Keterangan foto: Anggota organisasi ekstrem Negara Islam (IS) saat berkonvoi. (Al-Furqan Media/AFP)
Oleh Ma Li
Tindakan AS bersama sekutunya memukul keuangan organisasi ektrem Negara Islam/ Islamic State/ IS telah membuahkan hasil. Para ahli mengungkapkan, keuangan IS sekarang sedang memburuk sehingga para militan hanya menerima separo dari upah mereka sebelumnya.
CNN melaporkan, peneliti terkenal dari Forum Timur Tengah yang terus mengikuti perkembangan IS, Aymenn Jawad al-Tamimi baru-baru ini memperoleh informasi internal tertulis yang beredar di ‘ibukota IS – Raqqa’. Isinya tentang adanya pengurangan upah terhadap anggota IS meskipun tulisan tidak mencantumkan alasan dari keputusan itu.
Anggota militan bisa memperoleh upah USD. 400 – 1.200 setiap bulannya. Seorang istri bisa memperoleh USD 50 sedangkan setiap anak USD 25. Dalam dokumen itu disebutkan bahwa meskipun upah dipotong separo, namun pembagian bahan keperluan yang 2 kali sebulan itu masih akan berjalan sebagaimana biasanya.
Sumber pendapatan IS yang terbesar adalah berasal dari pungutan pajak/upeti, pendapatan operasional berupa pemerasan. Total penghasilan IS pada 2014 adalah USD. 2 miliar, dan 360 juta di antaranya berasal dari pajak. Pajak diperoleh dari dalam wilayah yang diduduki berupa pendapatan pribadi, organisasi usaha atau bahkan penarikan, toko obat diharuskan membayar pajak kepada mereka, anak-anak yang sekolah dikenakan pungutan USD. 22 – 65 per orang. Selain itu, kilang minyak yang dikuasai IS setiap tahunnya bisa menghasilkan USD. 1,3 miliar. Menjual minyak di pasar gelap juga merupakan sumber penghasilan penting. Belum termasuk pungutan-pungutan liar seperti turis yang masuk Irak akan dipungut setiap orang USD.1000 dengan nilai yang sama kalau mereka mau meninggalkan Irak.
Tekanan pada keuangan IS datang dari menyelenggarakan keuangan organisasi yang hampir mirip sebuah negara, yang berarti IS diharuskan membayar belanja infrastruktur yang sangat besar, menggaji karyawan sipil. Tim Investigasi PBB mengatakan bahwa insinyur atau tenaga teknis terampil di wilayah yang diduduki IS bisa memperoleh upah bulanan sebesar USD. 1500,-
Selain berat dalam menjalankan keuangan ‘negara’ yang sedang berperang, IS juga menghadapi gempuran dari militer AS dan sekutu pada sumber keuangan mereka. Seperti meledakkan truk-truk tangki pengangkut minyak, tangki penyimpanan minyak, bangunan tempat penyimpanan uang kontan, tempat kilang, ladang-ladang minyak dan sebaginya, yang membuat ekonomi IS jadi tertekan. Serangan udara AS ke bagian tengah dari kota Mosul, Irak pada pekan lalu, berhasil menghancurkan sebuah tempat untuk menyimpan uang milik IS. AS menyebutkan bahwa di tempat itu tersimpan ‘jutaan’ uang kertas Dollar yang akan digunakan untuk membiayai kebutuhan operasional sehari-hari dan membayar upak para anggota bersenjata IS.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa dengan serangan udara bertubi-tubi ke wilayah IS oleh pasukan AS dan sekutunya, ‘penghasilan’ IS mengalami kemerosotan tajam dari awal tahun 2015 yang USD. 40 juta setiap bulannya menjadi hanya bagian kecil dari angka itu. (sinatra/rmat)