Erabaru.net. Anggaplah bahwa rasa nyeri sebagai “alarm bahaya” bagi Anda, sebuah pertanda yang dirancang untuk mendapatkan perhatian Anda, untuk memotivasi Anda agar membebaskan diri dari apa pun yang menyebabkan hal tersebut. Bagaimanapun juga, nyeri (potensi bahaya) bisa berarti cedera atau bahkan kematian. Dengan cara ini, rasa nyeri memiliki tujuan yang berguna karena fungsinya membuat tubuh Anda selalu aman dan tetap hidup. Semua ini bekerja dengan cukup baik bahkan sekalipun jari Anda tersayat pisau saat memotong sayuran.
Tapi bagaimanakah nyeri kronis itu? Menurut American Academy of Pain Medicine, lebih dari 100 juta orang Amerika hidup dengan kondisi sakit nyeri yang kronis, seperti fibromyalgia, migrain, atau nyeri punggung. Begitu rasa nyeri menjadi kronis, nyeri tersebut akan “membunyikan” alarmnya secara teratur, bahkan mungkin terus-menerus. Bagaimana Anda bisa menghindari sesuatu yang datang dari dalam diri Anda?
Nyeri ada di dalam otak
Orang sering kali berpikir bahwa nyeri adalah pengalaman sensorik murni, yang berarti suatu sensasi fisik yang sangat tidak menyenangkan, dan mereka cenderung mengabaikan aspek psikologis nyeri.
Tidak peduli penyebab rasa nyeri Anda, atau di mana pun Anda merasakannya di dalam tubuh, itu semua diproses dalam sistem saraf pusat yang dikendalikan oleh otak dan sumsum tulang belakang. Sudah menjadi anggapan umum bahwa rasa nyeri terletak di bagian tubuh Anda yang sakit, seperti nyeri punggung yang berada di tulang belakang Anda. Namun, dalam kasus di mana orang yang telah menjalani operasi nyeri punggung, sebenarnya nyeri punggung mereka terletak terpusat, di dalam sistem saraf.
Otak dan seluruh sistem saraf dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, keyakinan, ingatan, dan lingkungan. Bahkan, untuk tingkat yang sangat besar, seberapa banyak rasa nyeri yang Anda rasakan setelah operasi, ditentukan oleh suasana hati Anda dan faktor psikologis lainnya.
Ini bukan berarti rasa nyeri Anda tidak nyata. Ini berarti bahwa rasa nyeri pada dasarnya merupakan suatu fenomena psikologis. Berlaku bagi semua orang. Mempersempit fokus pada nyeri sebagai masalah sensorik, telah memberikan kontribusi pada pemberian resep pengobatan opioid (yang mengandung opium) yang berlebihan.
Kita telah salah arah dalam mengobati rasa nyeri
Bahkan, psikologi dibangun ke dalam definisi rasa nyeri. Asosiasi Internasional untuk Studi Rasa Nyeri mendefinisikan rasa nyeri sebagai “…suatu sensorik berbahaya dan pengalaman emosional”. Mengobati rasa nyeri dari perspektif fisik hanya mengabaikan setengah dari definisi rasa nyeri. Jadi apabila kita memperlakukan setengah hati dari hal apa pun, maka akankah kita terkejut ketika tidak berfungsi dengan baik?
Nyeri bertindak sebagai alat penekan (stressor) pada sistem saraf dan pikiran. Hal ini dapat menyebabkan perubahan pada pernapasan dan detak jantung, meningkatkan ketegangan otot, pembuluh darah, dan dapat menyebabkan kecemasan, fokus yang berlebihan terhadap rasa sakit, dan perasaan tak berdaya.
Anda dapat mempelajari ketrampilan khusus untuk menenangkan sistem saraf, sehingga dapat meredam pengolahan nyeri dalam otak dan sumsum tulang belakang. Lakukan secara teratur, keterampilan ini dapat bekerja dengan efektif sebagai obat untuk meringankan nyeri dan penderitaan yang terkait.
4 tips menenangkan sistem saraf untuk mengendalikan nyeri
1.Kurangi persediaan pemicu dan obati stres. Stres menguatkan nyeri, jadi penting untuk menguranginya. Anda mungkin tidak dapat mengontrol keadaan yang memicu stres, namun Anda dapat mengontrol reaksi terhadapnya. Belajarlah untuk menjadi kurang reaktif dan akan menemukan Anda memiliki kontrol yang lebih besar.
2. Iramakan napas. Upayakan untuk mengubah pola pernapasan Anda sehingga menjadi pernapasan “perut” (juga disebut pernapasan diafragma). Gunakan pernapasan diafragma selama beberapa kali sehari. Tetaplah bertahan dengannya, dan hapus harapan Anda bahwa hal itu akan segera mengurangi nyeri. Ingatkan diri Anda bahwa tujuannya melatih sistem saraf adalah yang pertama; kemudian baru mengurangi nyeri.
3. Belajarlah untuk bermeditasi. Meditasi memberi Anda pengendalian otak dan membantu mengurangi fokus pada rasa nyeri sehingga langsung mengurangi nyeri dan penderitaan. Lakukan secara teratur, meditasi adalah obat nyeri yang kuat.
4. Memanfaatkan kekuatan pikiran dan emosi. Pikiran dan perasaan Anda sehari-hari memiliki efek yang mendalam terhadap nyeri. Ini berarti semakin fokus pada rasa nyeri, maka semakin buruk yang Anda dapatkan.
Dengan psikologi nyeri dan terapi perilaku kognitif, Anda dapat belajar bagaimana melihat sesuatu yang berbeda untuk memetakan arah positif terhadap nyeri. Mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog nyeri, kesehatan, ataupun ahli terapis dalam pengarahan terapi perilaku kognitif untuk nyeri kronis. (Care2.com/Beth Darnall/Ajg/Yant)