Keterangan foto: Mao Zedong (tengah) saat mengunjungi Moskow pada Desember 1949. (foto eeook.com)
Oleh CNA
Situs BBC bahasa Mandarin mengutip seorang mantan agen rahasia Uni Soviet memberitakan, ada bukti menunjukkan bahwa Dinas Intelijen Uni Soviet pernah mendirikan sebuah laboratorium rahasia yang bertugas khusus untuk menganalisa kotoran para pemimpin dunia termasuk Ketua Partai Komunis Tiongkok/ PKT Mao Zedong.
Mantan agen tersebut, Igor Atamanenko melukiskan, ia menemukan arsip rahasia tentang memahami kondisi kejiwaan seorang pemimpin melalui analisis kotorannya, ketika ia harus berhubungan dengan arsip-arsip yang dibutuhkan dalam proses penelitian suatu kasus rahasia dinas intelijen.
Dilukiskan oleh Igor bahwa saat itu Uni Soviet belum memiliki perangkat penyadap suara, jadi “Dalam keadaan seperti itu, sebagian besar ahli intelijen cenderung menggunakan cara-cara yang berlebihan untuk memperoleh informasi tentang kondisi seseorang.”
“Pekerjaan dalam laboratorium rahasia itu dibawa tanggung jawab dari ajudan mantan pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin yang bernama Lavrentiy Beria,” kata Igor kepada pewawancara dari BBC.
Bila ditemukan cukup banyak kandungan triptofan (salah satu jenis asam amino) dalam kotoran seseorang, itu berarti orang tersebut berpikiran tenang boleh didekati. Kotoran dengan kandungan kalium yang sedikit menunjukkan bahwa orang yang bersangkutan itu sering merasa cemas, ia mungkin juga seorang yang menderita insomnia.
Metode ini pernah digunakan secara rahasia untuk mendeteksi kejiwaan Ketua PKT Mao Zedong saat ia mengunjungi Moskow pada Desember 1949. Otoritas Uni Soviet saat itu menyediakan sebuah kloset khusus yang salurannya tidak berhubungan dengan saluran pembuangan tetapi suatu tempat penampungan.
10 hari setelah hasil analisa kotoran keluar,Stalin baru memutuskan untuk menandatangani suatu kesepakatan dengan Mao Zedong. Harian sayap pemuda Partai Komunis Uni Soviet ‘Komsomolskaya Pravda’ melaporkan bahwa pengganti Stalin, Nikita Khrushchev akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana tersebut dan menutup laboratorium rahasia itu.
Ketika BBC meminta konfirmasi kepada FSB (Dinas Keamanan Federal) Rusia tentang laboratorium dan analisis tinja, FSB menjawab singkat, “Kami tidak berhak mengomentarinya.” (sinatra/rmat)