Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Lokon (PVMBG)
JAKARTA – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga terus memantau segala kemungkinan aktivitias Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Hingga kini berdasarkan hasil pengamatan visual, kegempaan serta potensi ancaman letusan mulai 16 Desember 2015 tingkat aktivitas vulkanik G.Lokon berada pada LEVEL III (SIAGA).
“Potensi terjadinya erupsi masih ada, namun kejadian erupsi tersebut tidak dapat diketahui kapan dan seberapa besar intensitasnya,” tulis laporan resmi PVBMG dikutip, Sabtu (19/12/2015).
Laporan PVMBG menyebutkan munculnya rekahan baru akibat letusan Gunung Lokon pada tanggal 13 September 2014, pukul 03.00 WITA, dapat berimplikasi pada potensi ancaman letusan yang baru. Letusan-letusan ke depan dapat bersumber di Kawah Tompaluan, rekahan-rekahan produk 13 September 2014, maupun rekahan baru lainnya.
Pengamatan tim PVMBG menyimpulkan potensi ancaman bahaya aktivitas G. Lokon untuk saat ini adalah terjadinya erupsi freatik yakni letusan yang diakibatkan kontak uap magma dengan air hidrotermal. Kejadian ini secara tiba-tiba dan dapat diikuti dengan erupsi freatomagmatik-magmatik.
Sedangkan letusan-letusan dapat disertai dengan lontaran material pijar berukuran lapili sampai bongkah dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas letusan secara tiba-tiba. Oleh karena itu, Masyarakat yang berada disekitar alur Sungai Pasahapen agar mewaspadai terjadinya awan panas.
PVMBG mengumumkan potensi ancaman bahaya letusan G. Lokon adalah Pertama, Lontaran material pijar dalam radius 2.5 km dari pusat erupsi Kawah Tompaluan. Kedua, hujan abu dalam radius 2.5 km atau lebih dari pusat erupsi Kawah Tompaluan yang sangat bergantung pada kecepatan dan arah angin, pada saat terjadi erupsi.
Sementara kegempaan G. Lokon didominasi oleh gempa Tremor menerus, gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan gempa Hembusan. Pada periode 10-16 Desember 2015 kegempaan cenderung fluktuatif, gempa Vulkanik Dangkal (VB) mengalami peningkatan signifikan pada 14 Desember 2015, sebelumnya terekam sebanyak 3 kejadian perari meningkat menjadi 26 kejadian perhari.
Pada 15 Desember 2015 jumlah gempa Vulkanik Dangkal (VB) mencapai 143 kejadian perhari, hal ini kegiatan vulkanik telah diperukaan, kemungkinan terjadi erupsi sangat besar bila energi vulkanik semakin bertambah. Bila terjadi peningkatan kegempaan pada daerah dangkal biasanya langsung diteruskan sebagai erupsi. Data SSAM cenderung fluktuatif pada periode 10 – 16 Desember 2015 tidak memperlihatkan adanya peningkatan energy signifikan namun data 3-4 bulan terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat secara perlahan. (asr)