Pakar makanan lezat pada Dinasti Qing, Yuan Mei dalam buku “Sui Yuan Shi Dan”, pernah merekam cara-cara membuat pindang telur dengan daun teh pada saat itu. Teks aslinya menyebutkan “100 telur ayam, menggunakan 50 gr garam, dimasak dengan daun teh yang masih kasar, selama 8 jam. Jika telurnya 50 butir, hanya menggunakan 25 gr garam, dikurangi sesuai jumlah telurnya, dapat diolah menjadi makanan kecil”. Lalu jika dibakar dengan 2 buah hio/ dupa maka butuh waktu berapa lama? Kuil pada zaman dahulu tidak memiliki jam, para biksu berdasarkan pembakaran dupa untuk memperkirakan waktu.
Berdasarkan perhitungan bahwa satu hari terbagi menjadi 12 Shichen, setiap pembakaran sebatang dupa memerlukan 1 Shichen, setelah dupa wangi terbakar habis seketika itu juga 1 shichen, dianalogikan seperti ini, “dua batang dupa wangi” kira-kira 4 jam. Jaman dulu setelah dimasak menggunakan api kecil selama 4 jam, telur ayam setelah “makin dimasak makin empuk”, ketika hendak dimakan diambil lengkap dengan kulitnya, dimakan langsung setelah dikuliti akan lebih nikmat.
Berikut resep membuat pindang telur secara original.
Bahan utama:
50 butir telur ayam
Bahan pendamping :
60 gr daun teh
75 gr garam
30 cc arak shao xing
Cara membuat:
Telur ayam dicuci bersih terlebih dahulu. Dimasak sebentar dengan air mendidih, kejutkan ke dalam air dingin, kulit telur akan retak. Masukkan ke dalam wajan penggorengan, tambahkan daun teh, garam, arak, air dan didihkan dengan api besar, tutupi, lalu masak pelan dengan api kecil.
Karena besar kecilnya api dan lamanya pemanasan yang cukup, dengan sendirinya akan terasa lezat dan kulitnya pun terlepas dengan sendirinya, putih telurnya bercorak seperti bunga, kuah yang sudah dibumbui harum meresap, kuning telurnya empuk, wanginya pun dijamin tercium hingga ke tetangga.
Jika kita semua mencoba membuatnya, dengan menggunakan cara kuno yang diaktualisasi, pasti dapat menyegarkan wawasan orang-orang. (Si/Yant)