Erabaru.net. Sebuah bangunan yang terlihat rusak bekas gereja abad 16 tiba-tiba muncul kembali dari Waduk Sungai Grijalva di wilayah Chiapas, Mexico.
Melalui pengamatan diketahui bahwa munculnya bangunan tersebut dari dalam air karena kekeringan yang menyebabkan permukaan air sungai menurun secara drastis.
Laporan Fox News menyebutkan bahwa seorang penduduk lokal bernama Leonel Mendoza setiap harinya selalu pergi ke sungai untuk menjala ikan.
Ia menjadi heran setelah beberapa perahu yang membawa penumpang sepertinya wisatawan sering terlihat keluar masuk sungai.
Rupanya mereka tertarik untuk melihat dari dekat gereja bangunan zaman kolonial dulu yang kembali muncul dari dalam waduk.
Kekeringan tahun ini menyebabkan permukaan air sungai Grijalva turun di bawah garis normal. Permukaan air waduk bahkan turun sampai 25 meter.
Ini merupakan kali kedua permukaan air waduk yang dibangun pada 1966 ini mengalami penurunan yang cukup drastis.
Sedangkan gereja Quechula yang tenggelam dalam waduk itu dulunya dibangun oleh sekelompok biarawan pada pertengahan abad 16 untuk tempat ibadah orang-orang Zoque yang menghuni wilayah sana.
Bangunan gereja itu memiliki panjang 61 meter dan lebar 14 meter dengan tinggi dinding luarnya yang mencapai 10 meter.
Sedangkan tinggi menara loncengnya ada 16 meter di atas permukaan tanah.
Melalui pengamatan terhadap struktur bangunan, arsitek Carlos Navarete memberitahu pihak berwenang Mexico, “Gereja ini ditinggalkan oleh umatnya pada tahun 1773 – 1776 akibat wabah besar penyakit yang menyerang pada waktu itu”.
Keterangan foto: Sebuah bangunan gereja abad 16 muncul dari waduk di Mexico. (video screenshot)
Gereja yang terletak dekat kota kecil Tecpatan itu mulai dibangun pada 1564. Karena letaknya yang tidak jauh dari jalur khusus untuk kendaraan kerajaan yang pembangunannya dilaksanakan oleh penjajah Spanyol dahulu, jadi terus terpakai sampai abad 20.
“Kami juga menemukan kayu-kayu bekas kusen dan atap bangunan gereja, serta osuarium atau tempat abu jenasah korban wabah penyakit saat itu. Jadi kami perkirakan bahwa gereja ini seharusnya memiliki jumlah umat yang tidak sedikit,” kata Carlos Navarete.
Menurutnya, kemungkinan tidak ada imam khusus yang bertugas di gereja, kecuali orang-orang sekitar kota Tecpatan yang datang berdoa bersama di sana.
Gereja ini sudah pernah muncul 13 tahun lalu juga karena permukaan air sunggai yang menurun drastis. Ketika itu, masyarakat yang antusias bahkan mengadakan perayaan.
“Orang-orang mengadakan perayaan dengan berpesta makan, berjingkrak-jingkrak di sekitar bangunan dan banyak juga yang datang untuk berjualan.
Termasuk saya yang waktu itu berjualan ikan goreng di situ,” kenang Mendoza. (Secretchina/sinatra/rmat)