Keterangan foto: Mekanisme fusi mungkin akan semakin memperburuk melemahnya bursa efek Tiongkok. Foto adalah kondisi di kantor sebuah perusahaan sekuritas di Beijing, pada Januari lalu. (Getty Images)
Oleh: DR. Frank Tian, Xie
Minggu pertama di tahun yang baru, dalam 2 hari bursa efek RRT mengalami 4 kali peleburan (fusi). Kata “peleburan” ini pun menjadi kosa kata baru di internet. Sekali lagi rakyat Tiongkok dilatih menjadi ahli di bidang industri finansial. Apa yang dimaksud dengan peleburan atau fusi? Bagaimana mekanisme fusi di RRT beroperasi? Mengapa mekanisme fusi di bursa efek RRT buru-buru diterapkan, kemudian segera mengalami kegagalan?
Mekanisme Fusi RRT Justru Picu Penjualan
Hal yang dimaksud dengan “fusi” atau pemutus rangkaian. 120 tahun silam, Thomas Alpha Edison menciptakan pemutus rangkaian ini. 30 tahun silam, mantan Menteri Keuangan AS Nicholas Brady menemukan mekanisme fusi. Mengenai mekanisme fusi di RRT ini, Brady mengatakan, “Mereka salah kaprah, yang dibutuhkan adalah seperangkat mekanisme fusi yang benar-benar merefleksikan pasar bursanya.”
Menurut pakar, mekanisme fusi RRT tidak hanya tak mampu mencapai tujuan membuat para investor menjadi tenang dan lebih rasional bertransaksi, sebaliknya justru semakin memicu penjualan besar-besaran, sehingga membuat melemahnya bursa RRT kian memburuk. Di tengah kepanikan, ketika para investor merasakan mekanisme fusi akan terjadi, mereka berebut meninggalkan bursa, membuat pelemahan bursa efek semakin memburuk, dan mempercepat anjloknya harga saham sehingga mekanisme fusi semakin cepat terjadi. Di bursa efek Shanghai dalam transaksi yang hanya 29 menit saja, telah memecahkan rekor “ajaib” dalam 25 tahun sejarah bursa efek Tiongkok.
Para analis dan investor berpendapat, mekanisme fusi RRT tidak realistis, nilai ambangnya terlalu rendah. Karena menurut sistem yang ditetapkan RRT, jika penurunan bursa efek melebihi 5%, maka bursa efek harus berhenti bertransaksi selama 15 menit; jika penurunan melebihi 7%, maka harus berhenti sepanjang hari. Pergerakan di bursa efek Amerika Serikat lebih kecil dibandingkan di RRT, tapi ambang nilai fusi jauh lebih tinggi daripada di RRT (mencapai 20%). Apakah RRT setelah memperbesar ambang nilai fusi, seperti mencapai 10%, 15%, atau 20%, maka lantas mampu memulihkan mekanisme ini? Dikhawatirkan pemerintah Partai Komunis Tiongkok/ PKT tidak bernyali dan tidak percaya diri, kondisi kesehatan di bursa efek RRT yang mereka ketahui mungkin ada yang tidak diketahui oleh pihak luar.
Mantan sekretaris Zhu Rongji Li Jiange menulis artikel mengatakan manajemen oleh Badan Pengawas Bursa sangat kacau, dan kehilangan banyak tenaga ahlinya. Di luar juga beredar informasi, Kepala Badan Pengawas Bursa (SFC) bernama Xiao Gang mungkin akan diinterogasi karena menerapkan mekanisme fusi, kondisinya tidak aman. Menurut penuturan, para pejabat SFC mengatakan pada surat kabar “Wall Street Journal,” Xiao Gang mendapat “tekanan teramat besar.”
Mekanisme fusi yang diterapkannya tadinya bertujuan mencegah merosotnya bursa efek, tapi justru menimbulkan dampak sebaliknya. Peran dan fungsi apa yang harus dimiliki oleh SFC di mata masyarakat?
Sebenarnya bagi penulis, tidak hanya merasakan tidak adil terhadap apa yang dialami oleh Xiao Gang, tapi bagi pejabat Dinasti Merah, memang sangat sulit. Ketika bursa efek AS merosot, atau bursa properti anjlok, tidak akan terlihat Presiden Obama menyampaikan instruksi pada Kepala SEC AS, tidak akan terjadi departemen pemerintahan serta merta melakukan “serangan” terhadap institusi pengawasan bursa yang profesional itu. Di negara yang normal, presiden yang tidak ahli, tak hanya tidak akan meragukan pengawasan yang dilakukan institusi profesional, melainkan akan meminta pendapat dari institusi profesional, meminta petunjuk, dan bertanya apakah mempunyai cara efektif untuk menyelamatkan situasi!
Bursa Efek RRT Adalah Perpanjangan Konflik Politik
Di RRT, ekonomi dan politik saling terkait erat. Pada saat terjadi bencana bursa efek tahun lalu, pemerintah PKT menuding adanya kekuatan yang “berniat jahat mengosongkan bursa.” Pernyataan ini sebenarnya sangat menggelikan. Apa yang dimaksud “berniat jahat mengosongkan bursa?” Apakah di dunia ini juga ada orang yang “berniat baik mengosongkan bursa?”
Orang berniat mengosongkan bursa, karena memperkirakan bursa efek akan anjlok, dan semakin besar anjloknya bursa, maka keuntungan mereka pun akan semakin besar. Jika setiap orang yang berspekulasi terhadap bursa adalah “berniat jahat”, lalu apakah orang yang berspekulasi bursa akan naik dan tak akan turun adalah orang yang “baik?” Apakah di dunia ini ada bursa efek yang hanya bisa naik dan tak akan turun?
Dinasti Merah jika beranggapan orang yang memperkirakan bursa akan turun dan berniat mengosongkan adalah orang yang berniat jahat, dan berpandangan bursa RRT hanya bisa naik, maka sebaiknya mereka memprediksi bursa efek akan naik dan bertindak sebagai “bullish” agar bisa memukul dana milik orang-orang jahat yang “berniat jahat mengosongkan bursa” itu!
Menurut nara sumber, terus anjloknya bursa efek RRT, adalah kelanjutan dari konflik politik, adalah serangan balasan membabi buta dari lawan politik Xi Jinping. Memang benar, anjloknya bursa saham RRT di awal tahun, kemungkinan sarat akan faktor politik. Runcingnya konflik internal di kalangan pejabat tinggi PKT, perseteruan pada kedua kubu kekuasaan politik akan menyeret konflik kepentingan ekonomi pula, dan kepentingan ekonomi pada kubu Jiang Zemin yang telah mengendap selama puluhan tahun, pasti akan mengerahkan berbagai upaya pada sektor yang dikuasainya untuk melawan, seperti di bursa efek, bursa properti, bursa surat hutang, bursa valas, dan berbagai sektor lainnya. Bagi pihak Xi Jinping, menyingkirkan kekuatan politik kubu Jiang kuncinya terletak pada menyingkirkan kekuatan lawan di bidang ekonomi dan finansial. Konflik keuangan internal seperti ini, memang benar sarat akan “niat jahat” dan “niat bermusuhan.”
Pada minggu pertama 2016 mata uang RMB anjlok drastis, ini baru awal dari tontonan menarik. Pemerintah PKT sepertinya sedang menguji, melakukan uji kemampuan mereka menghadapi tekanan, melihat bagaimana reaksi pasar ketika nilai tukar RMB dibiarkan berfluktuasi bebas. Atau, dari pergerakan harga RMB di pasar luar negeri, juga bisa melihat arah pergerakan nilai tukar RMB yang sebenarnya. Mengapa RMB terus melemah?
Mungkin juga karena pemerintah yang mengarahkannya karena berniat menguji coba. Terutama karena RRT berjanji pada IMF sebagai syarat masuk ke dalam keranjang mata uang IMF, bahwa hingga Oktober tahun ini jika RMB tidak bergerak lincah dan mendekati pergerakan bursa, maka impian RRT untuk RMB masuk ke dalam keranjang mata uang IMF akan sulit terwujud.
Penerapan mekanisme fusi dan percobaannya di RRT, sekarang terlihat sebagai percobaan yang gagal. Bukan hanya itu, masuk dan keluarnya mekanisme fusi di bursa mungkin akan semakin memperburuk penurunan bursa efek Tiongkok. Karena setelah adanya mekanisme fusi, pemerintah tidak akan proaktif memperbaiki kesalahan pada sistem untuk menyelesaikan masalah pada mekanisme, melainkan akan bergantung pada perlindungan oleh mekanisme ini sehingga tidak akan terjadi anjlok besar. Tapi apakah tanpa mekanisme fusi, atau mengakhiri mekanisme fusi tanpa batas waktu akan bisa menghilangkan segala kekhawatiran? Tidak juga.
Jika tidak ada mekanisme fusi, jaringan listrik mungkin tidak akan sering mengalami mati listrik, namun mungkin akan membiakkan bencana daya listrik yang lebih besar lagi, kebakaran, atau kerusakan jaringan listrik. Kali ini, mekanisme fusi RRT diterapkan terburu-buru, lalu dicabut tiba-tiba, persis seperti banyak hal di dalam sistem pemerintahan sosialis PKT. Dilepaskan akan kacau, dikekang akan mati. Penyakit akut di bursa efek RRT tidak akan bisa diselesaikan begitu saja dengan sebuah mekanisme fusi. Ada mekanisme fusi, pemerintah tetap akan cemas. Tidak ada mekanisme fusi, pemerintah juga tidak akan tenang.
Di tengah anjloknya indeks bursa efek RRT, “penasihat ekonomi utama” Xi Jinping yakni Liu He mengatakan, mengkritik Badan Pengawas Bursa tidak becus, dan menyebutkan RRT sedang berada di tengah periode rawan finansial, perkataan ini memiliki makna khusus. Dalam artikelnya Liu mengaku, setiap kali krisis finansial di RRT, selalu mengisyaratkan hilangnya keharmonisan yang serius antara pemerintah dengan pasar. Setiap kali krisis menandakan kegagalan Badan Pengawas Bursa. Badan Pengawas Bursa PKT “tak bergigi.” Masalah terbesar adalah hanya bicara tanpa tindakan, dan peringatan verbal di hadapan kepentingan hanya macan kertas saja. Dan mengubah ketidakadilan seperti ini, bagi kepentingan BUMN, bagi kepentingan kelompok tertentu, bagi para investor kecil yang dirugikan, jika dilihat sekarang ini, ada atau tidak mekanisme fusi ini sudah tidak begitu penting lagi. Hancurnya bursa efek RRT tak terhindarkan lagi. Ingin keluar dari situasi ini, tapi tidak mengubah situasi dan struktur politik di RRT, sama sekali tidak memungkinkan. (sud/whs/rmat)