Home Blog Page 785

Harga Pangan Global Melonjak ke Level Tertinggi dalam Satu Dekade Terakhir

oleh Gao Shan

Harga pangan global terus mengalami peningkatan, dan telah mencapai level tertinggi dalam satu dekade terakhir. Hal ini telah menambah kekhawatiran masyarakat tentang belanja makanan yang terus meningkat. Pasalnya, perekonomian berbagai negara masih berusaha untuk lepas dari krisis epidemi yang ditimbulkan oleh virus komunis Tiongkok (COVID-19).

Media Bloomberg mengutip laporan PBB Mei 2021, memberitakan bahwa Indeks Harga Pangan Dunia PBB telah naik selama 12 bulan berturut-turut. Ini adalah kenaikan terpanjang dalam 10 tahun terakhir. Kenaikan yang berkelanjutan telah mempercepat risiko inflasi yang lebih luas. Parah lagi, mempersulit upaya bank sentral setiap negara dalam memberikan lebih banyak langkah stimulus.

Kekeringan yang terjadi pada daerah penanaman utama di Brasil, sangat memengaruhi pertumbuhan tanaman seperti jagung dan kopi. Sedangkan pertumbuhan produksi minyak nabati di Asia Tenggara juga melambat. Ini akan meningkatkan biaya produksi para peternak dan selanjutnya dapat mengancam persediaan pangan global .

Peningkatan akan permintaan bahan makanan di Tiongkok yang sangat besar, telah mengurangi secara signifikan persediaan makanan global. Lonjakan harga pangan membangkitkan kenangan kita pada tahun 2008 dan 2011, ketika lonjakan harga pangan memicu kerusuhan pangan di lebih dari 30 negara.

Abdolreza Abbassian, seorang ekonom senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO mengatakan kepada Bloomberg melalui saluran telepon : “Kami tidak memiliki banyak ruang untuk menghadapi lonjakan permintaan yang tidak terduga dari negara mana pun”. “Salah satu dari faktor-faktor ini dapat mendorong harga lebih tinggi dari sekarang, dan pada saat itu, kita akan mulai khawatir terhadap hal ini”.

Karena negara-negara dari Kenya hingga Meksiko telah melaporkan kenaikan harga pangan, kenaikan harga komoditas pangan utama yang terus menerus, perlahan tetapi pasti terlihat dari rak-rak toko penjualnya. Rasa sakit ini terutama terlihat pada beberapa negara miskin yang bergantung pada bahan pangan impor. Karena dalam proses merespon epidemi, negara-negara tersebut memiliki keterbatasan daya beli dengan jaring pengaman sosialnya yang lemah.

Indeks Harga Pangan PBB berada pada titik tertinggi sejak September 2011. Kenaikan 4,8% bulan lalu adalah kenaikan terbesar dalam lebih dari satu dekade. Kelima komponen indeks telah mengalami kenaikan bulan ini, diantaranya kenaikan harga minyak nabati, biji-bijian, dan gula telah berperan mendorong kenaikan harga secara keseluruhan.

Masalah kelaparan dunia telah mencapai tingkat terburuknya selama bertahun-tahun, karena epidemi telah memperburuk ketidaksetaraan pangan, juga memperburuk cuaca ekstrem dan konflik politik.

Dalam 10 tahun lalu, ada faktor lain yang memperparah melonjaknya harga pangan. Misalnya, harga minyak saat itu sampai mendekati USD. 150 per barel — dua kali lipat dari harga saat ini — dan pengangkut makanan utama memberlakukan gelombang pembatasan perdagangan. Selama melonjaknya harga produk pertanian, harga dari beras yang merupakan salah satu tanaman pangan utama dunia, relatif rendah.

Abdolreza Abbassian mengatakan bahwa, kenaikan harga pangan pada tahun lalu didorong oleh pembelian bahan pangan oleh komunis Tiongkok dari negara asing dengan alasan “kebutuhan dalam jumlah besar yang tidak terprediksi”.

Cadangan pangan dunia diperkirakan masih relatif stabil pada triwulan berikutnya. Cuaca musim panas di belahan bumi utara, sangat penting untuk menentukan apakah panen di Amerika Serikat dan Eropa dapat menutupi kekurangan panen di wilayah lain.

Abbassian juga menambahkan : “Situasi yang kita hadapi saat ini berbeda dari tahun 2008-2010. Persediaan pangan saat itu memang sangat rendah dan banyak hal terjadi pada saat yang sama”. “Namun, sekarang, kita sedang berada di garis kritis tertentu. Ini adalah garis batas yang perlu dipantau secara ketat dalam beberapa minggu ke depan. Cuaca bisa jadi akan menjadi sebuah garis batas, atau akan benar-benar menyebabkan masalah besar”. (sin)

Jepang Menyumbang 1,24 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca kepada Taiwan

0

oleh Chen Han

Dengan dukungan dari partai-partai yang berkuasa dan oposisi, pemerintah Jepang pada 4 Juni telah memasok 1,24 juta dosis vaksin AstraZeneca (AZ) untuk membantu Taiwan memerangi epidemi.

Japan Airlines dengan nomor penerbangan JL 809 mendarat di Bandara Internasional Taoyuan, Taiwan pada 4 Juni pukul 14:00 waktu setempat dengan membawa 1,24 juta dosis vaksin AZ yang disumbangkan oleh Jepang kepada Taiwan. Seperti hujan yang turun di musim kemarau panjang, uluran tangan Jepang mendapatkan sambutan hangat dari rakyat Taiwan.

Epidemi pneumonia Wuhan telah mengamuk di dunia selama lebih dari setahun, dan Taiwan telah mencapai keberhasilan dalam pencegahan epidemi. Namun, sejak pertengahan Mei lalu, epidemi tersebut meluas, karena situasi epidemi di berbagai negara yang masih membara, pengiriman vaksin asing yang dipesan oleh pemerintah Taiwan tahun lalu belum sesuai harapan.

Dalam konferensi pers Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan bahwa Jepang memutuskan untuk memasok secara gratis vaksin kepada Taiwan yang di saat ini sangat membutuhkan vaksin untuk mencegah peningkatan jumlah infeksi di negara tersebut, di samping itu mengingat di masa lalu, selama gempa hebat di Timur Jepang pada 11 Maret, Taiwan memberikan banyak dukungan kepada Jepang. Ini menunjukkan hubungan persahabatan yang erat antara Jepang dengan Taiwan.

Untuk mencegah adanya gangguan dari komunis Tiongkok, Taiwan dan Jepang cukup berhati-hati dalam mempersiapkan dan mengoperasikan pengiriman.

Pada 24 Mei, Taiwan dan duta besar AS untuk Jepang dan para pemimpin politik Jepang membahas pengiriman vaksin AZ ke Taiwan. Mantan Perdana Menteri Shinzo Abe dan anggota pemerintah lainnya dari partai yang berkuasa juga membantu dalam proses tersebut.

Profesor Lee Yeau-Tarn, dosen National Development Research Institute, National Chengchi University, Taiwan mengatakan : “Pengiriman vaksin Jepang ke Taiwan kali ini merupakan wujud dari kerjasama yang erat antara Taiwan, Jepang, dan Amerika Serikat. Dengan dukungan timbal balik dan kerjasama yang erat, ternyata pengiriman vaksin dapat ditangani seperti ini. Dan itu juga sebagai peringatan buat komunis Tiongkok. Jika mereka berani menggunakan kekuatan senjata untuk menekan Taiwan, maka Taiwan, Jepang dan Amerika Serikat dapat bergandengan tangan untuk memberikan respon yang lebih cepat”.

Presiden Republik Tiongkok Tsai Ing-wen mengatakan bahwa kami berterima kasih atas bantuan tepat waktu dari mitra kami yang juga menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan demokrasi, membuat Taiwan yang demokratis lebih percaya diri dalam mempertahankan sistem demokrasi.

Kantor dari Asosiasi Pertukaran Jepang – Taiwan di Taipei dalam sebuah pesan yang diposting di Facebook menyatakan bahwa Taiwan telah mendukung Jepang selama gempa bumi dan tsunami yang terjadi 10 tahun silam, juga saat awal pecahnya epidemi setahun yang lalu. “Jepang berharap dapat membantu Taiwan, seperti yang dilakukan Taiwan kepada kami saat itu”.

Tang Jingyuan, komentator politik yang tinggal di AS mengatakan : “Nilai-nilai yang diungkapkan oleh pemerintah Jepang adalah nilai universal yang normal dari masyarakat manusia, yaitu, rasa terima kasih dan saling membantu. Tetapi kita tahu bahwa organisasi seperti komunis Tiongkok itu tidak pernah memiliki nilai seperti itu”.

Pemerintah komunis Tiongkok tidak mengizinkan Taiwan untuk berpartisipasi dalam Organisasi Kesehatan Dunia. Ketika epidemi di Taiwan mulai serius, mereka berusaha  mencegah pemerintah Taiwan membeli vaksin. Baru-baru ini bahkan mengeluarkan ancam terhadap pemerintah Jepang.

Profesor Lee Yeau-Tarn mengatakan : “Taiwan menyumbangkan dana selama gempa dan tsunami 11 Maret di Jepang, dan Jepang tahu berterima kasih. Tetapi komunis Tiongkok yang menerima banyak sumbang dari Taiwan selama gempa Sichuan terjadi, selain tidak tahu berterima kasih, juga sewaktu-waktu menyerang rakyat Taiwan, dan bermanis-manis di mulut tetapi menusuk dari belakang dalam menanggapi semua pidato dan kebijakan yang diambil pemerintah Taiwan. Kenyataan ini, tentu saja membuat rakyat Taiwan menjadi lebih sadar siapa teman dan siapa lawan”.。

Media sosial di Taiwan saat ini dipenuhi oleh ucapan terima kasih dari warga Taiwan kepada pemerintah dan rakyat Jepang atas sumbangan vaksin mereka. Bahkan ada pesan yang diposting netizen berbunyi : Kita tidak akan melupakan peristiwa pembantaian yang dilakukan komunis Tiongkok di Lapangan Tiananmen pada 4 Juni 1989. Lebih-lebih kita tidak dapat melupakan kebaikan Jepang yang mengirim vaksin ke Taiwan pada 4 Juni 2021.

Lee Yeau-Tarn mengatakan bahwa jika pemerintah komunis tiongkok tidak membantai rakyatnya saat itu, mungkin tidak akan muncul pandemi abad ini.

“Jika komunis Tiongkok tidak melakukan penindasan pada 4 Juni, rakyat Tiongkok memiliki kebebasan berbicara, dan tidak akan dilanda bencana wabah. Pemerintah komunis Tiongkok  menindas Li Wenliang dan para pelapor (Whistleblower) lainnya. Jika rakyat Tiongkok dan media menikmati kebebasan berbicara, dan lebih jauh lagi ada partai oposisi yang mengawasi pemerintah, jadi epidemi hari ini, apakah itu berasal dari alam atau bocornya virus laboratorium milik komunis Tiongkok, akan segera bisa diatasi dan tidak akan menyebabkan lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia terinfeksi, dan total lebih dari tiga juta orang akan meninggal dunia”, kata Lee Yeau-Tarn.

Komentar berpendapat bahwa dipilihnya 4 Juni untuk pengiriman vaksin ke Taiwan melepaskan sebuah pesan yang kuat.

Tang Jingyuan mengatakan : “Kini pemerintah Jepang tidak lagi peduli dengan apa yang disebut hari sensitif bagi komunis Tiongkok. Hal ini memiliki makna diplomatik yang sangat penting, yang sama dengan mengingatkan Beijing bahwa saya tidak peduli lagi dengan garis merah Anda”.

Netizen yang jeli menemukan bahwa selama penerbangan Japan Airlines JL 809, ada pesawat baling-baling kecil bertanda TORI209 di dekatnya. Itu adalah pesawat angkut MC-12W Korps Marinir yang berangkat dari pangkalan militer AS di Okinawa, Jepang, dan merupakan pesawat pengintaian intelijen. Ketika Japan Airlines yang membawa vaksin terbang melewati Laut Tiongkok Timur, pesawat pengintai ini menyalakan sinyal versi sipil, dan sepertinya Washington sengaja mengirim sinyal “Amerika Serikat sedang memantau” kepada Beijing serta kalangan luar lain yang berkepentingan. (sin)

AS Rilis Berbagi Vaksin Global, Imbangi Diplomasi Vaksin Komunis Tiongkok

NTDTV.com

 Amerika Serikat akan memberikan 80 juta dosis vaksin virus Tiongkok ke dunia secara gratis pada akhir Juni.

Presiden  Amerika Serikat Joe Biden mengeluarkan pernyataan pada Kamis 3 Juni lalu, mengumumkan rencana distribusi untuk batch pertama 25 juta dosis vaksin virus Tiongkok.。

Diantaranya, hampir 19 juta dosis vaksin akan didistribusikan melalui program COVAX yang diluncurkan bersama oleh organisasi internasional seperti WHO. Negara-negara Amerika Latin dan Karibia bisa mendapatkan sekitar 6 juta dosis, negara-negara Asia Selatan dan Tenggara bisa mendapatkan sekitar 7 juta dosis, dan Afrika sekitar 5 juta dosis . 

Selain itu, ada lebih dari 6 juta dosis vaksin yang akan langsung diberikan kepada negara tetangga atau sekutu  Amerika Serikat seperti Kanada, Meksiko, India, dan Korea Selatan.

Biden juga menekankan bahwa pembagian gratis vaksin-vaksin ini di Amerika Serikat hanya untuk menyelamatkan nyawa, bukan untuk mengambil manfaat darinya.

Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional  Amerika Serikat, Sullivan menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak membuat permintaan apa pun ke negara manapun tempat  Amerika Serikat menyediakan vaksin, juga tidak memaksa pihak lain untuk membuat konsesi. 

“Kami tidak memeras, dan kami tidak memaksakan kondisi seperti negara lain. negara yang menyediakan vaksin,” kata Sullivan.

Lebih dari 63% orang dewasa di Amerika Serikat telah divaksinasi dengan setidaknya satu dosis vaksin virus Komunis Tiongkok. Oleh karena itu, permintaan vaksin di negara tersebut telah turun tajam, dan ada banyak ruang untuk menyediakan vaksin ke lebih banyak negara. 

Saat ini, puluhan negara telah meminta Amerika Serikat untuk menyediakan vaksin, tetapi hanya Kanada dan Meksiko yang menerima 4,5 juta dosis vaksin dari Amerika Serikat. (hui)

Perkembangan Peta Zonasi Risiko Masih Harus Diwaspadai

ETIndonesia- Perkembangan peta zonasi risiko per 30 Mei 2021, masih harus diwaspadai. Perkembangan terkini, daerah zona merah (risiko tinggi) naik dari 10 menjadi 13, Zona oranye (risiko sedang) naik dari 302 menjadi 322 dan zona kuning (risiko rendah) menurun dari 194 menjadi 171 kabupaten/kota. Pada zona hijau tidak terdampak masih 7 kabupaten/kota dan tidak ada kasus baru tetap 1 kabupaten/kota. 

“Ini adalah perkembangan yang tidak diharapkan. Karena semakin banyak kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki risiko penularan tingkat sedang dan tinggi,” Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jumat (4/6/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Yang perlu menjadi perhatian, penambahan daerah masuk zona merah merupakan kontribusi dari 9 kabupaten/kota yang berpindah. Dan daerah-daerah ini didominasi dari Pulau Sumatera. Perpindahan ke zona merah, menandakan penanganan di wilayah tersebut butuh segera diperbaiki. Rinciannya Bengkulu Utara, Kota Solok, Pasaman Barat, Solok, Kota Prabumulih, Dairi, Kota Batam, Melawi dan Kudus. 

Untuk itu, kesiagaan pemerintah daerah hingga ke tingkat kabupaten/kota sangat dibutuhkan. Karena saat ini Indonesia berada dalam potensi lonjakan akibat dampak dari libur Idul Fitri. Dan kesiagaan ini ditujukan agar daerah tetap dapat menangani potensi kenaikan kasus COVID-19 dengan baik. 

Belajar dari apa yang dialami Kudus, bahwa selama 3 minggu sebelumnya berada di zona oranye. Dan karena tidak ditangani dengan baik, daerahnya berpindah ke zona merah. Dan hal serupa dapat terjadi pada 322 kabupaten/kota yang berada di zona oranye saat ini. 

Pemerintah provinsi yang daerahnya masuk zona merah harus meningkatkan testing pada warganya yang baru pulang dari bepergian. Testing juga dapat dilakukan kepada yang baru pulang bepergian, atau baru dikunjungi keluarga dari luar wilayah tempat tinggalnya pada periode libur Idul Fitri lalu.

Pemerintah daerah juga harus memastikan fasilitas pelayanan kesehatan memadai dan siap menangani pasien COVID-19 dengan gejala sedang hingga berat. Dan upaya antisipasi ini harus dilakukan mengingat tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit cenderung meningkat pada beberapa daerah. 

“Ingat, zonasi risiko ini bukan sekedar zonasi yang bisa diabaikan dan dianggap enteng. Kepala daerah harus memantau perkembangan kabupaten/kota di daerahnya masing-masing,” tegas Wiku.

Lonjakan Kasus COVID-19 di Kudus Naik 30 Kali Lipat Hingga 189 Tenaga Kesehatan Terpapar, Pembatasan Mobilisasi Dilakukan Secara Maksimal

ETIndonesia- Satgas Penanganan COVID-19 telah meninjau langsung kondisi Kabupaten Kudus yang belakangan mengalami kenaikan signifikan pada kasus positif. Kenaikannya lebih dari 30 kali lipat, yaitu dari 26 kasus menjadi 929 kasus. Kenaikan ini menambahkan jumlah kasus aktif menjadi 1.280 (21,41%) dari total kasus COVID-19. Kasus aktif Kudus angkanya jauh lebih besar dari angka kasus aktif nasional sebesar 5,47%.

Perkembangan terkini di Kudus, juga cukup memprihatinkan. Dimana kondisinya diperparah dengan tenaga kesehatan yang menderita COVID-19 yakni sebanyak 189 orang. Lalu, tingkat keterisian tempat tidur juga meningkat tajam. Dari data per 1 Juni 2021, kondisinya lebih dari 90% tempat tidur yang ada sudah terisi. 

“Satgas meminta agar pemerintah daerah dan satgas daerah di Kudus melakukan pembatasan mobilisasi secara maksimal. Agar penularan tidak meluas, dengan senantiasa memantau kondisi masing-masing daerah,” Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito memberi keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jumat (4/6/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden. 

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ganip Warsito telah turun langsung baru-baru ini, dan mendapati sejumlah temuan. Bahwa, penyebabnya berkaitan erat dengan tradisi lebaran Idul Fitri yakni wisata religi ziarah dan tradisi kupatan 7 hari paska lebaran oleh masyarakat setempat. Tradisi yang menimbulkan kerumunan menjadi pemicu terjadinya penularan. 

Ditambah rumah sakit yang belum menerapkan secara tegas dan disiplin pada pembagian zonasi merah, kuning dan hijau. Lalu triase pasien COVID-19 dan non COVID-19 serta keluarga pasien. Sebagai contoh, di rumah sakit di Kudus, masih ditemukan keluarga pasien yang mendampingi langsung di ruang perawatan. Dan keluarga pasien masih didapati keluar masuk rumah sakit tanpa dilakukan proses skrining. 

Didasari temuan-temuan tersebut, Ketua Satgas COVID-19 telah menginstruksikan Pemerintah Daerah Kudus segera mengkonversi tempat tidur yang ada menjadi tempat tidur pelayanan COVID-19. Bagi pasien gejala sedang dan berat yang akan menjadi prioritas perawatan di rumah sakit. 

Sementara bagi pasien dengan gejala ringan dihimbau isolasi mandiri di kediaman masing-masing apabila memungkinkan. Atau bisa dirujuk ke ibukota Provinsi Jawa Tengah, Semarang. Selain itu, TNI juga menerjunkan 450 personil untuk memantau pelaksanaan 4 fungsi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro tingkat desa/kelurahan di Kudus. 

Apa yang terjadi di Kudus ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi daerah-daerah lainnya. Satgas Daerah dapat mengantisipasi tradisi dan budaya di wilayahnya masing-masing. Sehingga dapat segera menentukan penanganan dan kebijakan terbaik, agar kasus tidak meningkat tajam seperti terjadi di Kudus.

Satgas pun menghimbau Pemda setempat secara berkala mensosialisasikan data terkini perkembangan penanganan. Agar menumbuhkan kesadaran dan sikap kehati-hatian bagi masyarakat. Pemda juga sebaiknya segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat apabila terjadi kendala dalam penanganan medis. Mengingat tingkat keterisian tempat tidur yang meningkat tajam. 

Bagi para gubernur untuk senantiasa memantau kondisi perkembangan pandemi di kabupaten/kota yang ada di wilayahnya. Dan upaya ini akan lebih cepat mengantisipasi dengan penanganan yang baik. “Karena manajemen penanganan yang baik akan meningkatkan angka kesembuhan, dan menurunkan angka kematian,” pungkas Wiku. (asr)

Ledakan Kasus COVID-19 di Kudus, Pengurutan Genome Turut Dilakukan untuk Mengetahui Varian Apa yang Menular

ETIndonesia- Provinsi Jawa Tengah tengah menjadi sorotan saat ini. Berdasarkan catatan Satgas Penanganan COVID-19, provinsi mencatatkan kenaikan secara stagnan mulai minggu kedua bulan Mei 2021 dan tertinggi secara nasional. Dimana jumlahnya mengalami kenaikan 51% dibandingkan minggu sebelumnya.

Melihat peta zonasi risiko, Jawa Tengah memiliki 1 kabupaten/kota dalam zona merah yakni Kudus. Dan ada 10 kabupaten/kota masuk zona oranye, 2 kabupaten/kota masuk zona kuning. 

“Dan saat ini, pemerintah pusat siap memberikan dukungan berupa dana siap pakai kepada pemerintah kabupaten Kudus, berikut bantuan lain seperti tenda isolasi, masker kain, dan hand sanitizer,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jumat (4/6/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Untuk lonjakan di Kudus, disebabkan kegiatan ziarah keagamaan dan tradisi kupatan paska Idul Fitri. Saat ini pencegahan penularan dan penanganan kasus yang sudah ada. Metode Whole Genom Sequencing (WGS) sedang dilakukan di Kudus untuk mengetahui varian apa yang tersebar di daerah tersebut. Dan hasilnya akan diumumkan kemudian.
 
Disamping itu, dalam upaya penanganan di berbagai daerah, pemerintah telah menyajikan perkembangan tingkat nasional secara rutin melalui publikasi data beserta analisisnya. Data ini bersumber dari pemerintah daerah dan terakumulasikan dibawah sistem data kesehatan yang dinaungi oleh Kementerian Kesehatan.  

Keaktualan data yang tercatat ini dan akurasi di lapangan sangat bergantung pada sistem pelaporan dan transparansi sistem pencatatan. Karena itu Satgas di seluruh daerah didorong untuk berlomba-lomba memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan masing-masing yang dilakukan secara paralel, dengan upaya pemerintah pusat menjamin sistem data pusat-daerah yang interoperable. 

“Dan yang perlu digarisbawahi, bahwa kondisi pandemi COVID-19 yang cukup terkendali saat ini dapat tercerminkan dari data. Dan hasil ini merupakan efektifitas dari penerapan PPKM Mikro,” tambahnya. 

Masyarakat diminta turut andil mencegah penularan dengan menunda berkegiatan bagi yang memiliki gejala. Pastikan kondisi kesehatan prima sebelum melakukan kegiatan di luar rumah. Bagi yang bergejala, segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mengantisipasi jika tertular.

“Sehingga kasus di tingkat mikro dapat lebih cepat terdeteksi dan lebih cepat memperoleh penanganan,” pungkas Wiku.  (asr)

Penyebaran Varian India Meningkat Hingga Singapura Setop Kunjungan Jangka Pendek dari Guangdong

0

Chen Ting, Xu Jian, Da Fu Ruo, Li Yan

Penyebaran virus varian India meningkat 30% hingga 100%.Kemudian  Singapura memperketat pengendalian perbatasan yang masuk dari Guandong, Tiongkok. 

Menurut statistik dari Universitas Johns Hopkins, pada Jumat (4/6/2021) pukul 05:00 pagi, jumlah total kasus virus Komunis Tiongkok (COVID-19) di seluruh dunia melebihi 172 juta  kasus, dan jumlah kematian melebihi 3,7 juta jiwa.

Kasus dan kematian baru yang dikonfirmasi dalam sehari pada 3 Juni adalah : (Sebagian data berasal dari worldometer)

18.991 kasus yang dikonfirmasi di Amerika Serikat dan 601 kematian;

5.181 kasus dikonfirmasi di Inggris dan 18 orang meninggal;

3.688 kasus dikonfirmasi di Jerman dan 86 orang meninggal;

15.684 kasus yang dikonfirmasi di Prancis dan 149 kematian;

India memiliki 132.364 kasus yang dikonfirmasi dan 2.713 kematian;

83.391 kasus yang dikonfirmasi dan 1.682 kematian di Brasil;

8.807 kasus yang dikonfirmasi di Rusia dan 387 kematian;

2.848 kasus yang dikonfirmasi di Jepang dan 111 kematian;

Korea Selatan memiliki 695 kasus yang dikonfirmasi dan 1 kematian;

Di Taiwan, 341 kasus dikonfirmasi dan 21 orang meninggal.

Berikut ini update tentang epidemi virus Komunis Tiongkok:

Pakar Inggris: Tingkat penyebaran varian India meningkat 30% hingga 100%

Pakar penyakit menular terkemuka Inggris, Neil Ferguson, mengatakan jika dibandingkan dengan varian Alpha Inggris (Kent), varian Delta India memiliki daya penularan 30% hingga 100% lebih tinggi.

Melansir dari BBC, Ferguson berkata : “Kami pasti akan mendapatkan lebih banyak data. Sayangnya, berita tentang varian Delta tidak seoptimis yang saya harapkan. Perkiraan yang paling mungkin saat ini adalah  tingkat penyebaran varian ini mungkin 60% lebih tinggi daripada varian Alpha.”

Meskipun masih ada beberapa ketidakpastian, tergantung pada estimasi dan analisis data.  Secara umum diperkirakan bahwa daya transmisi varian Delta akan lebih tinggi sekitar 30% hingga 100%.

Dr. Mike Tildesley, anggota panel penasihat ilmiah pemerintah Inggris, mengatakan proposal untuk membuka kembali Inggris pada 21 Juni akan menjadi “keputusan yang sangat sulit”.

Penelitian Jepang: dua dosis vaksin Pfizer, wanita muda memiliki lebih banyak antibodi

Rumah sakit afiliasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Chiba di Jepang, menggelar survei terhadap 1.774 karyawan yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer. Hasilnya menemukan bahwa semakin muda wanita tersebut, semakin banyak antibodi yang mereka miliki.

Penyelidikan menemukan bahwa antara dua minggu hingga sebulan setelah menerima dua dosis vaksin Pfizer, hampir semuanya mengalami peningkatan antibodi. Walhasil menunjukkan tentang efektifnya vaksin tersebut.

Analisis lebih lanjut menemukan bahwa wanita dan anak muda, menghasilkan lebih banyak antibodi dalam tubuh mereka.Wanita muda di usia dua puluhan, memiliki sekitar dua kali jumlah antibodi pada pria di usia enam puluhan.

Selain itu, dibandingkan dengan orang yang minum alkohol dua atau tiga kali seminggu atau yang tidak minum alkohol sama sekali, jumlah antibodi pada bagi peminum setiap hari sedikit lebih rendah, menunjukkan bahwa minum alkohol juga dapat memengaruhi jumlah antibodi.

Penelitian menunjukkan bahwa meskipun faktor-faktor seperti jenis kelamin dan usia dapat menyebabkan sedikit perbedaan dalam jumlah antibodi di tubuh manusia, secara keseluruhan, hampir 100% dari subjek akan membentuk antibodi yang cukup.

Korea Selatan: Target vaksinasi untuk paruh pertama tahun ini dapat diselesaikan lebih cepat dari jadwal

Jeong Eun-kyung, direktur Badan Manajemen Penyakit Korea Selatan, mengatakan target vaksinasi untuk semester pertama tahun ini diharapkan bisa rampung lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan. Saat ini, 81% warga Korea Selatan berusia 60 hingga 74 tahun, telah mendaftar untuk vaksinasi.

Pada 3 Mei, pihak berwenang menaikkan target jumlah vaksinasi pada paruh pertama tahun ini dari 12 juta menjadi 13 juta, yang setara dengan 25% dari total populasi.

Jeong Eun-kyung mengatakan bahwa, mengingat vaksinasi dan janji saat ini, bersama dengan bantuan AS berupa 1 juta dosis vaksin Johnson & Johnson, diharapkan 25% orang akan menerima dosis pertama vaksin pada paruh pertama tahun ini. Sehingga kehidupan sehari-hari mereka akan kembali normal terlebih dahulu.

Saat ini, 13,8% penduduk di Korea Selatan telah menyelesaikan penyuntikan dosis pertama vaksin.

Epidemi meningkat di Guangdong, Singapura memperketat pengendalian perbatasan 

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pada Jumat 4 Juni, bahwa karena peningkatan  kasus yang dikonfirmasi di Guangdong, tindakan pengendalian perbatasan akan diperketat. Tujuannya, untuk melarang masuknya pelancong jangka pendek yang pernah selama 21 hari terakhir ke Guangdong, Tiongkok dan pemegang Air Travel Pass (ATP) . 

Gelombang baru epidemi baru-baru ini muncul di Kota Guangzhou, Provinsi Guangdong, Tiongkok. Dari 21 Mei hingga 3 Juni, ada hampir 80 kasus lokal. Singapura  akan memperketat kontrol perbatasan pada penumpang dari Guangdong.

Singapura menyatakan bahwa mulai pukul 23.59 pada 5 Juni 2021, penumpang jangka pendek yang berpergian ke Provinsi Guangdong dalam 21 hari terakhir dan memegang Air Travel Pass (ATP)  tidak akan diizinkan masuk ke Singapura.

Warga negara Singapura, penduduk tetap, dan pemegang izin jangka panjang yang telah melakukan perjalanan ke Guangdong dalam 21 hari terakhir harus menjalani tes PCR setibanya di Singapura. Selanjutnya dikarantina di tempat tinggal mereka selama 7 hari. Mereka harus menjalani tes PCR lagi sebelum masa karantina habis.

Dipengaruhi oleh epidemi, pengangguran meningkat, lebih banyak orang meninggalkan Bay Area, San Fransisco, California

Menurut data resmi terbaru dari Biro Sensus AS, populasi keseluruhan Bay Area di San Fransisco, California, pada tahun 2020 menurun dibandingkan dengan 2019. Analisis menunjukkan, bahwa COVID-19  menyebabkan peningkatan pengangguran dan menyebabkan eksodus penduduk. 

Menurut statistik, di antara 17 kota di Bay Area dengan populasi lebih dari 100.000 jiwa, 12 kota telah kehilangan penduduk mereka, 4 kota meningkat penuduknya, dan 1 kota tak mengalami perubahan.

Selama Maret dan April 2020, banyak perusahaan tutup karena epidemi. Akibatnya, Bay Area kehilangan 638.600 pekerjaan. Dari Mei 2020 hingga Maret 2021, hanya 238.400 (sekitar 37%) pekerjaan yang dipulihkan.

Beberapa ahli percaya bahwa negara bagian seperti Texas dan Florida, dapat menarik penduduk dari California dan Bay Area untuk pindah. Pasalnya,  negara bagian ini dapat menyediakan lingkungan kerja yang lebih baik, lingkungan bisnis, dan biaya hidup yang lebih rendah.

Pompeo: penentangan internal yang sengit terhadap penyelidikan virus Wuhan

Mantan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengonfirmasi kepada “Epoch Times” berbahasa Inggris pada Kamis (3/6/2021), bahwa ketika ia mencoba untuk mengetahui bagaimana virus Komunis Tiongkok menyebar dari Tiongkok ke Amerika Serikat, ia dihadapkan dengan oposisi sengit di internal pemerintahan AS. 

Pompeo mengeluarkan pernyataan Menteri Luar Negeri pada 15 Januari, yang mencakup pengungkapan penting bahwa para peneliti di Institut Virologi Wuhan memiliki gejala virus muncul beberapa bulan sebelumnya. Itu terjadi sebelum virus menyebar ke seluruh Tiongkok dan negara lain, termasuk Amerika Serikat. 

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa, Institut Virologi Wuhan sedang melakukan eksperimen peningkatan fungsi dan menanyakan apakah dana pembayar pajak AS, dapat disalahgunakan untuk proyek militer rahasia Institut Virologi Wuhan di Tiongkok.

Pompeo mengkonfirmasi kepada The Epoch Times pada (3/6), kondisi saat itu sangat melelahkan untuk mengeluarkan pernyataan itu. 

Pompeo berkata : “Saya mulai menyadari pada akhir 2020 bahwa kepercayaan kami pada titik data yang dirilis pada pertengahan Januari telah berlipat ganda. Waktu terus berlalu, dan saya mencoba untuk berjuang di dalam Departemen Luar Negeri dan bahkan dalam skala yang lebih luas. “

Dia memperkenalkan bahwa kendala utama pada saat itu adalah, bahwa bukti penting ada di tangan badan intelijen, dan badan-badan ini menentang dibuka ke publik.

Mantan Menteri Luar Negeri berkata bahwa, menurutnya penting untuk mempublikasikan informasi ini. Bahkan hari ini, dia masih percaya bahwa rakyat Amerika harus mengetahui semua kebenaran. Jika virus itu benar-benar bocor dari Institut Virologi Wuhan, pemerintah Komunis Tiongkok harus Bertanggung jawab. (hui)

Tak Ada Obat untuk Virus Varian, Dua Rumah Sakit Besar di Guangzhou Segera Ditutup

0

Luo Tingting

Epidemi virus Komunis Tiongkok atau Covid 19 di Guangzhou, Tiongkok  menyebar dengan cepat. Pada (4/6), seorang perawat pria didiagnosis. Dua rumah sakit kelas tiga di Guangzhou segera mengumumkan penangguhan sehari. Beberapa direktur rumah sakit kembali menegaskan bahwa virus varian India yang beredar di Guangzhou lebih menular dan lebih cepat. 

Sebelumnya, beberapa ahli luar negeri menunjukkan bahwa semua obat saat ini tidak efektif melawan virus varian India, menimbulkan tantangan besar bagi pencegahan dan pengendalian epidemi.

Pada (4/6), departemen rawat jalan di Rumah Sakit Umum Dade Road, Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok Provinsi Guangdong, Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Guangzhou akan ditangguhkan selama satu hari.

Fasilitas yang ditangguhkan itu termasuk klinik rawat jalan umum, klinik demam, klinik darurat, dan klinik rawat jalan di Jalan Yanjiang Kampus, Gedung Komprehensif Kampus Yanjiang, dan pemeriksaan teknis Medis Rumah Sakit Haiyin, perawatan rawat jalan, pemeriksaan kesehatan, dan lain-lain

Jarak garis lurus antara kedua rumah sakit tersebut kurang dari 1 km. Menurut situs web Caixin Tiongkok daratan, penangguhan layanan rawat jalan di dua rumah sakit terkait dengan diagnosis seorang perawat pria di Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Tiongkok Provinsi Guangdong pada (4/6).

Laporan tersebut mengutip seseorang yang mengetahui masalah tersebut yang mengatakan, “Saat ini tidak mungkin untuk memastikan di mana dia terinfeksi, dan tidak mungkin untuk menentukan infeksi di rumah sakit untuk saat ini.”

Selain itu, pada (3/6), Klinik Rawat Jalan Fangcun dan Klinik Rawat Jalan Liwan dari Rumah Sakit Otak yang Berafiliasi dengan Universitas Kedokteran Guangzhou telah ditutup sepenuhnya, dan waktu pemulihan akan diberitahukan secara terpisah.

Sebelumnya pada (31/5), Rumah Sakit Kota Kedelapan yang Berafiliasi dengan Universitas Kedokteran Guangzhou menangguhkan semua layanan rawat jalan dan darurat (termasuk vaksinasi dan pengujian asam nukleat) di Distrik Jiahe, dan waktu dimulainya kembali akan diberitahukan secara terpisah.

Pada (3/6), Lei Chunliang, Kepala Rumah Sakit Kedelapan Universitas Kedokteran Guangzhou, menegaskan kepada media bahwa dibandingkan dengan epidemi sebelumnya di Guangzhou, virus varian India yang beredar saat ini lebih ganas dan menyebar lebih cepat.

Virus varian India telah menyebar ke setidaknya 50 negara di seluruh dunia. Direktur Kesehatan Malaysia Noor azmi mengatakan pada konferensi pers pada 11 Mei bahwa virus varian India menyebar sangat cepat. Semua obat saat ini tidak efektif melawan virus varian, dan jika dikonfirmasi pasien hanya dapat melawan virus di rumah sakit, yang merupakan tantangan besar untuk pencegahan epidemi.

Noor Azmi mengatakan, virus varian India cenderung menular ke orang muda, sayangnya banyak pasien meninggal karena tidak bisa mendapatkan perawatan tepat waktu.

Dia juga menunjukkan pada konferensi pers pada 18 Mei bahwa sebagian besar pasien yang terinfeksi virus varian India tidak menunjukkan gejala seperti batuk atau demam, tetapi akan memiliki gejala nyeri sendi, kelelahan dan kehilangan nafsu makan. Sebenarnya telah menyebar ke paru-paru.

Sejak merebaknya virus varian India di Guangzhou pada (21/5), Guangzhou telah berada dalam keadaan kota semi-tertutup. Lebih dari 180.000 orang telah “ditutup”, penghuni komunitas tertutup “tidak keluar rumah”, dan area kunci di sekitarnya terdaftar sebagai ditutup Personel di area manajemen “hanya masuk tetapi tidak boleh keluar.” 

Video yang diunggah di Internet menunjukkan bahwa komunitas Guangzhou telah ditutup dan dikarantina, dan warga mengantre untuk membeli makanan dengan panik. Warga juga tertutup di komplek dan tidak dapat keluar untuk membeli persediaan. Mereka mengeluh, “begitu mengatakan isolasi langsung diisolasi, sama sekali tidak memiliki persiapan apapun. Ini mengerikan.”

Karena virus mutan terlalu menular, Guangzhou telah mengirimkan kendaraan tak berawak untuk mengirimkan pasokan hidup ke area karantina Liwan. Perusahaan mobil self-driving Guangzhou Baidu, JD.com, Wenyuan, Xiaoma, dan Yihang semuanya berencana untuk mengirim kendaraan tak berawak. 

Saat ini, tiga kendaraan Wenyuan Zhixing telah melaju ke area isolasi, sebuah minibus siaga di Jembatan Hedong, dan kendaraan tak berawak seperti Baidu Xiaoma juga akan tiba satu demi satu.

Hingga pukul 24:00 (3/6), Guangzhou telah melaporkan total 840 kasus terkonfirmasi impor, 441 kasus terkonfirmasi domestik termasuk kasus terkait impor luar negeri, dan 1 kematian. Namun, beberapa warga di Guangzhou mempertanyakan bahwa pihak berwenang menyembunyikan epidemi, dan data yang dipublikasikan tampaknya telah menyusut secara serius. (hui)

Biden Memperbanyak Larangan Trump dengan Menjadikan 59 Perusahaan Tiongkok Masuk Daftar Hitam

oleh Qiao An

Perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Presiden AS, Joe Biden pada Kamis (3/6/2021) merupakan amandemen dan perluasan perintah administrasi Trump No. 13959 yang dikeluarkan pada November tahun lalu. 

Biden membuat panjang perusahaan Tiongkok yang dimasukkan ke daftar larangan dari sebelumnya, adalah perusahaan yang berhubungan dengan pertahanan dan teknologi hingga perusahaan Tiongkok yang mengembangkan teknologi pengawasan. 

Dalam perintah eksekutif itu, disebutkan bahwa teknologi pengawasan telah dimanfaatkan oleh pemerintah komunis Tiongkok untuk menekan orang dan secara serius melanggar hak asasi manusia.

Perintah eksekutif baru mempertahankan sebagian besar entitas Tiongkok dalam daftar hitam aslinya, termasuk Huawei, China Telecom, dan China Unicom. Namun, dalam hal jumlah, telah mengalami penambahan dari yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump sebelumnya yang 44 menjadi 59 perusahaan sekarang. Warga maupun perusahaan Amerika Serikat tidak diperkenankan untuk berinvestasi di perusahaan dalam daftar hitam tersebut.

Selain itu, pemerintahan Biden juga telah menetapkan bahwa semua daftar hitam perusahaan Tiongkok di masa depan akan dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, bukan lagi oleh Kementerian Pertahanan, sehingga larangan tersebut lebih memiliki dasar hukum dan dapat diimplementasikan dalam waktu yang lama.

Dikabarkan bahwa pemerintahan Biden masih akan terus memperbarui daftar entitas Tiongkok. Karena itu diperkirakan akan ada lebih banyak lagi perusahaan Tiongkok yang dimasukkan ke dalam daftar hitam. (sin)

Heboh Anggaran Rp 1,7 Kuadriliun Prabowo untuk Proyek Alutsista, Ekonom Senior Kritik Keras

ETIndonesia- Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J. Rachbini menyoroti anggaran proyek alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari Kementerian Pertahanan sebesar 124.995.000.000 dolar AS atau Rp1.788.228.482.251.470 (1,7 kuadriliun).

Anggaran besar tersebut dinilai sudah berada di luar kepantasan apalagi kini sedang dilanda Pandemi yang menghantam segala macam lini perekonomian yang berdampak pada kesejahteraan rakyat.

“Momentumnya salah karena sedang krisis Covid-19, tidak layak karena APBN sekarat dan syarat utang dan tidak masuk di akal sehat,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima wartawan pada Rabu (3/6/2021).

Rektor Universitas Paramadina itu mengungkapkan tentang melonjaknya tingkat kemiskinan akibat Covid-19 dikarenakan sistem produksi runtuh. Akibatnya, pengangguran terbuka meningkat dari lima persen menjadi sekitar delapan persen.

Ia mengungkapkan tentang warga yang bekerja penuh juga mengalami penurunan. Porsentasenya dari 71 persen, kini menjadi 64 persen.  Sehingga sisanya menjadi penganggur terbuka dan terselubung.  

Menurut Didik,  keadaan seperti ini tidak pantas anggaran yang besar tersebut diajukan dalam jumlah yang sangat besar. Pasalnya, menguras anggaran sosial, pendidikan, kesehatan, daerah dan sebagainya.

Namun demikian, ketika tetap disetujui oleh anggota DPR meskipun  sudah terlihat secara kongkrit atas kondisi perekonomian saat ini, maka mereka dikhawatirkan tidak tahu diri.

“Jika anggaran ini disetujui Komisi I, maka wakil rakyat pun tidak tahu diri dan kurang mengukur kepantasan dengan kondisi prihatin pada saat ini,” ujar Didik. (Gatra/asr)

32 PNS Pemprov Jawa Barat Positif COVID-19, Gedung Sate di Bandung di-Lockdown

ETIndonesia- Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi menutup penggunaan Kantor Gubernur Jawa Barat yang dikenal Gedung Sate di Bandung, mulai Kamis (3/6/2021) setelah 32 PNS pemprov Jawa Barat positif terinfeksi COVID-19.

Hal demikian disampaikan secara langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam keterangannya kepada wartawan.

“Terdapat satu klaster yang kami nilai membuat situasi di tempat kerja atau Gedung Sate ini harus dilakukan penutupan sementara. Karena terdapat 32 PNS di Pemprov Jabar yang terpapar Covid,” ujarnya.

Pria yang kerap disapa Kang Emil itu mengatakan, pihaknya secara langsung melakukan tracing kepada seluruh yang terpapar termasuk keluarganya. Sehingga kemudian, kata Emil, didapati fakta bahwa kejadiannya adalah pasca Lebaran ketika ada satu rombongan ke Jakarta melakukan pertemuan di Kementerian, kemudian dari situ menjadi sumber keterpaparan.

Ia berharap  selanjutnya agar terus memperhatikan protokol kesehatan. Jika pergi ke manapun, kata dia, bermobil satu maka dua orang atau lebih tetap gunakan masker, tetap jaga jarak. Kurangi perbincangan yang tidak perlu.  

“Sehingga kita tetap bisa produktif berkedinasan tanpa terpapar Covid,” tambahnya. (asr)

Utang Garuda Indonesia Membengkak Rp 70 Triliun, Anggota DPR Minta Diaudit Forensik

ETIndonesia- PT Garuda Indonesia mencatatkan utang perusahaan sebesar US$4,5 miliar atau setara Rp70 triliun. Oleh karena itu, sebagai langkah menghadapi ancaman kebangkrutan yang dihadapi harus dilakukan audit forensik terhadap keuangannya.

“Penyelamatan Garuda Indonesia, saya memandang lebih kepada strategi hukum. Dimulai dengan audit forensik laporan keuangan Garuda Indonesia. Dengan melibatkan BPK, KPK, Kejaksaan Agung lembaga berwenang lainnya,” ujar Ketua Komisi VI DPR Faisol Riza dalam siaran persnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/6/2021).

Politikus PKB itu memeinta agar dilakukan inventarisasi internal secara mendalam, sehingga bisa diketahui apa yang sebenarnya terjadi di tubuh perusahaan penerbangan plat kuning tersebut.

“Untuk melakukan inventarisasi masalah pun nantinya menjadi lebih mudah dilakukan, sebaliknya jika ada korupsi di dalam Garuda kita akan mengetahuinya secara jelas dan terang benderang,” ujarnya.

Ia mengatakan, parlemen pada dasarnya mendukung sepenuhnya atas upaya yang dilakukan pemerintah sebagai langkah penyelamatan.

“kita Komisi VI DPR, mendukung penuh upaya penyelamatan maskapai Garuda Indonesia, selama upaya itu benar dan sesuai dengan undang-undang serta ketentuan hukum yang berlaku,” tambahnya. (asr)

Anak Buah Anies Terkonfirmasi COVID-19, Gedung Blok G Lantai 4 Balaikota DKI di-Lockdown

ETIndonesia- Sebagai langkah menekan risiko penularan virus COVID-19 di lingkungan Gedung Blok G lantai 4, Balai Kota DKI Jakarta dilakukan penutupan sementara (lock down) secara sebagian (parsial).

Penutupan dilakukan setelah Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, Sri Haryati, terkonfirmasi positif COVID-19 pada Senin (31/5) lalu.

Kepala Biro Umum Setda Provinsi DKI Jakarta, Budi Awaludin menyampaikan lock down dilakukan selama 3 hari sejak Senin (31/5).

“Penutupan kami lakukan di tempat yang ditemukan kasus, yaitu di sisi Selatan Gedung Blok G lantai 4 Balaikota. Sedangkan untuk lantai-lantai lain yang steril, masih dibuka dengan diberlakukan protokol kesehatan. Untuk area yang ditutup, kegiatan pemerintahan tetap dilakukan secara virtual dengan diterapkannya kebijakan Work From Home (WFH),” terang Budi pada Rabu (2/6).

Selain itu, disinfeksi juga telah dilakukan di seluruh ruangan sebagai upaya pencegahan penularan virus.

Seluruh ASN dan petugas lainnya di lantai tersebut juga telah dilakukan Swab PCR. Budi juga berharap seluruh aktivitas dan tugas dapat tetap berjalan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. (asr)