Home Blog Page 3

Gadis 9 Tahun Melakukan Deadlift Seberat 75 Kg Dijuluki Hercules Wanita

EtIndonesia. Arshia Goswami, seorang gadis berusia 9 tahun dari negara bagian Haryana di India, dijuluki Hercules versi wanita setelah melakukan deadlift seberat 75 kg.

Arshia pertama kali menarik perhatian beberapa tahun yang lalu ketika ia mencetak rekor nasional sebagai atlet deadlift termuda di India, dengan angkatan terbaik 45 kilogram. Namun, ia terus berlatih sejak saat itu, dan baru-baru ini ia kembali menjadi viral dengan melakukan deadlifting seberat 75 kilogram, lebih dari dua kali berat badannya sendiri.

Prestasi mengesankan ini terekam dalam video dan dibagikan di halaman Instagram atlet angkat besi muda ini, dan menjadi viral. Namun meskipun sebagian besar tanggapannya positif, dengan orang-orang memuji kekuatan dan bentuk tubuhnya, beberapa komentar juga menyatakan keprihatinan atas kesejahteraannya, mengklaim bahwa mengangkat beban berat di usianya dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius.

“Dia mungkin berusia 9 tahun, tapi kerangkanya menjadi 78 tahun setelah ini,” tulis salah satu pengguna Instagram.

“Bukankah dia terlalu muda untuk memikul beban seberat itu? Tulang belakangnya bahkan tidak berkembang dengan baik untuk menahan tekanan seperti itu,” komentar orang lain yang prihatin.

Gadis berusia 9 tahun ini jelas sangat menyukai deadlifting, dan dia luar biasa dalam hal itu. Setahun yang lalu, ia mencetak rekor Asia untuk kelas usianya, dengan mengangkat beban 59 kg, dan ia jelas tidak memiliki rencana untuk berhenti dalam waktu dekat.

“Wow. Butuh waktu bertahun-tahun bagi saya untuk mencoba beban ini ketika saya masih remaja. Banyak rasa hormat,” tulis seorang atlet angkat besi.

“Prestasi luar biasa dari Arshia Goswami, menunjukkan kekuatan dan tekad di usia yang begitu muda! Benar-benar menginspirasi bagi semua calon atlet,” kata orang lain.(yn)

Sumber: odditycentral

7 Temuan AS : PKT Diam-Diam Memfasilitasi Ekspor Bahan Fentanyl dan Obat-Obatan Sintetis Lainnya ke Luar Negeri

 oleh Zhang Ting

Setelah proses investigasi yang berlangsung selama berbulan-bulan, Komite Pilihan DPR Amerika Serikat untuk Persaingan Strategis antara Amerika Serikat dan Partai Komunis Tiongkok (United States House Select Committee on Strategic Competition between the United States and the Chinese Communist Party) pada Selasa (16 April) mengumumkan, bahwa PKT ternyata memainkan peran penting dalam membanjirnya fentanyl di Amerika Serikat. 

Laporan investigasi ini mengungkap 7 temuan mereka yang mengejutkan masyarakat, yang menunjukkan bagaimana Partai Komunis Tiongkok secara diam-diam memfasilitasi ekspor bahan fentanyl dan obat-obatan sintetis lainnya melalui subsidi dan insentif langsung. Laporan investigasi menyatakan bahwa ini adalah “perang narkoba” yang digunakan oleh Partai Komunis Tiongkok untuk melawan Amerika Serikat.

Investigasi juga menemukan bahwa meskipun Partai Komunis Tiongkok berjanji untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam memerangi ekspor fentanyl, namun pada kenyataannya, ketika Amerika Serikat meminta bantuan Partai Komunis Tiongkok untuk menangkap perusahaan-perusahaan Tiongkok yang menjadi target Amerika Serikat, PKT justru memberi informasi kepada mereka.

Komite Pilihan DPR tersebut menjelaskan bahwa informasi yang digunakan dalam penyelidikan ini terkumpul melalui beberapa metode antara lain : Menelusuri situs web publik Tiongkok, menganalisis dokumen pemerintah Tiongkok, memperoleh lebih dari 37.000 titik data unik tentang perusahaan di Tiongkok yang menjual obat-obatan secara online lewat penelusuran web dan analisis datanya, dan melalui komunikasi rahasia dengan perusahaan pengedar narkoba Tiongkok, konsultasi dengan pakar sektor publik dan swasta, dan sebagainya.

perang candu perang narkoba
Tampilan fentanyl dan methamphetamine yang disita oleh petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan Amerika Serikat di Nogales Port of Entry pada konferensi pers di Arizona pada 31 Januari 2019. (Mamta Popat / Arizona Daily Star via AP)

Komite Pilihan DPR tersebut menyebutkan : “Tiongkok di bawah Partai Komunis Tiongkok adalah sumber geografis utama dari krisis fentanyl. Perusahaan-perusahaan Tiongkok memproduksi hampir semua prekursor fentanil ilegal, dan prekursor-prekursor itu adalah kunci untuk mendorong perdagangan fentanil ilegal global”. Investigasi ini diluncurkan untuk lebih memahami peran dari Partai Komunis Tiongkok dalam krisis fentanyl.

Berikut tujuh temuan mengejutkan yang dirangkum dalam laporan investigasi tersebut:

1. PKT secara langsung mensubsidi produksi dan ekspor obat-obatan terlarang

Penyelidikan menemukan bahwa pemerintah Tiongkok tidak membantu Amerika Serikat dalam memerangi fentanyl, melainkan secara langsung mensubsidi produksi dan ekspor bahan fentanil ilegal dan obat-obatan sintetis lainnya melalui potongan pajak. Bahkan banyak dari bahan yang digunakan untuk menghasilkan narkoba itu telah dikategorikan sebagai bahan ilegal berdasarkan hukum Tiongkok, dan tidak diketahui kegunaannya secara legal di seluruh dunia.

“Seperti potongan pajak ekspor untuk barang-barang legal, jadi subsidi Partai Komunis Tiongkok terhadap obat-obatan sintetis Tiongkok jelas merangsang penjualannya ke pasar internasional”.

2. Memberikan subsidi dan insentif kepada intitusi yang terlibat perdagangan narkoba

Temuan kedua adalah bahwa pemerintah komunis Tiongkok memberikan subsidi keuangan dan insentif kepada perusahaan yang secara terbuka memperdagangkan bahan fentanil ilegal dan obat-obatan sintetis lainnya.

“Bahkan ada contoh di mana beberapa perusahaan yang terlibat dalam produksi atau perdagangan obat ilegal ini mendapat kunjungan resmi dari pejabat pemerintah provinsi Tiongkok dan memuji perusahaan-perusahaan itu atas dampak positifnya terhadap perekonomian provinsi tersebut”, tulis laporan itu.

3. Pemerintah Tiongkok memiliki kepentingan kepemilikan di perusahaan perdagangan obat ilegal

Laporan investigasi menyatakan bahwa pemerintah komunis Tiongkok memiliki kepemilikan di sejumlah perusahaan Tiongkok yang terkait dengan perdagangan narkoba.

Di antaranya termasuk penjara pemerintah Tiongkok yang terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia, yang dalamnya menampung perusahaan kimia yang memproduksi obat-obatan sintetis ilegal, dan sebuah perusahaan publik Tiongkok yang situs webnya mempublikasikan ribuan kasus perdagangan narkoba.

obat fentanyl mematikan dari Tiongkok
Tahun lalu, lebih dari 20.000 orang Amerika dibunuh oleh fentanyl. (Gambar: pixabay.com)

4. PKT memberi informasi kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok yang menjadi target penyelidikan Amerika Serikat

Meskipun PKT berjanji untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam memerangi fentanyl selama pertemuan tingkat tinggi antara Tiongkok dengan Amerika Serikat, tetapi laporan investigasi ini mengungkap praktik yang dilakukan secara diam-diam oleh PKT.

Investigasi menemukan, pemerintah Tiongkok selain tidak menuntut produsen fentanil dan prekursor fentanyl. Badan keamanan Tiongkok juga tidak menyelidiki perusahaan pengedar narkoba sebagaimana yang disanggupi dalam kerja sama dengan lembaga penegak hukum AS, malahan memberi informasi kepada perusahaan yang menjadi target penyelidikan AS.

5. Partai Komunis Tiongkok mengizinkan penjualan umum prekursor fentanil secara online

Laporan investigasi tersebut menyebutkan, pemerintah komunis Tiongkok juga mengizinkan penjualan terbuka prekursor fentanil dan bahan ilegal lainnya di Internet Tiongkok yang dipantau secara ketat.

Tinjauan terhadap tujuh situs e-niaga saja Komite Pilihan DPR-AS menemukan lebih dari 31.000 contoh perusahaan Tiongkok yang menjual bahan kimia ilegal yang memiliki kaitan jelas dengan perdagangan narkoba. Komunikasi rahasia dengan perusahaan yang terkait produksi atau pengedar narkoba Tiongkok mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam penjualan obat-obatan terlarang ini tidak takut melanggar hukuman Tiongkok.

6. PKT melarang pengedaran obat-obatan ilegal di dalam negeri tetapi mengizinkan ekspor ke luar negeri

Investigasi juga menemukan bahwa pemerintah Tiongkok menyensor konten yang berkaitan dengan penjualan obat-obatan ilegal dalam negeri tetapi tidak membiarkan konten yang berfokus pada penjualan obat-obatan ilegal yang berfokus pada ekspor.

Laporan investigasi menjelaskan, bahwa Partai Komunis Tiongkok memiliki mekanisme pemicu sensor untuk penjualan obat-obatan ilegal di dalam negeri (seperti menetapkan kata kunci seperti “fentanyl + cash on delivery”), namun belum atau sengaja tidak membentuk mekanisme pemicu sensor untuk memantau atau mencegah ekspor obat-obatan ilegal tersebut ke luar negeri.

7. Tiongkok memperoleh manfaat strategis dan ekonomi dari krisis fentanil AS

Investigasi menemukan bahwa pemerintah Tiongkok memperoleh manfaat strategis dan ekonomi dari krisis fentanil di luar negeri.

“Krisis fentanil telah menjadikan sindikat kejahatan terorganisir Tiongkok yang terkait dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) sebagai pelaku pencucian uang utama di dunia, memperkaya industri kimia Tiongkok, dan memberikan dampak buruk terhadap warga Amerika Serikat”. tulis dalam laporan itu.

PKT menggunakan “Perang Narkoba” untuk menghadapi AS

Krisis fentanyl adalah salah satu bencana paling mengerikan yang pernah dihadapi Amerika Serikat. Rata-rata, lebih dari 200 orang warga Amerika Serikat meninggal dunia setiap harinya karena fentanyl. Fentanyl adalah penyebab utama kematian di kalangan orang Amerika berusia 18-45 tahun dan merupakan kontributor utama terhadap penurunan angka harapan hidup di Amerika Serikat. Hal ini telah mengakibatkan jutaan orang menderita kecanduan narkoba dan kehancuran banyak keluarga dan komunitas. 

“Fentanyl dan obat-obatan sintetik lainnya yang diproduksi secara massal di Republik Rakyat Tiongkok tidak hanya berdampak buruk di Amerika Serikat tetapi juga negara-negara lain di seluruh dunia. Ini benar-benar merupakan krisis global”, tulis dalam laporan investigasi Komite Pilihan DPR-AS.

Fentanyl adalah analgesik opioid sintetik yang ditandai dengan timbulnya efek yang cepat, dan 50 kali lebih kuat dari heroin, 100 kali lebih kuat dari morfin, dan dapat berakibat fatal hanya dengan menggunakan dalam jumlah yang setara dengan beberapa butir pasir.

Laporan investigasi menyatakan bahwa PKT menggunakan strategi asimetris, yang dikenal sebagai “perang narkoba”, untuk menghadapi Amerika Serikat. Laporan tersebut menyebutkan “Perang Tanpa Batas” yang ditulis oleh ahli strategi militer PKT Wang Xiangsui dan Qiao Liang. Kedua orang tersebut menyebut “perang narkoba” sebagai taktik efektif dalam perang yang asimetris, kata laporan itu.

Mantan Presiden AS Donald Trump pernah mengatakan pada rapat kabinet bahwa obat opioid berbasis fentanyl dari Tiongkok adalah “suatu bentuk perang”.

Sebuah buku putih yang diterbitkan oleh militer Amerika Serikat pada 2014 mengungkapkan bahwa tujuan buruk dari tindakan perang non-konvensional yang dilakukan Partai Komunis Tiongkok seperti “perang narkoba” dan “perang budaya” bertujuan menghancurkan struktur moral demi melemahkan lawan-lawannya.

Berdasarkan temuannya, Komisi Pilihan DPR merekomendasikan agar pemerintah  memperbesar pemberian sanksi dan menggunakan kekuatan tersebut secara agresif dan terkoordinasi untuk menargetkan entitas yang terlibat dalam perdagangan fentanyl. (sin)

Trailer movie : “KENANGAN”

0

Tahun 2024 adalah peringatan 25 tahun petisi damai Falun Gong pada tanggal 25 April. Selama periode khusus ini, banyak anak telah tumbuh dewasa. Dalam kenangan Zhang Xiaoyue, ada pengalaman tak terlupakan dan wajah baik hati yang tidak bisa dihapus untuk waktu yang lama. Untuk memperingati hari istimewa tanggal 25 April, Film dan Televisi New Century

Wanita Beijing Terkejut Payudaranya Diperbesar oleh Klinik Bedah Kecantikan dengan Bahan Protein Hewani

EtIndonesia. Seorang wanita di Beijing, Tiongkok, menderita efek samping yang serius setelah menghabiskan hampir 550.000 yuan untuk memperbesar payudaranya di sebuah klinik bedah kecantikan di Beijing. Pemeriksaan medis menemukan bahwa pengisi payudara bukanlah dari kolagen yang ada dalam tubuh sendiri, melainkan menggunakan bahan protein hewani seperti unta, kelelawar, simpanse, dan lainnya.

Media milik pemerintah dalam pemberitaannya menyebutkan bahwa Lan Lan (nama samaran), seorang wanita Beijing berusia 27 tahun, menjalani operasi pembesaran payudara pada tahun 2022 di sebuah klinik bedah kecantikan bernama “Chu Meiren” yang terletak di Distrik Chaoyang, Beijing.

Lan Lan menyepakati metode “teknologi pembesaran payudara yang dipatenkan regenerasi kolagen autologous CRT” yang drekomendasikan oleh klinik bedah kecantikan tersebut. Pihak klinik mengatakan bahwa operasi semacam ini tidak memerlukan pembedahan atau pengisian prostesis, melainkan melalui pengolahan jaringan darah yang diambil dari tubuh pasien sendiri, sehingga pembesaran payudara dapat terlaksana dalam waktu sekitar 20 menit.

Penanggung jawab klinik tersebut memberitahu Lan Lan bahwa karena teknologi mereka dipatenkan secara eksklusif, maka biaya operasinya cukup mahal yakni 1,94 juta yuan. Namun lantaran Lan Lan diperkenalkan oleh seorang kenalan klinik, maka biaya operasinya dapat dikurangi menjadi 540.000 yuan.

Lan Lan sangat tersentuh setelah mendengar penjelasan ini dan menyetujui pembayaran 546.800 yuan untuk operasinya. Namun tak lama setelah operasi itu, Lan Lan mendapati ukuran payudaranya berbeda, dan ia juga sering merasakan sakit dan ketidaknyamanan.

Suatu hari ketika Lan Lan menjalani USG B payudara, dokter memberitahunya bahwa payudaranya menunjukkan adanya prostesis dan menyarankan agar dia pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Ucapan dokter itu seperti sambaran petir bagi Lan Lan yang telah menghabiskan 540.000,- untuk operasi kecantikan. Dia awalnya ingin menjadi lebih cantik dengan cara yang aman, tetapi ternyata yang diisi adalah prostesis, yang membuatnya tidak bisa menerima.

Di awal tahun 2023, Lan Lan datang lagi ke klinik bedah kecantikan “Chu Meiren” untuk meminta klarifikasi. Seorang direktur klinik tersebut yang bermarga Jin mengatakan bahwa operasi payudara Lan Lan murni autologus dan beberapa gejala serta manifestasinya tergolong normal.

Lan Lan tidak bisa berbuat banyak kecuali meninggalkan klinik. Namun di hari-hari berikutnya, dada Lan Lan semakin nyeri, dan muncul benjolan yang tidak beraturan.

Pada paruh pertama tahun 2023, ia menjalani pemeriksaan di dua rumah sakit. Laporan diagnostik dari salah satu rumah sakit menunjukkan, bahwa prostesis kedua payudara Lan Lan telah berubah setelah operasi, dan terdapat banyak sinyal abnormal di sekitar prostesis tersebut. Hal itu diduga merupakan kebocoran dari prostesis.

Hasil pemeriksaan dari rumah sakit lain juga menunjukkan bahwa bahan yang disuntikkan ke kedua payudara Lan Lan bukanlah jaringan autologus, melainkan prostesis.

Lan Lan yang dibuat gelisah terpaksa menghabiskan lagi lebih dari 200.000 yuan untuk menjalani pelepasan prostesis di Rumah Sakit Rakyat Kesembilan yang Berafiliasi dengan Universitas Shanghai Jiao Tong, Shanghai. Dan prostesis yang dikeluarkan dari payudara Lan Lan dikirim ke Beijing Institute of Clear Technology untuk diuji. Hasilnya menunjukkan bahwa prostesis tersebut mengandung zat protein hewani seperti unta, kelelawar, simpanse, dan lainnya.

“Bagaimana dalam tubuh saya bisa ada kolagen kelelawar atau unta ? Saya harus menanggung risikonya karena tidak ada yang tahu apa itu … Saya pikir hal ini yang tidak dapat saya terima,”ujar Lan Lan

Lan Lan merasa sangat cemas. Dia menghabiskan total hampir 1 juta yuan untuk memperbesar payudaranya, tetapi dia memiliki dua bekas luka yang dalam dan risiko kesehatan yang tidak dapat diketahui saat ini. Padahal dirinya sedang hamil 7 bulan dan harus mempertimbangkan untuk tidak memberikan ASI kepada anaknya nanti.

Selain itu, lewat penelusuran di situs web Kantor Kekayaan Intelektual Negara, Lan Lan menemukan bahwa Bai Jin, dokter yang melakukan operasi pembesaran payudara Lan Lan itu pada tahun 2010 pernah mengajukan permohonan untuk mendapatkan paten teknologi terkait “regenerasi kolagen autologus” ke Kantor Paten Negara, tetapi tidak disetujui. Hal ini menunjukkan bahwa klinik bedah kecantikan yang ia pimpin melakukan penipuan terhadap konsumen.

Untuk melindungi hak dan kepentingannya, Lan Lan menggugat klinik tersebut ke pengadilan. Baru-baru ini, pengadilan memutuskan bahwa klinik tersebut harus mengembalikan total biaya layanan medis, biaya pemeriksaan, dan biaya pengujian yang keseluruhannya berjumlah 744.228 yuan kepada Lan Lan. Namun, meski kasusnya dimenangkan oleh Lan Lan, tetapi klinik bedah kecantikan tersebut telah ditutup, gedungnya sudah kosong. Ke mana lagi Lan Lan mesti menuntut pengembalian uang dan kesehatannya? (sin/yn)

Sumber: ntdtv

Kembar Siam Selama Berhari-hari Menanggung Tubuh Saudaranya yang Meninggal

EtIndonesia. Seorang wanita harus menanggung berhari-hari jenazah saudara perempuannya yang menempel setelah saudara meninggal karena flu.

Lahir di Brighton, Sussex, pada tahun 1908, Daisy dan Violet Hilton adalah saudara kembar siam, terhubung di pangkal tulang belakang.

Pasangan kembar siam ini merupakan keajaiban medis – bahkan saat ini, tingkat kelangsungan hidup total untuk kembar siam adalah 7,5 persen, menurut sebuah makalah yang diterbitkan di National Library of Medicine.

Namun, mereka ditolak oleh ibu mereka, seorang pelayan bar yang belum menikah bernama Kate Skinner, yang diduga percaya bahwa kondisi mereka adalah hukuman dari Tuhan karena melahirkan di luar nikah.

Kakak beradik tersebut kemudian diadopsi oleh seorang bidan dan induk semang bernama Mary Hilton yang melihat potensi mereka dalam menghasilkan uang.

Hilton mengeksploitasi mereka untuk setiap sen yang mereka dapat hasilkan, menurut penulis Louise Peskett, dengan menjual foto dan kartu pos mereka dan mengirimkannya dalam tur internasional sejak usia tiga tahun.

Pada tahun 1916, mereka dikirim ke Texas di mana mereka menghabiskan sebagian besar sisa hidup mereka.

Kemudian, ketika Hilton meninggal, si kembar “diwariskan” kepada putri dan menantu laki-lakinya, Edith dan Meyer Meyers yang menurut biografi si kembar, menahan mereka, memukuli mereka, dan mengantongi semua penghasilan mereka.

Namun, pada tahun 1931, setelah mendapatkan reputasi sebagai penari, musisi, dan pemain ulung, dua bersaudara ini memutuskan hubungan dengan keluarga Meyer dan akhirnya mengambil alih karier mereka.

Pada tahun 1932 mereka muncul dalam film Freaks, sebuah film horor tentang pemain karnaval yang dilarang di Inggris selama tiga dekade karena dianggap mengejutkan dan eksploitatif.

Kemudian, pada tahun 1952, mereka membintangi drama kriminal Chained for Life yang meskipun berkisah tentang saudara kembar yang membunuh suami yang meninggalkannya, juga memasukkan berbagai elemen dari kehidupan Daisy dan Violet sendiri.

Penampilan publik terakhir mereka diduga terjadi di sebuah drive-in di North Carolina pada tahun 1961, setelah itu mereka tiba-tiba ditinggalkan oleh manajer mereka.

Si kembar kemudian bekerja di sebuah toko swalayan setempat dan, meskipun kemajuan dalam pengobatan modern menawarkan mereka kesempatan untuk berpisah, mereka memilih untuk menjalani tahun-tahun terakhir mereka bersama, lapor BBC.

Pada tanggal 4 Januari 1969, setelah pasangan tersebut tidak berangkat kerja dan berbagai upaya untuk menghubungi mereka melalui telepon tidak dijawab, polisi pun menyelidikinya.

Mereka menemukannya telah meninggal di rumah mereka, tampaknya mereka adalah korban pandemi flu Hong Kong, yang menewaskan antara satu hingga empat juta orang secara global antara tahun 1968 dan 1969.

Otopsi menemukan bahwa Daisy meninggal lebih dulu, dan Violet meninggal dua hingga empat hari kemudian.

Ini berarti Violet tetap menempel pada mayat saudara kembarnya, sambil berjuang demi hidupnya sendiri.

Namun, jika ada satu hal yang kita ketahui tentang pasangan luar biasa ini, itu adalah bahwa mereka telah menjadi petarung sepanjang hidup mereka.(yn)

Sumber: indy100

Pelari Afrika Tampaknya Membiarkan Pelari Tiongkok Memenangkan Half-Marathon Beijing, Memicu Kontroversi

EtIndonesia. Kemenangan pelari Tiongkok He Jie pada Half-Marathon Beijing pekan lalu dibayangi oleh skandal yang melibatkan tiga pelari Kenya yang tampaknya membiarkan pesaingnya dari Tiongkok itu memenangkan perlombaan.

Half-Marathon Beijing hari Minggu menampilkan He Jie yang berusia 25 tahun melintasi garis finis terlebih dahulu, dalam waktu 1:03:44, kurang dari satu detik di depan trio pelari Afrika yang secara kolektif mengklaim tempat kedua. Ini merupakan pencapaian yang mengesankan bagi pelari Tiongkok, terutama karena salah satu runner-upnya adalah mantan pemegang rekor dunia 5km Robert Keter dari Kenya,

Namun, kemenangannya dengan cepat dipertanyakan di media sosial setelah video mencurigakan yang direkam selama balapan tersebar secara online.

Fakta bahwa He tampaknya menjadi satu-satunya yang berlari kencang saat mendekati garis finis cukup aneh, namun salah satu klip menunjukkan Willy Mnangat dari Kenya memberi isyarat kepada rekan senegaranya Keter dan pelari Ethiopia Dejene Hailu Bikila untuk mundur dan melambaikan tangan kepada He Jie untuk menyusul mereka.

“Apa yang disebut ‘cara dunia’ tidak boleh mencemari keadilan kompetisi dalam olahraga. Keadilan selalu menjadi inti dari semangat olahraga,” komentar salah satu pengguna Weibo.

“Ini tidak diragukan lagi akan menjadi kejuaraan paling memalukan dalam karier He Jie,” tulis postingan lain di jejaring sosial Tiongkok.

Kemarahan umum mencapai tingkat yang cukup tinggi sehingga pihak berwenang setempat melakukan penyelidikan atas masalah tersebut. Bahkan sponsor He Jie, perusahaan olahraga Tiongkok Xstep, menyatakan bahwa insiden tersebut sedang diselidiki oleh banyak pihak, dan menambahkan bahwa informasi lebih lanjut mengenai masalah tersebut akan dikomunikasikan sesegera mungkin.

South China Morning Post bertanya kepada Willy Mnangat apakah dia mengizinkan He Jie memenangkan setengah maraton, dan dia menjawab: “Ya, karena dia adalah teman saya.”

“Dia datang ke Kenya dan saya [mengikutinya] di Wuxi Marathon, jadi dia adalah teman saya, oke,” kata Mnangat.

Pelari Kenya mengubah ceritanya beberapa jam kemudian, namun jawaban aslinya telah menjadi berita utama di seluruh dunia dan menarik lebih banyak perhatian karena skandal yang sudah sangat besar.

“Itu hanya tampilan yang buruk, bagaimana pun Anda melihatnya,” kata pengamat olahraga Mark Dreyer. “Adalah satu hal yang mungkin dilakukan oleh empat pelari yang berlari tepat di ujung untuk berpegangan tangan atau melewati garis bersama-sama untuk menunjukkan sportivitas. Bukan itu yang kami lihat. Ini bukanlah penyelesaian sprint untuk orang lain selain He Jie. Tidak perlu seorang jenius atau ahli lari untuk mengetahuinya.”

He Jie dianggap sebagai salah satu pelari jarak jauh paling menjanjikan di Tiongkok, dan sebagian besar ahli sepakat bahwa dia tidak membutuhkan amal semacam ini dari ketiga pelari Afrika tersebut. Dia berada di peringkat 77 dunia dalam peringkat pelari maraton putra.

“He Jie itu elit, dia tidak membutuhkan amal ini,” kata Dreyer. “Itu mengejek kompetisi dan meremehkan pencapaiannya sebelumnya.”(yn)

Sumber: odditycentral

Apa yang Terjadi pada Wajah Anda jika Anda Tidak Tidur Tujuh Jam

EtIndonesia. Ya, tentu saja, Anda benar-benar mesin dan dapat berfungsi hanya dengan tidur beberapa jam. Kami semua yakin Anda tidak akan lelah. Jelas sekali.

Tapi jujur saja, menjalani hari-hari Anda dengan sedikit tidur adalah hal yang berat dan dapat berdampak pada kesehatan Anda.

Para ahli sebelumnya mengungkapkan bagaimana kurang tidur dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi serta beberapa hal lain yang dapat terjadi pada tubuh Anda.

Meskipun tidak ada pedoman resmi karena kita semua berbeda, namun pakar kesehatan mengatakan orang dewasa yang sehat biasanya membutuhkan sekitar tujuh hingga sembilan jam tidur.

Dan bukan hanya tingkat energi dan kesehatan Anda yang terpengaruh, tetapi juga penampilan wajah Anda.

Gambar mengkhawatirkan yang dihasilkan menggunakan AI oleh Simba Sleep menunjukkan apa yang terjadi pada wajah Anda jika Anda tidak cukup tidur selama tujuh jam.

Perusahaan ‘ilmu tidur’ mensurvei 2.000 orang berusia 18 tahun ke atas untuk melihat bagaimana pola tidur mereka terlihat di wajah mereka.

Dan dengan menggunakan data tersebut, Sleep Deprivation Avatar membuat gambar orang-orang dengan waktu tidur kurang dari dan lebih dari tujuh jam.

Usia di atas 55 tahun tampaknya mengalami dampak paling dramatis pada penampilan mereka, tetapi sebelum Anda menjadi sombong, semua tidak ada yang aman.

Kaum muda memiliki korelasi paling dekat antara kualitas tidur yang buruk dan ‘kulit buruk’, karena 20 persen dari kelompok usia 18 hingga 24 tahun melaporkan kulit kering dan terkelupas setelah kurang dari tujuh jam tidur.

Angka ini turun menjadi 17 persen pada kelompok usia 25 hingga 34 tahun dan hanya 13 persen pada kelompok usia lebih tua.

Seperti yang dapat Anda lihat dari gambar, tanda-tanda umum dari kurang tidur malam juga mencakup lingkaran hitam klasik, garis-garis halus, munculnya bintik-bintik, mata kusam dan bengkak.

Lisa Artis, Wakil CEO mitra amal Simba, The Sleep Charity, menjelaskan pentingnya tidur bagi kulit Anda.

“Di malam hari, kulit Anda melakukan pekerjaan penting seperti memperbarui dan memperbaiki dirinya sendiri, serta membuat sel-sel baru,” katanya.

“Mengacaukan siklus regeneratif alami ini berarti tubuh Anda tidak memiliki cukup waktu untuk memperbaiki kulit Anda setiap malam.”

Lisa menambahkan, tubuh manusia melihat tidur malam yang buruk sebagai ‘darurat tingkat rendah’ sehingga memicu peningkatan hormon seperti kortisol.

Kemudian, ‘respon stres’ ini mengarahkan darah dan nutrisi keluar dari kulit menuju organ vital. Nah, karena kekurangan darah ini, kita sering mengalami lingkaran hitam dan flek tidak sedap di pagi hari.

“Tidur malam yang nyenyak tidak hanya untuk merasa segar; tetapi juga penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kulit Anda secara keseluruhan,” tambahnya.(yn)

Sumber: ladbible

‘Kota Kuno’ yang Hilang Ditemukan di Bawah Air di India Bisa Menulis Ulang Sejarah Peradaban

EtIndonesia. Sisa-sisa peradaban kuno yang diyakini banyak orang telah hilang telah ditemukan di lepas pantai di India bagian barat.

Apa yang digambarkan sebagai kota besar, yang panjangnya lebih dari 8 km) dan lebar 3 km, ditemukan 36 meter di bawah air di Teluk Khambhat (sebelumnya dikenal sebagai Teluk Cambay).

Hal yang paling menarik dari penemuan ini, yang dilakukan oleh National Institute of Ocean Technology (NIOT) pada bulan Desember 2000, adalah bahwa penemuan ini dapat menulis ulang sejarah manusia seperti yang kita ketahui.

Namun, lebih dari dua dekade sejak penemuan penting tersebut, para ahli masih berselisih mengenai usia dan signifikansi situs arkeologi tersebut, yang kemudian dikenal sebagai Kompleks Budaya Teluk Khambhat (GKCC).

Struktur mirip kota ini ditemukan oleh NIOT secara kebetulan saat mereka melakukan survei polusi rutin di wilayah tersebut.

Dengan menggunakan teknologi sonar, tim mengidentifikasi struktur geometris besar di dasar laut.

Puing-puing yang ditemukan dari situs tersebut termasuk tembikar, manik-manik, patung, bagian dinding, serta tulang dan gigi manusia, berdasarkan penanggalan karbon ditemukan bahwa benda-benda tersebut berusia hampir 9.500 tahun, BBC News melaporkan pada saat itu.

Saat mengumumkan penemuan tersebut pada 19 Mei 2001, Menteri Sains dan Teknologi India saat itu, Murli Manohar Joshi, mengatakan bahwa reruntuhan tersebut milik peradaban kuno.

Dia mengatakan bahwa peradaban ini bahkan lebih tua dari peradaban Lembah Indus pada Zaman Perunggu (juga dikenal sebagai Harappa) – budaya perkotaan paling awal yang diketahui sampai sekarang di anak benua India dan salah satu dari tiga peradaban paling awal di dunia, bersama dengan Mesopotamia dan Mesir kuno.

Dengan kata lain, penemuan ini tampaknya akan berdampak besar pada pandangan kita tentang dunia kuno.

Badrinaryan Badrinaryan, yang merupakan kepala ahli geologi tim ilmiah NIOT pada saat itu, menulis dalam sebuah artikel untuk Archaeology Online: “Selama beberapa dekade para arkeolog telah berdebat tentang asal usul peradaban misterius ‘Harappan’ (Lembah Indus) yang berkembang di wilayah yang sekarang disebut Pakistan dan barat laut India dari sekitar 3000 SM.

“Sekarang, [temuan baru kami] menunjukkan bahwa Harappa adalah keturunan dari budaya induk maju yang berkembang pada akhir Zaman Es terakhir yang kemudian tenggelam karena naiknya permukaan laut sebelum ‘sejarah’ dimulai.”

Ia melanjutkan: “Secara umum diyakini bahwa peradaban yang terorganisasi dengan baik tidak mungkin ada sebelum tahun 5500 [sebelum saat ini]. Banyak yang enggan menerima bahwa mitos banjir yang disebutkan dalam banyak tulisan keagamaan kuno ada benarnya.”

Namun, dia bersikeras, bahwa penemuan yang dilakukan oleh rekan-rekannya dan dia “dengan jelas membuktikan keberadaan peradaban kuno yang tenggelam di laut.”

Namun, katanya, “para arkeolog konservatif merasa sulit menerima” bahwa teknik ilmiah modern telah berhasil menghasilkan penemuan sebesar itu.

“Awalnya, ketika gambar sonar dari struktur bawah air diperlihatkan, beberapa orang menyebutnya sebagai keajaiban perangkat lunak komputer,” kenang Badrinaryan.

“Ketika ratusan artefak dikumpulkan dan dipamerkan, mereka berpendapat bahwa sungai kuno bisa mengangkutnya!”

Menekankan ketelitian kerja timnya, dia melanjutkan: “Studi ilmiah terperinci dilakukan untuk membuktikan bahwa artefak tersebut ada di sana.

“Kritik tersebut telah mendorong kami untuk mengadopsi teknologi dan metodologi ilmiah paling modern yang tersedia di dunia, yang sepenuhnya mendukung temuan kami, dan hasilnya telah dipublikasikan sebagai makalah penelitian di jurnal internasional bereputasi.”

Memang benar, para ahli lain telah memvalidasi setidaknya beberapa kesimpulan yang diambil.

Berbicara kepada Frontline pada tahun 2002, pegawai negeri India dan pakar aksara Indus kuno terkemuka di negara itu, Iravatham Mahadevan, mengakui bahwa foto sonar mengungkapkan struktur yang kemungkinan besar dibangun oleh manusia.

“Pertama, ada serangkaian kotak yang [Badrinaryan dan rekan ilmuwannya] tafsirkan sebagai pemukiman dalam pola grid,” ujarnya.

“Saya bukan seorang arkeolog, apalagi seorang arkeolog bawah air,” ia mengakui, namun tetap saja: “Sangat sulit untuk membayangkan serangkaian area alas persegi, dengan struktur seperti kisi-kisi, membentang beberapa kilometer, dan terdapat di alam.”

Dan, dia melanjutkan: “Sekali lagi, ada struktur persegi panjang dengan sesuatu yang mirip dengan tangga mengarah ke bawah, yang jelas-jelas buatan manusia.”

Namun, jika menyangkut banyak artefak, termasuk batu mulia, Mahadevan dan yang lainnya setuju bahwa artefak tersebut mungkin “tersapu” dari tempat lain.

Mungkin “bukti” yang paling kontroversial adalah berupa sepotong kayu.

Kayu ini diberi penanggalan karbon hingga berumur 9.500 tahun – yang digunakan oleh banyak ahli untuk menentukan umur keseluruhan situs.

Namun, pakar Indus lainnya – Akso Parpola dari Universitas Helsinki – menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan kunci perlu ditanyakan di sini.

Dalam wawancara terpisah dengan Frontline, dia berkata: “Pertama, dapatkah usia kayu yang ditemukan di bawah laut dikaitkan dengan kekunoan situs tersebut?

“Kedua, apakah satu bukti ini cukup untuk menyimpulkan kekunoan situs tersebut?

“Ketiga, apakah situs bawah air merupakan konteks yang aman untuk mengukur kekunoan situs tersebut?”

Ia kemudian bertanya: “Dapatkah penanggalan radiokarbon (yang digunakan dalam kasus ini) dan termoluminesensi (yang akan digunakan untuk tembikar yang ditemukan di situs tersebut) memberikan penanggalan yang dapat diandalkan untuk periode kuno?”

Ia kemudian mengakui: “Saya telah melihat beberapa materi menarik yang tampaknya hanya terjadi di tempat ini; bukan di daerah sekitarnya. Namun masalah dengan situs ini adalah pengaruh pasang surut yang sangat besar dan pasirnya selalu bergeser.

“Jadi ketika kita menemukan benda datar di sini, menurut saya sangat mungkin bahwa perataan ini disebabkan oleh aktivitas pasir – erosi oleh pasir.

“Bahkan lubang yang kami temukan pada batu yang didapat dari daerah ini mungkin bukan akibat pengeboran manusia. Sebuah benda datar bisa saja tersangkut di atas batu dan mulai berguling-guling karena aktivitas air (arus). Jadi, lubang-lubang ini mungkin terjadi secara alami.”

Namun, meskipun ada skeptisisme dari orang-orang seperti Parpola dan Mahadevan, banyak peminat yang menyambut penemuan ini dengan penuh kegembiraan.

Pembuat film kontroversial Graham Hancock menegaskan kepada BBC News bahwa buktinya meyakinkan:

“Para [ahli kelautan] menemukan bahwa mereka berhadapan dengan dua blok besar yang tampaknya merupakan struktur buatan manusia,” katanya.

“Kota-kota sebesar ini baru diketahui dalam catatan arkeologi sekitar 4.500 tahun yang lalu ketika kota-kota besar pertama mulai muncul di Mesopotamia.

“Tidak ada hal lain yang diketahui mengenai skala kota bawah laut Cambay. Kota-kota pertama dalam periode sejarah sama jauhnya dari kota-kota ini seperti kita saat ini dari piramida Mesir.”

Hal ini, tegasnya, dapat menyebabkan gangguan besar terhadap garis waktu sejarah kita saat ini.

“Ada masalah kronologis yang sangat besar dalam penemuan ini,” katanya. “Ini berarti bahwa seluruh model asal usul peradaban yang telah digunakan oleh para arkeolog harus dibuat ulang dari awal.”

Namun demikian, arkeolog Justin Morris dari British Museum mengatakan masih diperlukan lebih banyak pekerjaan sebelum situs tersebut dapat diklasifikasikan sebagai milik komunitas berusia 9.000 tahun.

“Secara budaya, di wilayah tersebut belum ada peradaban sebelum sekitar 2.500 SM. Yang terjadi sebelum itu sebagian besar hanya berupa permukiman kecil di pedesaan,” katanya kepada BBC News.

Morris juga menunjukkan bahwa proses penanggalan karbon C14 yang digunakan untuk menentukan usia banyak artefak di situs tersebut bukannya tanpa kesalahan.

Namun, 23 tahun setelah penemuan itu dilakukan, kesimpulan pasti masih belum tercapai.

Hal ini disebabkan karena penjelajahan situs ini sangat sulit karena lokasinya berada di perairan yang sangat berbahaya, dengan arus yang kuat dan pasang surut.

Namun, Joshi dan yang lainnya bersikeras bahwa kebenaran harus ditegakkan.

“Kita harus mencari tahu apa yang terjadi saat itu,” katanya. “Di mana dan bagaimana peradaban ini lenyap.”(yn)

Sumber: indy100

Para Ilmuwan Menemukan ‘Bakteri Vampir Mematikan’ yang Haus Akan Darah Manusia

EtIndonesia. Para ilmuwan telah membuat penemuan mengejutkan mengenai bakteri ‘vampir’ mematikan yang menurut para peneliti terus-menerus berburu untuk memakan darah manusia.

Penemuan suram ini, yang ditemukan oleh sebuah tim di Amerika Serikat, sudah cukup untuk membuat Anda merinding.

Dan sayangnya ini bukan April Mop di akhir April, melainkan benar-benar nyata.

Para peneliti di Washington State University telah menyelidiki topik ini dan mencari tahu apa yang mendorong bakteri paling mematikan di dunia ini.

Hasilnya mirip dengan film horor, yang menyatakan bahwa bakteri sebenarnya tertarik pada bagian cair darah, yang disebut serum.

Secara khusus, kuman mematikan ini terobsesi dengan sesuatu yang disebut serin, yaitu asam amino dalam darah manusia.

Ini juga sangat umum terjadi pada minuman berprotein, jadi jika Anda suka berolahraga, larilah ke bukit.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal eLife, yang berupaya memberikan wawasan baru tentang bagaimana infeksi aliran darah terjadi dan berpotensi diobati.

Arden Baylink, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Hewan WSU dan penulis penelitian tersebut, mengatakan: “Bakteri yang menginfeksi aliran darah bisa mematikan.

“Kami mengetahui bahwa beberapa bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi aliran darah sebenarnya merasakan bahan kimia dalam darah manusia dan berenang ke arahnya.”

Baylink dan rekan-rekannya menemukan bahwa setidaknya ada tiga jenis bakteri jahat yang tertarik pada serum dalam darah manusia; Salmonella enterica, E.coli dan Citrobacter koseri.

Sayangnya kuman-kuman ini membunuh dan merupakan salah satu pembunuh terbesar bagi penderita penyakit radang usus (IBD), dengan pendarahan usus yang umum terjadi.

Sistem mikroskop berkekuatan tinggi yang digunakan oleh para peneliti menyimulasikan pendarahan usus dengan menyuntikkan serum manusia dalam jumlah mikroskopis dan mengamati saat bakteri bergerak menuju sumbernya. Responsnya sangat cepat, dan penelitian menemukan bahwa bakteri penyebab penyakit membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk menemukan serumnya.

WSU Ph.D. Siswa Siena Glenn, penulis utama studi tersebut, mengatakan: “Dengan mempelajari bagaimana bakteri ini mampu mendeteksi sumber darah, di masa depan kita dapat mengembangkan obat baru yang menghalangi kemampuan ini.

“Obat-obatan ini dapat meningkatkan kehidupan dan kesehatan penderita IBD yang berisiko tinggi terkena infeksi aliran darah.”

Ilmuwan Zealon Gentry-Lear, Michael Shavlik, dan Michael Harms dari Universitas Oregon, dan Tom Asaki, ahli matematika di WSU, berkontribusi dalam penelitian ini.

Studi ini didanai oleh WSU dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular. (yn)

Sumber: ladbible

Tim Penyelamat Menyelamatkan Sigung dengan Kaleng Terjebak di Kepalanya, Lalu Menyadari Dia Tidak Sendirian

EtIndonesia. Suatu hari, seorang pemilik rumah di Pennsylvania, bernama Laura, melihat pemandangan menyedihkan yang terjadi di luar rumahnya. Di sana, dalam keadaan kesusahan, ada seekor hewan yang sangat membutuhkan pertolongan.

Hewan itu adalah seekor sigung – dan dia memiliki kaleng soda yang menjebak kepalanya dengan erat, membuatnya berjalan dan tersandung tanpa mengetahui arah.

Untungnya, Laura tahu apa yang harus dilakukan. Dia menghubungi tim penyelamat dari Raven Ridge Wildlife Center, yang menyarankan agar dia meletakkan sebuah kotak di atas sigung agar dia tetap aman sampai petugas hewan berpengalaman datang untuk membantu.

“Keranjang pakaian juga bisa digunakan,” tulis Raven Ridge Wildlife Center.

Dari sana, sigung malang itu dibawa ke pusat penyelamatan untuk mendapatkan perawatan.

Cobaan yang mengancam nyawanya akan segera berakhir.

“Setelah kami membiusnya, kami melepaskan kaleng dari kepalanya dan melakukan pemeriksaan menyeluruh,” tulis tim penyelamat.

Berdasarkan pemeriksaan, sigung itu masih dalam keadaan sehat. Namun kemudian pengasuhnya menyadari hal lain.

“[Kami] memperhatikan bahwa dia adalah ibu menyusui,” tulis mereka.

Ternyata, si sigung tidak sendirian dalam kesulitan kaleng aluminiumnya. Yang tak terlihat hanyalah bayi-bayinya, ditinggalkan di suatu tempat menunggu dengan sia-sia hingga dia kembali tanpa kepastian.

Induk sigung itu pasti mengkhawatirkan mereka – begitu pula penyelamatnya.

Jadi mereka menempatkan Ibu di dalam peti dan kembali ke rumah Laura.

“Kami tahu betapa pentingnya menyatukan kembali bayi dengan ibu mereka, jadi kami menghubungi Laura dan menjelaskan bahwa meskipun sigung itu dalam kondisi baik, dia perlu dikembalikan ke propertinya,” tulis tim penyelamat. “Laura dengan senang hati membantu, dan kami segera membawa sigung itu kembali ke rumahnya pada hari yang sama ketika dia diterima.”

Setelah ditempatkan kembali di halaman rumah Laura, induk sigung itu tidak bertahan lama.

“Saat dia berlari menuju barisan pohon, kami tahu dia tahu persis ke mana dia [pergi],” tulis tim penyelamat.

Jika bukan karena ketelitian Laura dalam memperhatikan sigung dan kesediaannya untuk mendapatkan bantuan – serta kemampuan Raven Ridge Wildlife Center untuk menyediakannya – segalanya akan berakhir berbeda bagi ibu ini dan keluarganya.(yn)

Sumber: the dodo

Namun sebaliknya, semuanya telah beres, seperti yang ditulis oleh tim penyelamat:

“Menyelamatkan satwa liar adalah semangat kami, dan ketika kita bekerja sama, kita bisa mencapai keajaiban.”

Wanita Tiba-tiba Alergi Terhadap Semuanya Kecuali 4 Jenis Makanan

EtIndonesia. Alergi yang jarang terjadi dan parah yang dialami seorang wanita menyebabkan dia kekurangan gizi dan hanya bisa makan empat jenis makanan – sebuah situasi yang membuat para profesional kesehatan kebingungan selama bertahun-tahun.

Amy Francis-Smith, 32 tahun, mendapati dirinya tiba-tiba menderita reaksi alergi parah terhadap makanan yang biasa dia nikmati – dan bau sehari-hari yang bahkan tidak disadari oleh kebanyakan orang – pada tahun 2015.

“Saya mengalami malnutrisi karena saya hanya bisa makan daging sapi, pir, labu siam, dan nasi setidaknya selama enam bulan,” kenang arsitek yang berbasis di Leicester, Inggris ini.

“Itu berakhir menjadi pertaruhan setiap kali saya makan sesuatu. Ini adalah soal mencari tahu apa yang saya boleh dan tidak boleh makan.”

Pada titik terendahnya, dia bereaksi begitu banyak, dia hanya bisa makan terong, nasi, pir, dan daging sapi.

Dia juga alergi terhadap air berkarbonasi, transportasi umum, pengharum ruangan, panas dan dingin. (Namun, vape dan pompa bensin tidak mengganggunya).

Yang lebih buruk lagi, Francis-Smith mendapati dirinya sama sekali tidak dipercayai oleh para staf medis.

“Saya dirujuk ke klinik alergi tetapi saya diberitahu bahwa saya tidak alergi dan saya mengada-ada,” kenangnya.

“Staf [ruang gawat darurat] mengira saya mungkin sengaja meracuni diri sendiri atau mengalami krisis kesehatan mental. Tapi kalau saya makan sesuatu, saya akan masuk rumah sakit, jadi itu nyata,” katanya.

Mahasiswa pascasarjana tersebut pertama kali mengetahui ada sesuatu yang terjadi setelah dia mulai bereaksi terhadap kacang dan lemon.

Kemudian, setelah makan tomat, dia mengalami syok anafilaksis yang parah.

Serangan terus berdatangan – pada satu titik, dia mengalaminya 50 hari berturut-turut.

Francis-Smith putus sekolah di London dan pindah rumah bersama keluarganya.

“Saya benar-benar patah hati karena karier saya terhenti dan saya tidak bisa mendapatkan uang,” katanya.

“Saya mencoba untuk kembali bekerja, tetapi itu tidak bertahan lama.”

Akhirnya, pada tahun 2017, dia didiagnosis menderita sindrom aktivasi sel mast. Francis-Smith juga menderita penyakit Crohn dan sindrom Ehlers-Danlos – kelainan keturunan yang menyerang jaringan ikat.

“Ketika Anda akhirnya mendapatkan diagnosis tersebut, sungguh melegakan bahwa Anda tidak menjadi gila,” kata Francis-Smith.

“Sel mast ada di seluruh tubuh Anda – apa pun alasannya, sel mast saya menjadi aktif. Mereka melepaskan bahan kimia yang menyebabkan pembengkakan, ruam, dan masalah pernapasan. Artinya, berdampak pada setiap organ,” jelasnya.

“Hati saya tidak berfungsi – limpa dan kandung kemih saya rusak. Saya mempunyai masalah jantung, rambut saya rontok, gigi saya terkikis lebih cepat dari yang seharusnya. Kaki dan tangan saya menderita neuropati.”

Bertahun-tahun kemudian, Francis-Smith telah membuat langkah luar biasa menuju keadaan normal, mengatasi alergi terburuknya melalui pengurangan stres, sebagian berkat dukungan keluarga dan pasangannya, manajemen nutrisi, dan pengurangan peradangan.

Setelah banyak bereksperimen, dia juga mengonsumsi makanan yang lebih seimbang.

“Melalui banyak eksperimen, uji coba nutrisi, pengurangan stres, dan pengurangan peradangan, saya akhirnya dapat menyelesaikan master saya di bidang Arsitektur di Birmingham City University dan mendapatkan sedikit uang,” Francis-Smith melaporkan.

“Saya secara bertahap menambahkan lebih banyak makanan dan mendapatkan lebih banyak kekuatan. Saya tidak pernah sebaik ini. Saya rasa saya belum pernah memiliki tingkat kesehatan seperti ini dalam hidup saya sebelumnya.” (yn)

Sumber: nypost

Kebenaran yang Mengkhawatirkan di Balik Pertemuan Sungai Mississippi dengan Teluk Meksiko

EtIndonesia. Beberapa orang terpesona dengan video yang muncul, menunjukkan titik pertemuan Sungai Mississippi yang terkenal dengan Teluk Meksiko.

Di kedua sisi titik pertemuannya, airnya berwarna berbeda, memamerkan fenomena luar biasa, yang bisa Anda lihat di bawah.

Namun alasan di baliknya sebenarnya cukup mengkhawatirkan.

Apa yang dimaksud dengan ‘zona mati’ di Teluk Meksiko?

Titik ini disebut ‘zona mati’ di Teluk Meksiko, dan hal ini disebabkan oleh kedekatan Sungai Mississippi.

Banyak pengguna media sosial mengklaim bahwa gambar tersebut menunjukkan dua perairan ‘bertemu dan bersentuhan tetapi tidak pernah bercampur’, namun hal ini tidak sepenuhnya benar.

Faktanya, alasan di baliknya adalah karena Sungai Mississippi penuh dengan nitrogen dan fosfor, jelas Snopes.

Hal ini terjadi karena 41 persen daratan Amerika Serikat mengalir ke Mississippi, yang berarti air tersebut tercemar oleh limbah di daerah perkotaan dan nutrisi dari lahan pertanian.

Semua nutrisi ini – diperkirakan 1,7 juta ton setiap tahunnya – menyebabkan fitoplankton berkembang biak, dan ini tentu saja merupakan berita yang sangat buruk.

Mengapa ‘zona mati’ buruk bagi lingkungan?

Blooming fitoplankton menyebabkan peningkatan jumlah zooplankton yang memakan fitoplankton, dan ketika mati, kedua plankton tersebut akan berada di dasar laut dan membusuk, sehingga oksigen terkuras dan menimbulkan daerah hipoksia alias ‘zona mati’.

Artinya, lingkungan dapat mendukung lebih sedikit organisme dan banyak ikan yang mati.

Hal ini sangat memprihatinkan mengingat Teluk Meksiko menyediakan lebih dari 40 persen makanan laut dalam negeri AS.

Ukuran zona mati – yang terbentuk setiap musim panas – bervariasi, namun luasnya bisa antara 1.931 mil persegi hingga 8.494 mil persegi.

Ada lebih dari 400 ‘zona mati’ di seluruh dunia dimana oksigen berada pada tingkat yang memprihatinkan.

Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan 10 kasus yang diidentifikasi pada tahun 1960an, ketika penelitian pertama kali dilakukan.

Sayangnya, hal ini berarti sejumlah ekosistem berada dalam bahaya kehancuran selamanya, seperti tuna, marlin, hiu, dan spesies ikan besar lainnya yang benar-benar terancam.

Penjabat direktur jenderal IUCN, Grethel Aguilar, mengatakan kesehatan lautan perlu menjadi pertimbangan utama: “Ketika lautan kehilangan oksigen, keseimbangan kehidupan laut menjadi kacau.”

Sayangnya, jika kita melihat kondisi saat ini, lautan diperkirakan akan kehilangan sekitar tiga hingga empat persen oksigennya pada akhir abad ini, sehingga membahayakan beberapa spesies dan rantai makanan.(yn)

Sumber: ladbible

Misteri yang Belum Terpecahkan : Fakta dalam Sejarah “Pertumbuhan” Bumi Kreasionisme vs Teori Evolusi

0

Fu Yao

Belakangan ini kita telah membahas banyak ramalan, juga membahas tidak sedikit bencana. Ledakan gunung berapi, gempa besar, berbaliknya kutub magnet bumi, komet menabrak bumi, dan lain sebagainya. Ada yang mengatakan, jika semua ramalan itu menjadi kenyataan, maka kita sekarang tengah memasuki lagi semacam era kepunahan massal spesies.

Kepunahan Massal Spesies

Faktanya dalam kehidupan bumi yang begitu panjang, bumi telah mengalami tidak hanya satu kali krisis seperti ini. Kalangan ilmu pengetahuan beranggapan, selama 500 juta tahun terakhir, peristiwa kepunahan spesies dalam skala besar di bumi telah terjadi setidaknya lima kali, yang mengakibatkan 75% hingga 90% spesies di bumi musnah dalam sekejap. Kepunahan dinosaurus pada 66 juta tahun silam adalah kali terakhir yang terdekat dengan kita.

Bagaimana dinosaurus itu punah? Rata-rata kalangan ilmiah kini beranggapan, adalah akibat adanya sebuah asteroid yang menabrak bumi. Setelah tertabrak dengan begitu kerasnya, bumi mulai “berdarah”, dan sejumlah besar lava dan magma pun menyembur keluar, abu yang sangat tebal telah memblokade sinar matahari, suhu di bumi pun turun secara drastis, mahluk hidup tidak mampu bertahan hidup, mulailah terjadi kepunahan secara luas.

Akibat adanya sebuah asteroid yang menabrak bumi, dan setelah tertabrak, abu yang sangat tebal telah memblokir sinar matahari, suhu di bumi pun turun drastis, mahluk hidup termasuk dinosaurus tidak mampu bertahan hidup, mulailah terjadi kepunahan secara luas. (Shutterstock)

Lalu bagaimana dengan empat kali kepunahan massal sebelumnya? Kepunahan yang pertama terjadi sekitar 400 juta tahun silam, penyebab langsungnya adalah sebuah supernova meledak. Setelah meledak memancarkan sinar Gamma yang menghancurkan lapisan ozon bumi, akibatnya sinar ultraviolet dari matahari langsung menerpa bumi, dan menyebabkan hampir seluruh mahluk hidup di bumi terpanggang sampai mati.

Sekitar 100 juta tahun kemudian, bumi kembali dipenuhi kehidupan, tanaman mulai tumbuh subur. Akan tetapi, karena tumbuhan terlalu banyak, muncul lagi masalah lain, yakni kandungan oksigen di atmosfir bertambah banyak, sementara karbondioksida berkurang drastis, akibatnya bumi menjadi dingin, dan memasuki periode zaman es, banyak mahluk hidup mati membeku, lagi-lagi telah terjadi kepunahan massal berikutnya.

Berlalu lagi 100 juta tahun, atau sekitar 250 juta tahun silam, lava di bawah permukaan Siberia mendadak menyembur keluar dalam skala luas, yang mengakibatkan hampir seluruh mahluk hidup di lautan dan 70% mahluk hidup di daratan punah. Ini juga merupakan peristiwa kepunahan spesies berskala terbesar di muka bumi, pada era tersebut trilobita yang waktu itu menguasai bumi, seperti dinosaurus, punah seluruhnya.

Kemudian berlalu lagi sekitar 50 juta tahun silam terjadi sekali lagi peristiwa kepunahan massal. Kali ini alasannya tidak jelas, namun dalam sekejap memusnahkan lawan-lawan dari dinosaurus di muka bumi. Setelah itu perkembangan dinosaurus sangat pesat, kemudian mereka menguasai bumi. Tapi seperti yang kita sebutkan di paling awal bahwa pada akhirnya dinosaurus pun tidak luput dari takdir kepunahannya.

Katastrofisme

Sampai disini, ada yang mungkin bertanya, yang dijelaskan disini sepertinya sesuatu yang nyata, tetapi peristiwa ratusan juta tahun silam, bagaimana manusia modern bisa mengetahuinya dengan begitu jelas? Para ilmuwan mengatakan, kami mempunyai fosil. Coba Anda lihat, fosil dinosaurus yang dapat ditemukan saat ini adalah dari 66 juta tahun silam, sementara fosil Trilobita, tidak bisa ditemukan lagi setelah 260 juta tahun silam. Masih ada fosil berbagai jenis mahluk prasejarah telah menjelaskan bumi adalah melalui sekali demi sekali peristiwa kepunahan yang berlangsung hingga hari ini. Menurut perkiraan, sejak bumi dilahirkan, mahluk hidup yang pernah muncul lalu mengalami kepunahan mencapai lebih dari 98%.

Baron Georges Cuvier (1769-1832), adalah fans berat katostrofisme. Ia mengemukakan, setiap suatu kurun waktu tertentu bumi akan mengalami bencana besar, dan bencana yang terakhir telah tercatat dalam “Kitab Kejadian” pada Alkitab. Itulah bencana air bah. (public domain by wikipedia)

Kemudian berdasarkan landasan ini, ada ahli geologi yang lantas mengemukakan teori “katastrofisme”, yang beranggapan bahwa sejarah bumi mengalami siklus yang berulang, dan pernah terjadi berulang kali bencana besar, setiap kali dalam bencana, spesies lama punah, kemudian tercipta lagi spesies baru.

Maka, siapakah yang menimbulkan bencana-bencara tersebut, lalu siapakah yang menciptakan spesies baru? Ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab oleh ilmu pengetahuan. Jadi ada ilmuwan yang menentang pandangan ini, perubahan bumi berasal dari partikel-partikel kecil yang terakumulasi dalam jangka waktu panjang, kesemuanya terjadi setahap demi setahap, tidak ada bencana yang terjadi mendadak. Inilah yang disebut “gradualisme”. Kemudian “gradualisme” memberi pondasi teori bagi “teori evolusi”.

 Ratusan tahun terakhir, di dunia geologi, perdebatan antara “gradualisme” dengan “katastrofisme” tidak pernah berhenti. Pertanyaan yang sangat besar adalah tentang spesies. Sebenarnya spesies baru itu telah diciptakan, atau muncul karena sintasan yang paling layak dalam jangka waktu panjang dan berevolusi?

Kisah Seekor Gajah

Kemudian “bapak paleontologi” yang merupakan naturalis asal Prancis yakni Georges Cuvier pun tampil dan mengatakan, kalian tidak usah bertengkar, satu jenis spesies tidak mungkin berevolusi menjadi jenis spesies yang lain, dan suatu jenis spesies yang telah terbentuk tidak akan berubah lagi.

Tahun 1796, ia menulis sebuah tesis, yang mengisahkan cerita tentang seekor gajah judulnya “Mémoires sur les espèces d’éléphants vivants et fossils” yang terbit pada 1800. Dalam tesis itu ia menjelaskan bahwa ia telah menganalisa tulang pada gajah Asia dan gajah Afrika, lalu memperoleh kesimpulan, keduanya bukan satu spesies. Dengan kata lain, kedua jenis gajah itu walaupun sangat mirip, tapi mereka bukan kerabat. Dalam tesisnya Cuvier juga telah menganalisa tulang belulang mamut si gajah Siberia yang telah punah pada 3.700 tahun yang lalu. Mamut itu walaupun juga memiliki belalai panjang dan gading besar seperti gajah, tapi menurut Cuvier, lewat analisa terhadap fosilnya, mamut juga merupakan suatu spesies yang independen, yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan gajah Asia maupun gajah Afrika.

Demi membuktikan teorinya tentang spesies tidak berubah, ia telah mulai meneliti mumi. Ia pernah menjadi anggota Komite Kerajaan Napoleon, hubungan keduanya cukup baik. Ketika Napoleon menaklukkan Mesir, telah dibawanya beberapa sosok mumi sebagai hasil pampasan perang. Cuvier pun memintanya untuk diteliti. Setelah diteliti ia menemukan bahwa para mahluk hidup ribuan tahun silam tidak berbeda dengan mahluk hidup di zaman sekarang.

Namun suara yang menentangnya pun muncul dengan cepat. Mereka mengatakan, dibandingkan dengan sejarah bumi yang telah mencapai milyaran tahun, apalah artinya waktu yang hanya ribuan tahun itu? Evolusi spesies harus melalui waktu jutaan tahun agar bisa terlihat. Cuvier pun tidak mau kalah, ia mengatakan dari pengalaman penelitian fosil yang kaya ia menjelaskan, fosil sejenis mahluk hidup biasanya tidak akan perlahan berubah menjadi fosil mahluk hidup jenis lain. Dalam kesimpulan tesisnya Cuvier mengatakan, “Seluruh fakta ini mengarah pada satu kesimpulan. Yang tidak terbantahkan adalah, dunia kita sebelumnya telah dihancurkan oleh semacam bencana.”

Tesis ini kemudian juga menjadi tonggak sejarah bagi ilmu paleontologi. Faktanya seumur hidupnya Cuvier terus menentang teori evolusi. Disini juga dijelaskan, walaupun kita semua tahu teori evolusi dikemukakan oleh Darwin, tapi teori yang mengatakan bahwa spesies akan berevolusi seiring dengan berjalannya waktu sudah dikemukakan oleh ilmuwan sejak abad ke-17. Cuvier sangat menentang teori evolusi semacam ini, ia adalah fans berat katostrofisme. Ia mengemukakan, setiap suatu kurun waktu tertentu bumi akan mengalami bencana besar, dan bencana yang terakhir telah tercatat dalam “Kitab Kejadian” pada Alkitab. Itulah bencana air bah.

Sayangnya Cuvier meninggal dunia pada 1832, dan 27 tahun kemudian “On the Origin of Species” karya Darwin pun muncul, teori evolusi mulai menguasai dunia ilmu pengetahuan, “katastrofisme” pun perlahan mulai dilupakan. Akan tetapi hingga abad ke-20, seorang tokoh legendaris muncul, pembicaraan tentang katostrofisme pun kembali hadir dalam wawasan orang banyak. Dia adalah seorang geolog asal AS yakni J. Harlen Bretz (1882-1981). Dimanakah letak legenda Bretz? Ia telah membuktikan keberadaan bencana air bah tersebut.

Mengungkap “Tanah Keropeng

Yang menarik perhatian Bretz adalah dataran tinggi Kolumbia di timur Negara Bagian Washington, AS. Dataran tinggi yang luas itu terdapat ratusan air terjun yang mengering (Dry Falls). Di sebuah air terjun kering di daerah gurun pada bagian tengah, jika terdapat air, maka besarnya akan mencapai 10 kali lipat air terjun Niagara. Tak hanya itu, di lahan ini terdapat ngarai kering yang aneh, tumpukan batu kerikil yang setinggi gedung pencakar langit, sebuah lubang raksasa yang mampu menampung sebuah kota, dan berbagai benda-benda aneh lainnya. Terutama di bagian tenggara Negara Bagian Washington, dan lahan pertanian dengan ngarai seolah dihancurkan lalu disatukan kembali, para petani setempat menyebutnya “Channeled Scablands (tanah gersang keropeng yang dilintasi kanal-kanal. Red.)”. Bagi ahli geologi, keberadaan scablands ini ibarat sebuah misteri.

Gambar: Detail karya Michelangelo “The Deluge”, yang dilukis di Kapel Sistine di Vatikan. (Area publik)

Tahun 1909, seorang guru SMA berusia 27 tahun yang bernama Bretz itu pergi ke University of Washington untuk melihat peta Columbia Plateau, dan didapati di sisi barat Quincy Basin terdapat sebuah air terjun kering raksasa, apabila dengan kondisi normal, airnya akan mengalir ke dalam sebuah ngarai yang dalamnya mencapai ratusan kaki, di bawah ngarai itu adalah Sungai Columbia. Dari mana asalnya begitu banyak air di dataran tinggi, bagaimana pula air terjun kering terbentuk di masa itu?

Bretz pun bertanya pada seorang guru yang berada di sampingnya waktu itu, tapi guru itu menjawab tidak tahu. Demi mengungkap misteri itu, Bretz memutuskan untuk berpindah jurusan dan mendalami geologi lalu ia mengambil gelar doktor dalam ilmu geologi di University of Chicago. Tahun 1922 studinya lancar dan ia lulus serta kembali ke Washington, kemudian mulai menelusuri dataran tinggi yang misterius itu. Selama lebih dari setengah tahun eksplorasi, ia memperoleh kesimpulan yang sekaligus mencengangkan dirinya sendiri, yaitu bencana air bah berskala besar yang langka dalam sejarah bumi itu pernah melanda seluruh dataran tinggi Kolumbia, merobek lapisan tanah serta bebatuan di sana waktu itu, dan dalam tempo beberapa hari telah mengukir sejumlah ngarai dan air terjun tersebut.

Tahun 1923 Bretz mempublikasikan tesis tersebut bahwa hanya air bah-lah yang merupakan satu-satunya penjelasan bagi air terjun kering itu. Juga hanya air bah yang bersifat bencana dan ganas itu yang mampu menciptakan fitur geografis seperti “channeled scablands” tersebut.

Ia pun mengeluarkan selembar peta terperinci yang digambarnya sendiri, hasil gambarnya itu sangat akurat. Peta itu menunjukkan parit dan jalur sungai yang terbentuk pasca dataran tinggi itu disapu air bah. Ia berkata, jalur sungai ini hanya bisa terukir dengan air bah berkecepatan tinggi dan dahsyat. Tapi jika benar ada air bah sehebat itu, mengapa hanya dataran tinggi Kolumbia yang berkontur tanah seperti itu, dan tidak terjadi pada tempat-tempat lain? Bretz berkata, itu dikarenakan batuan basal di dataran tinggi Kolumbia agak rapuh, satu kali air bah berskala besar sudah cukup untuk merobek bebatuan itu, dan dalam semalam terbentuklah sebuah ngarai besar. 

Sayangnya tak lama setelah teori air bah tersebut dikemukakan Bretz, langsung dibantah oleh kalangan ilmu geologi. Karena teorinya ini membuat orang teringat akan kisah Nabi Nuh dalam “Alkitab”. Apakah kisah Tuhan menciptakan manusia adalah fakta? Tidak, ini adalah hal yang tak mungkin diakui oleh dunia ilmu pengetahuan.

Tahun 1927, Bretz pernah berpeluang meyakinkan para tokoh berpengaruh di kalangan geolog AS. Waktu itu, mereka mengundang Bretz untuk berpidato di Washington DC. Dalam pidatonya di hadapan para ahli itu Bretz mensimulasikan bagaimana suatu air bah berskala besar menerjang kawasan Kanada dan Amerika Utara, lalu berkumpul di tengah sebuah danau sementara, kemudian seperti air di bak mandi yang meluap dan menyapu dataran tinggi Kolumbia. Maka bagaimana banjir bandang itu terjadi? Bretz tidak bisa menjawabnya. Maka para tokoh berpengaruh tersebut lantas mengatakan, Anda tidak bisa meyakinkan kami. Sehingga teori air bah Bretz itu pun dikesampingkan.

Air Bah Prasejarah

Untungnya, sesampainya pada era 1940-an, seorang ahli geologi lain di luar dugaan telah membantu Bretz. Ia bernama Joseph Pardee. Pada 18 Juni 1940, dalam suatu repat di Seattle, Pardee menyampaikan tesisnya yang menjelaskan, sekitar 18.000 hingga 13.000 tahun silam, pada akhir periode zaman es, seiring dengan menghangatnya iklim, level air di danau glasial Missoula, negara bagian Montana, mulai meningkat dan akhirnya mengakibatkan bendungan es setinggi 2.000 kaki ambruk, dan air dengan volume sekitar 500 kubik mil menerjang keluar dengan cepat. Padahal satu-satunya jalur keluar bagi air tersebut hanya tanah di luarnya, yaitu dataran tinggi Kolumbia. Inilah air bah yang telah melanda dataran tinggi Kolumbia pada masa itu.

Setelah itu sejumlah ahli geologi lain juga berturut-turut mendapati banyak bukti terkait air bah tersebut. Sementara Bretz sendiri juga terus berupaya, selama 30 tahun kemudian terus mempublikasikan sampai 30 tesis untuk mendukung teorinya. Akhirnya mulai ada perubahan pada 1965,. International Association for Quaternary Research menggelar pertemuan di negara bagian Kolorado, bahkan secara khusus mengajak para pesertanya untuk meneliti dataran tinggi Kolumbia. Walaupun Bretz yang kala itu telah berusia lebih dari 80 tahun tidak ikut serta, tapi hari kedua organisasi tersebut mengirim telegram kepadanya yang mengatakan “Sekarang kami semua adalah penganut katastrofisme”.

Tahun 1972, badan antariksa AS yakni NASA telah mempublikasikan foto satelit berwarna yang pertama, di foto tersebut terlihat jelas parit seperti bekas luka pada dataran tinggi Kolumbia, yang sama persis dengan peta yang dilukis dengan tangan oleh Bretz pada 1920-an. Dengan demikian, gemparlah seluruh kalangan geologi.

7 tahun kemudian, yakni pada 1979, upaya keras Bretz yang telah berusia 96 tahun itu berhasil menantikan suatu akhir yang sempurna. The Geological Society of America menganugerahkan penghargaan tertinggi asosiasi tersebut kepadanya, yakni penghargaan medali Penrose GSA. Dalam pidato penganugerahan dikatakan, walaupun teori air bah Bretz selalu terdapat kontroversi, namun foto dari NASA “telah memberikan bukti yang jelas akan ruang lingkup dan karakter bencana prasejarah ini”.

Sejak saat itu, Bretz pun menjadi orang yang dipandang menghormati fakta, menentang dogmatisme, seorang yang visioner, dan dijuluki sebagai “bapak neokatastrofisme”. Ada yang mengatakan, warisannya bagi dunia, mungkin tidak hanya semacam teori, tapi juga keberanian dan sikap yang harus dimiliki oleh seorang pekerja sains sejati saat menghadapi keraguan. (Sud/whs)

Jumlah Siswa Asing yang Belajar di Tiongkok Turun Tajam, Pemuda AS : Belajar di Tiongkok Tidak Memberikan Harapan 

0

oleh Xia Dunhou dan Liu Fang

Sebagai akibat pemerintah Tiongkok semakin mengarah ke totaliter, terus menghasut sentimen nasionalis, dan memperburuk hubungan Tiongkok – AS. Jumlah siswa asal Amerika Serikat yang belajar ke Tiongkok menjadi turun drastis. Saat ini hanya tercatat sebanyak 700 orang, yang tidak sampai 3% dari periode puncaknya.

“Associated Press” pada 14 April memberitakan bahwa hanya ada sekitar 700 orang siswa Amerika Serikat yang belajar di Tiongkok saat ini, jauh lebih rendah dibandingkan puncaknya pada 2012, yang jumlahnya mencapai sekitar 25.000 orang. Sejak saat itu, jumlah stabilnya adalah sekitar 10.000 orang. Namun, karena epidemi virus komunis Tiongkok (COVD-19) yang melanda Tiongkok sehingga otoritas menutup perbatasannya, jumlah siswa menurun tajam. Pada 2022, jumlah siswa asal AS hanya tinggal 200 lebih orang.

Laporan menyebutkan bahwa keinginan generasi muda Amerika Serikat untuk belajar di Tiongkok telah menurun secara signifikan. Para responden menyatakan bahwa tinggal di Tiongkok berisiko pribadi yang tidak kecil, selain adanya pembatasan kebebasan akademis, termasuk kesulitan dalam mengakses informasi, pembatasan diskusi mengenai isu-isu politik yang sensitif, dan Undang-Undang Kontra-Spionase yang cakupannya luas sudah diberlakukan di Tiongkok.

Lee Yeau-tran, seorang profesor di Institut Penelitian Pembangunan Nasional Universitas Nasional Chengchi Taiwan, mengatakan bahwa karena PKT memblokir informasi di Internet, masyarakat Tiongkok sulit untuk melihat dunia di luar Tembok Api Besar, kebebasan serta demokrasi Hongkong juga telah dirusak secara paksa oleh Partai Komunis Tiongkok. Generasi muda Amerika Serikat jelas menaruh perhatian pada hubungan antara Partai Komunis Tiongkok dengan negara-negara demokrasi liberal.

“Lihat saja warga sipil Tiongkok, sampai tidak tahu siapa itu Liu Xiaobo, bahkan tidak tahu ada Insiden 4 Juni 1989, karena mereka (Partai Komunis Tiongkok) terus melakukan pendidikan cuci otak. Tiongkok adalah masyarakat yang tertutup, adalah masyarakat yang penuh tipu daya, sebuah masyarakat yang dikendalikan oleh totalitarianisme digital. Oleh karena itu, jika kita membandingkan Tiongkok dengan Taiwan dan kemudian melihat Tiongkok dengan kasus Hongkong, maka generasi muda Amerika Serikat atau warga AS akan merasakan bahwa Tiongkok tidak memberikan harapan,” ujar Lee Yeau-tran.

“Associated Press” juga menyebutkan bahwa ketika hubungan AS – Tiongkok memburuk, beberapa generasi muda Amerika Serikat enggan belajar di Tiongkok karena prospek lapangan kerjanya.

Chang Chun-Hao, profesor Departemen Ilmu Politik, Universitas Tunghai, Taiwan mengatakan : “Memang benar berdasarkan jumlah ini, berarti jumlah mahasiswa AS yang belajar di Tiongkok telah menurun secara signifikan. Karena Tiongkok sekarang semakin meningkatkan konfrontasinya dengan negara-negara demokratis, bagi mahasiswa asing, itu jelas menimbulkan keprihatinan, menimbulkan rasa takut, atau menimbulkan suatu dorongan untuk menjauhi Tiongkok”.

Lee Yeau-tran mengatakan : “Ketika perekonomian Tiongkok sedang berkembang baik, mahasiswa Amerika Serikat yang belajar di Tiongkok mungkin berpikir bahwa seiring berkembangnya industri, mereka akan memiliki peluang untuk terlibat dalam bisnis di Tiongkok. Namun ketika Amerika Serikat dan Tiongkok sedang berkonflik dan perekonomian Tiongkok mengalami penurunan tajam, mereka tentu melihat sirnanya angan-angan itu, sehingga menurunkan motivasi mereka”.

Lee Yeau-tran menambahkan jika siswa Amerika Serikat ingin belajar bahasa Mandarin, mereka bisa datang dan belajar di Taiwan.

Saat ini, jumlah mahasiswa asal Tiongkok yang belajar di universitas-universitas Amerika Serikat masih berkisar di 300.000 orang. Perbedaannya cukup mencolok, bukan ?!! (sin)