Keterangan gambar: Ilustrasi John Kerry (epochtimes.today)
Oleh: Chen Qiuying
Menteri Luar Negeri AS John Kerry berkunjung ke Tiongkok pada Rabu (27/1/2016) dalam rangka mengadakan pembicaraan dengan pejabat Tiongkok di Beijing. Kerry akan mendesak pihak Beijing untuk mengerahkan lebih banyak tekanan kepada Korea Utara agar segera menghentikan uji coba nuklir.
Suara Amerika (VoA) memberitakan bahwa negara-negara besar dunia semua menganggap uji coba nuklir Korea Utara itu adalah suatu tindakan provokatif. Saat bertemu dengan pejabat Tiongkok di Beijing, John Kerry akan mendesak Beijing untuk membujuk Pyongyang menghentikan tindakan itu.
Sebelumnya, John Kerry telah secara terbuka meminta kepada Tiongkok untuk mengambil tindakan lebih keras dalam menekan Pyongyang. Kerry pada Kamis (7/1/2016) lalu mengatakan bahwa sementara Tiongkok menggunakan peringatan yang dikeluarkan untuk mengancam Korea Utara, tetapi di sisa lain Tiongkok juga mencoba untuk memperbaiki hubungan yang sudah cukup lama tegang. Upaya itu jelas tidak efektif.
John Kerry percaya bahwa perlunya intervensi dari Beijing karena Korea Utara sudah hampir tidak memiliki channel perdagangan internasional lainnya. Wakil Sekretaris Negara AS Tony Blinken beberapa waktu lalu berkunjung ke Jepang dan Korea Selatan untuk mengadakan pertemuan tripartit. Saat itu, pihak AS menyebutkan bahwa Tiongkok seharusnya menghentikan pasokan produk minyak bumi ke Korea Utara dan mengimpor antrasit dari mereka.
Asahi Shimbun melaporkan bahwa bagi Korea Utara yang dipusingkan oleh kekurangan bahan bakar, maka minyak dari Tiongkok sangat diharapkan. Tiongkok setiap tahunnya memasok 400.000 sampai 500.000 ton minyak ke Korea Utara. Selain itu, Tiongkok juga mengimpor antrasit dari Korea Utara. Hanya pada tahun 2014 saja Tiongkok sudah mengimpor 15.5 juta ton antrasit dengan nilai USD. 115.5 juta, yang merupakan 40 % dari total ekspor Korea Utara.
Kantor berita Yonhap sebelumnya pernah mengutip analisa dari seorang analis senior Korea Energy Economics Institute (KEEI), Jin Jingshu yang mengungkapkan bahwa akan terjadi kekacauan di Korea Utara begitu Tiongkok menghentikan pasokan minyak ke sana.
Ia mengatakan, semenjak Rusia menghentikan pasokan minyak, Korea Utara benar-benar menggantungkan diri pada minyak yang mereka impor dari Tiongkok. Pada 2013 dan 2014, Korea Utara mengimpor minyak dari Tiongkok berjumlah masing-masing 42,37 juta dan 38.85 juta barel.
Minyak mentah yang mereka impor itu kemudian disuling di Korea Utara untuk berbagai keperluan. Bila tidak ada minyak yang dipasok, semua kegiatan ekonomi Korea Utara akan terhenti. Dan harga komoditas akan melambung, akibatnya kerusuhan massa kemudian keguncangan dalam pemerintahan pasti akan menyusul. Terhambatnya pasokan minyak di sisi lain juga akan menyebabkan kendaraan militer, tank, kapal perang, pesawat tempur lumpuh total. (secretchina/Sinatra/rmat)