Turki Diminta Cegah Pengungsi Datang ke Eropa

Keterangan foto: Presiden Dewan Uni Eropa, Donald Tusk. (epochtimes-romania.com)

Oleh Li Zi dari Brussel

KTT Uni Eropa yang berlangsung di Brussel pada 18 – 19 Februari 2016 juga memberikan penilaian terhadap negara anggota dalam melaksanakan kesepakatan mereka dengan Uni Eropa soal penanganan pengungsi. Apakah kontrol perbatasan sudah mematuhi Perjanjian Schengen. Sementara itu, Turki juga diminta untuk mengambil langkah yang lebih efektif dalam mencegah pengungsi mendekati perbatasan Uni Eropa.

Presiden Dewan Uni Eropa Donald Tusk dalam konferensi pers pada Jumat (19/2/2016) dini hari mengatakan, rencana kegiatan bersama yang sudah ditandatangani oleh Uni Eropa dengan Turki tetap akan diprioritaskan. Dan perlu segera direalisasikan. Untuk itu, Uni Eropa akan mengadakan pertemuan khusus dengan Turki pada awal Maret mendatang.

Serangan teror yang terjadi di Turki beberapa waktu lalu membuat perdana menteri Turki membatalkan rencana menghadiri KTT Uni Eropa untuk membahas masalah pengungsi.

Dari sekitar 1 juta orang pengungsi yang masuk ke Eropa pada tahun lalu, sekitar 85 % di antaranya dilakukan melalui perbatasan dengan Turki. Sampai sekarang kondisi itu belum berubah. Analis senior dari Pusat Kebijakan Eropa Amanda Paul saat diwawancarai NTD mengatakan, ia berpendapat bahwa mustahil untuk mengharapkan pengungsi tidak datang ke Eropa dengan menyeberangi Laut Aegea.

Amanda mengatakan bahwa Turki membutuhkan lebih banyak pengeluaran dana untuk mencapai hasil yang optimal dalam pelaksanaan rencana kegiatan bersama Uni Eropa. Tetapi Turki juga sudah menghabiskan dana cadangan mereka sebanyak 10 miliar untuk keperluan pengungsi yang membludak, namun dana EUR. 3 miliar yang dijanjikan oleh Uni Eropa sampai sekarang belum juga dialokasikan ke Turki. Di sisi lain, Turki juga terus didatangi oleh pengungsi dari negara lain. Mereka menampung 3 juta orang pengungsi sekarang dan masih dibingungkan oleh cara untuk mencegah penambahannya. Tentu saja mereka juga takut kewalahan dalam menanganinya.

Sesungguhnya, negara-negara Eropa termasuk Jerman pun mengandalkan peran Turki dalam menghambat para pengungsi masuk Eropa. Kanselir Jerman Angela Merkel baru-baru ini mengunjungi Turki dalam upaya untuk mencoba mencarikan solusi bagi pemecahan masalah tersebut.

Amanda Paul berpendapat bahwa, rasanya Uni Eropa akan gagal untuk mencegah masuknya pengungsi ke Eropa hanya dengan mengandalkan Turki walaupun dilakukan melalui tekanan. Satu-satunya cara untuk mengatasi krisis imigran itu adalah dengan mencarikan solusi agar gejolak di Suriah secepatnya mereda. Bila tidak demikian, dikhawatirkan masalah pengungsi ini akan berkembang semakin rumit. (sinatra/rmat)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular