Erabaru.net. Selama bertahun-tahun, telah tertanam bahwa lemak tidak menyehatkan, dan kebanyakan orang memercayainya. Oleh karena itu, dalam upayanya menjadi sehat, banyak orang menghindari makan lemak.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat membantu Anda menambah lemak-baik dalam makanan Anda!
Hindari konsumsi produk rendah lemak. Kekhawatiran akan bahaya makan lemak yang ditulis media telah menciptakan pasar bagi 15.000 lebih produk rendah lemak di AS! Produk ini benar-benar gagal memenuhi promosi mereka, belum lagi rasanya yang tidak enak.
Pernahkah Anda mengonsumsi produk tanpa-lemak yang terasa lebih enak daripada aslinya? Kenyataannya ketika mereka tidak makan lemak, mereka harus menggantikannya dengan sesuatu, dan sesuatu itu biasanya lebih banyak gula, sodium, pemanis buatan, substansi pengikat, dan bahan kimia lainnya.
Jangan takut untuk mengonsumsi makanan original. Semakin alami produk tersebut, semakin baik bagi Anda. Pilih makanan secara utuh. Usahakan hindari produk olahan, makanan kemasan, khususnya produk yang mengurangi lemak.
Ganti margarin dengan mentega. Telah ditanamkan dalam pikiran kita untuk mengonsumsi margarin karena mentega meningkatkan kolesterol dan buruk bagi jantung kita. Yang benar, orang yang mengonsumsi margarin memiliki tingkat penyakit jantung dua kali lipat dari mereka yang mengonsumsi mentega (Nutrition Week 3/22/91 21:12).
Pikiran kita juga telah ditanamkan jika lemak jenuh, jenis lemak yang terkandung di dalam mentega, menyumbat arteri. Tetapi menurut penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet (1994 344:1195), asam lemak yang ditemukan pada penyumbatan arteri kebanyakan adalah lemak tidak jenuh, bukan lemak jenuh, seperti yang selama ini diarahkan untuk kita yakini.
Mentega adalah lemak alami, terbuat dari krim. Margarin adalah campuran bahan kimia buatan. Tidak hanya rasanya yang lebih enak, mentega juga lebih baik bagi Anda. Mentega merupakan lemak yang larut dalam vitamin A, D, E, dan K dan merupakan mineral penting: magnesium, seng, kromium, selenium, dan yodium.
Belilah mentega organik yang diproduksi tanpa menggunakan hormon, steroid, dan antibiotik. Bahan dasar mentega dari sapi pemakan rumput bahkan lebih baik.
Ganti minyak nabati olahan dengan lemak tradisional. Selama bertahun-tahun media telah menanamkan untuk mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh, seperti lemak yang berasal dari minyak nabati (minyak sayur). Saran ini malah lebih berbahaya.
Dalam proses memproduksi minyak nabati, bahan kimia beracun dan suhu tinggi digunakan untuk mengurai minyak dari biji atau kacang. Dalam proses ini, hampir semua kandungan gizi telah rusak, belum lagi suhu tinggi telah mengubah minyak menjadi tengik bahkan sebelum Anda membawanya pulang.
Lebih buruk lagi, sebagian besar minyak nabati yang menjadi makanan kemasan sebagian dihidrogenasi, suatu proses yang menyusun kembali molekul-molekul asam lemak, mengubahnya dari bentuk lemak cis alami menjadi lemak trans (asam lemak tak jenuh dibagi menjadi dua jenis, yakni asam lemak tak jenuh dengan isomer cis- dan isomer trans. Sifat lemak trans lebih mirip asam lemak jenuh), yang sebagian besar tidak ada di alam. Bukan saja lemak trans sulit dicerna, mereka juga dikaitkan sebagai penyebab kanker dan penyakit jantung.
Menurut John Lee, MD, dari Kalifornia, “Asam lemak trans masuk dalam proses metabolisme kita tetapi merusak fungsi tubuh. Selaput sel kita, sintesis hormon, sistem kekebalan tubuh kita, kemampuan kita menghadapi peradangan dan penyembuhan, dan banyak, banyak sistem penting lainnya semua menjadi rusak ketika asam lemak trans menggantikan asam lemak cis yang menyehatkan. Tanpa sadar kita telah meracuni diri kita sendiri.”
Lemak terbaik bagi kita untuk dikonsumsi adalah generasi yang tumbuh sebelum Quaker dan Nabisco menjadi merek yang akrab di rumah tangga. Lemak tradisional ini termasuk mentega, lemak hewani, minyak zaitun, kelapa, dan minyak sawit—lemak yang tidak sering Anda lihat di TV! (The Epochtimes/ Lori Lipinski/ /Feb/Yant)
Lori Lipinski adalah konsultan nutrisi bersertifikat, dosen, dan penulis.