Reputasi Shinzo Abe Menurun Akibat Kinerja Ekonomi Buruk dan Kasus Suap

Keterangan foto: Shinzo Abe (kiri). (internet)

Oleh Huang Kaixi

Jajak pendapat yang dikumpulkan media Kyodo News baru-baru ini menunjukkan bahwa dukungan rakyat Jepang terhadap pemerintahan Shinzo Abe telah menurun sampai level di bawah 50 %, tepatnya yaitu 46.7 %. Menurun 7 % bila dibandingkan dengan jajak pendapat yang dilakukan sebulan sebelumnya. Angka tersebut merupakan yang terendah selama setengah tahun terakhir.

Media Kyodo News pada Senin (22/2/2016) mengumumkan hasil jajak pendapat yang dilakukan akhir pekan lalu menunjukkan bahwa dukungan rakyat kepada pemerintahan Abe tinggal 46.7 %, menurun 7 % dibandingkan dengan jajak pendapat sebelumnya. Tingkat ketidakpuasan rakyat justru meningkat menjadi 38.9 %, naik 3.6 %. Sebanyak 77.7 % responden menyatakan bahwa mereka kian merasakan berkembangnya ‘sikap asal-asalan’ pemerintah.

Analis menemukan, penurunan reputasi Abe itu disebabkan oleh mitra penting yang mendorong Abenomics (ekonomi Abe) yaitu mantan Menteri Strategi Nasional dan Kebijakan Ekonomi Jepang, Akira Amari terlibat dugaan suap dan mengundurkan diri. Selain itu, anggota Kongres asal Partai Demokrat Liberal, Kensuke Miyazaki diketahui terlibat skandal seks dengan seorang artis. Juga peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang Sanae Takaichi yang dinilai bertujuan untuk mengintervensi kebebasan pers. Katanya bahwa pemerintah dapat memberikan larangan terbit sementara kepada media yang menyampaikan berita tidak ‘seirama’ dengan pemerintah. Di sisi lain, ‘Abenomics’ dinilai tidak mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang. Itulah beberapa faktor yang menurunkan reputasi Abe.

Komentator politik Jepang Atsuo Ito menjelaskan bahwa pernyataan pengunduran diri dan memutus hubungan dengan partai yang berkuasa oleh Akira Amari 3 pekan lalu, membuat skandal suap seolah tidak memberikan dampak terlalu buruk bagi pemerintahan Abe. Namun, kalau berita buruk yang muncul dari Partai Demokrat Liberal yang sedang berkuasa begitu banyak, tak heran jika masyarakat merasakan bahwa pemerintah bekerja secara asal-asalan, bahkan kondisi itu terus berlangsung sampai sekarang.

Masyarakat Jepang mulai curiga terhadap kebijakan ekonomi Abe. Bank Sentral Jepang bulan lalu memberlakukan kebijakan suku bunga negatif untuk memicu pertumbuhan. Majelis Tinggi Jepang akan melangsungkan pemelihan pada Juli mendatang. Sedangkan dukungan rakyat terhadap Abe sudah turun di bawah level 50 %, tampaknya menjadi sinyal peringatan buat pemilihan tersebut yang waktunya tinggal kurang dari 6 bulan. (sinatra/rmat)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular