Kuatnya Aktivitas Medan Magnetik Matahari Menunjukkan Letusan Spektakuler di Permukaannya

Keterangan gambar: Matahari merupakan bintang yang tidak tenang, medan magnet di permukaan akan mengalami gerakan yang kuat, terkadang bergolak bak gelombang yang menggelora di laut. (Screenshot Video)

Oleh: Lin Cong Wen

Hasil pengamatan National Aeronautics and Space Administration (NASA) mendeteksi adanya aktivitas yang tajam dari matahari baru-baru ini. Medan magnet di permukaan matahari mengalami perubahan dahsyat seperti laut yang menggelora, dengan cakupan lebih dari ratusan kali diameter Bumi, pemandangan yang benar-benar mengejutkan kita.

Solar Dynamics Observatory milik NASA seperti dilansir mashable, Selasa (19/01/2016), mengamati letusan filamen di permukaan matahari yang terjadi pada 16-17 Januari 2015, namun baru dirilis pada 15 Januari lalu.

Menurut penuturan ilmuwan, itu adalah gelombang panjang cahaya ultraviolet ekstrem, yang mencerminkan peningkatan dari aktvitas medan magnetik matahari. Pada 16 – 17 Januari lalu, Solar Dynamics Observatory mencatat adanya garis gelap di permukaan matahari dan tidak stabil disertai dengan letusan, sehingga menghasilkan lengkungan magnetik raksasa. Namun, pemandangan seperti itu tidak dapat kita saksikan secara langsung dengan mata telanjang, kata NASA.

“Yang tampak dalam video rekaman tersebut adalah suasana gerakan ultraviolet ekstrim singkat dari gelombang panjang 193 Angstroms. Sekadar catatan, sinar ultraviolet merupakan berkas cahaya yang tidak bisa kita lihat dengan mata telanjang, dan kami akan mengolah warnanya menjadi perunggu atau coklat,” kata NASA menambahkan.

Dengan mengamati perubahan kecerahan dari sinar ultraviolet, ilmuwan baru bisa memahami kondisi medan magnet tersebut. Jika sinar ultraviolet berubah menjadi terang, berarti medan magnet bertambah kuat, sehingga energi partikel bermuatan listrik di sekitaranya bertambah kuat dan memancarkan lebih banyak sina UV.

Sementara itu, menurut laman “The Christian Science Monitor”, Selasa (19/01/2016) lalu, penjelasan dari NASA relatif sederhana. Secara spesifiknya bahwa materi-materi dipermukaan matahari itu adalah lengkungan gas partikel bermuatan listrik. Secara perbandingan, kecerahan dari lengkungan gas partikel ini secara relatif lebih gelap, dan mereka disebut coronal loops, bentuknya mencerminkan situasi medan magnetik matahari. Karena plasma itu bermuatan listrik, sehingga ditilik dari perspektif lain, garis-garis lengkung merupakan arus listrik yang kuat.

Laporan terkait menyebutkan, jika terjadi rekoneksi pada medan magnet lengkung ini, atau dengan kata lain terjadi interaksi antar medan magnet, arus energi berubah arah, maka akan terjadi kilatan cahaya pada plasma yang jauh lebih gelap itu, yakni terjadi semburan matahari/jilatan api matahari (solar flare).

Fenomena ledakan energi matahari akan memberi dampak di bumi, pemandangan aurora kutub akan menjadi lebih spektakuler. Namun, jika aktivitas matahari terlalu kuat, pelepasan energi yang terlalu besar, maka hal ini akan akan mengganggu komunikasi elektronik di bumi, atau bahkan menyebabkan konsekuensi lain yang lebih serius. (epochtimes/joni/rmat)

 

 

 

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular