Vermont : Memberikan subsidi untuk menarik minat para tenaga kerja

Untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, Vermont telah memberikan subsidi hingga USD. 10.000 kepada pekerja yang bersedia bermigrasi dari luar negara bagian untuk bekerja di sana (termasuk bekerja dari rumah atau bekerja di tempat kerja) mulai berlaku 1 Januari 2019.

Ruang lingkup subsidi mencakup biaya relokasi dan biaya pekerjaan yang terkait dengan pembelian perangkat keras dan perangkat lunak komputer.

Pemerintahan Vermont tahun ini menyediakan dana subsidi untuk keperluan tersebut sebesar USD. 125.000 yang akan dibayarkan berdasarkan prinsip yang pertama datang akan dilayani lebih dulu (first come first served).

California : Pet Shop hanya boleh menjual hewan peliharaan yang berasal dari tempat penampungan hewan

California sejak Selasa (1 Januari) menetapkan bahwa, pet shop (toko hewan peliharaan) hanya boleh menjual hewan seperti anjing, kucing, kelinci dari tempat penampungan atau kelompok penyelamat binatang peliharaan, dan menunjukkan sumber penjualan hewan peliharaan tersebut. Pemilik toko hewan peliharaan yang melanggar aturan akan didenda hingga USD. 500.-

Tennessee : Melarang kebijakan suaka

Tennessee telah memberlakukan peraturan baru di tahun baru ini yaitu melarang lembaga peradilan dan penegakan hukum negara bagian untuk mengadopsi kebijakan suaka. Ini berarti bahwa pejabat di negara bagian tersebut harus bekerja sama dengan imigrasi dan lembaga penegakan hukum Bea Cukai dari pemerintah federal AS.

Massachusetts : Menaikkan usia bagi perokok

Massachusetts telah bergabung dengan enam negara bagian lainnya untuk menaikkan usia bagi perokok mulai 1 Januari, dengan demikian hanya orang yang berusia 21 tahun ke atas yang diijinkan untuk membeli produk tembakau. Menurut peraturan sebelumnya, orang yang berusia 18 tahun atau lebih dapat membeli produk tembakau.

Ohio : Meminta anak-anak untuk belajar tulisan tangan

Ohio menghendaki buku teks materi pengajaran dengan tulisan tangan yang ditulis dalam bahasa Inggris harus selesai dicetak untuk digunakan sebelum 1 Juli tahun ini. Anak-anak harus belajar tulisan tangan sebelum kelas lima SD. (Sin/asr)

Taiwan Bantah Mahasiswa Indonesia Disuruh Kerja Paksa dan Makan Babi

0

Epochtimes.id- Pemerintahan Taiwan melalui Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Indonesia membantah keras adanya pemberitaan yang menyebutkan mahasiswa Indonesia dipekerjakan secara paksa dan dipaksa menyantap makan daging.

“Pertama, yang lagi-lagi perlu ditekankan bahwa berita hoax mengenai dipaksa untuk makan babi sama sekali tidak benar, diprotes keras,” kata Representative TETO in Indonesia, John C.Chen, saat konferensi pers di Kantornya Kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta, Jumat (04/12/2018).

Soal kerja paksa yang disebutkan dalam pemberitaan tersebut dinyatakan sama sekali tidak pernah terjadi.

Menurut John, progam kuliah-magang yang diwajibkan hanya 20 jam selama seminggu dan 20 jam untuk paruh waktu.

Adapun kerja paruh waktu ini, mahasiswa diperbolehkan tidak mengikutinya. Bahkan, kerja paruh waktu ini adalah pilihan bagi mahasiswa. Apalagi, mahasiswa asing regular sebenarnya tak diperbolehkan kerja secara full time di Taiwan.

“Kedua, mengenai jam kerja yang berlebihan tidak benar sebagaimana yang disampaikan sesungguhnya adalah maksimun kerja 20 jam untuk ekstensif dan 20 jam untuk part time, yang mana sifatnya boleh tidak mengambil seperti itu,” tambahnya.

Lebih rinci, Jhon Chen menjelaskan program magang bagi mahasiswa asing di Taiwan hanyalah fasilitas yang dipersiapkan bagi mereka kurang mampu. Sedangkan, bagi mahasiswa yang memiliki kecukupan dana tak dilarang mengikuti program kuliah tanpa magang.

Jhon Chen memaparkan program kuliah-magang diluncurkan untuk membantu kekurangan pekerja teknisi di Indonesia. Nantinya, diharapkan dapat mempraktikkan pengalaman yang diperoleh ketika mahasiswa-mahasiswa Indonesia ini pulang ke Tanah Air khususnya teknologi.

Ia menambahkan pemerintah Taiwan kini sudah menginvestigasi terhadap Unversitas Hsing Wu yang disebut-sebut dalam pemberitan tersebut. Dia menjelaskan isu ini telah menjadi perhatian untuk mengetahui kebenaran isu yang menyebar.

“Untuk ke depannya segala complain dapat ditujukan ke TETO secara tertulis, TETO dengan senang hati menerima,” harap dia.

Hingga kini mahasiswa Indonesia yang mengikuti program Kuliah Magang dari Pemerintahan Taiwan pada tahun pertama pada 2017 berjumlah 872 siswa. Sementara pada tahun kedua atau 2018 mencapai 1231 siswa.

Isu kerja paksa dan disuruh makan babi ini pertama kali diberitakan oleh Media Taiwan, Taiwan News.

Media ini mengutip pernyataan dari politisi Kuomintang, Ko Chih-en. Sebagaimana diketahui partai ini adalah partai oposisi atau berseberangan dengan pemerintahan berkuasa Presiden Tsai-Ing wen di Taiwan saat ini.

Pemberitaan tersebut menyebutkan mahasiswa ini dipaksa bekerja empat hari di pabrik menjadi buruh dengan tugas mengemas 30.000 lensa kontak selama 10 jam per sif. Bahkan, disebutkan kebanyakan dari para pelajar Indonesia adalah Muslim, mendapatkan makanan yang mengandung babi.

Merespon pemberitaan ini, seluruh mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Taiwan khususnya Hsin Wu University mengirimkan surat keberatan dan petisi kepada media-media di Indonesia yakni CNN Indonesia, Detik.com, Merdeka.com, Viva.co.id dan Taiwan News yang menulis tentang isu ini.

Seluruh mahasiswa-mahasiswi menuntut kepada media-media tersebut agar mengkonfirmasi secara langsung kepada pihak Universitas.

Mereka menegaskan kepada pihak media massa agar mencari kebenaran pemberitaan terlebih dahulu ketimbang mengutip lalu menuliskan pemberitaan yang mana masih diragukan kebenarannya.

“Pemberitaan yang anda muat di portal berita anda (CNN Indonesia, Detikcom, Merdeka.com dan VIVA.co.id) Tertanggl Rabu 02 Januari 2019 (Taiwan News) Tertanggal Kamis 27 Desember 2018 dapat dikategorikan sebagai berita kebohongan atau Hoax,” demikian isi surat Keberatan dan Petisi yang ditandatangani oleh ratusan mahasiswa Indonesia yang sedang mengikuti jenjang pendidikan di Taiwan. (asr)

Penganiayaan Terhadap Orang-orang Kristen di Timur Tengah

0

Oleh Ronald J. Rychlak

KOMENTAR

Selama musim liburan, banyak orang menghabiskan waktu memikirkan Nazareth, Bethlehem, dan Timur Tengah. Tentu saja, sebagian besar pemikiran itu tentang perdamaian, cinta, dan peristiwa lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

Peristiwa terkini di wilayah itu tidak begitu baik.

Pada awal Desember, Uskup Agung Canterbury Justin Welby telah memperingatkan bahwa orang-orang Kristen di Timur Tengah menghadapi “kepunahan yang mungkin segera terjadi.” Dia mencatat bahwa para pengikut Kristus “setiap hari menghadapi ancaman kekerasan, pembunuhan, intimidasi, prasangka, dan kemiskinan.” Hal itu mungkin datang sebagai kejutan bagi banyak pengamat yang mengira ancaman signifikan tersebut telah berlalu.

Belum lama berselang, kelompok teroris ISIS (juga dikenal sebagai Negara Islam, ISIL, dan dengan akronim bahasa Arabnya Daesh) menyebar ke seluruh bagian penting Timur Tengah yang dikenal sebagai Levant. Pada 4 Juli 2014, Abu Bakar al-Baghdadi berdiri di mimbar di Masjid Agung al-Nuri di kota Mosul Irak dan mendeklarasikan negara Islam (kekhalifahan) di bawah kepemimpinan seorang khalifah (penerus nabi Muhammad yang beriman). Dengan segera parade militer yang dipimpin ISIS berbaris di jalan-jalan Raqqa, Suriah.

ISIS adalah ancaman militer yang signifikan bagi dunia, tentu saja bukan “kelompok mahasiswa yunior” seperti yang disampaikan oleh Presiden Barack Obama. Ia memiliki sekitar setengah lebih banyak tentara dibanding tentara Inggris, menguasai wilayah yang lebih besar dari Inggris, dan memiliki akses persenjataan canggih yang telah disita dari pasukan Irak.

Baik Tentara Arab Suriah maupun Angkatan Bersenjata Irak tidak dapat membendung ekspansinya, dan pemerintahan Obama tidak tertarik untuk terlibat dalam perang Timur Tengah yang baru. Karena itu, sangat sulit untuk melihat bagaimana ISIS akan dihentikan ketika kekhalifahan tersebut telah meluas.

Selain itu, para pejuang ISIS yakin akan kemenangan akhir mereka. Dari saat mereka muncul di Suriah dan menyebar ke Irak, mereka percaya bahwa mereka menjalankan rencana ilahi. Nabi Muhammad telah meramalkan masa depan di mana kekhalifahan yang dihidupkan kembali akan menaklukkan dunia sesaat sebelum akhir zaman, dan para pejuang dan pemimpin ISIS ini melaksanakan ramalan tersebut.

GENOSIDA

Dengan kekuatan militer dan keyakinan akan keberhasilan, muncul kemampuan dan kecenderungan untuk memperlakukan secara kejam mereka yang menentang gerakannya. Para pemimpin ISIS menggunakan kebrutalan untuk menyebarkan kepercayaan di antara para pengikut mereka dan teror di antara yang lainnya. Terlalu sering, non-Muslim dilecehkan, secara paksa diubah berganti agama, diusir, dan kadang-kadang dipenggal atau disalibkan.

Beberapa perempuan dan anak perempuan diculik menjadi perbudakan seksual (dan kadang-kadang dibunuh). Karena kombinasi dari pengusiran mereka dan telah diubah berganti agama atau dibunuh, jumlah orang Kristen di Irak sekarang di bawah 200.000, turun dari sekitar 1,4 juta pada tahun 2002.

Pada tahun 2015, Paus Francis menyebut sebagai genosida umat Kristen di bawah ISIS. Pada tahun 2016, Senat AS mengeluarkan resolusi yang menyebut kekejaman yang dilakukan oleh ISIS terhadap agama dan etnis minoritas sebagai “kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida.” Pada tahun yang sama, Sekretaris Negara John Kerry menggunakan istilah genosida untuk menggambarkan apa yang terjadi pada non-Muslim di bawah ISIS.

Penyebutan itu penting, karena kelompok-kelompok yang disebut sebagai korban genosida lebih mungkin menerima perlindungan militer dan perlakuan istimewa sebagai pengungsi di bawah protokol AS. Sayangnya, pemerintahan Obama, seperti kebanyakan pemerintah lain di seluruh dunia, menolak label genosida.

Penjelasan yang diberikan oleh Departemen Luar Negeri untuk menolak penyebutan genosida adalah bahwa ISIS memberi orang-orang Kristen pilihan untuk membayar pajak keagamaan (jizya) untuk menghindari menghadapi pemaksaan pindah agama, penggusuran, atau eksekusi. Namun pada kenyataannya, pajak itu meningkat sampai orang-orang non-Muslim kehabisan uang; kemudian penganiayaan dipercepat. Pilihan jizya tidak pernah merupakan solusi jangka panjang yang layak.

Donald Trump berbicara tentang genosida umat Kristen oleh ISIS ketika dia menjadi kandidat. Ketika menjadi presiden, ia menggunakan kekuatan militer untuk mengalahkan ISIS agar takhluk. Kekhalifahan tersebut akhirnya menghilang. Selain itu, pada bulan Desember 2018, ia menandatangani “Undang-Undang Bantuan dan Pertanggungjawaban Genosida Irak dan Suriah” menjadi hukum. Anggota Partai Republik dan Partai Demokrat mendukung undang-undang dengan suara bulat di Senat dan DPR.

Undang-undang baru ini menjamin bantuan keuangan dan teknis AS untuk orang-orang Kristen dan penduduk minoritas agama lainnya di Irak dan Suriah yang dianiaya oleh teroris-teroris Islam. Selain itu, undang-undang ini memungkinkan Departemen Luar Negeri AS, bersama dengan lembaga-lembaga lain, untuk melakukan investigasi kriminal terkait dengan dugaan komplotan-komplotan teroris, untuk menangkap yang telah dinyatakan sebagai anggota dari kelompok-kelompok teroris, dan untuk mengidentifikasi tanda-tanda peringatan genosida dan penganiayaan untuk mencegah kekejaman-kekejaman di masa depan.

AKHIR DARI ISIS?

Dengan mundurnya ISIS dan kekhalifahan tidak lagi ada, orang mungkin bertanya-tanya tentang perlunya undang-undang baru ini dan alasan pernyataan oleh Uskup Agung Canterbury tersebut. Kebenaran yang disayangkan adalah bahwa ISIS tidak hilang. Ia telah mundur dari kota-kota besar, tetapi diyakini akan berkumpul kembali di kota-kota kecil di sepanjang perbatasan Suriah-Irak, di mana ISIS masih mengusir, menganiaya, dan bahkan mengeksekusi orang-orang Kristen.

Ketika al-Qaeda di Irak dinyatakan telah dikalahkan oleh pejabat-pejabat AS pada tahun 2007, keanggotaannya diyakini mencapai ratusan. Ia tumbuh kembali dan menjadi kelompok teror yang sekarang kita kenal sebagai ISIS. Menurut perkiraan PBB, ISIS hari ini memiliki 20.000 hingga 30.000 anggota. Sangat mungkin bahwa ada banyak pejuang yang setia pada ISIS hari ini seperti sebelumnya. Mereka baru saja kehilangan pusat geografis mereka. Mereka jelas bisa tumbuh kembali menjadi ancaman yang signifikan.

Pertanyaan yang harus diajukan berkaitan dengan dampak penarikan pasukan AS dari Suriah. Amerika Serikat tidak perlu bertindak sebagai pasukan polisi dunia, dan kami senang tentara kami pulang, tetapi penarikan dari Suriah mungkin akan memudahkan ISIS untuk berkumpul kembali dan membangun kembali. Untungnya, anggota parlemen tampaknya berniat mengawasi situasi tersebut.

Presiden Trump mengunjungi pangkalan udara Al Asad di Irak pada hari setelah Natal untuk bertemu dengan pasukan AS. Ketika di sana, dia mengatakan dia “tidak punya rencana sama sekali” untuk memindahkan sekitar 5.200 tentara AS yang saat ini bertugas di Irak. Semoga, mereka (dan kehadiran signifikan Rusia yang tetap di Suriah) akan memberikan pencegah yang cukup untuk ISIS.

Pemerintah AS juga tampaknya serius tentang janji untuk memberikan dukungan kepada para korban penganiayaan ISIS. Hal itu kemungkinan akan mencakup bantuan kemanusiaan dan mempersenjatai serta melatih milisi untuk pertahanan diri. Mari kita berharap milisi tidak menjadi perlu dan bahwa tahun 2019 membawa umat Kristen dan agama-agama minoritas lainnya di Timur Tengah masa depan yang lebih cerah. (ran)

Penulis opini, Ronald J. Rychlak adalah ketua Jamie L. Whitten dalam bidang hukum dan pemerintahan di Universitas Mississippi. Dia adalah penulis beberapa buku, termasuk “Hitler, the War, and the Pope”, “Disinformation” (ikut menulis bersama Ion Mihai Pacepa), dan “The Persecution and Genocide of Christians in the Middle East” (disunting bersama Jane Adolphe).

Tonton yang berikut:

Pastor ‘Dihilangkan’, Gereja Dipaksa Menyanyikan Lagu Pujian Terhadap Komunis Tiongkok

https://www.youtube.com/watch?v=pzsZi5xqVO8

Usaha Nuklir Bill Gates Terhalang Pembatasan AS untuk Kesepakatan dengan Tiongkok

0

NEW YORK — TerraPower LLC, sebuah perusahaan energi nuklir yang dikepalai oleh pendiri Microsoft Corp, Bill Gates, sedang mencari mitra baru untuk uji coba tahap awal teknologinya setelah aturan baru AS memaksanya untuk meninggalkan perjanjian dengan Tiongkok, pejabat perusahaan mengatakan kepada Wall Street Journal.

TerraPower mencapai kesepakatan dengan China National Nuclear Corp milik negara pada tahun 2017 untuk membangun reaktor nuklir eksperimental di selatan Beijing. Namun Gates telah menulis dalam sebuah esai yang diterbitkan akhir pekan lalu bahwa TerraPower tidak mungkin menindaklanjuti rencananya dalam menghadapi pembatasan-pembatasan baru AS untuk kesepakatan-kesepakatan teknologi dengan Tiongkok tersebut.

Perusahaan yang bermarkas di Bellevue, Washington itu kini tidak yakin negara mana yang akan bekerja sama dengan dia untuk melakukan uji coba teknologinya, yang dirancang untuk menggunakan uranium terdeplesi (Depleted uranium atau DU) sebagai bahan bakar untuk reaktor-reaktor nuklir dalam upaya meningkatkan keselamatan dan biaya, kata pejabat perusahaan itu kepada Journal.

Uranium terdeplesi adalah uranium yang mempunyai kadar isotop U235 yang lebih rendah dari uranium alam, biasanya sebagai akibat dari proses pengayaan uranium.

“Kami berkumpul kembali,” kata Chief Executive Chris Levesque pada Journal dalam sebuah wawancara. “Mungkin kita bisa menemukan pasangan lain.”

Departemen Energi AS pada bulan Oktober telah mengumumkan pembatasan baru pada kesepakatan nuklir dengan Tiongkok, sesuai dengan rencana yang lebih luas oleh administrasi Trump untuk membatasi kemampuan Tiongkok dalam mengakses teknologi buatan AS yang dianggapnya memiliki kepentingan strategis.

Gates, yang ikut mendirikan TerraPower, mengatakan dalam esainya bahwa peraturan di Amerika Serikat saat ini terlalu ketat untuk memungkinkan prototipe reaktor tersebut dibuat di dalam negeri. (ran)

Tonton yang berikut:

FBI Incar Peserta Program Spionase “Talenta Seribu” komunis Tiongkok

https://www.youtube.com/watch?v=XgZwIDDcMig

Anggota Dewan Republik Ceko Desak UU Baru untuk Mencegah Wisata Transplantasi ke Tiongkok

0

Beberapa politisi dan para ahli Ceko mendukung rancangan amandemen undang-undang transplantasi yang akan melarang warga Ceko mengunjungi Tiongkok untuk transplantasi organ, sebuah fenomena yang disebut “wisata transplantasi.” Langkah berani ini mengungkap praktik-praktik tidak etis dalam industri tersebut, terutama pengambilan organ secara paksa dari para tahanan hati nurani Tiongkok.

Di Tiongkok, sejak tahun 2006, sejumlah ahli telah memetakan peningkatan tajam dalam transplantasi dan perdagangan organ dari sistem penjara, yang menurut para ahli, masih berlanjut hingga hari ini. Temuan penelitian belum divalidasi oleh pengadilan. Namun, menurut sejumlah ahli, saksi dan staf medis, beberapa kelompok agama dan etnis dianiaya dan dipenjara di Tiongkok dan organ-organ vital mereka diambil di pusat transplantasi modern. Dan rezim Tiongkok berada di belakang pelanggaran tersebut.

Resolusi Parlemen Eropa 2013 dan undang-undang yang diadopsi di beberapa negara di seluruh dunia tentang wisata transplantasi dapat mendorong Republik Ceko untuk mengadopsi undang-undang semacam itu.

Senator Marek Hilšer, anggota dari Senate Health Committe, percaya bahwa Republik Ceko harus mengadopsi undang-undang yang membatasi wisata transplantasi ke Tiongkok, mirip dengan yang telah diadopsi oleh Spanyol (2013), Taiwan (2015), Italia (2016), Israel (2006) ) dan lain-lain. Baru-baru ini, Kanada telah memperjuangkan undang-undang yang sama dan Australia sedang mempertimbangkan pengenalan undang-undang baru.

“Kita seharusnya tidak mengabaikan hal ini dan saya akan mencoba mengusulkan amandemen dan melihat bagaimana hasilnya,” kata Hilšer, dalam sebuah wawancara dengan Radio Ceko pada 8 Desember 2018.

RUU transplantasi tersebut didukung oleh mantan Menteri Kebudayaan Daniel Herman, dan ahli bioetika Jan Payne dari Charles University di Praha. Amandemen undang-undang ini juga didukung oleh anggota Partai Bajak Laut (Pirate Party), Komite Helsinki Ceko (CHC) dan mantan Komisaris Hak Asasi Manusia Monika Šimůnková.

Di Republik Ceko, ini adalah upaya pertama untuk menetapkan “standar etika” baru ini dalam kaitannya dengan operasi transplantasi asing dan hukuman kejahatan yang terkait dengan penyalahgunaan pengambilan organ.

Hiler juga telah mengumumkan pada 19 November 2018 pada sidang dengar pendapat terbuka di Senat bahwa ia akan mencoba membahas kemungkinan mengubah undang-undang transplantasi. “Saya tidak tahu seperti apa undang-undang kita, tetapi saya ingin menganalisisnya. Dan jika larangan ini tidak diadopsi dalam hukum, yang telah diterapkan oleh negara-negara lain seperti Kanada atau Israel, saya akan berusaha untuk memastikan bahwa kami yang akan menanganinya,” katanya.

Menurut The Epoch Times, Senat tersebut telah menugaskan analisis tentang perawatan legislatif di negara-negara lain dengan Parliament Institute.

Herman telah mengalami masalah penganiayaan terhadap orang-orang beragama dan etnis minoritas di Tiongkok selama masa jabatannya sebagai direktur Institute for Study of Totalitarian Reimes di Praha. Dia juga secara pribadi telah bertemu dengan penulis laporan investigasi tentang industri transplantasi Tiongkok beberapa kali.

“Saya sepenuhnya mendukung inisiatif Senat untuk membuat resolusi terhadap wisata organ. Saya yakin bahwa contoh dari Israel, sekutu dekat kami, sangat menginspirasi dan bahwa kita dapat mengikuti jejak mereka. Dan hanya mengadopsi undang-undang yang relevan tersebut. Saya sendiri ingin memanfaatkan kemungkinan akses saya ke beberapa anggota parlemen dan pemerintah saat ini. Maksud saya, khususnya, dari Kementerian Luar Negeri atau mungkin Kementerian Kesehatan, dan untuk mengambil inisiatif ini di sana,” kata Herman pada sidang dengar pendapat terbuka di Senat pada 19 November 2018 tersebut.

Payne telah melihat praktik-praktik tidak etis dalam industri transplantasi Tiongkok. Dia mendukung adopsi undang-undang tentang wisata transplantasi dan dalam meningkatkan kesadaran akan masalah ini, jadi dia percaya bahwa perlu untuk mengadakan diskusi publik tentang topik tersebut.

“Saya memiliki pengalaman sendiri, karena saya telah menangani masalah ini sebelumnya, jadi saya kembali menyebutkan masalah yang banyak orang di Republik Ceko sungguh-sungguh tidak mempercayainya. Lalu ada kelompok yang tidak ingin mempercayainya. Dan kemudian ada kelompok yang tidak dapat mempercayainya. Jadi kita tidak akan mengubah dua kelompok lainnya, dan kita tidak akan mengubah politik-politik Tiongkok, namun akan menjadi baik untuk banyak-banyak membicarakannya, ada politisi di sini, ada wartawan di sini, untuk menyampaikan masalah ini kepada publik, sehingga mereka yang tidak percaya sekarang, namun bisa mempercayainya, menjadi percaya bahwa kenyataannya benar-benar mengerikan,” kata Payne sehubungan dengan pernyataan tentang kasus-kasus menggunakan operasi transplantasi untuk membunuh para pembangkang di Tiongkok.

Payne, bersama dengan mantan Menteri Hak Asasi Manusia, Michael Kocab, menjadi penyokong terjemahan bahasa Ceko dari buku “The Slaughter” karya Ethan Gutmann, sebuah buku yang mengungkap penyalahgunaan tahanan oleh rezim Tiongkok sebagai donor-donor yang tidak berdaya melawan kehendak untuk transplantasi komersial di pusat-pusat transplantasi organ Tiongkok.

MENCEGAH WISATA TRANSPLANTASI

Karena memerangi praktik tidak etis secara langsung di wilayah Tiongkok tidak layak untuk negara-negara Barat, upaya mereka difokuskan pada meminimalkan partisipasi dalam transplantasi organ dari donor tak berdaya ini.

“Di Italia, kita tidak memiliki kekuatan untuk menghentikan kejahatan ini, tetapi kita memiliki kewajiban untuk melakukan segala upaya untuk tidak menjadi rekan peserta,” kata Senator Maurizio Romani saat debat di Senat Italia pada Maret 2015.

Amandemen hukum Italia juga telah dipuji oleh ahli transplantasi Ceko MUDr. Štefan Vitko, Csc., Anggota Masyarakat Transplantasi Ceko (Czech Transplantation Society).

“Luar biasa dalam hukum Italia adalah bahwa penderita yang melakukan transplantasi organ ‘komersial’ juga akan terjerat hukum, saya pikir ini sangat efektif. Sanksi tenaga medis juga nyata,” tulis Vitko kepada The Epoch Times dalam menanggapi laporan yang disebutkan di atas pada tahun 2016.

Amandemen Italia menilai denda keuangan yang tinggi bagi staf medis yang bertindak sebagai perantara dalam transplantasi seperti itu, sambil menghukum dokter, perawat atau staf dengan larangan seumur hidup untuk praktik perawatan kesehatan.

Czech Helsinki Committee (CHC) juga telah menanggapi tuduhan tentang rezim Tiongkok membunuh para pembangkang melalui penggunaan operasi transplantasi yang kejam sebagai donor organ yang tidak berdaya untuk menolak: “CHC mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas laporan-laporan yang dapat dipercaya dan terus berulang tentang pengambilan organ sistematis yang disetujui negara dari para tahanan hati nurani, termasuk banyak pengikut Falun Gong karena keyakinan-keyakinan atas kepercayaan mereka, serta anggota-anggota dari kelompok-kelompok agama dan etnis minoritas yang lainnya.”

Merujuk pada resolusi Parlemen Eropa No. 2013/2981 (RSP) tentang pengambilan organ secara paksa di Tiongkok, CHC “menyerukan kepada pemerintah Ceko dan Presiden Republik Ceko untuk memberi perhatian pada masalah pengambilan organ secara paksa dari para tahanan hati nurani di Tiongkok dan secara terbuka mengutuk praktik-praktik kejam yang berkaitan dengan transplantasi organ di negara ini, termasuk meningkatkan kesadaran warga Ceko yang bepergian ke Tiongkok tentang masalah ini, dan mengambil semua langkah untuk mencegah setiap wisata transplantasi antara Republik Ceko dan Tiongkok.”

Pada Juli 2007, Masyarakat Transplantasi Ceko telah menerima surat dari Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH), sebuah organisasi yang terutama berurusan dengan praktik-praktik pengadaan organ di Tiongkok. “Masyarakat Transplantasi Ceko secara jelas mengutuk praktik semacam itu dan sepenuhnya menjauhkan diri dari mereka,” kata asosiasi tersebut di situs webnya.

PENGAMBILAN ORGAN PAKSA DI TIONGKOK TERUNGKAP

Pada 28 Juni 2017, sekretaris ketiga Kedutaan Besar Tiongkok di Praha, Qi Dazhuang, mengirim pernyataan ke Radio Ceko, di mana ia menyangkal semua tuduhan praktik-praktik penyalahgunaan yang berkaitan dengan transplantasi organ.

Namun, bukti bahwa rezim Tiongkok mengambil organ dari para tahanan hati nurani telah dibawa ke publik melalui karya dua orang Kanada, pengacara hak asasi manusia David Matas dan mantan sekretaris negara Kanada untuk Asia-Pasifik, David Kilgour. Penelitian mereka menunjukkan bahwa sebagian besar tahanan, yang dibunuh dalam proses itu, adalah penganut latihan spiritual Falun Gong, sebuah ajaran pengolahan diri berbasis meditasi yang telah sangat ditindas oleh rezim Tiongkok sejak 1999.

Sejak Maret 2006, ada semakin banyak penyelidikan dan laporan yang menuduh bahwa PKT menggunakan pasukan militer dan keamanannya untuk membunuh para praktisi Falun Gong dan tahanan hati nurani lainnya yang masih hidup untuk diambil organnya. Kesaksian-kesaksian dari orang dalam telah menjelaskan bahwa pihak-pihak berwenang menggunakan sistem penjara seperti sebuah kolam berisi donor organ hidup yang dipersiapkan untuk dibunuh atas permintaan.

Kilgour dan Matas merilis hasil penyelidikan pendahuluan mereka dalam laporan 2006, berjudul “Report Into Allegations of Organ Harvesting of Falun Gong Practitioners in China”.

Di seluruh dunia, pasien yang sangat membutuhkan transplantasi organ selama hampir dua dekade terakhir melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk pembedahan, di mana mereka melaporkan dapat memperoleh organ yang cocok hanya dalam beberapa minggu atau bulan, jauh lebih pendek daripada masa tunggu di negara asal mereka yang berdasarkan pada donasi-donasi organ.

Bagaimanapun para wisatawan medis ini tanpa disadari telah berkontribusi pada meningkatnya perdagangan pengambilan organ gelap di Tiongkok, di mana perputaran cepat dalam penjadwalan operasi-operasi transplantasi adalah terjadi karena pembunuhan atas permintaan negara tersebut, Matas dan Kilgour menyimpulkan dalam beberapa studi yang mereka tulis bersama tentang pengambilan organ secara paksa di Tiongkok. Keduanya dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2010 untuk pekerjaan mereka tersebut.

Mereka memperkirakan bahwa volume transplantasi di Tiongkok kemungkinan telah mencapai puluhan ribu per tahun sejak tahun 2000. (ran)

Tonton yang berikut:

‘Ngeri’, Dokter Ungkap Kejahatan Pengambilan Organ Tubuh di Tiongkok

Balita Tiga Tahun Meninggal Dalam Tradisi Malam Tahun Baru Spanyol

0

EpochTimesId – Seorang bocah laki-laki berusia 3 tahun meregang nyawa dalam tradisi perayaan malam Tahun Baru tradisional di Spanyol. Dia tersedak anggur pada tengah malam pergantian tahun.

Keluarga Thiago Guamán menyambut Tahun Baru sesuai dengan tradisi yang bertahan sejak 100 tahun silam. Mereka makan satu anggur setiap kali lonceng tengah malam berbunyi.

Namun, ketika lonceng ke-12 berbunyi, sang ibu menoleh ke arah bocah itu, yang hanya diberi empat buah anggur tanpa biji. Dia melihat anak lelaki itu tersedak, dan tidak bisa bernapas.

Keluarga dan layanan darurat tidak dapat mengeluarkan anggur dari tenggorokannya tepat waktu. Dia kemudian dinyatakan meninggal dunia satu jam kemudian di rumah sakit, menurut laporan media setempat.

Anak itu sedang merayakan tahun baru bersama ibunya, kakak laki-laki, paman, dan neneknya, di rumah mereka di kota Gijón di pantai Atlantik utara Spanyol.

Balita itu dinyatakan meninggal di rumah sakit setempat, menurut Europa Press.

“Saya tidak mengerti bagaimana buah anggur dapat mengakhiri hidup anak saya,” kata ibunya, Viviana Bustos, mengatakan kepada La Nueva Espania. “Ini adalah mimpi buruk, aku tidak bisa memahaminya.”

Tradisi Spanyol, memakan 12 anggur setiap empat detik, dimulai 36 detik sebelum tengah malam. Kebiasaan itu dilakukan untuk menyambut Tahun Baru selama lebih dari seratus tahun.

Dengan anggur menjadi penyebab tersedak ketiga yang paling umum pada anak-anak di bawah 5 tahun, beberapa ahli merekomendasikan untuk memberi anak kecil kesempatan memulai perayaan makan anggur tersebut. Orangtua disarankan memberi mereka lebih banyak waktu untuk mengunyah anggur sepenuhnya, atau mengurangi jumlah anggur untuk mereka.

Mengetahui hal ini, keluarga Thiago hanya menyisihkan empat buah anggur tanpa biji untuk Thiago untuk perayaan tradisional. Tapi itu tidak cukup untuk mencegah tragedi tersebut.

“Pada bel terakhir, kami melihat bahwa dia tersedak dan tidak bisa bernapas,” kata Bustos. “Saya tidak tahu apa yang bisa terjadi. Saya tidak melihat penjelasan karena dia sudah makan buah anggur pada kesempatan lain dan tidak pernah terjadi apa-apa.”

Keluarganya meletakkan jari-jari mereka di tenggorokan anak itu, dan pamannya memukulnya di dada sambil mencoba menjatuhkan anggur.

Meskipun penampilannya tidak berbahaya, anggur memiliki ukuran yang sangat mirip dengan glotis anak, yaitu ukuran penyempitan tenggorokan pada pita suara, dan membuat anggur berpotensi mematikan.

“Itu buah-buahan oval, relatif mudah dibentuk dan dengan kulit yang lembut dan licin, sehingga dapat masuk ke mulut anak tanpa disengaja, tanpa dikunyah, dan bertindak sebagai steker di saluran udara, mencegah pernapasan,” ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan Raimundo Fonseca mengatakan kepada El Espanol.

Seorang anak memanen buah anggur di Ingersheim, Prancis timur, pada 1 September 2009. (Frederick Florin/AFP/Getty Images/The Epoch Times)

Tersedak paling sering terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun, menurut Fonseca. “Dalam kisaran usia ini, ketika gigi belum berkembang, sistem menelan anak belum matang, dan kemungkinan bagian makanan atau benda asing memasuki saluran pernapasan lebih tinggi,” katanya.

Sebuah studi yang diterbitkan di BMJ menyoroti tiga kasus anak-anak tersedak anggur. Dua meninggal, dan yang ketiga menderita dua kali kejang dan harus menjalani perawatan darurat akibat pembengkakan otak.

Para penulis penelitian menyarankan bahwa anggur dan tomat ceri harus dipotong menjadi dua dan idealnya dipotong sebelum diberikan kepada anak-anak (di bawah 5 tahun). Peneliti menekankan pentingnya pengawasan orang dewasa terhadap anak-anak kecil saat mereka makan.” (SIMON VEAZEY/The Epoch Times/waa)

Video Pilihan :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

Simak Juga :

https://youtu.be/rvIS2eUnc7M