Diplomat Korut Membelot Demi Kebebasan dan Masa Depan Anak

Oleh Ma Li

Pejabat Korea Selatan pada Rabu (17/8/2016) membenarkan bahwa seorang diplomat Korea Utara untuk Inggris Thae Yong-ho bersama keluarganya telah berada di Seoul untuk meminta suaka politik.

Membelot demi kebebasan

Media Yonhap mengutip juru bicara dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan Jeong Joon-hee menyebutkan, Thae Yong-ho adalah pejabat tingkat wakil di Kedutaan Korea Utara untuk Inggris di London dan termasuk pejabat posisi kedua yang dianggap penting, orang nomor 2 setelah Dubes. Ini adalah pertama kalinya seorang pejabat tinggi Korut membelot ke Selatan.

Jeong Joon-hee mengatakan bahwa dia sudah muak dengan rezim Kim Jong-un, berharap dapat  hidup di negara yang memiliki kebebasan dan demokrasi, dia lebih khawatir dengan masa depan anak-anaknya bila tetap menjadi warga negara Korut.

Jeong Joon-hee juga mengatakan, kasus ini menunjukkan bahwa kekuasaan Kim Jong-un sedang melemah, bahkan sudah menjelang rontok. Secara umum dapat disimpulkan bahwa harapan rakyat terhadap penguasa sudah hancur.

Thae Yong-ho bertanggung jawab untuk memantau ‘pembelot Korut’ di London

BBC dalam laporannya pada Selasa (16/8/2016) mengatakan, Thae bersama keluarganya sudah selama 10 tahun tinggal di daerah London Barat. Tetapi sejak beberapa pekan terakhir tiba-tiba kehilangan kontak dengannya. Kementerian Luar Negeri Inggris dan Kedutaan Korut untuk Inggris tidak memberikan komentar atas kejadian ini.

Ada informasi tak resmi beredar yang menyebutkan bahwa pejabat yang membelot ini juga bertugas sebagai mata-mata buat Korut. Memantau ‘para pembelot Korut’ yang tinggal di pinggiran kota London. Sekaligus bertanggung jawab untuk memberikan respon terhadap isu-isu HAM dari masyarakat Inggris yang merugikan Korut, selain melakukan tugas-tugas rutin seorang konsuler.

Teman satu kelas putra Thae: Timbul kekhawatir terhadap mereka

Putra bungsu Thae Yong-ho mengikuti pendidikan di sekolahan yang berada di London Barat. Temannya berumur 19 tahun, Louis Prior mengatakan bahwa ia menghilang sejak pertengahan Juli.

“Kami berada adalah teman akrab, dia setiap hari pasti muncul di Facebook dan WharsApp. Tetapi tiba-tiba suatu hari semua akunnya di jejaring sosial ditutup,”  katanya.

Kabarnya, putra sulung Thae memiliki nilai sekolah yang tinggi, dan tak lama lagi akan mengikuti ujian masuk Imperial College London untuk jurusan matematika dan ilmu komputer.

“Kami khawatir, tetapi setiap kali kami telepon, selalu tidak ada nada panggilan,” tambahnya.

Menurut Louis Prior bahwa teman akrabnya itu kelahiran Denmark (karena Thae pernah bertugas di Denmark). Keluarga mereka lalu pindah ke Korea Utara, dan dari sana mereka pindah lagi ke Inggris.

Para elit Korea Utara memilih bertindak nekad

Ahli urusan Asia di Royal Institute of International Affairs Chatham House,, John Nilsson Wright mengatakan, diplomat yang membelot ini akan memuntahkan sangat banyak informasi penting yang berkaitan dengan internal rezim Kim Jong-un.

“Para pejabat teras ini sangat cerdik, memiliki berbagai keahlian, cukup terlatih dan penguasaan bahasa Inggris-nya pun baik. Mereka juga tidak menghabiskan waktu untuk menikmati pesta koktail, meskipun sudah berada di negeri orang. Tetapi tetap melakukan tugas-tugas yang diemban dengan penuh semangat,” kata John.

Andrei Lankov yang sudah lama mengamati gerak-gerik Korut mengatakan, “Bagi mereka, para pejabat elit yang mampu dengan tenang mengevaluasi kondisi di Semenanjung Korea khususnya untuk bagian Utara, saya yakin mereka juga sadar bahwa rezim Kim Jong-un cepat atau lambat pasti akan runtuh. Dan mereka juga sadar sekali bahwa begitu rezim ambruk mereka akan mengalami nasib yang buruk. Jadi lari dulu sebelum kejadian adalah pilihan yang rasional.”

Sementara John Nilsson Wright juga menyebutkan bahwa pembelotan mereka itu penuh dengan resiko. Biasanya Kim Jong-un akan menyuruh bawahannya untuk membalas dendam melalui kerabat mereka yang masih tinggal di Korut. Juga akan menugaskan pelacak untuk mencari yang bersangkutan. Begitu tertangkap, maka pembelot akan mendapat hukuman berat. (sinatra/rmat)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular