Keterangan foto: Nampak ketika Liu Yunshan (kiri) disambut hangat oleh almarhum Kim Jong-il ayah dari diktator Kim Jong-un dalam kunjungannya ke Korut pada 2007 sebelum ia menjabat anggota tetap politbiro PKT. (internet)
Oleh: Zhou XiaoHui
Media resmi Partai Komunis Tiongkok/ PKT xinhua.net melaporkan pada Minggu (4/10/2015), jubir Departemen Internasioanl Komite Sentral PKT (International Department Central Committee of CPC) pada hari itu mengumumkan di Beijing, atas undangan CC Partai Pekerja Korea (WPK), anggota tetap Politbiro CC (Committee Central) PKT, sekretaris Sekretariat Pusat PKT Liu Yunshan, mulai Jumat (9/10/2015) memimpin delegasi PKT mengunjungi Korut, dan menghadiri aktivitas perayaan yang bersangkutan disana. Sebelumnya media Korea Selatan pernah melaporkan, PKT bermaksud mengutus Lie Yuanchao, anggota politbiro/wakil Presiden RRT dan elit PKT lainnya mengunjungi Korut, demi memperbaiki hubungan dua negara, namun tidak mendapat respon dari Korut.
Dilihat dari penolakan Li dan penerimaan kunjungan Liu, sangat jelas maksudnya, pertama menunjukkan perasaan ketidakpuasan mereka terhadap tindakan Xi Jinping sebelumnya yang mendekati Korea Selatan dan menjauhi Korea Utara. Kedua memperlihatkan keakraban hubungan mereka dengan fraksi Jiang Zemin (Liu Yunshan bersama 2 koleganya, Zhang Dejiang dan Zhang Gaoli merupakan pendukung setia Jiang Zemin yang masih duduk di hirarki tertinggi pemerintahan PKT yakni Anggota Tetap Komite Sentral Politbiro yang beranggotakan 7 orang).
Sejak memegang tampuk pimpinan, Xi mengubah kebiasaan pemimpin sebelumnya, yang selalu terlebih dahulu mengunjungi Korut tapi ia malah mengunjungi Korsel, musuh bebuyutan Korut, ini tentu sangat menjengkelkan Kim Jong-un. Kim tidak hanya berturut-turut 2 kali meluncurkan rudal taktis ke laut Jepang, juga mengirim utusan khusus mengunjungi Beijing. Ketika menggelar parade militer di Beijing pada Kamis (3/9/2015), Presiden Korsel Park Geun-hye ditempatkan pada posisi penting, sedangkan Korut hanya mengutus Choe Ryong-hae, anggota Politbiro CC WPK ke Beijing. Menurut laporan berita, Kim Jong-un memilih tetap berdian di Korut karena tuntutannya tidak dapat dipenuhi oleh Beijing, dan berhubung Choe tidak diberi kesempatan bertemu Xi Jinping secara terpisah, maka pada hari parade militer diselenggarakan, Choe pulang meninggalkan RRT.
Selain itu, Kim Jung-un pernah ditolak mengunjungi daratan Tiongkok oleh pihak RRT, dan juga telah ditolak permintaanya untuk menghentikan pengedaran video pelecehan berjudul: “Apel Mini Kim Jong-un” di daratan Tiongkok. Akhir-akhir ini terjadi pula insiden tentara Korut menembaki kendaraan RRT di perbatasan RRT-Korut, serta kasus penangkapan ratusan perantau Tionghoa di Korut, mereka dijatuhi hukuman bahkan ada yang ditembak mati. Serangkaian peristiwa tersebut menunjukkan hubungan RRT-Korut yang sedang mendingin, ucapan selamat Kim yang disampaikan pada “1 Oktober”, hari berdirinya kekuasaan PKT di daratan Tiongkok, juga tidak seperti lazimnya lagi, menyebut hubungan kedua negara merupakan “persahabatan yang dipupuk oleh darah segar”.
Xi Jinping meremehkan Korut, disatu sisi karena Kim membersihkan golongan pro PKT, di sisi lainnya mungkin bersangkutan dengan rezim Kim telah digunakan oleh kubu Jiang Zemin untuk mengacaukan situasi di RRT. Berbagai peristiwa yang terjadi seperti percobaan nuklir Korut pada 2013 dan penangkapan nelayan dan kapal ikan RRT, di belakang semua ini terlihat rekayasa / bayangan atas campur tangan dari kubu Jiang Zemin. Sebetulnya setiap tahun kalangan elit PKT memberi bantuan pangan dan minyak bumi kepada Korut secara cuma-cuma atau harga rendah, bagi PKT tidak menjadi masalah, namun jika Kim sampai terlibat jauh dalam pertarungan elit PKT, itu sudah bukan masalah sederhana lagi.
Kali ini Korut khusus mengundang Liu Yunsan, sekali lagi membuktikan Xi Jinping mendinginkan Korut mempunyai latar belakang yang cukup kompleks. Hubungan antara keluarga Kim Korut dengan pentolan fraksi Jiang Zemin bukanlah hal sederhana. Misalnya pada 2010 anggota kubu Jiang, Zhou Yongkang (yang telah divonis hukuman penjara seumur hidup oleh Xi) mengunjungi Korut, mendapat penyambutan sangat tinggi oleh Kim Jong-il, anggota kubu Jiang lainnya Zeng Qinghong (politisi senior PKT, tangan kanan Jiang), Zhang Dejiang, Liu Yunshan mengunjungi Korut, juga mendapat sambutan yang khusus.
Terutama pada Desember tahun lalu, setelah pejabat PKT menjawab pertanyan wartawan yang dikatakan “Pihak Korut tidak mengundang kami ikut dalam perayaan peringatan Kim Jong-il yang diselenggarakan di Pyongyang.” Namun Liu Yunshan malahan didampingi kepala departemen hubungan luar negeri PKT menghadiri kegiatan perayaan di kedubes Korut di Beijing. Liu tidak diundang, ia atas nama anggota tetap politbiro PKT hadir dalam perayaan, ini tentu tidaklah lazim, jelas sekali bermaksud mendukung penuh Kim Jong-un, dan sengaja bertindak berlawanan dengan Xi Jinping. Mungkin juga merupakan penyebab Korut dengan senang hati mengundang Liu mengikuti aktifitas kegiatan perayaan, sedangkan bagi Liu tentu sangat senang mendapatkan dukungan dari Korut. Perlu diketahui, baru-baru ini Liu mengalami serangan dalam rapat anggota tetap Politbiro, ia dituduh telah melanggar peraturan politik PKT.
Mengenai sikap Korut yang diremehkan oleh elit PKT sekarang ini, yaitu kunjungan Liu hanya diumumkan oleh jubir Departemen Internasional Komite Sentral PKT, tidak seperti kunjungan terdahulunya, misalnya PM Li Keqiang, mantan PM Wen Jiabao, wakil presiden Zhang Dejiang dan lain-lain yang diumumkan oleh jubir Deplu RRT, adalah sangat berbeda. Satu alasan mungkin karena ini merupakan kegiatan antar partai, sedangkan Liu dalam pemerintahan tidak mempunyai jabatan, sehingga diumumkan oleh Departemen Internasional Komite Sentral PKT yang memang bertanggung jawab atas hubungan luar negeri partai. Namun bagaimana pun kunjungan Liu jelas sengaja diremehkan.
Apakah Liu Yunshan yang tidak mentaati peraturan politik partai sesampainya di Korut dapat lebih mawas diri? Mungkin belum tentu demikian, bahkan boleh jadi akan memperkeruh lagi hubungan RRT – Korut. Hanya saja asalkan Liu jangan lupa bahwa Zhou Yongkang yang pernah mendapatkan sambutan meriah dari Kim Jong-il kala itu, kini telah dijebloskan dalam penjara, tidaklah mustahil jika Liu bakal mengikuti jejak Zhou. (sud/whs/rmat)