Home Blog Page 785

Tingkat Vaksinasi Kota Ruili, Yunnan, Tiongkok Hampir 97%, Tetapi Masih Tidak dapat Membendung Varian Delta

0

Luo Tingting

Situasi epidemi di Kota Ruili, Provinsi Yunnan, Tiongkok kembali memanas, tingkat vaksinasi penduduk lokal di atas 18 tahun hampir 97%, tetapi masih sulit menghadapi invasi virus varian Delta. Efektivitas vaksin Tiongkok kembali dipertanyakan

Menurut informasi dari Pusat Kerja Pencegahan dan Pengendalian Epidemi Kota Ruili, blokade lokal telah diperluas lebih lanjut. Mulai pukul 14:00 pada 8 Juli, seluruh Distrik Pengembaraan Kota Ruili akan dikarantina di rumah.

Wilayah perkotaan utama Ruili telah ditutup untuk pengendalian pada 7 Juli, semua warga diisolasi di rumah, dan komunitas Jie Gao Guomen di pelabuhan perbatasan telah disesuaikan dengan zona berisiko tinggi.

Dalam empat hari terakhir dari 4 hingga 7 Juli, jumlah orang yang terinfeksi epidemi lokal di Ruili meningkat menjadi 23 kasus. 

Pada 7 Juli pukul 24:00, saat ini ada 92 kasus yang dikonfirmasi di Provinsi Yunnan yakni 23 kasus domestik dan 69 kasus impor, dan 15 kasus infeksi tanpa gejala atau diimpor dari luar negeri. Dikarenakan Komunis Tiongkok secara konsisten menyembunyikan situasi epidemi yang sebenarnya, data resmi dapat menyusut secara drastis.

Saat ini, semua sekolah lokal dan berbagai lembaga pelatihan mulai menghentikan belajar mengajar. Kecuali supermarket untuk pasokan harian, pasar hasil pertanian, rumah sakit, dan apotek, semua tempat usaha lainnya juga ditutup. Adapun industri katering hanya bisa mengantarkan makanan.

Sebuah video yang diposting oleh netizen menunjukkan bahwa pada malam 6 Juli, ada orang-orang yang mengenakan APD dan polisi berpatroli di jalan-jalan.

Sebelum merebaknya epidemi ini, Prefektur Dehong, Provinsi Yunnan, di mana Kota Ruili berada, sudah mendorong gencarnya vaksinasi. Menurut berita dari situs CCTV pada 6 Juli, pada 4 Juli saja, tingkat vaksinasi orang yang harus disuntik di Prefektur Dehong (cocok untuk vaksinasi di atas 18 tahun) mencapai 96,92%, peringkat pertama di Provinsi Yunnan.

Namun demikian, masih sulit untuk menghadapi invasi virus varian Delta. Sedangkan epidemi terus memanas. Efektivitas vaksin Tiongkok sekali lagi dipertanyakan oleh dunia luar.

Ruili berbatasan dengan Muse di Myanmar. Kota ini merupakan pelabuhan perbatasan penting antara Tiongkok dan Myanmar. Sejak September tahun lalu, kota kecil ini telah mengalami 4 epidemi lokal. 

Beberapa netizen mengatakan bahwa terakhir kali wabah di Ruili, memaksa semua orang untuk mendapatkan vaksin buatan dalam negeri. Tingkat vaksinasi mendekati 100%, yang merupakan pencapaian politik. 

Para pejabat mengetahui bahwa vaksin Tiongkok tidak akan berfungsi. Jika terdapat serangan satu kasus di kota, maka semua orang harus dikurung di rumah.

ABC Business Channel (CNBC) mengutip data dari “Our World In Data” pada 7 Juli, merujuk pada 36 negara dengan lebih dari 1.000 diagnosis baru per juta orang setiap minggu pada 6 Juli. Di antara 36 negara ini, negara-negara di mana lebih dari 60% populasi di wilayah tersebut telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.

Dari 6 negara, 5 di antaranya menggunakan vaksin yang diproduksi di Tiongkok, antara lain UEA, Seychelles, Mongolia, Uruguay, dan Chili.

The New York Times mengungkapkan pada akhir Juni, bahwa empat negara yang terutama menggunakan vaksin China Sinopharm  dan vaksin Kexing-Seychelles, Chili, Bahrain dan Mongolia, saat ini termasuk di antara negara-negara yang paling parah terkena dampaknya.

Ikatan Dokter Indonesia juga menyatakan bahwa di antara 26 dokter yang meninggal dunia terinfeksi pada Juni lalu, setidaknya 10 orang diantaranya telah menerima 2 dosis Vaksin Tiongkok Kexing.

Pejabat kesehatan Kosta Rika mengatakan pada 16 Juni, bahwa efisiensi vaksin Kexing terlalu rendah dan mereka mempertimbangkan untuk menolak vaksin tersebut.

Shao Yiming, seorang ahli dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Komunis Tiongkok, pernah mengatakan kepada wartawan pada 8 Juni bahwa vaksin Tiongkok diposisikan sebagai “pencegahan penyakit” dan bukan sebagai “pencegahan infeksi.” Kemungkinan infeksi masih ada setelah divaksinasi. (hui)

6 Negara yang Sudah Menggelar Vaksinasi Masih Dilanda Epidemi Serius, 5 di Antaranya Bergantung Vaksin Tiongkok

0

Zhu Ying

Media AS CNBC baru-baru ini mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai sumber seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berbagai pemerintah, dan peneliti Universitas Oxford,  menemukan bahwa pada 6 Juli, bahwa ada 36 negara per juta orang di dunia, terdapat lebih dari 1.000 kasus baru yang dikonfirmasi setiap minggu. 

Di antara 36 negara ini, 6 negara memiliki tingkat vaksinasi tertinggi, akan tetapi tingkat infeksi pneumonia Komunis Tiongkok juga tinggi. Ke-6 negara ini adalah: Uni Emirat Arab, Seychelles, Mongolia, Uruguay, Chili, dan Inggris.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 60% warga di enam negara ini telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, tetapi setelah penyebaran virus varian Delta, jumlah infeksi di negara-negara ini terus melonjak meningkat. Di antaranya, lima negara itu sangat bergantung pada vaksin buatan Tiongkok. Sehingga menimbulkan lebih banyak pertanyaan tentang efektivitas vaksin buatan Tiongkok.

Bahkan, negara-negara Eropa juga menemukan situasi di atas baru-baru ini. Sebuah laporan di situs web Deutsche Welle bahasa Tionghoa pada 29 Juni menunjukkan bahwa Seychelles, Chili, Bahrain dan Mongolia saat ini adalah negara yang paling parah terkena dampak di dunia. Akan tetapi, keempat negara ini memiliki tingkat vaksinasi yang lebih tinggi daripada Jerman. Bahkan, jauh lebih tinggi dari negara maju.

Menurut laporan tersebut, tingkat vaksinasi tertinggi di Seychelles dan negara-negara lain telah mencapai 68%, sementara jumlah orang yang telah menyelesaikan dua dosis vaksinasi di Jerman saat ini hanya mencapai 34% dari total penduduk. 

Namun demikian, jumlah infeksi per juta di Seychelles per minggu adalah 1.438 kasus, dan  Mongolia adalah 735 kasus; sebaliknya, jumlah infeksi per 100.000 di Jerman per minggu kurang dari 10 kasus.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa empat negara termasuk Seychelles sebagian besar divaksinasi dengan vaksin buatan Tiongkok, karena jauh lebih mudah untuk mendapatkan vaksin Tiongkok daripada vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca dan Johnson & Johnson. Meski demikian, negara-negara ini memiliki tingkat keparahan epidemi. Kejadian ini  tidak diragukan lagi merupakan pukulan berat bagi “diplomasi vaksin” pemerintahan Komunis Tiongkok.

Laporan lebih lanjut menunjukkan bahwa Komunis Tiongkok ingin meningkatkan citra internasionalnya, dengan mengekspor vaksin pneumonia Komunis Tiongkok. Bahkan, telah menjual sekitar 760 juta dosis vaksin ke negara lain. Sejauh ini sekitar 300 juta dosis yang dijual, 80% dari yang dijual ke Amerika Selatan dan negara-negara Asia Pasifik.

Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasukkan vaksin Sinovac dan Sinopharm yang dikembangkan di Tiongkok dalam daftar penggunaan darurat, akan tetapi kedua vaksin tersebut tidak memiliki data klinis untuk mengevaluasi efektivitas populasi lansia. Bahkan, tidak satu pun dari vaksin ini disertifikasi oleh Uni Eropa dan FDA AS yang paling diakui di dunia. Selain itu, belum mempublikasikan data klinis Fase III dalam jurnal medis internasional kelas satu.

Kinerja vaksin Sinopharm maupun sinovac dari Tiongkok dengan memancing respons kekebalan manusia dengan  melemahkan atau “menonaktifkan” virus. Secara umum, vaksin yang tidak aktif lebih mudah diproduksi. Sedangkan persyaratan penyimpanan dan transportasinya juga lebih rendah daripada vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang dikembangkan menggunakan teknologi messenger RNA. 

Namun demikian, respon imun yang diinduksi oleh vaksin yang tidak aktif, lebih lemah dibandingkan dengan vaksin yang dikembangkan oleh teknologi RNA. Baru-baru ini, efektivitas vaksin Tiongkok semakin dipertanyakan di luar negeri.  Kedua vaksin tersebut memiliki kekurangan data penelitian tentang efektivitasnya terhadap varian Delta. (Hui)

Indonesia Beralih ke Vaksin AS Saat Jumlah Paparan dan Kematian Bertambah

oleh Li Yun

Epidemi di Indonesia semakin serius, dalam beberapa hari terakhir, jumlah orang yang terpapar mencapai angka mendekati 40.000 per hari. Pemerintah AS pada 9 Juli mengumumkan kesediaan mengirimkan 3 juta dosis vaksin Moderna ke Indonesia dari 4 juta dosis sebagai bantuan untuk penanganan darurat.

Mengingat fakta bahwa jumlah kasus warga terpapar dan kematian malahan meningkat bukan berkurang setelah menggunakan vaksin buatan perusahaan biofarmasi Tiongkok Sinovac Biotech Ltd. (Kexing). Pihak berwenang Indonesia memutuskan untuk menggunakan vaksin booster produksi Amerika Serikat Moderna bagi para staf medis yang bertugas di garis depan.

Pada 9 Juli, pemerintah Biden mengirimkan 3 juta dosis vaksin Moderna ke Indonesia. Ini adalah pengiriman gelombang pertama dari 4 juta dosis yang akan dikirimkan oleh Amerika Serikat. 

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan dalam konferensi pers : “Selain memberikan vaksin, kami juga sedang berupaya untuk membantu peningkatan respons keseluruhan terhadap epidemi komunis Tiongkok (COVID-19) di Indonesia”.

Ia juga mengatakan : “Kami memahami bahwa Indonesia saat ini sedang menghadapi situasi yang sulit dengan lonjakan kasus COVID-19. Kami tidak rela melihat mereka yang terkena dampak dari epidemi ini”. 

Saat ini, Indonesia sedang berjuang melawan varian Delta yang virusnya jauh lebih menular, yang telah menyebabkan rekor jumlah kasus paparan baru termasuk kematian yang diakibatkannya.

Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan kepada VOA bahwa ini, adalah jumlah bantuan vaksin terbesar yang diberikan oleh pemerintah Amerika Serikat. Amerika Serikat berencana untuk menyumbangkan 4 juta dosis vaksin ke Indonesia, dan 1 juta dosis sisanya akan dikirimkan dalam waktu dekat.

Pemerintah AS juga akan mengirimkan 500.000 dosis vaksin Johnson & Johnson ke Moldova, yang juga merupakan batch pertama vaksin yang dibagikan oleh Amerika Serikat ke negara Eropa. Selain itu, Amerika Serikat akan mengirimkan 1,5 juta dosis vaksin Johnson & Johnson ke Nepal dan 500.000 dosis vaksin Moderna ke Bhutan.

Hal yang perlu mendapat perhatian kita adalah, bahwa Indonesia sebelumnya sangat mengandalkan vaksin buatan perusahaan biofarmasi Tiongkok Sinovac Biotech Ltd. (Kexing). Bahkan, telah membeli 188,5 juta dosis vaksin Sinovac, menyuntikkan vaksin tersebut untuk jutaan orang staf medis, tetapi sekarang masih ada ribuan orang yang positif terpapar virus komunis Tiongkok.

Kepada DPR-RI, Dr. Slamet Budiarto, SH, MH.Kes, Waketum Ikatan Dokter Indonesia mengatakan bahwa banyak dokter dan tenaga medis telah divaksinasi dengan dua dosis vaksin Sinovac dan masih positif terinfeksi atau bahkan meninggal dunia.

Sebuah serikat medis dan perawat Indonesia mengatakan bahwa antara bulan Februari hingga Juni tahun ini, setidaknya 20 orang dokter dan 10 orang perawat meninggal karena terpapar COVID-19 meskipun mereka sudah disuntik dengan vaksin Sinovac. 

Menurut data dari lembaga independen lain, bahwa sejak bulan juni tahun ini, sudah ada 131 orang tenaga medis telah meninggal karena epidemi. Pada bulan Juli ini saja sudah ada 50 orang tenaga medis yang meninggal dunia.

Sementara itu, Pada 9 hari pertama Juli 2021 pukul 14.00 WIB, LaporCovid-19 mencatat setidaknya 86 tenaga kesehatan yang meninggal dunia  akibat Covid-19. Total jumlah kematian tenaga kesehatan yang tercatat oleh LaporCovid-19 per 9 Juli pukul 14.00 WIB adalah 1.183 tenaga kesehatan. 

Pada 9 Juli, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan 1 dosis vaksin booster buatan AS ‘Moderna’ kepada 1,47 juta staf medis di seluruh Indonesia. 

Ia berkata : “Hanya staf medis yang bisa mendapatkan suntikan ketiga, karena staf medis harus berkontak dengan virus dalam jumlah besar setiap harinya, dan mereka harus dilindungi dengan segala cara”.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini telah mengizinkan penggunaan vaksin Moderna dalam keadaan darurat.

Menanggapi semakin memburuknya epidemi, pemerintah Indonesia percaya bahwa penyebab utamanya adalah strain virus varian Delta. 

Selain itu juga mempertanyakan tentang efektivitas dari vaksin buatan perusahaan biofarmasi Tiongkok. Meski 95% tenaga medis telah divaksinasi lengkap, dan kebanyakan dari mereka disuntik dengan vaksin Sinovac, tetapi angka positif infeksi dan korban tewas tetap meroket.

Ilmuwan utama dalam uji coba vaksin Sinovac di Indonesia juga meninggal dunia Novilia Sjafri Bachtiar karena dugaan terpapar Covid-19. Media Indonesia ‘Sindonews’ memberitakan bahwa Novilia telah dimakamkan sesuai dengan protokol epidemi.

Peningkatan pesat jumlah kasus baru virus komunis Tiongkok di Indonesia telah mendorong sistem kesehatan negara ke tepi jurang krisis. Rumah sakit di seluruh Pulau Jawa sudah nyaris runtuh. Tempat pembaringan di rumah-rumah sakit, oksigen dan staf medis berada dalam keadaan sangat kurang.

Dokter dan sukarelawan mengatakan bahwa banyak orang meninggal di rumah dalam keadaan tanpa tes virus. Jumlah kasus dan kematian yang dilaporkan saat ini tidak secara akurat mencerminkan situasi sebenarnya dari epidemi yang merajalela di Indonesia.

Utusan Khusus Presiden RI, Pemimpin Kerjasama dengan RRT, Menko Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa dalam kasus terburuk, jumlah paparan per hari bisa mencapai 60.000 hingga 70.000 kasus, meskipun hal ini tidak diharapkan terjadi. Menko berjanji akan bertindak cepat untuk menyediakan lebih banyak tempat pembaringan di rumah sakit, peralatan medis, dan oksigen. (sin)

PPKM Darurat di Jawa Timur, 2.014 Prajurit TNI Dilibatkan

ETIndonesia- Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa pengamanan PPKM Darurat di wilayah Jawa Timur didukung oleh tiga matra TNI, yakni TNI AD, TNI AL, dan TNI AU. Total sebanyak 2.014 prajurit yang turut terlibat dalam pengamanan di lapangan.

“Sebanyak 2.014 personel yang terdiri dari TNI-AD, AL dan AU disebar di beberapa daerah Jawa Timur. Penyebaran pasukan itu diharapkan bisa mem-back up kinerja empat pilar hingga tingkat desa,” kata Pangdam saat mendampingi Panglima TNI dan Kapolri di Surabaya, Jumat (9/7/2021) dalam keterangan tertulis.

 Dari 2.014 prajurit, sebanyak 1.300 untuk 26 kabupaten/kota yang masuk level tiga. Kemudian, 954 prajurit untuk 12 kabupaten/kota yang masuk level empat.

 Keberadaan pasukan satuan tempur dan bantuan tempur dari tiga matra TNI itu untuk memastikan mobilitas warga berkurang, hingga meningkatkan adanya 5M. Para prajurit dari jajaran Kodam Brawijaya, Koarmada II dan Lanud Surabaya itu bertugas melaksanakan tracing dan treatment.

 “Jika terkonfirmasi ada yang positif dilanjutkan dengan tracing diharapkan minimal 15 orang yang kontak erat. Dan treatmemt bagi warga desa yang ringan diisolasi mandiri serta diawasi oleh petugas di desa tersebut,” kata Pangdam.

Jika ada gejala, lanjut dia, maka dirujuk ke RS rujukan. “Kalau mekanisme ini berjalan baik, maka diharapkan PPKM Darurat ini dalam dua minggu ke depan bisa menunjukkan hasilnya,” jelasnya.

 Kendati demikian, Suharyanto mengungkapkan jika keberhasilan PPKM Darurat perlu adanya peran serta masyarakat.

“Tolok ukurnya adalah yang isolasi mandiri semakin berkurang, yang dirawat di rumah sakit berkurang, dan yang meninggal akibat Covid-19 pun berkurang,” pungkasnya. (infocovid19.jatimprov.go.id/asr)

Lebih dari 500 Mahasiswa Pascasarjana dari Tiongkok Ditolak Masuk ke Jurusan Sensitif AS

0

Li Yun

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Komunis Tiongkok, Zhao Lijian, pada 6 Juli 2021 menyatakan pada konferensi pers reguler bahwa beberapa mahasiswa Tiongkok baru-baru ini ditolak oleh AS. Alasannya, karena melanggar Keppres No. 10043 yang ditandatangani pada masa pemerintahan Trump saat mengajukan visa ke Amerika Serikat. Pihak Komunis Tiongkok telah menyatakan keprihatinan serius tentang hal ini dan telah mengajukan perwakilan berbicara serius dengan pihak AS.

Lebih dari 500 Mahasiswa Pascasarjana Sains dan Teknik Tiongkok Ditolak oleh AS

Sebelumnya pada hari itu, China Daily menyatakan bahwa seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan ketika lebih dari 500 mahasiswa pascasarjana sains dan teknik Tiongkok mengajukan visa ke Amerika Serikat baru-baru ini, mereka dinilai oleh Kedutaan dan Konsulat AS bahwa tidak mematuhi Pasal 212 “Undang-Undang Keimigrasian dan Kebangsaan” AS  dan Keputusan Presiden No. 10043″ sebagai alasan penolakan.

Setelah ditolak oleh AS, mahasiswa pascasarjana sains dan teknik Tiongkok ini baru-baru ini mengeluarkan surat bersama yang meminta AS untuk secara efektif menyelesaikan apa yang disebut “diskriminasi dan penindasan” terhadap mahasiswa Tiongkok.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 500 mahasiswa Tiongkok semuanya adalah mahasiswa pascasarjana yang telah mendaftar untuk studi doktoral atau magister di Amerika Serikat. Kebanyakan dari mereka belajar teknik elektro, komputer, mesin, kimia, ilmu material, dan biomedis dan departemen sains dan teknik lainnya.

Universitas yang mereka rencanakan termasuk Universitas Harvard, Universitas Yale, Universitas California, Berkeley, Institut Teknologi Massachusetts dan Universitas Johns Hopkins.

Laporan itu juga mengatakan bahwa sekitar seperempat pelajar Tiongkok yang ditolak visanya menerima beasiswa AS.  Sebagian besar pelajar mengajukan permohonan visa setelah pemerintahan Biden menjabat. Pemerintah Komunis Tiongkok menuduh pemerintahan Biden berusaha memenuhi panggilan universitas-universitas Amerika untuk menyerap sejumlah besar mahasiswa Tiongkok dan menjamin pendapatan uang kuliah di satu sisi, dan di sisi lain “katakan satu hal dan lakukan satu hal.”

Berita itu menjadi pencarian panas di Weibo Tiongkok daratan pada sore hari 6 Juli, dengan volume bacaan kumulatif 320 juta.

Sejumlah netizen mengatakan bahwa laporan tersebut tidak menjelaskan, bahwa alasan penolakan adalah bahwa orang-orang ini akan kembali ke Tiongkok setelah mereka belajar, Banyak dari mereka berasal dari “Tujuh Putra Pertahanan Nasional.” Universitas Peking dan Universitas Tsinghua semuanya pergi ke Amerika Serikat dan belum melihat penolakan visa.

Netizen lainnya mengatakan: “Data sebenarnya harus beberapa kali jumlah orang yang ditolak. 500 orang ini hanya statistik. Ada ribuan orang yang telah mengubah arah dan belum apply visa.”

Radio Free Asia mengutip seorang mahasiswa Tiongkok yang melanjutkan studi untuk gelar PhD di Universitas Purdue di Amerika Serikat mengatakan bahwa, visa mahasiswa ini diperkirakan akan ditolak.

Mahasiswa Tiongkok itu berkata: Apa latar belakang dari 500 orang ini? “Kami belum mendapatkan pemahaman yang rinci. Sejauh yang saya tahu, kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah AS masih spesifik. Ini bukan tanpa sebab. Saya percaya ini. Lebih dari 500 orang pasti ada sesuatu yang ditemukan oleh petugas visa.”

Komunis Tiongkok Mengirim Mata-mata yang Memicu Gelombang Penolakan Visa

Dalam beberapa tahun terakhir, Komunis Tiongkok mengirim para mahasiswa ke luar negeri sebagai mata-mata dalam skala besar. Hal ini menyebabkan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya menolak untuk menerima pelajar dari Tiongkok. Akibatnya banyak impian pelajar dari Tiongkok yang tak bersalah untuk belajar di luar negeri menjadi gagal. 

Pada 29 Mei 2020, Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat itu menandatangani Kepres No. 10043, menangguhkan dan membatasi penerbitan visa untuk pelajar Tiongkok, sarjana tamu, dan peneliti dengan latar belakang integrasi militer-sipil.

Menurut laporan media AS, Presiden Trump mengeluarkan larangan No. 10043, terutama ditujukan untuk 3.000 mahasiswa pascasarjana Tiongkok yang belajar di Amerika Serikat. Isinya tidak hanya untuk menolak visa, tetapi juga untuk mendeportasi mereka. Alasannya, para mahasiswa pascasarjana itu terhubung dengan “Militer Komunis Tiongkok”. Bahkan, beberapa dari mereka terlibat dalam pekerjaan penelitian pada proyek-proyek penting di Amerika Serikat.

Amerika Serikat menduga bahwa para mahasiswa Tiongkok yang terlibat operasi spionase dan pencurian kekayaan intelektual di Amerika Serikat, akan membawa risiko keamanan nasional. Namun, karena “mata-mata” Tiongkok yang belajar di Amerika Serikat semuanya menggunakan identitas palsu, sulit untuk membedakan identitas yang benar dan palsu dari mahasiswa Tiongkok.

Pada September tahun yang sama, Amerika Serikat mencabut visa lebih dari 1.000 warga negara Tiongkok di Amerika Serikat. Alasannya untuk “mencegah pencurian dan penggelapan lain dari penelitian sensitif.” 

Sebagian besar pemegang visa yang dicabut ini, memiliki latar belakang belajar dan meneliti di perguruan tinggi atau universitas “Tujuh Pertahanan Nasional” Komunis Tiongkok, atau didanai oleh China Scholarship Council (CSC).

“Mata-mata Akademis” Komunis Tiongkok Menyusup ke AS

Direktur Biro Investigasi Federal AS Christopher Wray memperingatkan dalam sidang Senat AS, bahwa “mata-mata akademis” Komunis Tiongkok menyusup ke seluruh bagian Amerika Serikat. Tujuannya, untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga menjadi ancaman bagi masyarakat Amerika.

Joe Augustyn, mantan pejabat CIA di Amerika Serikat, juga menyatakan bahwa badan intelijen Komunis Tiongkok tidak mengizinkan mata-mata terlatih untuk menyusup ke universitas dan perusahaan Amerika. Akan tetapi secara strategis menggunakan beberapa lapisan masyarakat dari kalangan mahasiswa.

Augustyn mengatakan bahwa Komunis Tiongkok mengizinkan mahasiswa Tiongkok untuk bertindak sebagai “mata-mata internal” atau “influencer tersembunyi” di kampus. Setelah tindakan tersebut terungkap, Komunis Tiongkok sering menyangkalnya sama sekali dan memisahkan diri (badan intelijen Komunis Tiongkok) dari mahasiswa.

William Evanina, direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional AS, juga mengatakan pada sebuah seminar yang diadakan di Aspen Institute pada Februari 2019: “Kami mengizinkan sekitar 350.000 siswa Tiongkok untuk datang ke Amerika Serikat setiap tahun. Belajar di luar negeri, sebagian besar ini dari mahasiswa legal, dan mereka telah melakukan studi dan penelitian dengan baik di Amerika Serikat.”

Namun, Evanina menekankan bahwa di antara orang-orang ini, beberapa telah menjadi alat bagi Komunis Tiongkok untuk terlibat dalam kegiatan jahat di Amerika Serikat.

Dalam beberapa tahun terakhir, kasus pencurian kekayaan intelektual Amerika dan hasil penelitian ilmiah oleh mahasiswa dan cendekiawan Tiongkok telah sering terungkap. Pada Januari 2020, FBI menangkap ketua Departemen Kimia di Universitas Harvard dan dua peneliti Tiongkok.

Salah satu penelitinya adalah Ye Yanqing, seorang Letnan Tentara Komunis Tiongkok. Ia dituduh menyembunyikan latar belakang militernya saat mengajukan visa. Selama studinya di Universitas Boston, ia mengumpulkan informasi dari dua ilmuwan di bidang robot dan komputer di akademi militer AS. Ia mengirimkannya kembali ke Tiongkok. Peneliti lain, Zheng Zaosong, mencoba menyelundupkan 21 botol sampel biologis kembali ke Tiongkok dan ditangkap di Bandara Internasional Boston.

Pemerintah Biden Melonggarkan Visa bagi Pelajar Tiongkok

Meskipun pemerintahan Trump telah berulang kali memperketat pembatasan visa untuk pelajar Tiongkok, pemerintahan Biden menyatakan pada 27 April bahwa mereka akan melonggarkan pembatasan visa bagi pelajar Tiongkok dan negara lain yang pergi ke Amerika Serikat pada musim gugur ini. Opini publik umumnya percaya bahwa pemerintahan baru telah menunjukkan sikap kerja sama dengan Tiongkok di bidang pendidikan.

Namun demikian, sejak pemerintahan Biden berkuasa, pelajar dan cendekiawan Tiongkok ke Amerika Serikat telah ditolak visanya, digeledah dan diinterogasi di bandara. Bahkan dipulangkan dengan pesawat yang sama, dan diwawancarai oleh badan keamanan AS telah sering terjadi.

Pada Mei tahun ini, seorang pelajar Tiongkok yang berencana untuk belajar di Amerika Serikat ditolak oleh Kedutaan Besar dan Konsulat AS, dikarenakan ayahnya adalah seorang polisi Komunis Tiongkok.

Kedutaan Besar AS mengeluarkan surat keputusan yang menegaskan instruksi Menteri Luar Negeri AS untuk berhenti mengeluarkan visa bagi pasangan dan anak-anak dari personel tugas aktif seperti Biro Imigrasi Komunis Tiongkok (Administrasi Imigrasi), Kementerian Keamanan, dan Kementerian Keamanan Publik.

Pada Juni, media luar negeri mensurvei 310 siswa Tiongkok yang ditolak visanya dan menemukan bahwa sebagian besar siswa yang ditolak visanya belajar di Universitas Penerbangan dan Astronautika Beijing, Institut Teknologi Beijing, Institut Teknologi Harbin, Universitas Teknik Harbin,  Universitas Politeknik. , Universitas Aeronautika dan Astronautika Nanjing, Universitas Sains dan Teknologi Nanjing, dan Universitas Pos dan Telekomunikasi Beijing.

Sebagian besar mahasiswa di perguruan tinggi dan universitas ini telah menerima dana dari Dewan Beasiswa Tiongkok dari Komunis Tiongkok. Oleh karena itu, alasan penolakan pemerintah AS dikarenakan mereka menduga mahasiswa Tiongkok ini belajar di luar negeri dengan “misi khusus”.  (hui)

Oknum di TPU Cikadut Bandung yang Meminta Biaya Pemakaman Jenazah COVID-19 kepada Pihak Keluarga Hingga Rp 4 Juta Ditindak

ETIndonesia- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberhentikan seorang petugas pemikul di TPU Cikadut karena diduga melakukan pungutan liar (pungli). Saat ini, oknum tersebut juga tengah menjalani pemeriksaan oleh kepolisian.

“Oknum yang bersangkutan kami tindak tegas dengan pemberhentian. Oknum yang bersangkutan juga sedang menjalani pemeriksaan di Polsek setempat,” tegas Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Minggu (11/07/2021) dalam keterangan tertulisnya.

Wakil wali kota menegaskan, dugaan pungli ini tidak bisa ditolelir. Mengingingat penanganan terkait Covid-19 ini merupakan masalah kemanusiaan yang tidak memandang perbedaan latar belakang.

“Saya tidak ingin main-main dengan urusan Covid-19. Siapapun yang memanfaatkan situasi apalagi tidak punya rasa empati akan ditindak tegas karena ini urusan kemanusiaan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Bandung, Bambang Suhari menjelaskan, oknum petugas lapangan di TPU Cikadut yang diduga melakukan pungli tersebut merupakan tenaga pemikul tambahan.

Tenaga pemikul tambahan adalah petugas yang diakomodir pada Februari 2021 lalu untuk membantu proses pemikulan jenazah.

“Oknum tersebut bernama Redi, bukan Staf UPT TPU Cikadut. Tapi yang bersangkutan petugas pemikul jenazah yang kami angkat Februari 2021 menjadi PHL pemikul jenazah, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di TPU Cikadut,” jelasnya.

Ia menegaskan, sebenarnya seluruh tenaga tambahan tersebut telah dibayar pemkot sesuai UMK dan tidak pernah telat pembayarannya.

Bambang mengatakan, TPU Cikadut sudah ditetapkan khusus untuk pemakaman semua jenazah yang diduga terkait Covid-19. Tanpa harus membedakan suku, agama, ras, dan antar golongan.

Bambang memastikan seluruh layanan pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Cikadut gratis, karena upah para petugas PHL tersebut sudah dibayar oleh Pemkot Bandung.

Bambang mengaku telah menugaskan UPT TPU Cikadut untuk mendatangkan bantuan petugas tambahan dari TPU lainnya. Hal ini mengantisipasi guna mengisi kekosongan apabila ada tenaga pemikul yang tidak bertugas.

“Saya sudah menugaskan untuk mengerahkan tenaga dari TPU Nagrog dan TPU Cikutra. Untuk membantu proses pemikulan di TPU Cikadut,” katanya. (asr)

Satgas Minta Masyarakat Patuhi Aturan PPKM Darurat Terkait Mobilitas Warga

0

ETIndonesia- Pemerintah melakukan berbagai penyesuaian pada sektor esensial dan kritikal selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Hal ini dilakukan setelah mencermati perkembangan PPKM Darurat yang diterapkan mulai 3 – 20 Juli 2021. 

Dengan adanya penyesuaian ini, semua pihak diminta mematuhi sepenuhnya. Sehingga mobilitas masyarakat di masa PPKM ini dapat ditekan dan penularan yang terjadi di masyarakat dapat semakin menurun. Dan bagi yang melanggar, akan ditindak tegas.

“Penting untuk diingat, bagi siapapun yang melanggar akan ditindak tegas bahkan sampai dicabut izinnya,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, dalam Keterangan Pers Harian PPKM Darurat, Kamis (8/7/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. 

Penyesuaian untuk sektor kritikal, utamanya yang  bergerak di sektor kesehatan dan keamanan, diizinkan bagi pegawainya melakukan 100% WFO atau bekerja di kantor sepenuhnya. Namun harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. 

Hal yang sama juga diperbolehkan khusus pada aktivitas di bidang energi, logistik makanan, petrokimia, bahan bangunan, objek vital strategis nasional, proyek strategis nasional, konstruksi dan utilitas dasar. 

Pada bidang-bidang tersebut, aktivitas produksi konstruksi atau pelayanannya dapat beroperasi maksimal 100%. “Meski demikian, untuk operasional kantor pendukung harus menerapkan WFO maksimal 25%,” lanjutnya. 

Untuk sektor esensial seperti bidang keuangan dan perbankan, pasar modal, sistem pembayaran, teknologi informasi dan komunikasi, perhotelan serta industri orientasi eskpor dapat melakukan WFO maksimal 50% dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

Khusus industri orientasi ekspor, wilayah perkantoran pendukung operasional hanya dapat melakukan WFO maksimal 10% staff. Sedangkan untuk sektor non esensial, diwajibkan tetap melakukan work from home (WFH) 100% atau bekerja dari rumah saja.  (asr)

Mutasi Abnormal Varian Lambda dari Peru yang Menyerang 31 Negara Menimbulkan Kekhawatiran

NTD

Kasus terpapar virus komunis Tiongkok atau COVID-19 varian Lambda terus bertambah di Amerika Latin. Menurut data WHO, varian Lambda menyumbang sepertiga dari kasus baru paparan COVID-19 di Chili. Para peneliti khawatir penyebarannya mungkin akan semakin cepat dan tingkat kematiannya juga akan semakin tinggi.

Varian Lambda juga dikenal sebagai varian C.37 yang oleh WHO didaftarkan sebagai varient of interest pada Juni tahun ini, Kini varian tersebut telah menyebar ke 31 negara di seluruh dunia, termasuk Inggris, Israel, dan Australia, yang kasusnya telah terdeteksi.

‘Financial Times’ melaporkan bahwa Jeff Barrett, kepala proyek gen COVID-19 di Wellcome Sanger Institute di Inggris, mengatakan bahwa dibandingkan dengan varian lain, Lambda memiliki serangkaian mutasi yang cukup tidak biasa. Ada sekelompok mutasi bernama L452Q, mirip dengan L452R Delta yang dapat meningkatkan infektivitas virus.

Sebuah makalah pracetak yang diterbitkan pada 1 Juli oleh Universitas Santiago de Chile menyebutkan, sebuah penelitian melalui pengambilan sampel serum staf medis lokal yang telah divaksinasi dengan 2 dosis vaksin produksi perusahaan Kexing Tiongkok (Sinovac)  menemukan bahwa, virus varian Lambda lebih menular daripada varian Gamma Brasil dan varian Alpha Inggris.

Mutasi protein lonjakannya lebih mudah untuk menghindari antibodi yang dihasilkan oleh vaksin. Mungkin saja dalam waktu dekat WHO akan mendaftarkan varian ini sebagai varient of concern. (Sin)

BGI Group Bersama Militer Komunis Tiongkok Mengembangkan Pengujian Prenatal untuk Mengumpulkan Data Global tentang Wanita Hamil

0

oleh Zhang Ting

Reuters menemukan bahwa pengujian prenatal Beijing Genomics Institute -BGI- adalah sumber data genetik bagi perusahaan tersebut.

BGI, perusahaan genomik terbesar di daratan Tiongkok, mulai menjual pengujian prenatal di luar negeri pada tahun 2013 dengan merek NIFTY, yang merupakan salah satu pengujian prenatal non-invasif (Non invasive prenatal test. NIPT) terlaris di dunia. 

Pengujian ini menggunakan sampel darah dari wanita hamil untuk menganalisis kelainan kromosom seperti sindrom Down pada janin yang sedang berkembang.

BGI Group mengatakan bahwa sejauh ini, lebih dari 8 juta orang wanita di seluruh dunia telah menerima pemeriksaan pranatal perusahaan. 

NIFTY dijual di setidaknya 52 negara, termasuk Inggris, Eropa, Kanada, Australia, Thailand, dan India. Saat ini NIFTY tidak dijual di Amerika Serikat.

BGI Group bekerja sama dengan pihak militer komunis Tiongkok

Reuters melalui peninjauan terhadap lebih dari 100 dokumen publik, menemukan bahwa BGI Group mulai tahun 2010 telah menjalin kerja sama dengan rumah sakit militer komunis Tiongkok untuk mempelajari genom janin. Langkah yang dilakukannya menerbitkan lebih dari selusin penelitian bersama terkait peningkatan teknologi pengujian prenatal.

Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat yang berada di Beijing dan Universitas Kedokteran Militer Ketiga Kota Chongqing melakukan uji klinis tes NIFTY pada tahun 2011.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh BGI pada tahun 2018 menggunakan superkomputer militer untuk menganalisis kembali data NIFTY dan memetakan prevalensi virus di kalangan wanita di daratan Tiongkok, serta untuk menemukan indikator penyakit mental mereka.  Selain itu, secara khusus melakukan penelitian terhadap warga etnis minoritas seperti Tibet dan Uighur untuk menemukan hubungan dan karakteristik antara genom mereka.

Amerika Serikat Menyatakan keprihatinan

Reuters melalui peninjauan terhadap kode yang dihasilkan komputer BGI, menemukan selain informasi genetik tentang janin dan ibu, juga pengungkapan tentang informasi pribadi, seperti warga negara, berat badan, tinggi badan, riwayat kesehatan, meskipun tanpa nama pelanggan.

Kepada Reuters, BGI membenarkan bahwa perusahaan menggunakan sampel darah yang tersisa yang dikirim ke laboratorium Hongkong dan data genetik dari pengujian untuk melakukan studi populasi.

Reuters menemukan bahwa data genetik lebih dari 500 orang wanita yang berpartisipasi dalam pengujian prenatal itu, termasuk dari Eropa dan negara Asia lainnya. Data-data tersebut juga disimpan di China National GeneBank yang berada di Kota Shenzhen yang didanai pemerintah setempat tetapi dikelola oleh BGI.

Menurut Reuters, meskipun perusahaan lain yang menjual pengujian prenatal semacam itu juga akan menggunakan kembali data untuk penelitian, para ilmuwan dan ahli etika mengatakan bahwa tidak ada perusahaan selain BGI yang memiliki skala operasi yang begitu luas, dan tidak ada perusahaan di bidang sama yang memiliki bisnis serupa dengan BGI Group yang entah merangkul dan dirangkul pihak militer.

Reuters belum menemukan bukti BGI melanggar perjanjian atau peraturan privasi. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa pihaknya sebelumnya telah memperoleh persetujuan yang ditandatangani oleh pelanggan dan berjanji akan menghancurkan sampel dan data luar negeri setelah lewat 5 tahun. 

“Pada setiap tahap dari seluruh proses pengujian atau penelitian, BGI belum terkena data pribadi yang dapat diidentifikasi”, kata jubir perusahaan itu.

Namun, kebijakan privasi pengujian prenatal menyebutkan bahwa ketika data yang dikumpulkan terkait langsung dengan keamanan nasional atau keamanan pertahanan nasional Tiongkok (PKT), data tersebut dapat dimanfaatkan secara bersama. 

Namun, dalam hal ini BGI menyangkal bahwa pihaknya telah diminta untuk memberikan atau telah memberikan data uji NIFTY kepada pihak berwenang komunis Tiongkok.

Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional Amerika Serikat (National Counterintelligence and Security Center. NSCS) sebelumnya telah memperingatkan perusahaan-perusahaan Tiongkok tentang pengumpulan data kesehatan. 

Menanggapi hasil penemuan Reuters ini, pusat tersebut menyatakan bahwa wanita yang telah menjalani pengujian NIFTY di luar negeri, harus memperhatikan kebijakan privasi yang memungkinkan berbagi data pribadi mereka dengan badan keamanan komunis Tiongkok.

NCSC menyebutkan : Perangkat pengujian terhadap prenatal secara non-invasif yang dijual oleh perusahaan biotek Tiongkok memiliki fungsi medis yang penting, tetapi mereka juga dapat menyediakan mekanisme lain bagi pemerintah komunis Tiongkok dan perusahaan biotek Tiongkok untuk mengumpulkan data genetika dan genom dari seluruh dunia.

“Pertumbuhan BGI adalah hasil dari kebijakan pemerintah komunis Tiongkok”

Pada Maret tahun ini, penasihat pemerintah AS memperingatkan bahwa BGI Group menggunakan kecerdasan buatan untuk mengumpulkan dan menganalisis sejumlah besar data gen yang dapat memberikan keuntungan di bidang militer dan ekonomi komunis Tiongkok. 

Seiring dengan ilmu pengetahuan berhasil menemukan hubungan baru antara gen dengan karakteristik manusia, memperoleh / mengumpulkan data gen dari beragam manusia dan dalam skala yang besar adalah sebuah keuntungan strategis. 

Para penasihat mengatakan bahwa teknologi ini dapat mendorong komunis Tiongkok untuk memperoleh kedudukan yang dominan dalam industri farmasi global, dan mungkin digunakan untuk memodifikasi genetik tentara demi meningkatkan kekuatan militer, atau melakukan penelitian tentang patogen rekayasa yang menargetkan orang Amerika atau persediaan makanan.

Reuters mewawancarai seorang wanita Polandia yang mengikuti pengujian NIFTY pada tahun 2020. Dia mengatakan bahwa jika dirinya tahu bahwa data pribadinya, mungkin dibagikan kepada pemerintah komunis Tiongkok, atau memahami ruang lingkup penelitian sekunder BGI, maka dia akan memilih pengujian yang ditawarkan oleh perusahaan lain.

Dia mengatakan bahwa dirinya ingin tahu apa yang mereka lakukan dengan data sensitif tentang pribadinya. Data sensitif termasuk genomnya dan genom anaknya.

Kerjasama BGI dengan pihak militer dalam bidang pengujian prenatal, muncul ke permukaan pada saat komunitas internasional meningkatkan tinjauan tentang penggunaan teknologi sipil oleh pemerintah komunis Tiongkok untuk kepentingan modernisasi militer. NATO memperingatkan bahwa perilaku sewenang-wenang pemerintah komunis Tiongkok adalah tantangan sistemik. Beijing mendapat sanksi dari negara-negara Barat karena melanggar hak asasi manusia di Xinjiang dan memperkuat represi keamanan nasional di Hongkong.

Anna Puglisi, peneliti senior di Pusat Keamanan dan Teknologi Berkembang dari Universitas Georgetown mengatakan, bahwa pertumbuhan BGI adalah hasil dari kebijakan pemerintah komunis Tiongkok. Sebelum tahun 2020, Anna Puglisi telah menjabat sebagai petugas kontra intelijen pemerintah AS untuk negara-negara Asia Timur.

“Pemerintah komunis Tiongkok benar-benar dapat menggunakan Undang-Undang Intelijen Nasional untuk memaksa perusahaan swasta bekerja sama dengan mereka”, katanya. 

Dia mengacu pada sebuah undang-undang yang diterbitkan oleh pemerintah komunis Tiongkok pada tahun 2017. Undang-undang tersebut mewajibkan setiap organisasi dan individu untuk memberikan bantuan demi kepentingan tugas intelijen negara.

Reuters juga mengungkapkan tentang keprihatinan yang muncul dalam kalangan panel ahli di AS dan Komisi Keamanan Nasional untuk Kecerdasan Buatan (National Security Commission on Artificial Intelligence. NSCAI). 

Panel ahli tersebut mengeluarkan laporan pada bulan Maret, yang menyebutkan bahwa pemerintah komunis Tiongkok adalah tantangan nomor satu bagi dominasi teknologi AS di bidang bioteknologi dan kecerdasan buatan. Panel ahli itu juga  mendesak pemerintah AS untuk meningkatkan pendanaan guna keperluan penelitian. (sin)

Badai Tropis Elsa Mendarat ke Florida, Operasi SAR Kondominium yang Ambruk di Miami Berlanjut

0

Qiao En – NTD

Badai tropis “Elsa” mendarat di Florida, AS, pada Selasa (6/7/2021). Pada saat yang sama, pencarian dan penyelamatan gedung Kondominium 12 lantai yang runtuh di Miami berlanjut, dan lebih banyak jenazah ditemukan, dan jumlah kematian meningkat menjadi 32 jiwa. 

Setelah sisa-sisa bangunan dari Kondominium yang ambruk di Miami, Florida, Amerika Serikat  dihancurkan, petugas SAR meluncurkan operasi  pencarian dan penyelamatan secara total hingga Selasa siang 6 Juli. Sebanyak 4 jenazah kembali ditemukan.

Walikota Miami-Dade County, Daniella Levine Cava mengatakan, melalui upaya tim yang berkelanjutan, pihaknya telah menemukan lagi empat korban. Jumlah korban tewas yang dikonfirmasi saat ini adalah 32 orang, 26 orang  diantaranya telah diidentifikasi, 191 berhasil diselamatkan, dan 113 orang lagi kabarnya tidak diketahui.”

Namun, kedatangan badai tropis “Elsa” menyebabkan pekerjaan pencarian dan penyelamatan terganggu untuk sementara waktu. Pemadam Kebakaran Kabupaten Miami-Dade menyatakan bahwa petir memaksa pekerjaan penyelamatan terhenti selama dua jam. Angin kencang melebihi 32 kilometer per jam juga memengaruhi pekerjaan pencarian di puing-puing bangunan. Namun setelah petir berakhir, tim penyelamat segera melanjutkan operasi pencarian dan penyelamatan.

Daniella Levine Cava menuturkan, Tim penyelamat terus melakukan pencarian dan penyelamatan dalam kondisi yang sangat keras dan menantang, menghadapi hujan lebat dan angin kencang.

Badai tropis Elsa meningkat sebelum mendarat di Florida, tetapi diperkirakan akan melewati area Surfside dan Miami di mana operasi pencarian dan penyelamatan berada.Meski demikian akan mendarat antara wilayah Tampa Bay dan Big Bend.

Pada Selasa pagi 6 Juli, telah terjadi angin kencang dan hujan lebat di Florida Keys. Peringatan badai telah dikeluarkan di beberapa bagian Midwestern Florida dan Big Bend di utara. (hui)

Evakuasi Massal Warga Rusia dari Pyongyang, Situasi di Korea Utara Genting?

Korea Utara mungkin menghadapi kemunduran besar dalam perang melawan epidemi virus Komunis Tiongkok yang sedang berkecamuk.  Sejauh ini, Korea Utara telah mengklaim bahwa tidak ada kasus infeksi COVID-19 di negara itu, tetapi umumnya para ahli meragukan kebenaran pernyataan itu. 

Belakangan  Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang menyatakan bahwa mengingat fakta bahwa rencana promosi vaksin Korea Utara masih terhenti, Rusia memutuskan untuk mengevakuasi warganya dari Korea Utara.

Delegasi Rusia yang mengunjungi Korea Utara menuliskan status di Facebook pada Senin 5 Juli lalu bahwa sejumlah besar warga Rusia telah meninggalkan negara yang dipimpin  Kim Jong un itu, dengan alasan situasi internal di Korea Utara terkait dengan virus Komunis Tiongkok.

“Pada 2 Juli, banyak rekan dan teman kami kembali ke negara asal mereka,” kata seorang pejabat kedutaan Rusia.

Menurutnya beberapa diplomat, dokter, dan teknisi telah hengkang. Sementara sekolah serta taman kanak-kanak telah ditutup.

“Kota Rusia di pusat Pyongyang … menjadi senyap. Namun, pekerjaan misi diplomatik belum berhenti. Kami akan terus menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepada kami,” tambah pejabat Rusia itu. 

Kedutaan Besar Rusia tidak mengungkapkan jumlah spesifik keberangkatan warga negaranya yang meninggalkan Korea Utara.  Kantor Berita Kyodo Jepang, pada Jumat 2 Juli  lalu, menyatakan ada sekitar 90 warga Rusia meninggalkan Korea Utara melalui perbatasan darat antara kedua negara.

Kedutaan Besar Rusia menegaskan bahwa sejak kepemimpinan Korea Utara memberlakukan isolasi diri yang ketat, dan  perbatasan masuk telah diblokir secara ketat. Oleh karena itu, rotasi staf Rusia di Korea Utara tidak dilakukan selama hampir dua tahun. Setiap orang yang kontraknya berakhir terpaksa meninggalkan Korea Utara.

Pada pertemuan Politbiro pada Juni lalu, Pemimpin Korea Utara,  Kim Jong-un mengkritik pejabat senior karena ketidakmampuan mereka, tidak bertanggung jawab, dan sabotase pasif dalam merencanakan dan menerapkan langkah-langkah anti-virus epidemi. 

Pada Juni itu juga, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutip data dari otoritas Pyongyang  melaporkan bahwa Korea Utara mengalami “infeksi pernapasan akut yang parah.”

Rencana Pelaksanaan Vaksin Pneumonia Komunis Tiongkok (COVAX), yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, awalnya direncanakan pada bulan Februari, dan  pada paruh pertama tahun ini. Korea Utara bisa menerima 1,9 juta dosis vaksin, tetapi rencana itu ditunda karena kekurangan pasokan vaksin global.

Karena negosiasi dengan COVAX mungkin menemui jalan buntu, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengklaim pada Selasa 6 Juli bahwa bantuan kemanusiaan mengganggu kedaulatan nasionalnya dan tidak boleh ditoleransi.

Menurut laporan dari Voice of America cabang Korea Selatan pada Minggu 4 Juli lalu, rezim Kim Jong Un menolak  mengizinkan petugas kesehatan internasional memasuki negara itu untuk distribusi vaksin, yang merupakan persyaratan mekanisme COVAX Organisasi Kesehatan Dunia. 

Mengenai negosiasi yang sedang berlangsung antara COVAX dan Pyongyang, sebuah sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan bahwa Korea Utara baru menyelesaikan 2 dari 7 prosedur administrasi yang diperlukan untuk memasok vaksin.

Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Utara  bantuan dan kerja sama itu seperti “melempar umpan” dan awal dari “reformasi politik” yang ditujukan untuk Korea Utara. Namun Korea Utara sering menerima bantuan asing dalam mengatasi kekurangan pangan dan krisis kesehatan.

Meskipun Kim Jong Un menggambarkan situasi pangan sebagai “ketegangan” pada pertemuan politik pada Juni lalu, namun ia meminta para pejabat untuk mempersiapkan pembatasan jangka panjang. Hal itu menunjukkan bahwa Kim Jong Un tidak siap untuk membuka perbatasan dalam waktu dekat. 

Beberapa analis bahkan percaya bahwa “penguasa gemuk”  yang bergelimang kemewahan, baru-baru ini tampaknya “menjadi kurus”, sebagian karena untuk mengalihkan kemarahan warga Korea Utara yang belum tercukupi kebutuhan pangan.  (hui)

Giok: Signifikan Secara Kebudayaan, Tidak Ternilai Secara Spiritual

0

Ila Bonczek

Giok, sama berharganya dengan emas dalam kebudayaan Tiongkok, tidak hanya berharga karena keindahan estetikanya. Giok memiliki banyak karakteristik yang tidak biasa yang membuat giok memiliki nilai kebudayaan dan spiritual yang hebat. 

Yù (玉 jade), adalah salah satu karakter tertua dalam bahasa Mandarin; berasal sebagai sebuah pictograph di 2950 SM menggambarkan tiga potong batu giok dirangkai. Hal ini dibedakan dari karakter wang (王, raja) dengan satu titik.

Secara ilmiah, batu giok adalah batuan metamorf yang diklasifikasikan menjadi dua jenis: batu giok lunak (nefrit), dan batu giok keras (jadeit). 

Sampai Dinasti Qing (1271-1368), ketika jadeit mulai diimpor dari Burma, Tiongkok hanya memiliki nefrit. Dengan demikian, batu giok lunak dianggap menjadi batu permata tradisional Tiongkok. 

Jade dapat muncul dalam berbagai warna, dari hijau, hingga putih, merah, dan kuning, meskipun hijau adalah warna yang paling umum dan disukai. Nefrit dalam nuansa putih juga dikenal sebagai “lemak kambing” dan sangat berharga.

Western Zhou jade cicada. Benda jenis ini akan diletakkan di mulut orang yang sudah meninggal dan sering ditemukan di makam dinasti Han. Siklus hidup jangkrik mewakili siklus universal kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali. (Gambar: Gary Todd melalui Flickr CC0 1.0)

Secara mitos, batu giok adalah batu ajaib yang dikirim dari Surga. Lebih dari satu cerita berhubungan asal usul batu giok yang fantastis, dan orang-orang dari banyak kebudayaan menganggap giok memiliki  kekuatan-kekuatan mistik. 

Dalam satu cerita, batu giok diciptakan ketika bangsa Mongol menyerbu Tiongkok. Air mata naga untuk mereka yang terbunuh jatuh ke tanah dan menjadi giok. Legenda lain mengatakan  giok adalah cahaya bulan yang mengkristal.

Terlepas dari asalnya, batu giok diyakini memiliki banyak kekuatan yang luar biasa. Banyak yang  membuktikan kapasitas pelindung dan penyembuhan si batu giok. Ada banyak kejadian di mana orang yang memakai gelang giok diselamatkan dari penyakit serius atau kecelakaan ketika  gelang gioknya pecah pada saat kritis.

Kepercayaan pada kemampuan giok untuk melestarikan kehidupan begitu kuat sehingga sering digunakan dalam pemakaman.

Seorang pangeran kuno, Liu Sheng, dimakamkan dengan setelan yang seluruhnya terbuat dari lempengan-lempengan batu giok kecil yang dijahit dengan benang emas. Para pelayat yang kurang royal menggunakan jimat lidah atau ukiran batu giok kecil lainnya untuk melindungi jenazah dari pembusukan. Untuk memperpanjang hidup, beberapa orang akan menelan bubuk batu giok yang dicampur dengan air. Bila diminum sebelum kematian, hal itu dipercaya dapat memperlambat pembusukan tubuh.

Jimat, liontin, dan patung adalah kegunaan umum saat ini, tetapi batu giok pernah digunakan untuk berbagai tujuan praktis, diukir menjadi segala sesuatu mulai dari alat, hingga bejana, hingga alat-alat musik. Faktanya, batu giok memiliki sifat musik yang unik.

Simbol yin dan yang melambangkan keharmonisan dua kekuatan di alam semesta. (Gambar: Susan Ackerridge melalui Flickr CC BY 2.0)

Ada pepatah lama mengenai gemologi, “Jika anda mengambil palu dan memukul berlian, maka

berlian akan hancur berkeping-keping. Jika anda memukul sepotong kuarsa dan kuarsa akan terbelah dua. Namun, jika Anda memukul sepotong batu giok, maka batu giok itu akan berdering seperti bel! Giok beresonansi melodi digunakan untuk membuat lonceng, gambang, seruling dan gong, yang menghasilkan nada-nada “surgawi.”

Kualitas-kualitas spiritual

Sifat mistik batu giok hanya dilampaui oleh anugerah spiritualnya. Semua umat manusia dipandu oleh sebuah kompas moral, membantu kita untuk hidup dengan jalan kebajikan. Seperti yang dikatakan Konfusius, De ( kebajikan) diwakili dalam banyak aspek permata yang berharga ini.

“Orang bijak menyamakan batu giok dengan kebajikan. Bagi mereka, polesan dan kecemerlangan batu giok mewakili seluruh kemurnian; kekompakan batu giok yang sempurna dan kekerasan batu giok yang ekstrem mewakili kepastian intelijen; sudutnya, yang tidak memotong, meskipun tampak tajam, mewakili keadilan; suara murni dan berkepanjangan, yang dikeluarkannya ketika seseorang memukulnya, mewakili musik.

“Warna batu giok mewakili kesetiaan; kekurangan interiornya, selalu menunjukkan diri batu giok melalui transparansi, mengingat ketulusan hati; kecerahan warna-warni batu giok melambangkan surga;  substansi batu giok mengagumkan, lahir dari gunung dan air, mewakili bumi. Digunakan sendiri tanpa ornamen itu mewakili kesucian. Harga yang melekat pada seluruh dunia itu mewakili kebenaran.” (Buku Ritus)

Dalam teori Tiongkok mengenai Lima Elemen, semua zat alami memiliki kekuatan hidup, atau chi, yang mengalir melalui dan di antara lima elemen itu. Karena batu giok berasal dari Bumi, tetapi memiliki kualitas bercahaya seperti matahari dan bintang-bintang, batu giok dianggap sebagai hubungan antara Surga dan bumi. Mulai dari warna hijau, merah, kuning, putih, dan hitam, batu giok dapat dikatakan mencakup semua lima elemen, karena setiap elemen sesuai dengan satu dari warna-warna ini. Sepotong batu giok yang memiliki lebih dari satu warna lebih berharga secara spiritual, karena hal ini meningkatkan kualitas keberuntungan batu giok tersebut.

Karena masing-masing warna juga sesuai dengan organ internal utama dan emosi terkait dengannya, batu giok dapat dianggap bermanfaat bagi kesehatan seluruh pikiran dan tubuh.

Terbagi menjadi terang dan gelap, batu giok juga dapat mewakili energi yin dan yang dari kosmos. Batu giok yang lebih ringan dan lebih tembus cahaya dianggap yin, dan akan memiliki energi yang lebih lembut.

Batu giok yang lebih gelap dan lebih buram akan dianggap yang, dengan energi yang lebih kuat, meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kesulitan.

Dari permata hingga Feng Shui, batu giok dapat membawa kegembiraan dan keberuntungan. Sebuah benda yang terbuat dari batu giok ditempatkan di rumah anda dapat memperkuat chi anda, atau kekuatan hidup; saat memakai batu giok dapat membersihkan meridian tubuh, atau saluran energi, dan melindungi seseorang dari bahaya. Tetapi sebagai batu hidup, batu giok harus digunakan dan dilihat. Jika terselip, energi kuat batu giok dapat menjadi lemah. (Vv)

Sumber : Visiontimes

15 Kota/Kabupaten di Luar Pulau Jawa dan Bali Diberlakukan PPKM Darurat

ETIndonesia- Pemerintah menetapkan sebanyak 15 Kota/Kabupaten di luar Pulau Jawa dan Bali diberlakukan PPKM Darurat mulai 12 Juli 2021 sampai 20 Juli 2021.

“Ini dikunci untuk 15 Kabupaten/Kota, dan nanti akan dimonitor secara harian supaya bisa diantisipasi dengan baik perkembangannya,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers PPKM Darurat Luar Jawa-Bali secara virtual, di Jakarta, Jumat (9/7/2021).

Alasan yang menjadi dasar menetapkan PPKM Darurat antara lain Level Asesmen Pandemi tingkat ‘4’, Tingkat Keterisian Tempat Tidur (TT) atau BOR lebih dari 65%, terjadi peningkatan Kasus Aktif secara signifikan, dan pencapaian vaksinasi yang masih di bawah 50% dari total masyarakat yang menjadi target vaksinasi.

Berikut 15 Kabupaten/Kota yang menerapkan PPKM Darurat :

Provinsi Kepulauan Riau :

Kota Tanjungpinang

Kota Batam

Provinsi Kalimantan Barat :

Kota Singkawang,

Kota Pontianak,

Provinsi Sumatera Utara :

Kota Medan

Provinsi Sumatera Barat :

Kota Padang Panjang,

Kota Padang,

Kota Bukittinggi,

Provinsi Kalimantan Timur :

Kota Balikpapan,

Kota Bontang,

Kabupaten Berau,

Provinsi Lampung :

Kota Bandar Lampung,

Provinsi Papua Barat :

Kabupaten Manokwari,

Kota Sorong

Kota Batam

Provinsi Nusa Tenggara Barat :

Kota Mataram

Rincian pembatasan kegiatan tersebut dapat diuraikan dalam tabel berikut:

(asr)

Bukan Sinovac! Vaksinasi Tahap Ketiga 1,47 Juta Tenaga Kesehatan Akan Disuntik dengan Vaksin Moderna

ETIndonesia – Pemerintah akhirnya memutuskan memberikan suntikan ketiga atau booster kepada 1,47 tenaga Kesehatan di seluruh Indonesia dengan vaksin buatan Amerika Serikat, Moderna.  

“Arahan bapak Presiden bahwa Vaksinasi ketiga booster untuk tenaga kesehatan ini juga akan segera diatur oleh pak Menteri Kesehatan, Kemenkes, dan ini diharapkan booster bisa dilakukan untuk 1,47 Juta tenaga kesehatan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konfrensi pers online, Jumat (9/7/2021).

Ia berharap pemberian dosis ketiga ini mampu membantu kepada seluruh tenaga Kesehatan di Indonesia yang berada di garis depan menghadapi pandemi.

“Tentunya diharapkan bisa meningkatkan imunitas tenaga kesehatan kita yang berada di front line,” ujarnya.

BACA JUGA : Kepala Tim Uji Klinis Vaksin Sinovac di Indonesia Meninggal Dunia karena Covid-19

Pada konfrensi pers yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menerangkan vaksinasi tahap ketiga ini memang hanya untuk tenaga Kesehatan. Pasalnya, kondisi vaksinasi masih belum mencapai targetnya sepenuhnya.

“Penting kita pahami vaksinasi ketiga ini hanya kita berikan kepada tenaga Kesehatan, karena tenaga Kesehatan kita setiap hari bertemu dengan virus yang tinggi sekali kadarnya,” terangnya.

Ia juga mengatakan pihaknya sudah berdiskusi dengan Badan POM dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) hingga akhirnya diputuskan akan diberikan suntikan dengan vaksin Moderna.

“Kami sudah berdiskusi dengan BPOM dan ITAGI sebagai penasehat independen kami, sudah menyetujui vaksin ketiga akan diberikan menggunakan vaksin moderna, sehingga dengan demikian bisa memberikan kekebalan yang maksimal terhadap variasi-variasi mutasi virus yang ada,” imbuhnya.

Budi menerangkan, setelah vaksin Moderna tiba di Indonesia maka selanjutnya program vaksinasi akan segera dimulai kepada tenaga Kesehatan di seluruh Indonesia.

“Vaksin moderna ini rencananya akan datang pada hari minggu ini, dan diharapkan minggu depan sudah bisa kita mulai,” ujarnya.

Sebelumnya, secara keseluruhan tenaga Kesehatan sebagai kelompok prioritas vaksinasi yang ada di Indonesia, sudah disuntik dengan dua dosis vaksin Sinovac buatan Tiongkok.

Akan tetapi, sejumlah laporan menyebutkan banyak tenaga Kesehatan di sejumlah daerah di Indonesia  terinfeksi dan meninggal dunia karena COVID-19.  

Misalnya, pemberitaan sebelumnya menyebutkan sebanyak 358 tenaga Kesehatan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terinfeksi COVID-19.

Sementara itu data yang dimiliki LaporCovid-19 menyebutkan sebanyak 1.207 tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19 selama pandemi hingga 9 Juli 2021. Rinciannya tenaga Kesehatan yang meninggal dunia adalah  458 adalah dokter, 373 perawat, 208 bidan, 46 dokter gigi, dan 32 ahli teknologi lab medik. Lainnya adalah  3 orang terapis gigi, 6 rekam radiologi, 3 petugas ambulans, 3 tenaga farmasi, 3 elektromedik, 5 sanitarian, 10 apoteker, 1 fisikawan medik, 2 epidemiolog, 1 entomolog kesehatan serta 53 tenaga kesehatan kategori lainnya. (asr)

Pesawat Militer Filipina Jatuh Menyebabkan 50 Orang Tewas dan 53 Terluka

0

NTD

Sebanyak pesawat angkut yang membawa 96 orang di Filipina jatuh di Pulau Jolo, Provinsi Sulu Selatan pada 4 Juli lalu. Kini sudah terkonfirmasi bahwa 47 orang telah tewas dan 3 warga sipil yang berada di lokasi turut  tewas. 

Selain itu 49 orang di pesawat dan 4 warga terluka. Kepala Staf Militer Filipina, Cirilito Sobejana mengatakan pada 5 Juli pihaknya dalam penyelidikan awal mengenai pesawat yang melampaui landasan pacu saat hendak mendarat

Pesawat militer yang jatuh adalah pesawat angkut C-130 yang diproduksi oleh Lockheed Martin. Saat mendarat, melampaui dari landasan dan menabrak  desa bernama Bangkal di kota Patikul di Pulau Jolo.

Provinsi Sulu adalah basis kelompok militan Abu Sayyaf, yang terkenal dengan bandit dan pembajakan. Sedangkan militer Filipina telah berulang kali mengirim pasukan untuk menghancurkannya

Saat itu, para perwira dan tentara yang berada di pesawat angkut itu akan dikirim ke Pulau Jolo untuk membersihkan kelompok Abu Sayyaf. Atas insiden yang terjadi, militer Filipina menyatakan tidak menemukan tanda-tanda serangan terhadap pesawat militer yang jatuh itu.

Dalam kecelakaan, setelah hampir sehari pencarian dan penyelamatan, unit terkait mengumumkan bahwa yang tewas adalah 47 penumpang pesawat dan 3 orang warga sipil di darat. Sebanyak 49 orang di dalam pesawat terluka, dan 4 orang warga terkena dampak.

Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengatakan bahwa ia telah memerintahkan penyelidikan atas kecelakaan itu. Sedangkan  penyelidikan akan dimulai setelah misi pencarian dan penyelamatan dan pemulihan selesai.

Menurut Angkatan Udara Filipina dan situs web yang melacak pesawat angkut C-130, pesawat  yang jatuh itu melakukan penerbangan pertamakalinya pada tahun 1988 dan bertugas di militer AS, hingga dijual kembali ke Filipina pada Januari tahun ini. Pesawat Angkatan Udara Filipina juga pernah jatuh ke laut tak lama setelah lepas landas dari Kota Davao di pulau selatan Mindanao pada tahun 2008. Sebanyak 11 orang tewas akibat kejadian itu. (hui)