Bagaimana Hacking dan Spionase Menggemukkan Pertumbuhan Tiongkok (4)

Keterangan gambar: Seorang petugas paramiliter Tiongkok berdiri menjaga di dekat Balai Agung Rakyat di mana Kongres Rakyat Nasional tahunan diselenggarakan di Beijing pada 5 Maret 2008. (AP Photo / Ng Han Guan)

Oleh Joshua Philipp

Tulisan ini adalah tulisan bagian ke 4 dalam 4 seri: Pembunuhan, uang, dan mata-mata: Sebuah Seri Investigasi pada Militer Tiongkok untuk tujuan non profit. Berikut tulisan bagian ke 4 (Tamat).

Saraf Central

Ada saraf pusat yang diduga dibalik sistem pencurian yang juga merupakan sebuah kunci kekuatan dalam rezim Tiongkok. Beberapa sumber menunjukkan sebuah organisasi yang tidak dipublikasikan tersembunyi jauh di dalam militer rezim Tiongkok.

Salah satu organisasi yang paling kuat di balik pencurian ekonomi adalah “61 Research Institute”, di bawah Departemen Ketiga militer Tiongkok dari Departemen Staf Umum. Menurut sumber yang sebelumnya bekerja di bawah salah satu agen mata-mata utama rezim Tiongkok, dan yang berbicara dengan syarat anonimitas.

Pengaruh dan koneksi adalah kunci kekuasaan di Tiongkok, dan orang yang bertanggung jawab atas 61 Research Institute, Mayjen Wang Jianxin, memiliki beberapa koneksi yang kuat.

Wang Jianxin adalah putra Wang Zheng, ia adalah seorang pelopor operasi sinyal intelijen Partai Komunis Tiongkok (PKT) di bawah Mao Zedong, pendiri Republik Rakyat Tiongkok. Wang Zheng memiliki lima anak, dan mereka semua diduga memegang posisi yang kuat di Tiongkok.

Anak lain adalah Letnan Jenderal dari Wakil Sekretaris Central Guard Bureau PKT, penjaga resmi yang melindungi pemimpin atas rezim Tiongkok di kompleks Partai pusat Zhongnanhai. Keponakan Wang Zheng, Wang Lei Lei, adalah CEO dari salah satu perusahaan keuangan terkemuka di Tiongkok.

“Keluarga ini mengontrol semua komunikasi,” kata sumber tersebut.

Bersamaan dengan hubungan keluarga lainnya, memberikan mereka kekuatan yang signifikan atas militer Tiongkok.

Secara khusus, Wang Jianxin mengomando hacker militer rezim Tiongkok di bawah Departemen Staf Umum. Dia mengatakan angka “61” yang ada di depan nama-nama unit-unit hacker Tiongkok adalah penanda untuk Research Institute 61.

Nama-nama dari beberapa hacker militer yang dikenal di Tiongkok dimulai dengan angka “61.” Setidaknya ada 11 unit di bawah Staf Jenderal Departemen, Departemen Ketiga, yang memiliki sebutan “61”. Hal itu menurut laporan dari Institute Proyek 2049. Di antara unit “61” adalah unit 61398, di mana ada lima hacker militer yang didakwa oleh Departemen Kehakiman AS yang dioperasikan pada 2014.

Klaim sumber tersebut tidak bisa diverifikasi secara independen. Pertanyaan tentang dugaan ini mengemukakan ketakutan terhadap organisasi misterius itu. Sumber tersebut meminta agar namanya dirahasiakan, sehubungan dengan Institute Research 61, karena dia takut akan “mati dalam waktu satu minggu,” jika ia ketahuan telah memberikan informasi tentang hal itu.

Sumber lain, seorang analis intelijen tingkat atas, menghentikan sebuah wawancara telepon pada saat penyebutan Institute Research 61 dan menolak berkomentar.

Klien dari BlackOps Partners Corp juga mengatakan ia memiliki keprihatinan yang sama untuk keselamatannya, ketika berbicara tentang organisasi tersebut. Namun ia tahu tentang masalah itu. Dia mengatakan Institute Research 61 berbasis di Haidian di sisi barat laut Beijing.

“Karena mereka adalah pemerintahan. Mereka memiliki rumah di Chaoyang District dekat Chaoyang Park,” katanya.

Dia menegaskan, berdasarkan pengalaman pribadinya, bahwa Institute Research 61 adalah salah satu pusat utama kekuasaan dalam rezim Tiongkok.

Menurut Triplett, struktur kekuasaan dari rezim Tiongkok terpisah dari struktur organisasi. Dengan kata lain, cabang militer yang berada di bawah beberapa lapisan bagan organisasi, pada suatu saat akan memegang kekuasaan yang lebih besar dari orang-orang di atas mereka.

“Pada dasarnya, Anda melihat mereka dan berpikir itu adalah sama, tapi tidak,” kata Triplett.

Dia menambahkan bahwa selama masa 1980 dan 1990-an, salah satu cabang yang paling kuat di militer Tiongkok adalah Departemen Kedua yang berada di bawah Departemen Staf Jenderal, mereka bertanggung jawab atas operasi mata-mata inteligen manusia (HUMINT).

Dengan meningkatnya teknologi informasi hari ini dan fokus utama di dunia maya, kemungkinan bahwa kekuasaan telah bergeser ke Departemen Ketiga, yang menjalankan operasi rezim sinyal intelijen (SIGINT) dan termasuk hacker militernya.

Akhir-Permainan

Edward Luttwak, associate senior di Center for Strategic and International Studies menyatakan bahwa rezim Tiongkok secara luas menggunakan pencurian untuk mendukung ekonominya. Itu adalah sebuah tanda bahwa ia telah mauk ke tahap akhir dari setiap rezim- komunis dimana ideologi telah memudar.

Luttwak menjelaskan tahap terakhir ini adalah salah satu dari “super pragmatisme” menggantikan ideology. Ini adalah tahap dalam masyarakat komunis ketika orang berhenti percaya pada “kesetaraan global” dan mulai berpikir tentang bagaimana lebih unggul dalam semua biaya.

Luttwak memberikan sebuah analogi bahwa jika Anda menawarkan orang ideologi dengan es krim mereka mungkin akan menolaknya. Seseorang yang pragmatis akan menerimanya. Dan orang dengan “super pragmatis” akan mengambil es krim itu tidak tergantung apakah itu ditawarkan atau tidak.

“Partai Komunis Tiongkok mulai dengan sebuah ideologis partai,” katanya.

Masalahnya adalah kapan orang-orang ideologis berhenti menjadi ideologis, mereka tidak hanya menjadi pragmatis. Tapi menjadi sangat pragmatis.

“Setiap kediktatoran adalah sebuah kerajaan kebohongan. Tidak diragukan lagi, apa yang terjadi adalah bahwa orang-orang yang bertanggungjawab adalah super pragmatis,” tambahnya.

Pada tahap ini, apa pun yang mereka inginkan, mereka akan mengambil.

Ini adalah bagian ke 4 dari 4 seri. Klik link ini “Murder, Money and Spies” untuk melihat versi Inggris lainnya. (lim/rmat)

 

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular