Oleh: Yue Hua
Media massa Hongkong mendata pemerintahan Xi Jinping sedang menghadapi lima jebakan. Di antaranya pada kesempatan berbeda Xi Jinping mengakui empat jebakan berupa “pendapatan kalangan menengah” dan lain-lain. Sedangkan jebakan kelima “jebakan kultus individu” yang disinyalir dibuat oleh anggota Komite Politbiro Pusat dari kubu Jiang yakni Liu Yunshan bagi Xi. Berita menyebutkan, Xi Jinping telah memperhatikan ancaman hal ini, dan kini ujung tombak Xi Jinping dan Wang Qishan mulai diarahkan pada Departemen Propaganda.
Media “Super News” Hongkong beberapa hari ini memuat artikel, saat ini RRT sedang menghadapi jebakan pendapatan tingkat menengah, jebakan Tasitus, jebakan Thucydides, jebakan westernisasi dan separasi, serta jebakan kultus individu, dan sedang melangkah di persimpangan jalan.
Artikel mendata, empat jebakan pertama telah diakui secara terbuka, dijabarkan oleh Xi Jinping di kesempatan berbeda. Pada 10 November 2014, ketika menghadiri rapat pemimpin APEC beserta para penasihat bisnis Xi Jinping mengatakan, “Bagi Tiongkok, jebakan pendapatan kalangan menengah mutlak harus dilalui, kunci krusialnya adalah kapan harus dilalui, dan setelah dilalui bagaimana berkembang lebih baik di masa mendatang.”
Ungkapan mengenai “jebakan pendapatan kalangan menengah” ini sudah muncul sejak 2006 di dalam Laporan Perkembangan Ekonomi Asia Tenggara yang dirilis World Bank. Maknanya adalah, setelah rata-rata pendapatan per kapita suatu negara telah mencapai level menengah, akan mengakibatkan tenaga pendorong pertumbuhan ekonomi tidak memadai dikarenakan tak mampu mewujudkan transformasi model perkembangan ekonomi, sehingga akhirnya terjadi kondisi stagnasi ekonomi.
Mengenai “jebakan Tacitus,” telah disinggung dalam pidato Xi ketika inspeksi ke kabupaten Lankau propinsi Henan pada 18 Maret 2014 dalam rapat pemekaran komisi tetap kabupaten tersebut. Xi Jinping mengatakan, “Sejarawan Roma kuno Tacitus mengemukakan suatu teori, bahwa ketika kekuasaan kehilangan kepercayaan rakyat, teori apa pun yang diutarakan, hal apa pun yang dilakukan, akan selalu dinilai negatif oleh masyarakat. Inilah yang dimaksud dengan jebakan Tacitus.”
“Jebakan Thucydides” berasal dari pandangan seorang sejarawan Yunani kuno yang bernama Thucydides, yang mengatakan, ketika sebuah negara besar bangkit dan berebut hegemoni dengan penguasa yang telah eksis, bahaya yang dihadapi oleh kedua belah pihak kebanyakan berakhir dengan perang.
22 Januari 2014, dalam edisi perdana surat kabar “World Post” menerbitkan wawancara dengan Xi Jinping. Terkait perkembangan RRT yang telah maju pesat, pasti ada kekhawatiran akan terjadi konflik dengan negara hegemoni seperti Amerika Serikat. Dalam wawancara tersebut Xi Jinping mengatakan, “Kita seharusnya menghindar dari “jebakan Thucydides” ini, negara kuat hanya bisa mengejar gagasan hegemoni, ini tidak sesuai dengan RRT, RRT tidak memiliki gen untuk menerapkan tindakan seperti itu.”
Mengenai “jebakan westernisasi dan separasi,” dalam forum seminar khusus kader pemimpin tingkat provinsi pada 17 Februari 2014 Xi Jinping mengatakan, “Kita tidak hanya harus mencegah agar tidak terperosok dalam jebakan pendapatan kalangan menengah saja, juga harus mencegah agar tidak terperosok dalam jebakan westernisasi dan separasi.”
Selain empat jebakan tersebut, Xi Jinping dan Wang Qishan berikut para petinggi lainnya pernah berkail-kali mengemukakan dalam rapat internalnya bahkan secara terbuka mengakui bahwa Partai Komunis Tiongkok/ PKT telah mencapai ambang kehancuran.
Liu Yunshan Tambahkan Jebakan Kelima bagi Xi Jinping
Meskipun Xi Jinping hanya mengungkapkan empat jebakan, tapi jebakan kelima, “jebakan kultus individu” menjadi semakin mencolok. Sejak tahun lalu, Departemen Propaganda yang dikuasai oleh Liu Yunshan selaku salah seorang anggota Komite Tetap Politbiro Pusat dari kubu Jiang Zemin terus menggunakan metode kultus individu ala Revolusi Kebudayaan terhadap Xi Jinping untuk memprovokasi, baru-baru ini kian merajalela, dan reaksi yang ditimbulkan di tengah masyarakat juga terus meluas.
Belum lama ini, terus bermunculan karya tulis “hitam tingkat tinggi” yang bersifat kultus individu terhadap Xi Jinping. Sebelumnya berbagai artikel yang memuja Xi Jinping serta foto “Xi dan Mao berjabat tangan” terus beredar, serta perwakilan Tibet yang menghadiri Liang Hui mengenakan bros dengan foto Xi Jinping, dianggap telah sangat menonjolkan distorsi terhadap citra pribadi Xi Jinping.
Berita menyebutkan, Xi Jinping telah melihat bahaya di balik hal ini, pujian menjijikkan Departemen Propaganda terhadap dirinya, dan media partai yang membandingkan sosok Mao Zedong dengan Xi membuatnya sangat tidak senang. Baru-baru ini Xi telah menginstruksikan para pemimpin di Departemen Propaganda, “Jangan sebut Xi dengan istilah Boss Xi” dan semua yang berbau pujian terhadap Xi harus dihapus.
Media berbahasa mandarin di luar negeri mengutip pernyataan tokoh politik Beijing, dalam tiga tahun terakhir, Liu Yunshan telah menjadi kekuatan inti di dalam tubuh PKT yang melawan Xi Jinping. Kekuatan Liu Yunshan terletak pada “memuja” Xi Jinping, mengarahkan Xi Jinping, pada akhirnya istilah “Boss Xi” yang didistorsi ini dimanfaatkan oleh Liu Yunshan.
Menurut nara sumber dari Komisi Kedisiplinan Pusat, sekarang ujung tombak Xi Jinping dan Wang Qishan telah diarahkan pada Departemen Propaganda, beberapa petinggi departemen tersebut akan dikenakan sanksi ganda, dimutasikan atau diturunkan pangkatnya sudah pasti.
“Liu Yunshan akan berkeringat dingin!”, kata pejabat tersebut, “Dan tidak ada orang yang bisa menjamin agar Liu tetap aman.” (sud/whs/rmat)