Seorang sejarawan Harvard yang telah membela keaslian dari sobekan papirus yang dikenal sebagai “The Gospel of Jesus’s Wife”, dimana mengatakan kemungkinan Yesus telah menikah, kini mengatakan itu mungkin palsu.
Profesor Karen King membuat pengumuman hari ini setelah individu anonim yang memberinya papirus itu kedoknya terbongkar: seorang Floridi bernama Walter Fritz, yang berkecimpung dalam Egyptology, bisnis suku cadang mobil, dan pornografi.
King, yang mengajar Ecclesiastical History, mendapat kesimpulan setelah membaca investigasi “The Atlantic” mengenai keaslian asal-usul papirus tersebut, ‘The Unbelievable Tale of Jesus’s Wife’, mengatakan ‘membalikkan keseimbangan menuju pemalsuan’.

Sampai saat ini, Fritz adalah bagian yang hilang dalam teka-teki yang telah membingungkan dunia akademis selama empat tahun, keaslian sobekan kecil papirus, yang bertuliskan Koptik kuno, seukuran kartu nama. Jika dokumen tersebut terbukti asli, itu akan mengancam untuk merusak beberapa pengajaran pusat Gereja dengan menyatakan Yesus Kristus mungkin telah menikah.
Tetapi surat dari Fritz kepada wartawan The Atlantic telah mengungkapkan dia pernah menjadi pemilik anonim papyrus tersebut yang akhirnya jatuh ke tangan sarjana Harvard,
Dalam ‘pengakuan dosa’ nya dimulai: ‘Saya, Walter Fritz, dengan ini menyatakan bahwa saya satu-satunya pemilik sebuah fragmen papirus … yang bernama ” Gospel of Jesus’s Wife ” … “Saya menjamin bahwa baik saya, maupun pihak ketiga tidak memalsu, mengubah, atau memanipulasi fragmen dan / atau menulis dengan cara apapun sejak diakuisisi oleh saya. Pemilik sebelumnya tidak memberikan indikasi bahwa fragmen itu ada campur tangan dengan orang lain.”
Ketika Profesor King memperoleh papirus itu pada tahun 2011, disertai dengan fotokopi kontrak penjualan bertandatangan yang menunjukkan orang anonim tersebut telah membelinya dari seorang pria bernama Hans Ulrich Laukamp pada 12 November 1999.
Sebuah catatan tulisan tangan pada kontrak menyatakan: ‘Penjual menyerahkan fotokopi korespondensi dalam bahasa Jerman. Papirus diperoleh pada tahun 1963 oleh penjual di Potsdam (Jerman Timur)’.
Kini muncul bahwa Fritz memperoleh papirus tersebut dari Laukamp, orang pertama dia bertemu di Berlin pada 1990-an di sebuah ceramah yang disampaikan oleh penulis terkenal Erich von Daniken, dikenal karena teori-teorinya tentang alien.
Fritz, yang sejak masih seorang anak telah dianggap menjadi imam, membeli koleksi papyrus Laukamp di Florida pada tahun 1999 dan menyimpannya dalam penyimpanan selama sepuluh tahun. Kemudian, selama perjalanan bisnis ke London, ia bertemu dengan seorang pedagang seni yang menawarkan untuk membeli kertas-kertas tersebut sekitar (£ 35.000) $ 50.000, sepuluh kali lipat dari apa yang Fritz pikir itu selayaknya.
Sebelum mencapai kesepakatan, Fritz melakukan kontak dengan Profesor King, seseorang memiliki artikel tentang kekristenan yang ia akrab karena ia ingin tahu mengapa pedagang seni itu siap untuk menawarkan harga demikian tinggi.
Namun, penjual seni tiba-tiba mengakhiri negosiasi ketika dia menemukan Fritz telah berbicara kepada profesor. Itu adalah titik pokok dimana ia memberikan dokumen tersebut kepada Profesor King.

Fritz, kini berusia 50, menikah dan tinggal di Florida, sebagai mata rantai yang hilang tenggelam untuk penyelidikan, lapor Ariel Sabar, dari The Atlantic.
Laukamp telah menjadi pemilik perusahaan alat manufaktur penggilingan Amerika Corporation, dengan pabrik di Berlin dan kantor di Florida. Salah satu rekan bisnisnya itu tak lain adalah Fritz, yang bertindak sebagai konsultan untuk cabang AS. Tetapi Fritz ternyata memiliki beberapa usaha lain yang sangat menarik.
Sesaat sebelum Profesor King mengumumkan penemuannya tentang papirus tersebut pada tahun 2012, Fritz mendaftarkan nama domain www.gospelofjesuswife.com.
Ini menyuplai Sabar dengan terobosannya: terkait Fritz tentang papyrus tersebut.
Penggalian web lebih jauh mengungkapkan bahwa, sembilan tahun sebelumnya, Fritz telah mendirikan beberapa situs porno yang menunjukkan istrinya berhubungan seks dengan laki-laki lain, dengan satu home page menyatakan dirinya sebagai ‘Amerika # 1 Slut Wife’.
Sebuah biografi Fritz di salah satu situs terbaca: ‘Saya seorang eksekutif berusia 45 tahun, yang tinggal di S. Florida. Stats: 6’2″, 185 lbs, rambut coklat, kurus, tidak ada perut, potongan bersih, dan juga diberkahi. Dilanjutkan: ”Saya berpendidikan tinggi, sarjana MA teknis dari universitas besar, dan gelar asosiasi bidang seni. Saya berbicara tiga bahasa dengan lancar dan membaca dua bahasa kuno’.
Situs porno tersebut sejak saat itu diturunkan. Juga, pada tahun 1995, Fritz mendirikan perusahaan ‘Nefer Art’ – ‘Nefer’ dari kata Mesir yang berarti ‘kecantikan’.
Penyelidikan Sabar telah menemukan siapa sosok ‘Walter Fritz’, pada tahun 1991, telah menerbitkan sebuah artikel dalam jurnal berbahasa Jerman, “Studien zur Altägyptischen Kultur” (Studi pada Budaya Mesir Kuno), tentang decoding tablet Mesir kuno.
Menurut jurnal tersebut, dia berafiliasi dengan lembaga ilmu pengetahuan Mesir di Free University, Berlin, yang juga mempekerjakan seorang pria bernama Peter Munro. Namun, di beberapa titik, Fritz, yang mengatakan kepada Sabar dia memang pergi ke sana, putus program masternya di Egyptologi. Kecintaannya pada subjek tetap, dengan Fritz menjadi pemandu wisata di Museum Mesir di Berlin.
Nama Munro juga disebutkan dalam paket papirus yang diserahkan kepada Profesor King: dialah yang dikatakan telah menganalisis dokumen-dokumen Laukamp.
Munro, yang meninggal pada tahun 2006, mengatakan selama analisisnya tentang papirus itu pada tahun 1982: “Fragmen kecil itu … adalah satu-satunya contoh dari teks di mana Yesus menggunakan pidato langsung dengan menjelaskan memiliki istri, ‘dimana ‘bisa menjadi bukti tentang kemungkinan menikah”.
Ditanya tentang surat Munro, Fritz mengatakan kepada The Atlantic, “Saya tidak bisa mengomentari masalah apapun yang Anda miliki dengan surat itu … saya menerima fotokopi dari seseorang, dan itulah akhir dari cerita tersebut.”
Rene Ernest, pengacara yang mewakili harta Laukamp setelah kematiannya pada tahun 2002, yang juga adalah anak tirinya, telah membantah klaim-klain kliennya memiliki papyrus itu. Dia bersikeras Laukamp tidak tertarik dalam barang-barang antik dan tidak mengumpulkannya. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pada tahun 1963, Laukamp tinggal di Berlin Barat.
Pada saat itu, Jerman Barat tidak diizinkan untuk mengunjungi Jerman Timur, selain untuk mengunjungi keluarga di hari Natal.
Setiap usaha untuk melakukannya akan mempertaruhkan penjara dan kemungkinan eksekusi jika ia ditemukan bersama dokumen yang berisi tulisan yang jelas tampak rahasia.
Ketika ditanya bagaimana tanda tangan Laukamp telah berakhir pada kontrak penjualan tersebut, istri Ernest, Gabriele, mengatakan kepada The Atlantic, “Saya dapat dengan mudah membayangkan Walter Fritz mengatakan, ‘Saya perlu tanda tangan Anda untuk perusahaan itu’. Kemudian menambahkan, “Laukamp ‘akan menandatangani itu tanpa membaca apapun.”
Ketika Sabar bertanya pada Fritz tentang apakah ia telah memalsukan papirus itu, Fritz mengatakan, “Ayolah menjadi pengacaranya setan dan mengatakan baik Laukamp atau saya bersekongkol untuk memalsu sebuah papirus untuk membuat pernyataan … masih belum ada bukti ilmiah pada hal ini dimana kita telah berhasil.”
Dan ketika Sabar mengajukan pertanyaan kepadanya lagi, secara langsung, pernahkan ia memalsu Gospel of Jesus’s Wife?, Fritz hanya berkata, “Tidak.”

Mengapa beberapa ahli percaya Gospel of Jesus’s Wife adalah Palsu
Para kritikus mengatakan bahwa fragmen tersebut adalah kolase dari potongan-potongan Gospel of Thomas oleh seseorang dengan pemahaman yang meragukan (bahasa) Koptik kuno.
Salah satu sarjana bahkan mengklaim telah menemukan kesalahan cetak/ketik dalam edisi online dari Injil tersebut, yang cocok dengan salah satu dalam apa yang mereka katakan adalah palsu.
Ahli lainnya telah mengklaim bahwa campuran tinta menunjukkan bahwa dokumen itu dibuat di zaman modern.
Leo Depuydt, seorang Egyptolog di Brown University, mengatakan bahwa tidak satupun tes-tes baru yang telah meyakinkan dia, dan papirus itu adalah palsu.
Dia menulis di “Harvard Theological Review” tentang pemalsu mungkin “ingin menempatkan kesenangannya sendiri pada isu-isu teologis modern” seperti selibat (kehidupan membujang) dan peran perempuan dalam Gereja.
“Sebagai sebuah hasil pemalsuan, itu buruk ke titik yang menggelikan, Saya tidak membeli argument itu, ini adalah pengelabuan. Saya pikir itu bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa sarjana kemarin sore,” katanya.
Asal dari papirus tersebut juga telah dipertanyakan. Pemilik dokumen tersebut telah meminta untuk tetap anonim tetapi mengatakan bahwa ia memperoleh artefak itu bersama dengan lima papirus lainnya pada tahun 1999 dari seorang kolektor yang memperolehnya pada tahun 1960-an di Jerman Timur. (ran)