Mengalihkan Rasa Takut Makan Lemak (1)

Selama bertahun-tahun, telah tertanam bahwa makan lemak tidak menyehatkan, dan kebanyakan orang memercayainya. Oleh karena itu, dalam upayanya menjadi sehat, banyak orang menghindari makan lemak.

Seringkali klien saya mengatakan telah mengonsumsi makanan sehat, dan saya selalu meminta mereka menjelaskan apa arti “makanan sehat”. Umumnya respon yang saya dengar:

  • Saya tidak pernah makan daging merah berlemak, hanya ayam atau ikan sekali atau dua kali seminggu.
  • Saya tidak menggunakan mentega atau telur karena mengontrol kolesterol.
  • Dokter meminta saya menggunakan margarin untuk menghindari penyakit jantung yang diderita keluarga saya.
  • Saya mencoba menurunkan berat badan, jadi saya menghitung berapa gram lemak yang terkandung dalam makanan dan membeli segala sesuatu tanpa lemak.

Saya harus menghargai klien saya karena mereka hanya melakukan apa yang di minta. Masalahnya, apa yang diperintahkan pada mereka tidak berguna. Kenyataannya, klien yang mengonsumsi makanan rendah lemak biasanya orang yang paling tidak sehat dari semua klien yang saya temui.

Mereka biasanya menderita gejala depresi, kelelahan, kegelisahan, perubahan suasana hati, hipoglikemia, resistensi insulin, kelaparan konstan dan tak pernah kenyang, masalah kandung empedu (masalah buang gas, kembung, “berbaliknya asam lambung”, buang kotoran tidak terkontrol), ketidakseimbangan hormon, dan bahkan kurangnya menstruasi pada gadis.

Perempuan yang melakukan diet rendah lemak seringkali mengeluhkan rambut kering, rapuh, dan rontok, dan kulit mereka kering dan keriput. Dan sungguh tidak dapat dipercaya, mereka hampir selalu ingin menurunkan berat badan!

Meskipun kebanyakan orang yang melakukan diet rendah lemak tidak merasa sehat, mereka masih percaya jika menghindari makan lemak akan membuat mereka sehat.

Komunitas medis, industri makanan cepat saji, dan media telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam meyakinkan publik dunia bahwa lemak buruk bagi tubuh. Lemak telah disalahkan atas segala hal mulai dari penyumbatan arteri hingga penyebab kanker. Dan lemak pasti menjadi kambing hitam paling populer untuk masalah obesitas!

Tapi apakah lemak yang benar-benar patut disalahkan? Apakah makan lemak mengakibatkan kegemukan?

Terlepas dari kenyataan bahwa makanan hambar dan bebas lemak sedang ditanamkan pada publik Amerika, tetap saja mereka semakin gemuk. Televisi tetap berusaha meyakinkan bahwa makanan tanpa lemak dapat membuat langsing dan sehat. Jadi dalam upayanya melakukan sesuatu yang “benar’, kebanyakan orang menghindari semua kandungan lemak dari makanan mereka dan sungguh mengherankan mengapa berat badan mereka tetap tidak berkurang. Ada beberapa alasan untuk ini.

Membuat Anda lapar

Pernahkah Anda mencoba melakukan diet rendah lemak dan merasa sangat kelaparan? Lemak sebenarnya mengirimkan sinyal ke otak untuk memberitahukan pada Anda kapan harus berhenti makan. Jadi, jika Anda tidak mendapatkan cukup lemak dalam makanan, Anda tidak akan pernah merasa puas dan biasanya akan berakhir dengan terlalu banyak makan.

Saya memiliki klien yang mengaku telah mengonsumsi sekotak kue tanpa lemak dan mengatakan tidak apa-apa karena kue tersebut tanpa lemak! Pesta makan jenis ini sangat umum bagi orang yang mengonsumsi makanan rendah lemak dan mudah menyebabkan kenaikan berat badan.

Lemak baik, dapat membantu mengontrol nafsu makan Anda, sehingga tidak perlu mengonsumsi banyak makanan agar merasa kenyang.

Lemak rendah = Karbohidrat tinggi

Masalah lainnya, makanan rendah lemak berarti karbohidrat tinggi. Dan karbohidrat tinggi pada akhirnya menyebabkan gula darah rendah. Ketika gula darah Anda turun, tubuh Anda berada dalam kondisi penyimpanan, dan metabolisme Anda akan menurun.

Ketika Anda mengonsumsi makanan karbohidrat tinggi, Anda memicu pelepasan insulin, yang memerintahkan tubuh Anda untuk menyimpan lemak. Belum lagi tingkat energi Anda yang menurun seiring turunnya gula darah, jadi jika Anda mengonsumsi makanan karbohidrat tinggi, kemungkinan besar Anda akan kekurangan energi yang dibutuhkan untuk berolahraga.

Lemak baik di setiap makanan yang dapat membantu menjaga kadar gula darah stabil. Hal ini akan memaksimalkan metabolisme Anda dengan menyediakan pasokan bahan bakar bagi tubuh Anda untuk membakar energi sepanjang hari.

Lemak rendah = Protein rendah

Orang yang melakukan diet rendah lemak biasanya menghindari makanan berprotein hewani karena mengandung lemak jenuh. Ini bukan pilihan yang bijaksana karena satu-satunya sumber protein terlengkap di alam berasal dari hewan. Tidak mendapatkan cukup protein dalam makanan Anda dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan, kelelahan, rambut dan kuku kering dan rapuh, lambatnya penyembuhan luka, infeksi kronis, dan masalah penanganan gula.

Tanda lain kekurangan protein, sulit membentuk otot. Seringkali orang yang melakukan diet rendah lemak hampir tidak mungkin dapat menurunkan berat badan atau membentuk otot, tidak peduli apa pun yang mereka lakukan. Meskipun mereka berusaha melakukan latihan dua jam sehari, empat kali seminggu, banyak pelaku diet mengeluh gagal melihat hasil dari semua kerja keras mereka di depan cermin. Alasannya hanyalah mereka kekurangan protein yang dibutuhkan untuk membentuk otot yang kuat.

Asam amino yang berasal dari protein kita gunakan untuk membuat neurotransmitter (substansi kimia otak) yang benar-benar membantu mengendalikan nafsu makan, mengurangi ketagihan, dan menyeimbangkan perubahan suasana hati.

Cara terbaik untuk mengatasi ketagihan manis dan tepung yang kuat dengan mengonsumsi makanan seimbang tiga kali secara teratur setiap hari. Makanan seimbang adalah makanan berbasis protein dan termasuk sumber karbohidrat alami dan beragam lemak baik.

Anda mungkin telah mengetahui sekarang jika menghindari makan lemak tidak membuat tubuh Anda ‘meleleh’ secara ajaib. Yang benar adalah mengonsumsi lemak tidak membuat Anda gemuk. Bahkan, Anda tidak perlu merasa bersalah ketika Anda makan lemak karena lemak penting bagi kesehatan.

Lebih dari 65 persen otak manusia berisi lemak. Hormon kita terbuat dari lemak, demikian juga dengan lapisan luar setiap sel dalam tubuh. Lemak menjaga kesehatan kulit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menstabilkan gula darah, dan mencegah diabetes. Lemak baik bermanfaat bagi jantung, menormalkan lemak darah dan kolesterol, dan bahkan mencegah kanker! (Lori Lipinski/Epochtimes/Feb/Yant)

Lori Lipinski adalah konsultan nutrisi bersertifikat, dosen, dan penulis.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular