Keterangan gambar ilustrasi
Oleh Liu Xiaozhen
Rapat Kerja Ekonomi 2015 pemerintah Tiongkok yang sudah beberapa kali mengalami penundaan akhirnya diselenggarakan juga di Jingxi Hotel, Beijing mulai 18 Desember 2015. 2 hal janggal muncul sebelum dan selama raker tersebut. Pertama adalah Xi Jinping tidak menghadiri kegiatan di Wuzhen, kedua adalah raker yang seharusnya berakhir pada 20 Desember 2015, tetapi sampai sekarang belum ada berita kepastiannya.
Dilihat dari sisi lain, hal ini sepertinya sedang membenarkan dugaan orang-orang bahwa besar kemungkinan terjadi masalah yang sulit sehingga raker ekonomi mengalami beberapa kali penundaan, raker kini lebih berfungsi sebagai pertemuan untuk introspeksi ketimbang menyusun strategi.
Ada media asing yang melaporkan bahwa selama 2 hari raker, Xi Jinping terfokus untuk membahas masalah ledakan di pelabuhan Tianjin, jatuhnya harga saham, pengaturan yang tidak tepat untuk kunjungan ke luar negeri, penjualan senjata oleh AS kepada Taiwan dan pemilu Taiwan dan sebagainya. Juga dibahas masalah kebijakan moneter, restrukturisasi BUMN, reformasi militer, pengaturan personil, 2 pertemuan yang akan diselenggarakan tahun depan, konsultasi sebagai persiapan untuk mensukseskan KTT G-20.
Sumber yang dekat dengan Zhongnanhai mengungkapkan, meskipun media-media pemerintah dalam publikasinya terus berfokus pada kinerja ekonomi 2015 yang dicapai pemerintah dan membahas outlook ekonomi tahun depan, tetapi di intern, Xi Jinping menghendaki semua peserta rapat melakukan introspeksi diri dan menemukan kesalahan atau kelalaian yang mungkin terjadi guna diperbaiki. Menyebut rapat introspeksi mungkin lebih tepat daripada rapat kerja.
Dunia luar mengamati, Xi Jinping hanya hadir di hari pertama Konperensi Dunia Internet yang berlangsung pada 16 – 18 Desember di Wuzhen, Zhejiang. Ia juga absen dalam upacara peringatan Pembantaian di Nanjing, yang seperti sebelumnya, Xi Jinping akan mengadakan bincang-bincang dengan warga sepanjang jalan dalam kegiatan ‘Sambang Masyarakat’.
Selain itu, Harian Ekonomi Hongkong juga mencatat bahwa raker yang semestinya berakhir pada 20 Desember 2015, tetapi sejauh ini belum ada berita lebih lanjut. Ini seolah membenarkan dugaan orang bahwa pemerintah Tiongkok sedang menghadapi masalah ekonomi yang cukup pelik.
Harian tersebut mengatakan bahwa ekonomi Tiongkok tahun depan masih akan mengalami tekanan kuat sehingga penurunan masih bisa terjadi. Komisi reformasi dan pengembangan Tiongkok dalam laporannya menyebutkan bahwa masih terdapat 4 masalah utama yang akan dihadapi dalam perekonomian tahun depan yakni kurangnya potensi investasi. Kliring pasar masih bermasalah. Tekanan pada pasar tenaga kerja kian menyolok. Membesarnya resiko keuangan.
Laporan memberikan rekomendasi berupa memperluas ukuran defisit, defisit baru terutama digunakan untuk membiayai proyek-proyek nasional yang besar dan inti. Kedua, mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan untuk memperbesar skop peredaran surat berharga Bank Sentral Tiongkok dan meningkatkan jumlah obligasi pemerintah daerah secara teruku, mengurangi tekanan pada hutang pemerintah daerah. (sinatra/rmat)