7 Efek Samping Terlalu Banyak Mengonsumsi Cuka Apel

4. Erosi email gigi

Asam asetat dalam cuka dapat melemahkan email gigi dan menyebabkan hilangnya mineral serta kerusakan gigi. (Piotr Marcinski / iStock)
Asam asetat dalam cuka dapat melemahkan email gigi dan menyebabkan hilangnya mineral serta kerusakan gigi. (Piotr Marcinski / iStock)

Makanan dan minuman yang asam telah terbukti merusak email gigi.

Minuman ringan dan jus buah telah diteliti merusak email gigi, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam asetat dalam cuka juga merusak email gigi.

Dalam satu penelitian laboratorium, email gigi bungsu direndam dalam wadah berisi cuka dengan kadar pH berkisar dari 2,7 sampai 3,95. Setelah direndam selama empat jam terbukti cuka menyebabkan hilangnya 1% hingga 20% mineral gigi.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium dan bukan di mulut, di mana air liur berfungsi sebagai penyangga keasaman. Namun, ada beberapa bukti bahwa cuka dalam jumlah besar dapat menyebabkan erosi gigi.

Dalam studi kasus juga menyimpulkan bahwa kerusakan gigi parah yang dialami seorang gadis berusia 15 tahun disebabkan karena mengonsumsi satu cangkir (237 ml) cuka apel murni setiap hari untuk menurunkan berat badannya.

5. Luka bakar pada tenggorokan

Cuka apel dapat menyebabkan luka bakar pada esofagus (saluran makanan menuju lambung).

Sebuah tinjauan terhadap cairan-cairan berbahaya yang tanpa sengaja tertelan oleh anak-anak menunjukkan bahwa asam asetat yang terkandung dalam cuka adalah asam yang paling sering menyebabkan luka bakar pada tenggorokan.

Peneliti menganjurkan agar cuka dianggap sebagai cairan yang “mudah menyebabkan korosif (kerusakan)” dan harus disimpan dalam wadah yang aman dari jangkauan anak-anak.

Tidak ada laporan kasus luka bakar tenggorokan akibat mengonsumsi cuka apel saja. Namun, satu laporan kasus yang menunjukkan bahwa cuka apel dalam bentuk tablet menyebabkan luka bakar karena tablet tersebut tersangkut di tenggorokan seorang wanita. Wanita tersebut mengatakan bahwa ia mengalami nyeri dan kesulitan menelan selama enam bulan setelah kejadian itu.

6. Luka bakar pada kulit

Karena sifat asamnya yang kuat,jika mengenai kulit dapat menyebabkan luka bakar.

Dalam satu kasus, seorang gadis berusia 14 tahun menderita erosi di hidungnya setelah meneteskan beberapa tetes cuka apel untuk menghilangkan dua tahi lalat di hidungnya, berdasarkan protokol yang ia lihat di internet.

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dengan beberapa masalah kesehatan mengalami luka bakar pada kakinya karena ibunya mengobati infeksi kakinya dengan cuka apel.

7. Interaksi obat

Beberapa obat dapat berinteraksi dengan cuka apel:

* Obat diabetes: Individu yang mengonsumsi insulin atau obat perangsang insulin bersamaan dengan cuka akan mengalami kadar gula atau kalium dalam darah yang sangat rendah.

* Digoxin (Lanoxin): Obat ini menurunkan kadar kalium darah. Mengonsumsinya bersamaan dengan cuka apel akan menurunkan terlalu banyak kadar kalium dalam darah.

* Obat diuretik tertentu: Beberapa obat diuretik menyebabkan tubuh untuk mengeluarkan kalium.

Untuk mencegah kadar kalium dalam darah turun menjadi terlalu rendah, sebaiknya obat ini tidak dikonsumsi bersamaan dengan cuka dalam jumlah besar.

Cara Mengkonsumsi  dengan Aman

(Afrika Studio / Shutterstock)
(Afrika Studio / Shutterstock)

Sebagian besar orang dapat mengonsumsi cuka apel dalam jumlah yang wajar dengan mengikuti pedoman umum:

* Batasi asupan: Mulailah konsumsi dalam jumlah sedikit dan secara bertahap mencapai maksimal 2 sendok makan (30 ml) setiap hari, tergantung pada toleransi pribadi anda.

* Kurangi paparan gigi terhadap asam asetat: Larutkan cuka dalam air dan minum melalui sedotan.

* Kumur-kumur: Kumur-kumur dengan air setelah minum cuka apel. Untuk mencegah kerusakan email lebih lanjut, kumur-kumur minimal 30 menit sebelum menyikat gigi.

* Hindari cuka apel jika Anda menderita gastroparesis: Hindari atau batasi dengan hanya mengonsumsi 1 sendok teh (5 ml) cuka apel  yang dilarutkan dalam air atau salad dressing.

* Waspada terjadi alergi: Alergi cuka apel adalah jarang terjadi. Jika terjadi reaksi alergi, segera berhenti mengonsumsinya.

Supaya tetap aman menggunakannya dan mencegah terjadinya efek samping, maka Anda harus memantau jumlah yang Anda konsumsi.(Epochtimes/Vivi/Yant)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular