Tablet Babilonia kuno yang membantu Mathieu Ossendrijver mempelajari bagaimana astronom Babilonia melacak Planet Jupiter. (COURTESY OF MATHIEU OSSENDRIJVER)
Batu tablet runcing Babilonia yang berasal dari 350-50 SM menunjukkan perhitungan canggih yang digunakan untuk menemukan Planet Jupiter.
“Ide untuk mengomputasikan perpindahan tubuh bersamaan dalam kecepatan ruang-waktu pada ruang angkasa dapat kita telusuri kembali ke Eropa abad ke- 14”. demikian tulis Mathieu Ossendrijver, dari Humboldt University di Jerman, dalam abstrak makalah studinya yang diterbitkan di jurnal Science pada 29 Januari 2016.
Menurut penemuan Ossendrijver itu, orang Babilonia telah menggunakan teknik iptek yang baru dikenal oleh manusia modern pada 1.400 tahun kemudian. “Penemuan mengejutkan ini mengubah ide-ide kita tentang bagaimana para astronom Babilonia bekerja dalam menemukan jejak Planet Jupiter, dan mungkin juga telah banyak memengaruhi ilmu pengetahuan Barat yang sekarang kita anut”, tulisnya dalam artikel Science.
Ossendrijver menarik kesimpulan berdasarkan pada sebagian dari sekitar 450 tablet yang menguraikan tentang matematika astronomi Babilonia. Bagian yang disebut sebagai prosedur trapesium itu memang telah lama membingungkan para ilmuwan.
Sebuah tablet yang baru ditemukan memberikan pencerahan baru tentang prosedur trapesium, yang memungkinkan Ossendrijver menemukan solusi dari sebuah misteri yang mengejutkan ini. (Zzr/Yant)