Oleh Zhuang Zhengming
Kehangatan hubungan antara Tiongkok dengan Korea Utara yang dibangun sejak jaman Mao Zedong sudah mendingin hampir mendekati titik beku dalam beberapa tahun terakhir. Umumnya orang berpendapat bahwa kejadian itu berpangkal pada pengeksekusian Jang Sung-taek yang dituding pro Tiongkok oleh Kim Jong-un.
Jang yang merupakan paman Kim Jong-un diduga sedang berusaha menggandeng tangan rezim Beijing untuk mendorong saudara Kim Jong-nam merebut kekuasaan dari tangannya. Rumor yang santer beredar adalah bahwa dieksekusinya Jang berkaitan erat dengan rahasia yang dibocorkan oleh Zhou Yongkang..
Suara Amerika (VoA) baru-baru ini memberitakan bahwa akibat pihak Pyongyang terus melakukan uji coba senjata nuklir dan peluncuran rudal belakangan ini, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sanksi berat bagi negara itu. Dan beberapa media Jepang mengutip pendapat analis senior dari pemerintah Jepang yang melaporkan bahwa Partai Komunis Tiongkok/ PKT yang dahulunya memiliki kekuatan untuk mempengaruhi rezim Korut kini sudah kehilangan pamornya.
Masyarakat secara umum akan berpendapat bahwa hubungan kedua negara itu memburuk sebagai akibat dari Kim Jong-un mengeksekusi mati pamannya Jang Sung-taek. Tetapi hal yang melatarbelakangi kejadian itu sebenarnya adalah karena rezim Beijing memberikan suaka politik kepada saudara Kim Jong-nam, ditambah lagi dengan isu bahwa Jang Sung-taek sedang berusaha menggandeng rezim Beijing untuk mendorong saudaranya itu mengambil kekuasaan dari tangannya.
Kim Jong-nam sebagai anak sulung pernah dianggap sebagai pengganti ayahnya Kim Jong-il. Namun, sejak ia disingkirkan, ia terpaksa harus meninggalkan Korut dan terus ‘berkeliaran’ di antara Beijing – Macau dan tidak bergaul lagi dengan saudara seayah lain ibu Kim Jong-un. Kim Jong-nam dalam wawancara dengan wartawan Jepang pada Januari 2012 mengkritik keras kebijakan Kim Jong-un dan memprediksikan bahwa rezim itu bakal runtuh.
Zhou Yongkang membocorkan rahasia, menyebabkan Jang dieksekusi
Laporan media asing mengungkapkan bahwa Zhou Yongkang telah membocorkan percakapan rahasia antara Jang Sung-taek dengan Hu Jintao saat berkunjung ke Beijing. Hal itu membuat Jang Sung-taek dieksekusi mati dan kelompoknya dibersihkan dari jajaran kepemimpinan Kim Jong-un. Selain itu, hubungan kedua negara tersebut jadi terus memburuk.
Laporan mengutip sumber yang dekat dengan jajaran Zhongnanhai menyebutkan, pada Agustus 2012, Jang berkunjung ke Beijing dan melakukan pembicaraan 4 mata dengan Presiden Hu Jintao selama lebih dari 1 jam. Jang Sung-taek saat itu menawarkan usulan untuk mengganti pemimpin tertinggi Korut dengan Kim Jong-nam. Tetapi, Presiden Hu menghindari pembahasan masalah itu dengan alasan bahwa hal tersebut cukup serius sehingga perlu dipikirkan lebih jauh meskipun ia berjanji akan mempertimbangkannya.
8 Desember 2013, Jang Sung-taek diciduk di Pyongyang saat mengikuti rapat pleno Partai Buruh Korut dan 3 hari kemudian dieksekusi mati dengan tuduhan melakukan makar. Kejadian tersebut sempat mengejutkan para pemimpin tinggi yang menguasai Zhongnanhai saat itu.
Beijing menilai bahwa isi percakapan Jang Sung-taek dengan Hu Jintao bisa sampai ke telinga pihak Korut pasti ada yang tidak beres. Melalui pengusutan yang ketat kemudian menemukan bahwa ada seorang pejabat tinggi PKT yang membocorkannya kepada Kim Jong-un melalui saluran rahasia. Investigasi memastikan bahwa percakapan rahasia itu didapatkan Zhou Yongkang dari seorang oknum Departemen Keamanan dan Ketertiban Publik yang setia kepadanya melalui cara yang ilegal.
Rezim Kim memiliki hubungan erat dengan kelompok Jiang Zemin
Rezim Pyongyang selama ini terus berada di bawah kendali PKT kelompok Jiang Zemin. Pejabat PKT seperti Zhou Yongkang, Zeng Qinghong, Zhang Dejiang, Liu Yunshan sangat akrab dengan mereka. Media Inggris pernah memberitakan bahwa Zhou Yongkang sebelum ditangkap merupakan jembatan bagi hubungan kelompok Jiang dengan keluarga Kim. Di bawah pimpinan kelompok Jiang, PKT selama puluhan tahun terus memberikan bantuan keuangan dan lainnya kepada Korea Utara, termasuk mendorong Korut untuk mengembangkan program senjata nuklir agar bisa saling berkolaborasi di arena internasional.
Setelah Xi Jinping berkuasa dan menggencarkan pemberantasan korupsi, banyak anggota kelompok Jiang yang ditangkap akibat terlibat kasus korupsi. Situasi pun ikut berubah. Hubungan kedua negara itu mulai renggang.
Xi Jinping bahkan sampai sekarang belum sekali pun mengunjungi Korut, bertemu dengan Kim Jong-un meski telah berulang kali bertemu Park Geun-hye baik di Korea Selatan maupun Beijing. Setelah Jang dieksekusi mati, Beijing langsung mengirim sekitar 3.000 orang pasukan dan pealatan perang ke Pegunungan Changbai (perbatasan) dengan alasan ingin mengadakan latihan militer musim dingin di sana. Pada bulan Januari tahun berikutnya, militer Tiongkok melakukan latihan perang di Lut Bohai, perairan yang terletak antara daratan Tiongkok dengan Korut. (sinatra/rmat)