Keterangan foto: Xi Jinping (Getty Images)
Oleh Yan Qingliu
Presiden Tiongkok Xi Jinping akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris pada 19 – 23 Oktober 2015. Media Inggris baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel analitis yang membahas arah politik Tiongkok di waktu mendatang. Disebutkan bahwa ia merupakan kandidat terbaik Tiongkok saat ini yang paling cocol untuk melakukan transisi politik karena tanpa memikul beban sejarah. Ada media asing berbahasa Mandarin yang juga memberikan ulasan serupa, mengharapkan Xi Jinping meninggalkan partai komunis demi menyelamatkan krisis yang terjadi saat ini di Tiongkok.
Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada 12 Oktober 2015 lalu mengumumkan bahwa Sidang Pleno Kelima akan diadakan pada 26 – 29 Oktober 2015, setelah Xi Jinping kembali dari lawatannya ke Inggris.
BBC bahasa Mandarin pada 12 Oktober 2015 menerbitkan artikel tulisan Peng Dingding yang membahas kemungkinan arah politik Tiongkok. Ia mengatakan bahwa politik negara adalah bagian dari Partai sudah sulit untuk terus dijalankan. Para pemimpin Tiongkok yang sekarang adalah kandidat terbaik yang memiliki kesempatan untuk mengadakan perubahan yang bersejarah.
Marxisme meskipun masih dinyatakan sebagai ideologi resmi, dan PKT masih mengklaim sebagai partai politik Marxis, namun pada kenyataannya ideologi resmi tersebut sudah lama hancur diinjak-injak. Sedangkan politik negara adalah bagian dari partai yang selama ini diterapkan oleh PKT dalam memimpin Tiongkok sudah sulit untuk dilanjutkan lagi. Justru karena inilah Tiongkok hari ini harus menghadapi konsekuensinya yang serius.
Artikel menyebutkan bahwa hanya dengan sistem parlementer, partai politik sebagai simbol demokrasi untuk melindungi hukum dalam rangka mencapai kesejahteraan, kebebasan, keadilan. Sistem politik PKT yang menganut negara adalah bagian dari partai sudah pasti akan mengalami kematian karena undang-undang yang demokratis sudah menjadi ‘gelombang’ dunia yang sulit untuk dibendung.
Para pemimpin Tiongkok sekarang tidak memikul beban sejarah, bukan aktivis Revolusi Kebudayaan. Xi Jinping bahkan pernah menjadi korban revolusi tersebut. Tidak terlibat dalam penindasan mahasiswa 4 Juni 1989 di Tiananmen. Dan para pejabat yang terlibat dalam penindasan mahasiswa 4 Juni sebagian besar sudah meninggal dunia dan sebagian lainnya sudah semakin uzur. Kampanye anti golongan kanan serta gerakan-gerakan lainnya di tahun-tahun RRT berdiri, lebih-lebih tidak memiliki hubungan langsung dengan mereka. Selain itu, berbagai pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan oleh Jiang Zemin jelas tidak perlu ditanggung oleh para pemimpin sekarang.
Pemimpin Tiongkok generasi ini merupakan kandidat terbaik untuk melakukan transisi politik.
Media Epoch Times pada 12 dan 13 Oktober 2015 menerbitkan artikel editorial yang berjudul “Xi Jinping Berusaha Menyelamatan Tiongkok dari Krisis Nasional Berbeda dengan Pemimpin PKT lainnya” dan artikel “Membubarkan PKT, Xi Jinping Mencatatkan Nama Harum dalam Sejarah”.
Artikel juga memberikan komentar serupa, menganalisa apa-apa yang sudah dilakukan oleh Xi Jinping semenjak ia berkuasa, dan memperbaiki berbagai sistem pemerintahan sehingga mampu menumbuhkan kepercayaan dan harapan rakyat kepada pemimpin Tiongkok. Dianggap perlu untuk membedakan Xi Jinping dengan pejabat PKT lainnya yang hanya mementingkan keuntungan pribadi dan kelompoknya.
Epoch Times menghimbau Xi Jinping untuk memanfaatkan posisinya dengan segala keuntungan politis, bertindak sesuai kehendak semesta untuk membubarkan PKT, menyelamatkan bangsa dan negara dari krisis yang menimpa. (Secretchina/sinatra/rmat)