Keterangan gambar: Posisi planet ke-9 di tata surya. (Apple Daily)
Oleh: Wang Juni
Para ilmuwan AS mengumumkan, bahwa mereka telah menemukan sebuah planet baru di sudut yang jauh di tata surya. Ukurannya diperkirakan 5300 kali dari Bumi, dan untuk sementara dinamakan Tyche, nama salah satu dewi keberuntungan dalam mitologi Yunani, mengatur kekayaan dan kemakmuran suatu kota, yang juga dikenal sebagai Fortuna dalam mitologi Romawi. Jika terbukti benar, planet itu akan menjadi planet ke-sembilan pertama di tata surya, yang juga merupakan planet terbesar.
Massa planet ini diperkirakan 10 kali lebih padat dari massa Bumi, dan membutuhkan waktu 10.000 – 20.000 tahun untuk mengelilingi matahari, demikian pernyatan para peneliti Caltech dalam “Astronomical Journal, seperti dilansir laman Apple Daily dan Central News Agency-CNA.
“Tyche diduga terdapat di bagian luar Awan Oort, sebuah kawasan “terpencil” di tata surya, jarak planet ini dengan Matahari setara dengan 15,000 kali dari jarak Matahari – Bumi jauhnya,” kata ilmuwan.
Sementara itu laman Reuters menyebutkan bahwa sampai saat ini, belum ada yang berhasil mengamati planet ini secara langsung. Dari simulasi komputer menunjukkan, bahwa jika planet misterius ini memang eksis, maka jarak orbitnya dengan Matahari adalah sekitar 20 kalinya jauhnya dari orbit Bumi – Matahari.
“Masih ada sebidang kawasan besar di tata surya yang menanti kita untuk menjelajahinya, dan ini sangat menarik bagi kita,” kata astronom Mike Brown dalam sebuah pernyataannya.
Sedangkan professor Daniel Whitmire dari Louisiana State University-LSU memaparkan, bahwa planet ini mungkin terbentuk dari hidrogen dan helium, sementara lapisan atmosfer-nya mungkin mirip dengan Jupiter, sama-sama memiliki bintik, awan da strip yang berwarna.
Hal yang paling istimewa dari “Tyche” adalah suhu-nya jauh lebih tinggi dari kristal es di sekitarnya, kira-kira minus 73 derajat Celcius, adalah 4,5 kali lebih tinggi dari suhu Pluto.
“Panasnya mungkin terbentuk pada masa awal, sehingga objek seukuran ini membutuhkan waktu yang lama baru bisa dingin,” kata Whitmire menambahkan.
Bisa tidaknya “Tyche” menjadi planet ke-9 pertama termasuk namanya itu di tata surya, masih harus menunggu keputusan dari Badan Astronomi Internasional. Namun, dari pihak yang tidak sependapat mengatakan, bahwa tidak tertutup kemungkinan “Tyche” itu terbentuk dari bintang lain di sekitarnya, belakangan ditangkap oleh medan gravitasi matahari, sehingga memungkinkan Badan Astronomi Internasional memutuskan untuk membantu “Tyche”menciptakan sebuah klasifikasi bintang yang sepenuhnya baru.
Sekadar catatan, lima tahun lalu, Pluto pun mendapat julukan planet kerdil, sehingga jumlah planet di tata surya berubah dari 9 planet menjadi 8 planet. (Secretchina/joni/rmat)