Bagaimana Membimbing Anak Menghasilkan Daya Cipta Sendiri ?

Erabaru.net. Dalam pendidikan anak, ada satu hal yang sangat umum, tapi mungkin tidak pernah terlintas dalam benak para orang tua, yaitu : “Manusia telah banyak menciptakan sesuatu, tapi apakah ia bisa menciptakan (sesuatu) untuk dirinya sendiri ?” Segala sesuatu di masyarakat ini semuanya hasil karya atau ciptaan manusia. Hal ini telah dibuktikan dalam sejarah budaya manusia sejak ribuan tahun silam. Kita hidup di dalam suatu lingkungan, dan kita juga mampu menciptakan lingkungan yang lebih hebat. Namun, selama ribuan tahun ini, terkait apakah manusia mampu menghasilkan daya cipta untuk dirinya sendiri, dan bagaimana menciptakanya itu memang merupakan satu hal yang pelik.

Contoh misalnya dalam mendidik anak-anak, selama Anda sebagai orang tua amati dan pahami dengan cermat, maka Anda akan tahu bahwa setiap anak itu punya ciri khasnya dan masing-masing berbeda. Sebuah prinsip yang sederhana : Jika potensi dan perbedaan anak dihargai orang tua, maka daya ciptannya pasti bervariasi. Dalam menghasilkan daya ciptanya sendiri itu, mereka punya pilihan, dan punya garis diri.

Hidup adalah pilihan

Garis perjalanan hidup anak, jalan berpikirnya, dan pandangan maupun harapannya dengan jalan kehidupan, pandangan dan keinginan atau harapan orang dewasa (orang tua, wali murid) itu kerap tidak selaras. Sebuah konsep menunjukkan makna suatu hal ihwal, sementara suatu keinginan atau harapan adalah hal ihwal ini, maka ketika maknanya ini dipastikan memikiki daya tarik yang kuat, akan mendorong seseorang untuk mencapainya. Anak-anak kerap membentuk sebuah konsep berdasarkan tingkat pemahaman dan pengetahuannya sendiri terhadap suatu hal ihwal, misalnya melihat tingkah “anjing”, sepertinya sangat “jinak” (pandangannya), karena itu mereka rasanya ingin sekali “memeluk anjing itu”, (harapan atau keinginan), anjing itu dipeluknya, dan merasakan suatu kesenangan, inilah keinginan atau harapan yang terwujud.

Misalnya, orang-orang menganggap “bumi itu bulat” (konsep atau pandangan), dan kemungkinan akan berlayar mengitarinya (kemungkinan), sehingga memicu kebutuhan mendesak orang-orang terhadap kekayaan, kekuasaan dan mengambil risiko, akibatnya kebutuhan (pandangan atau konsep) untuk berlayar mengelilingi Bumi ini pun menjadi suatu keinginan atau harapan yang ingin diwujudkan.

Tanggungjawab utama orangtua adalah membuat anak-anak lebih cepat dan lebih banyak mencetuskan ide-ide atau konsep baru dan memunculkan harapan baru, kemudian mempraktekkannya. Sebisa mungkin dalam arus kehidupan anak-anak itu mengambil arah yang baru : lebih banyak kontak dengan lingkungan luar, masyarakat luas, ikut berpartisipasi dalam urusan keluarga, berbuat sesuatu untuk teman sejawat dan komunitas sesuai kemampuan.

Dalam hal pemikiran dan rancangan (konsep dan harapan atau keinginan) ini, biarkan anak-anak memilih “tindakan positif” dari sejumlah konsepnya dalam lingkup kontaknya sendiri. Sesuatu yang dipilihnya setelah mempertimbangkannya dengan cermat dan hati-hati ini akan sangat berguna bagi sepanjang hidupnya. Tentu saja mereka juga kerap memilih beberapa, atau membuang beberapa di antaranya (rancangan,konsep atau keinginan), ini adalah ciri psikologis dan sisi usia anak-anak.

Anak-anak bisa menumbuhkan kemampuan “terpusatnya” ketika mereka meninggalkan minat (hal ihwal) lain yang tidak penting dan mendalami minat (hal ihwal) yang diarahkan ketika itu, dan fokus mereka akan terpusat (beberapa waktu sangat fokus, mempraktekkan dan menyelesaikan sesuatu), atau dengan kata lain ruang lingkup minat anak yang tidak menentu itu secara relatif menyusut, dan relatif lebih dalam (fokus) terhadap sesuatu, bahkan ia bisa fokus dalam waktu yang lama terhadap hal-hal yang monoton, sehingga dengan demikian rasa tanggung jawab dan fokus perhatian anak akan terbentuk, dan ini sangat besar manfaatnya dalam pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. (Secretchina/Jhn/Yant)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular